The Amazing Child –

0

ventura1982 The Amazing Child – 2007/05/07 20:02 The Amazing Child

(Distributed by Echost Personal Email)

Doktor Sayid Muhammad Husein Thabathaba^i

Anak termuda yang hafal seluruh Al Quran, penerjemah Al Quran
termuda dan pelajar Hauzah Ilmiah Qom yang paling belia.

Anak pertama yang mampu menyampaikan semua keinginan dan
percakapannya sehari-hari dengan menggunakan ayat-ayat suci Al
Quran.

Anak pertama yang berhasil menghafal seluruh Al Quran dengan
metode isyarat.

Anak pertama yang bisa dengan mudah menghubungkan satu ayat
dengan lainnya dan menafsirkan ayat Al Quran dengan cara itu.

Anak pertama yang dapat menjawab semua pertanyaan dengan
menggunakan ayat-ayat suci Al Quran.

Anak pertama dari negeri Iran yang berhasil memperoleh titel
Doktor kehormatan dari salah satu universitas Inggris di usianya
yang ketujuh

VCD ini menjadi bukti bagi mereka yang ragu akan keagungan para
penghafal Al Qur^an .

Suasana dalam ruangan itu mendadak hening …para syaikh, hafidz,
mufassir & jamaah lainnya menahan pembicaraan.

Perhatian mereka tertuju pada sosok bocah yang sedang duduk
bersila dengan tenang …dihadapan mereka .

Tatapan matanya yang bulat & jernih menyapu ratusan hadirin yg
berjubel ….wajahnya yg polos tampak berseri…memancarkan
kharisma yg kuat ….senyumnya tipis membuat gemas siapapun yg
memandang .

Ya bocah itu bukan bocah biasa…sejak beberapa bulan terakhir
…ia menjadi buah bibir kaum muslimin Iran .

Dalam usianya yg masih balita ( 5 thn ) ia sudah hafal Al Quran
beserta maknanya .

Bahkan dalam kesehariannya ia berbicara dengan bahasa Al Quran.

Namanya Muhammad Husein bin Thoba Thoba^i .

Di depan namanya ada kata Sayyid….itu artinya ia termasuk salah
satu

Zurriyat Rasululloh ….orang2 menjuluki The Amazing Child …Si
Bocah Ajaib .

Duduk di sampingnya adalah sang Ayah …Sayyid Thoba Thoba^i
…sedang berbicara …

Seperti saudara2 ketahui…anak saya telah hafal Al Quran di usia
balita lengkap dgn terjemahannya.

Kami mengajarkan Al Quran sejak ia berumur 2 tahun 4 bulan
…sebagian kami sendiri yang mengajarkannya …dan sebagian yang
lain …..dia menguasai sendiri …..misalnya berbicara dgn
bahasa Al Quran ….Alhamdulillah dia bisa dgn sendirinya .

Ia selalu berbicara dgn bahasa Al Quran baik di dalam rumah
maupun di luar rumah .

Jika dibacakan sebuah kalimat dari Al Quran …ia mampu
menjelaskan bahwa kalimat itu ada dalam surah ini …ayat sekian
…juz sekian & berada di halaman sekian .

Ia juga hafal tulisan yang berada diawal halaman & 5 halaman
berikutnya .

Bahkan ia hafal kalimat atau ayat2 yg serupa secara lafadz &
maknanya …

( Allohu Akbar !….echost )

Sekarang ….saudara dapat bertanya langsung kepadanya tentang
suatu ayat …

dan tanyakan itu surah apa ….ayat berapa & di juz berapa
…….

Atau bacakan kepadanya suatu terjemahan ayat ….lalu minta
kepadanya untuk menyebutkan ayatnya atau menanyakan suatu tema
dalam Al Quran …..

Insya Alloh …ia dapat menjelaskannya .

Seorang jama^ah langsung mengangkat tangannya …tanpa
dipersilahkan lebih lanjut ia bertanya dengan membaca sebuah ayat
….lantas sang ayah membacakan kembali ayat tsb kepada Husein
…..

