Transisi dari SysAdmin ke DevOps Engineer adalah salah satu jalur karir yang cukup alami dan populer. DevOps menggabungkan pengembangan (Dev) dan operasional (Ops) untuk mempercepat proses pengembangan dan penyebaran software. Langkah-langkah berikut ini dirancang untuk membantu Anda membangun Learning Path yang efektif menuju menjadi DevOps Engineer.
Pra-Persiapan: Menentukan Kebutuhan Dasar
Keahlian Dasar
- Scripting Skills: Bash, Python atau Ruby.
- Source Control: Git adalah alat standar di hampir semua tim DevOps.
- Continuous Integration/Continuous Deployment (CI/CD): Pengalaman dengan Jenkins, GitLab CI, atau alat serupa.
Sertifikasi Bergengsi
- AWS Certified DevOps Engineer
- Microsoft Certified: Azure DevOps Engineer Expert
- Docker Certified Associate
txtCopy code
# cat devops_engineer_requirements.txt - Scripting Skills (Bash, Python, Ruby) - Source Control (Git) - CI/CD Experience (Jenkins, GitLab CI) # EOF
Learning Path untuk Menjadi DevOps Engineer
Fase 1: Penguasaan Dasar
- Linux/Unix Administration: Karena Anda adalah SysAdmin, ini mungkin sudah dikuasai.
- Source Control: Belajar menggunakan Git untuk manajemen kode.
Fase 2: Automasi dan Scripting
- Automasi Server: Penggunaan alat seperti Ansible, Puppet atau Chef.
- Scripting: Perl, Python, atau Ruby untuk tugas automasi.
Fase 3: CI/CD dan Testing
- Continuous Integration: Jenkins atau Travis CI.
- Continuous Deployment: Automasi deploy dengan alat seperti Docker.
Fase 4: Infrastruktur sebagai Kode
- Cloud Services: AWS, Azure, atau Google Cloud.
- IaC: Belajar Terraform atau AWS CloudFormation.
Fase 5: Monitoring dan Log
- Monitoring: Memahami Grafana, Prometheus.
- Log Management: Elasticsearch, Logstash, Kibana (ELK stack) atau serupa.
Fase 6: Sertifikasi dan Soft Skills
- Sertifikasi: Persiapkan dan ambil salah satu sertifikasi bergengsi di atas.
- Soft Skills: Melatih komunikasi dan keterampilan tim.
Dengan menyelesaikan tahapan ini, Anda akan mempersiapkan diri dengan baik untuk karir sebagai DevOps Engineer.