UMUM – 2014/01/02 13:19

0

MUHAMMADSLAMET1 UMUM – 2014/01/02 13:19 ASSALAMU ^ALAIKUM WARAHMATULLAHI
WABARAKATUHU
Semoga Habib selalu dalam lindungan-Nya, aamiin
ana dari madura, belum sempat ana bertemu dg Habibana Munzir
Bin Fuad Almusawa, tp Beliau sudah meninggalkan kami, semoga
kelak kita bisa bertemu dg beliau disurga beserta Rasulullah
saw, aamiin
Bib, mohon do^anya semoga ana segera bisa menikah dg wanita
yg hamba cintai, dan diberi kemudahan dlm dgala sesuatunya,
hngga kami n=bisa membina rumah tangga yg sakinah dan bisa
menjadi kebanggaan Rasulullah saw, aamiin
mau tanya Bib, bagaimana pendapat Habib tentang kitab
karangan Imam Alghazali, yg banyak dikritik karna
mengeluarkan hadits palsu?
mohon Habib berkenan menganggap hamba sbg murid habib,
syukran
wassasalu ^alaikum wrwb,
salam kenal yaa HAbibi, Slamet pamekasan Madura

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

ahmadnoveljindan Re:UMUM – 2014/01/06 09:10 Waalaikum Salam Warahmatullah Wa
Baraktuh,
Amin ya Rabbal Alamiin dan semoga antum dan teman-teman di
Madura selalu diberikan Taufiq Hidayah oleh Allah SWT dan
selalu menjadi kebanggan untuk Rasulullah SAW.
Walau antum tidak jumpa dengan habibana Mundzir, namun Insya
Allah hubungan cinta tetap terjalin erat dan Insya Allah
tidak akan pernah terputus baik di dunia maupun di akhirat.
Sebab seseorang akan selalu bersama yang di cintainya di
dunia dan di akhirat.
Mudah-mudahan Allah mengabulkan harapan antum dan memberikan
kemudahan sehingga dapat menikah dengan wanita yang antum
cintai hingga dapat membagun rumah tangga Sakinah dan
Mawaddah dan menjadi rumah tangga yang dibanggakan oleh
Rasulullah SAW dan lahir darinya anak keturunan yang
bertaqwa kepada Allah.

Mengenai Al-Imam Al-Ghozali. Kitab-kitab beliau khususnya
kitab Ihya Ulumuddin adalah salah satu kitab yang terbaik
yang pernah di karang oleh ulama Islam di muka bumi ini.
Sehingga banyak ulama yang menjadikannya sebagai pondasi
utama mereka dalam menempuh jalan untuk mencapai keridhoan
Allah. Bahkan banyak dari mereka yang menulis kitab tentang
keutamaanya dan kemulian kitab Ihya Ulumuddin. Pada masa
sebelum ada mesin cetak, saat ketika kitab-kitab masih
ditulis dengan tangan, Al-Imam Al-Qutb Sultonul Mala^
As-Syeikh Abdullah bin Abi Bakar Al-Idrus mengatakan; Aku
menjamin syurga bagi siapapun yang menulis kitab Ihya
Ulumuddin dengan tangannya dan membaginya menjadi 40 jilid.
Maka di zaman beliau tersebar kitab Ihya Ulumuddin di
berbagai penjuru.
Dan banyak ulama mengatakan bahwa perbedaan antara Ulama
yang bertaqwa dengan Ulama dunia yang sesat adalah hubungan
erat mereka dengan kitab-kitab Al-Imam Al-Ghozali. Ulama
yang mencintai kitab Al-Imam Ghozali adalah ulama yang
bertaqwa kepada Allah sedangkan yang membencinya adalah para
pecinta dunia yang hina. Sebab Al-Ghozali dalam
kitab-kitabnya banyak mempermalukan dunia dan para
pecintanya serta para ulama yang tenggelam dalam kecintaan
kepada dunia.

Al-Imam Zainuddin Al-Iraqi menulis takhrij tentang
hadits-hadits yang terdapat dalam Ihya Ulumuddin. Banyak
dari hadits hadits tersebut yang bersambung sanadnya.
Diantara hadits hadits tsb ada yang shohih, hasan, maupun
dhoif. Juda ada hadits-hadits dimana Al-Imam Zainuddin
Al-Iraqi tidak mengetahuinya sehingga beliau menyatakan
dengan pernyataan yang penuh adab dan penghormatan:
لم أجد له أصل
Artinya: saya belum mendapatkan asal usulnya.
Ketidaktahuan Al-Imam Zainuddin Al-Iraqi tentang asal usul
hadits tersebut tidaklah lantas membuat hadits tersebut
menjadi palsu. Beliau mungkin belum mengetahuinya, namun
ulama-ulama lain mengetahuinya. Datang beberapa masa setelah
Al-Imam Zainuddin Al-Iraqi seorang ulama besar di kota
Zabid, Yaman yaitu Al-Imam Al-Muhaddits Al-Hujjah Muhammad
bin Muhammad bin Murtadho Az-Zabidi dengan kitab yang beliau
karang kurang lebih sepuluh jilid yang merupakan syarah atau
penjelasan tentang materi dan isi dari kitab Ihya Ulumuddin.
Dalam kitab tersebut Al-Imam Al-Muhaddits Al-Hujjah Muhammad
bin Muhammad bin Murtadho Az-Zabidi banyak menyebutkan asal
usul hadits-hadits pada Ihya Ulumuddin yang tidak di ketahui
oleh Al-Imam Zainuddin Al-Iraqi. Az-Zabidi sendiri
menyatakan bahwa Al-Iraqi pernah menyatakan tentang hadits
ini bahwa beliau tidak mengetahui dan mendapati asal usulnya
namun saya telah mendapati sumber dan asal usulnya.

Kami juga mendengar dari guru kami Al-Habib Umar bin
Muhammad bin Salim bin Hafidz bahwa semua bahasan dan kajian
yang disampaikan oleh Al-Imam Ghozali dalam Ihya Ulumuddin
tidak ada satupun yang didasari atas hadits dhoif apalagi
yang palsu. Semua bahasan dan kajiannya berdasarkan Al-Qur
an dan Hadits Shahih. Setelah itu Al-Imam Ghozali
menyertakan beberapa hadits lain sebagai pendukung. Beberapa
diantaranya ada hadits yang lemah. Namun itu hanya sebatas
pandukung saja. Sekali lagi, tidak ada satu kajianpun dalam
Ihya Ulumuddin melainkan ada sumbernya pada Al-Qur an yang
Mulia dan Hadits nabi Muhammad SAW yang valid dan shahih.

Saya juga pernah membaca kitab yang bagus sekali tentang
Al-Imam Ghozali, berisi sanggahan terhadap kritikan beberapa
ulama atas hadits-hadits yang ada dalam Ihya Ulumuddin.
Didalamnya disampaikan dengan sangat baik, gamblang dan
memuaskan jawaban atas kritikan tersebut. Kitab yang saya
maksud adalah kitab yang di tulis oleh Al-Imam Al-Allamah
Asy-Syahid As-Syeikh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi dengan
judul “SYAKHSHIYYAT ISTAWQOFATNII”

Demikian yang dapat saya jawab mudah-mudahan bermanfaat
Wassalam

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=28523