“Wa atainahul hukma shabiyya …ayat ini di surat apa ? ” tanya
sang ayah …

dengan spontan Husein menjawab :

” Surah Maryam ”

” Juz berapa ? ”

” Juz ke 16 ”

” Terletak dihalaman berapa dalam surah Maryam ? ”

” Dihalaman pertama ”

” Apa arti ayat tsb ? ”

” Dan kami telah anugerahkan hukum kepadanya ketika masih dalam
gendongan ”

” Ahsantum ! ….Bagus ! ” kata sang ayah …..” Sekarang bacalah
beberapa ayat setelahnya ” perintah sang ayah .

Maka si bocah meneruskannya hingga 3 surah selanjutnya
……..untaian firman Alloh itu mengalir lancar dari
bibirnya.suaranya jernih …lafadznya fasih …hadirin menahan
nafasnya .

Sang ayah kembali bertanya : ” Dalam Al Quran terdapat ayat yg
menyebutkan bahwa Nabi Isa yg masih bayi berdialog dengan umat
seperti orang dewasa …Nah ayat ini ada di surah apa ? ”

” Di surah Ali Imron Juz ke 3 ”

” Sebutkan ayatnya ” kata sang ayah

Sayyid Husein membacanya dgn lancar …dilanjutkan dgn artinya .

Lalu Sayyid Thoba Thoba^I kembali memuji putranya :

” Bagus , semoga Alloh memberkatimu ”

Sementara itu seorang guru membacakan surah Al Qur^an yang
kemudian dibacakan kembali oleh sang ayah .

” Wakhfidh lahuma janahadz dzulli ….ayat itu ada di surah apa ?
” tanya sang ayah .

Tanpa berfikir panjang Sayyid Husein menjawab : ” Al Isro ”

” Juz berapa ? ”

” Ke 15 ”

” Dihalaman berapa ? ”

” Ke 3 ”

” Sekarang ucapkan artinya ”

” Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dgn penuh
kesayangan

dan ucapkanlah : Wahai Tuhanku kasihilah mereka keduanya
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil ” (
Al Isro : 24 )

” Lanjutkan ayat2 berikutnya ” pinta sang ayah lagi .

Lagi2 dgn suaranya yang jernih , ia membacakan surah Al Isro
hingga 2 ayat berikutnya .

Hadirin mulai tidak tenang …mereka terus menerus mengucapkan
lafadz takjub

” Masya Allooooh ” .

Pertanyaan tak berhenti sampai disitu …hadirin semakin
penasaran …seseorang yg tampaknya sengaja datang dari jauh
…sengaja datang hanya untuk melihat keajaiban itu .

Ia bertanya berdasarkan ayat Al Qur^an yg ia buka secara acak .

” Wahai sayyid , surah apakah yg saya bacakan ini ….

Tsumma qila lahum aina ma kuntum tusyrikun ? ”

” Az Zumar ” kata sayyid Husein sambil tersenyum

” Juz berapa ? ”

” Ke 24 ”

” Di halaman berapa dalam Az Zumar ? ”

” 8 ”

” Apa arti kata Zumaro ? ”

” Berbondong – Bondong ”

” Bacalah kembali ayat tadi & lanjutkan dgn ayat berikutnya ”

Dengan lancar Sayyid Husein membaca ayat tsb ….dan semua orang
terpana.

Sosok bocah ini seakan bersinar …menerangi hati kaum muslimin
yg hadir ….

ia memancarkan kharisma & kewibawaan …yang membuat orang lain
mencintai dia .

Diantara hadirin …ada yg menitikkan air mata krn haru ….ada
pula yg sibuk membolak balik Al Quran untuk mencocokkan apa yg
diucapkan si bocah .

Kembali seorang jama^ah yg ahli computer bertanya :

” Di dalam Al Qur^an terdapat angka 3, 4, 5 & 6 …nah surat apa
& ayat berapa itu ? ”

Seperti komputer canggih …tanpa berfikir lagi Sayyid Husein
menjawab yg artinya :

” Nanti ( ada orang yg akan ) mengatakan ( jumlah mereka ) adalah
3 orang , yang ke 4 adalah anjingnya & mengatakan ( jumlah mereka
) adalah 5 orang , yang ke 6 adalah anjingnya . ( Al Kahfi : 22 )
.

Mendengar jawaban Sayyid Husein ….hadirin serentak melafadzkan
:

Masya Alloh …Lahawla wala kuwata illa billah ..

Betapa tidak , seorang pakar komputer sekalipun perlu beberapa
waktu untuk menemukan ayat tsb ..paling tidak beberapa menit
…tapi Sayyid Husein dapat langsung menjawabnya .

Jama^ah yg tadi seakan tidak puas …Ia kembali bertanya :

” Apakah ada ayat lain yg menyebutkan angka selain 3, 4, 5, 6 ? ”

Setelah beberapa detik …Sayyid Husein menjawab :

” Dengan 5000 malaikat yg memakai tanda , itu surah Ali Imron
ayat 125 ”

” Adakah angka yg lebih dari itu ? seperti 100.000 bahkan
diatasnya ? ”

” Dan kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih , itu
surah As Shoffat : 147 ”

Masya Alloh …..teriak jamaah berbarengan .

Di sela-sela dialog tsb …Sayyid Thoba Thoba^I bercerita
bagaimana Al Qur^an sangat mewarnai tingkah polah putranya tsb .

Seseorang pernah bercerita kepada kami bahwa dirinya memohon doa
darinya & dijawabnya dgn membaca ayat :

Saufa Astagfiru Lakum Robbi …

kemudian orang itu menyinggung masalah taufiq dan dijawabnya :

Wa ma taufiqi illa billah …alaihi tawakaltu wa ilaihi unibu …

Kemudian beberapa minggu lalu ..Al Haj Ali …seorang hafidz …

datang bertamu ke rumah kami untuk bertemu & menguji kemampuannya
.

Diakhir pertemuan itu ..beliau mengajaknya untuk menghadiri
sebuah acara , beliau bertanya :

” Apakah kamu mau menghadirinya ? ” ia menjawab :

” Kalau ayahku mengizinkan …aku akan datang ….”

Ulama itu kembali berkata : ” Aku akan membelikan kamu baju bagus
supaya kamu kenakan, apakah kamu senang dengannya ? ”

Anak saya menjawab :

” Walibasut Taqwa Dzalika Khair ( Pakaian Taqwa adalah yg Terbaik
) …

mendengar ayahnya menceritakan hal ini …Sayyid Husein tersipu
malu .

Sayyid Thoba Thoba^i kemudian menceritakan pula bagaimana ia
mendidik Sayyid Husein .

Dengan merendah ia berkata : ” Sebenarnya saya sebagai seorang
ayah tidak pantas berpesan sebagaimana yg anda inginkan .

Tetapi disini saya atas nama seorang pengajar Al Quran akan
berpesan kepada para bapak & ibu …bagaimana saya mengajarkan Al
Quran kepadanya .

Yaitu pada awalnya para bapak ibu sendiri ….harus memiliki
perhatian khusus terhadap Al Quran .

Di rumah harus sering membaca Al Quran …kalau tidak …jangan
harap anak2 menjadi seorang penghafal Al Qur^an ..menjadi Qori
yang mampu memahami makna Al Qur^an .

Saya di rumah membiasakan berbicara menggunakan bahasa Al Qur^an
dgn Husein , demikian juga ibunya ( yg setiap hari harus membaca
Al Qur^an ) ….

apalagi sbg hafidz …setiap hari kami harus membaca 2 Juz kurang
lebih .

Selaras dgn keahliannya di dunia, dia berada dalam lingkungan
rumah yg Qur^ani… berdialogpun dgn Al Qur^an & pada akhirnya
dia akan mengikuti lingkungannya …..

maka pelajarilah Al Qur^an .

Di bagian akhir dialog , jama^ah meminta Sayyid Husein untuk
memberikan sedikit nasihat .

Sambil tersenyum dia berkata : ” Dan perintahkanlah kepada
keluargamu ( untuk ) mendirikan Sholat ” Surah Thoha : 132
…Subhanalloh ….!

Demikian tayangan sekitar 20 mnt VCD berjudul ” The Amazing Child
” produksi thn 2007 .

Siapapun yg menyaksikan ini, tentu hatinya akan tergugah &
menjadikannya sebagai tauladan dalam kehidupan sehari2 .

Wassalam

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

nonlady CERMIN – 2007/05/15 03:11 [color=#FF0000]Devoted Christian to
Devoted Muslim [/color]
Written by tami
Kamis, 03 Mei 2007
Aku tumbuh dalam keluarga Kristen yang taat. Pada saat itu,
orang-orang Amerika lebih taat dari pada mereka yang sekarang
-sebagai contoh, kebanyakan keluarga pada saat itu pergi ke gereja
tiap Minggu. Orang tuaku aktif dalam komunitas gereja. Kami sering
mengundang pendeta ke rumah. Ibuku mengajar di sekolah Minggu, dan
aku membantunya. Aku mungkin terlihat lebih taat daripada
anak-anak lainnya. Pada salah satu ulang tahun, bibiku
memberikanku sebuah Bible dan memberikan saudariku sebuah boneka.
Pada saat yang lain, aku minta buku doa kepada orang tuaku, dan
aku membacanya setiap hari selama bertahun-tahun.
Ketika aku di middle school (setara SMP -pent), aku menghadiri
program studi Bible selama dua tahun. Ketika itu, aku telah
membaca sebagian dari Bible, tetapi tidak terlalu mengerti dengan
baik. Saat itu adalah kesempatanku untuk belajar.

Kami mempelajari banyak ayat-ayat di Kitab perjanjian lama & baru
yang menurutku tidak dapat dijelaskan dan ganjil. Sebagai contoh,
Bible mengajarkan ide “Original Sin”, yang berarti manusia semua
lahir dalam keadaan berdosa. Aku mempunyai adik bayi, dan aku tahu
bahwa bayi-bayi itu tidak berdosa.

Bible memiliki cerita-cerita tentang Nabi Abraham (Ibrahim -pent)
dan David (Dawud -pent) yang sangat aneh. Aku tidak dapat mengerti
bagaimana Nabi-nabi dapat bertindak sebagaimana Bible ceritakan.

Ada sangat banyak hal lain yang membingunganku tentang Bible,
tetapi aku tidak bertanya. Aku takut untuk bertanya -aku mau
dikenal sebagai “anak baik”. Alhamdulillah, ada seorang anak
laki-laki yang bertanya, dan terus bertanya.

Masalah paling kritis adalah tentang ide Trinitas. Aku tidak dapat
mengerti. Bagaimana bisa Tuhan memiliki tiga bagian, yang salah
satunya manusia? Karena aku pernah mempelajari mitos Yunani dan
Roma di sekolah, aku berpikir bahwa ide Trinitas dan orang suci
yang sakti sangat similar dengan ide Yunani dan Roma yang memiliki
banyak -yang mereka sebut- dewa yang bertanggung jawab atas
aspek-aspek berbeda dalam hidup. (Astaghfirullah!)

Anak laki-laki tadi bertanya banyak pertanyaan tentang Trinitas,
menerima banyak jawaban, namun tidak pernah puas. Begitu pula aku.
Pada akhirnya, guru kami, seorang Profesor Theology dari
Universitas Michigan, menyuruhnya berdoa untuk diberikan keimanan
(akan Trinitas -pent).

Aku pun berdoa.

Ketika aku di high school (setara SMU -pent), diam-diam aku
berkeinginan menjadi biarawati. Aku tertarik kepada pola ibadah
beberapa kali perhari, kepada hidup yang seluruhnya terabdikan
kepada Tuhan, dan kepada cara berpakaian yang menunjukkan gaya
hidup agamaku.

Namun, hambatan untuk keinginan ini adalah bahwa aku bukan
Katolik. Aku tinggal di kota di mana orang-orang Katolik adalah
kaum minoritas, tidak popular dan berbeda!

Di kampus, aku terus berpikir dan berdoa. Mahasiswa-mahasiswa
sering bicara tentang agama, dan aku mendengar banyak ide-ide
berbeda. Seperti layaknya Yusuf Islam, aku belajar -yang mereka
sebut- agama dari Timur: Buddha, Confucianism (Kong Hu Cu), dan
Hindu. Tidak membantu.

Aku bertemu seorang muslim dari Libya, yang memberitahuku sedikit
tentang Islam dan Kitab Suci Al Qur^an. Dia berkata padaku bahwa
Islam adalah agama modern, paling up-to-date yang telah
diturunkan. Karena dalam pikiranku saat itu Afrika dan Timur
Tengah adalah tempat yang terbelakang, aku tidak dapat melihat
Islam sebagai agama yang modern.

Keluargaku membawa muslim Libya ini ke sebuah misa Natal. Misa
tersebut sangat indah, tetapi di akhir acara, dia bertanya, “Siapa
yang telah membuat prosedur-prosedur ini? Siapa yang mengajarkanmu
kapan harus berdiri, menunduk, dan berlutut? Siapa yang
mengajarkanmu cara berdoa?”

Aku menceritakan kepadanya tentang awal sejarah gereja, namun
pertanyaannya membuatku marah di awal, dan kemudian membuatku
berpikir.

Apakah orang-orang yang telah membentuk misa benar-benar
berkualifikasi untuk melakukannya? Bagaimana mereka tahu ibadah
itu harus seperti apa? Apakah mereka memiliki instruksi dari
Tuhan?

Aku sadar kalau aku tidak percaya kepada banyak ajaran-ajaran
Kristen, tetapi terus menghadiri gereja. Ketika jemaat membaca
ayat-ayat yang aku percaya sebagai hinaan kepada Tuhan, seperti
Nicene Creed, aku diam -Aku tidak membacanya. Aku merasa seperti
alien di gereja, seperti orang asing.

Sebuah sensasi! Seseorang yang sangat dekat denganku, karena
memiliki masalah rumah tangga ia mendatangi gereja untuk mencari
jalan keluar. Mengambil kesempatan dari kesedihannya, ia dibawa ke
sebuah motel lalu diperkosa.

Hingga saat itu, aku belum pernah berpikir secara mendalam peran
dari seorang pendeta dalam kehidupan seorang Kristen. Sejak saat
itu aku harus. Kebanyakan pemeluk Kristen percaya bahwa
pengampunan datang melalui layanan “Komunitas Suci”, dan layanan
tersebut harus dilaksanakan oleh rahib atau pendeta terpilih.
Tanpa pendeta, tidak ada pengampunan.

Aku pergi ke gereja lagi, lalu duduk dan melihat pendeta-pendeta
di depan. Mereka tidak lebih baik daripada jemaat-beberapa di
antara mereka bahkan lebih buruk. Bagaimana mungkin perantaraan
seseorang, yang manusia biasa, diperlukan untuk berhubungan
dengaan Tuhan? Kenapa aku tidak bisa berhubungan dengan Tuhan
secara langsung, dan menerima pengampunanNya tanpa perantara?

Tidak berapa lama kemudian, aku menemukan terjemah Qur^an di
sebuah toko buku, membelinya dan mulai membacanya. Aku membacanya
selama delapan tahun. Dalam masa itu pula aku meneliti agama-agama
lain.

Semakin dewasa aku semakin menyadari dan takut akan dosa-dosaku.
Bagaimana aku tahu bahwa Tuhan akan memaafkanku? Aku sudah tidak
percaya lagi jalan Kristen untuk memperoleh pengampunan akan
berhasil. Dosa-dosaku terasa sangat berat, dan aku tidak tahu
bagaimana cara terlepas dari beban tersebut. Aku mencari
pengampunan.

Aku baca di dalam Qur^an,

“..Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya
dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata:
^Sesungguhnya kami ini orang Nasrani^. Yang demikian itu
disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani)
terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena
sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul
(Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan
kebenaran (Al Qur^an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab
mereka sendiri). seraya berkata: ^Ya Tuhan kami, kami telah
beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi
(atas kebenaran Al Qur^an dan kenabian Muhammad Shallallaahu
^alaihi wa Sallam.) Mengapa kami tidak akan beriman kepada Allah
dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat
ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan
orang-orang yang saleh ?”

(Al Maaidah: 82-84)

Aku mulai berharap bahwa Islam punya jawabannya. Bagaimana supaya
aku bisa tahu dengan yakin?

Aku melihat muslim-muslim beribadah di berita TV, dan aku tahu
mereka memiliki cara khusus untuk itu. Aku menemukan sebuah buku
(ditulis oleh non-muslim) yang menjabarkannya, lalu aku mencoba
melakukannya sendiri.. (saat itu aku tidak tahu Thaharah -bersuci,
pent- dan tidak sholat dengan benar). Begitulah aku sholat,
sembunyi-sembunyi dan sendiri, selama beberapa tahun.

Pada akhirnya, delapan tahun setelah aku membeli Qur^anku yang
pertama, aku baca:
“..Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu ni^mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu..” (Al Maaidah: 3)

Aku menangis bahagia, karena aku tahu bahwa, sejak dahulu kala,
sebelum Bumi diciptakan, Allah telah menulis Qur^an ini untukku.
Allah telah tahu bahwa Anne Collins, di Cheektogawa, NY, USA, akan
membaca ayat Qur^an ini pada bulan May tahun 1986, dan akan
terselamatkan.

Saat itu aku tahu bahwa banyak hal yang harus aku pelajari,
misalnya bagaimana cara sholat dengan benar, yang mana Qur^an
tidak menjelaskannya dengan detail. Masalahnya adalah aku tidak
kenal dengan seorang muslim pun.

Muslim lebih banyak terlihat di US sekarang dibanding saat itu.
Aku tidak tahu di mana bisa bertemu mereka. Aku menemukan nomor
telepon Islamic Society dan menghubunginya, namun ketika seseorang
mengangkatnya, aku panik dan menutup teleponku. Apa yang harus
kukatakan? Bagaimana mereka akan menjawabku? apa mereka akan
curiga? Bagaimana mereka mau menerimaku, sementara mereka saling
telah memiliki satu sama lain dan telah memiliki Islam?

Dalam beberapa bulan selanjutnya, aku mencoba menelepon masjid
beberapa kali, dan setiap kalinya aku menjadi panik dan menutup
teleponku.

Pada akhirnya, aku melakukan tindakan pengecut: Aku menulis surat
untuk meminta diberikan informasi. Seorang pria muslim yang baik
dan sabar menelponku, dan mulai mengirimiku pamflet tentang Islam.
Aku katakan padanya bahwa aku ingin menjadi seorang Muslim, tetapi
ia berkata padaku, “Tunggu sampai kamu yakin”. Aku merasa sedih
ketika ia menyuruhku untuk menunggu, tetapi aku tahu dia benar
bahwa aku harus yakin, karena sekali aku telah menerima Islam,
semuanya tidak akan sama lagi.

Aku menjadi terobsesi dengan Islam. Aku memikirkannya siang dan
malam. Aku menyetir mobilku ke masjid (pada saat itu, di dalam
sebuah rumah tua) dan berputar berkali-kali, berharap melihat
seorang muslim, dan bertanya-tanya dalam diriku sendiri seperti
apa di dalam masjid itu.

Pada akhirnya, suatu hari di awal November 1986, ketika aku sibuk
di dapur, tiba-tiba aku sadar bahwa aku adalah seorang muslim.
Masih bertindak pengecut, aku mengirim surat ke masjid. Isinya, “I
believe in Allah, the One True God, I believe that Muhammad was
his Messenger, and I want to be counted among the witnesses (Aku
percaya kepada Allah, Tuhan Yang Satu dan Benar, aku percaya bahwa
Muhammad adalah utusanNya, dan aku ingin dimasukkan ke dalam
orang-orang yang menjadi saksi)”

Keesokkan harinya, pria muslim itu meneleponku lalu aku
mengucapkan syahadahku di telepon kepadanya. Ia mengatakan bahwa
saat itu Allah telah mengampuni semua dosaku, dan bahwa aku suci
seperti bayi yang baru lahir.

Aku merasa beban dosa jatuh dari bahuku, dan aku menangis bahagia.
Aku tidur sedikit malam itu, dan mengulang-ulang nama Allah.
Ampunan telah diberikan. Alhamdulillah.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

nonlady kisah teladan – 2007/05/16 01:15 Kecemburuan Istri Rasulullah
Senin, 14 Mei 2007
Cemburu merupakan tanda adanya cinta, mustahil orang yang mengakui
mencintai kekasihnya (suaminya/istrinya) tidak memiliki rasa
cemburu. Cemburu merupakan tanda kesempurnaan cinta, akan tetapi
cemburu bisa tercela apabila terlalu berlebihan dan melampui
batas. Aisyah radhiyallahu anha adalah seorang wanita pencemburu
hal ini terjadi karena begitu besar rasa cintanya kepada
kekasihnya yaitu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.Nah,
marilah kita simak kisah beliau

Dari Aisyah, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam keluar
dari rumahnya pada suatu malam.Aisyah menuturkan, “Maka akupun
menjadi cemburu kepada beliau sekiranya beliau mendatangi istri
yang lain. Kemudian beliau kembali lagi dan melihat apa yang
terjadi pada diriku.

“apakah engkau sedang cemburu?” tanya beliau.

“Apakah orang semacam aku ini tidak layak cemburu terhadap orang
seperti engkau ?”

“Rupanya syetan telah datang kepadamu”, sabda beliau

“Apakah ada syetan besertaku?^ tanyaku

“Tak seorangpun melainkan bersamanya ada syetan” jawab beliau.

“Besertamu pula?” tanyaku.

“Ya, hanya saja Allah menolongku untuk mengalahkannya sehingga aku
selamat”, jawab beliau. (ditakrij Muslim dan Nasa^i)

Dari Aisyah, dia berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang
pandai masak seperti halnya Shafiyah. Suatu hari dia membuatkan
makanan bagi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, yang ketika
itu beliau di rumahku.Seketika itu badanku gemetar karena rasa
cemburu yang menggelegak. Lalu aku memecahkan bejana Shafiyah.
Akupun menjadi menyesal sendiri. Aku berkata,”Wahai Rasulullah,
apa tebusan atas apa yang aku lakukan ini?” Beliau menjawab,
“bejana harus diganti dengan bejana yang sama, makanan harus
diganti dengan makanan yang sama” (ditakrij Abu Daud dan
An-Nasa^i)

Sedangkan dalam riwayat lain dari Anas bin Malikk radhiyallahu
anhu, dia menceritakann, Nabi shalallahu alaihi wassalam pernah
berada disisi salah seorang istrinya. Kemudian seorang dari ummul
mukminin mengirimkan satu mangkuk makanan. Lalu istri Nabi yang
berada dirumahnya memukul tangan Rasulullah sehingga mangkuk itu
jatuh dan pecah. Maka Nabi pun mengambil dan mengumpulkan makanan
di dalamnya. Beliau berkata:”Ibumu cemburu, makanlah.” Maka
merekapun segera memakannya. Sehingga beliau memberikan mangkuk
yang masih utuh dari istri dimana beliau berada, dan meninggalkan
mangkuk yang telah pecah tersebut di rumah istri yang
memecahkannya.(HR.Bukhari, Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah)

Hadits senada diatas dengan beberapa tambahan, yaitu di dalam
Ash-Shahih, dari hadits Humaid dari Anas Radhiyallahu anhu, dia
berkata,” Ada diantara istri Nabi shalallahu alaihi wassalam yang
menghadiahkan semangkuk roti dicampur kuah kepada beliau, selagi
beliau berada di rumah istri beliau yang lain (Aisyah). Aisyah
menepis tangan pembantu yang membawa mangkuk, sehingga mangkuk itu
pun jatuh dan pecah. Nabi Shalallahu alaihi wassalam langsung
memunguti roti itu dan meletakkan kembali diatas mangkuk, seraya
berkata, “makanlah. Ibu kalian sedang cemburu.” setelah itu beliau
menunggu mangkuk pengganti dan memberikan mangkuk yang pecah itu
kepada Aisyah”.(diriwayatkan oleh Bukhari, Tirmidzi, Ahmad, Abu
Daud dan Nasa^i)

Begitupula kecemburuan Aisyah terhadap Shafiyah. Tatkala
Rasulullah tiba di Madinah bersama Shafiyah yang telah
dinikahinya, dan beliau berbulan madu bersamanya ditengah jalan,
maka Aisyah berkata,”Aku menyamar lalu keluar untukmelihat. Namun
beliau mengenaliku. Beliau hendak menghampiriku, namun aku
berbalik dan mempercepat langkah kaki. Namun beliau dapat menyusul
lalu merengkuhku, seraya bertanya,”Bagaimana pendapatmu tentang
dia?” Aku menjawab, “Dia adalah wanita Yahudi di tengah para
wanita yang menjadi tawanan” (ditakrij Ibnu Majah).

Aisyah Radhiyallahu anha pernah berkata, “Aku tidak pernah cemburu
terhadap wanita seperti kecemburuanku terhadap Khadijah, karena
Nabi Shalallahu alaihi wassalam seringkali menyebut namanya. Suatu
hari beliau juga menyebut namanya, lalu aku berkata, “Apa yang
engkau lakukan terhadap wanita tua yang merah kedua sudut
mulutnya? Padahal Allah telah memberikan ganti yang lebih baik
darinya kepadamu”. Beliau bersabda, “Demi Allah, Allah tidak
memberikan ganti yang lebih baik darinya kepadaku” (Diriwayatkan
Bukhari)

Aduhai, kecemburuan yang sangat mendalam hanya karena kekasihnya
menyebut wanita lain padahal wanita yang disebutnya telah kembali
kepada Zat Yang Mulia tetap membuatnya cemburu. Akan tetapi bisa
engkau lihat ya ukhti,…betapa mulianya akhlak Rasulullah
terhadap istrinya yang cemburu . Tidaklah beliau mengeluarkan
perkataan yang kasar melainkan kata-kata yang haq.Semoga para
suami kita bisa meneladani sikap dan akhlak beliau, shalallahu
alaihi wassalam.Karena hanya beliaulah sebaik-baik sosok teladan
yang patut untuk ditiru dan di contoh oleh semua
umatnya.Sebagaimana dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
(Al-Ahzab:21).

Semoga shalawat dan salam tercurah kepada beliau, istri-istrinya,
keluarganya, dan sahabatnya. Wallahu^alam bish-shawwab.

Rujukan:

1. Al-Qur^anul karim dan terjemah dalam bahasa Indonesia,
Departemen Agama.

2. Fiqh Wanita, Syaikh Kamil Uwaidah, Pustaka Al-Kautsar.

3. Taman Orang-Orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, Ibnul Qayyim
Al-Jauziyyah, Darul Falah

4. Al-Qur^an dan As-Sunnah bicara Tentang Wanita,Muhammad Shiddiq
Khan. Darul Falah.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=4158

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments