Tejo Foto Ulama – 2007/10/10 17:46 Assalamu^alaikum…
Sebelumnya saya mengucapkan mohon maaf lahir bathin apabila ada
salah dalam forum Web Site MR.
Saya mohon pencerahan dari Habib mengenai Foto Ulama, karena saya
dapat milis dari tetangga. sbb:
Kalo bisa Habib buat Artikel tentang Pemajangan Foto Ulama/Habib
di Rumah sejelas-jelasnya……
TErima kasih sebelumnya…..
“Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sejengkal demi sejengkal
Itulah beberapa potong kata dari sebuah Hadist :
Diriwayatkan daripada Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah
s.a.w bersabda: (sungguh) Kamu telah (akan) mengikuti sunnah
orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehasta demi
sehasta. Sehinggakan mereka masuk ke dalam lubang biawak kamu
tetap mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apakah
yang kamu maksudkan itu adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang
Nasrani? Baginda bersabda: Kalau bukan mereka, siapa lagi?
(Bukhori dan Muslim)
Setan telah membisikan kepada orang orang terdahulu sebelum
yahudi dan nasrani untuk mengganti yang haq dengan yang
bathil,berlebihan dan melampaui batas, kemudian setan bisikan pada
yahudi dan nasrani untuk mengikuti pendahulu mereka untuk
mengganti yang haq dengan yang bathil,berlebihan dan melampaui
batas. Rasulullah Muhammad Shallallahu ^alaihi wa sallam
mengingatkan kita umatnya akan keadaan seperti ini yang akan
menimpa sebagian dari umatnya.
Setan menginginkan manusia untuk tersesat sesesat sesatnya sampai
kepada dosa besar yang tidak terampuni yaitu syirik menyekutukan
Allah dengan laiinya, karena dengan dosa ini setan akan mempunyai
teman dari golongan manusia selama lamanya di dalam neraka.
Setan terhitung cukup sabar dan telaten dalam menjalankan
keinginannya untuk menjadikan manusia berbuat syirik mesti harus
sejengkal demi sejengkal dan memakan waktu ratusan tahun bahkan
ribuan tahun seperti umat Nabi Nuh yang berumur ratusan tahun dan
akhirnya membuahkan hasil dengan banyaknya penyembah berhala
sampai kemasa Rasulullah Muhammad Shallallahu ^alaihi wa sallam
Awal mula munculnya kesyirikan di muka bumi adalah sikap ghuluw
(ekstrim) kepada orang-orang shalih, sebagaimana yang dipaparkan
oleh Abdullah bin Abbas Radiyallahu anhu dalam riwayat Al Imam Al
Bukhari, ketika menafsirkan firman Allah Ta ala (Nuh 23):
Dan mereka berkata : Jangan sekali-kali kamu meninggalkan
(penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa^, yaghuts,
ya^uq dan nasr”.
Beliau Radiyallahu anhu berkata : Ini adalah nama-nama orang
shalih dari kaum Nabi Nuh, tatkala mereka meninggal, syaithan
membisikkan kepada kaumnya: Buatlah patung patung mereka di
majlis-majlis mereka dahulu, dan namailah patung patung tersebut
dengan nama-nama mereka. Kemudian kaum tersebut melakukannya dan
belum sampai pada penyembahannya, hingga akhirnya kaum itu
meninggal (digantikan oleh kaum berikutnya ) dan dihapuskanlah
ilmu, maka patung patung tersebut pun disembah .
Berkata Ibnul Qoyyim: Lebih dari seorang dari ulama Salaf
berkata: Tatkala orang-orang shalih tersebut telah meninggal,
manusia pun beri tikaf dan membikin gambar atau patung patung di
samping kuburan mereka, kemudian setelah berganti dari generasi ke
generasi berikutnya, mereka pun menyembahnya . (Lihat Fathul
Majid: 264)
Seperti halnya fenomena yang terjadi saat ini di beberapa tempat
(majlis,dirumah, dan laiinya) sudah banyak yang mengikuti jejak
jejak orang terdahulu yang disesatkan setan dengan membuat gambar
gambar orang shaleh (inilah evolusi strategi sejengkal setan
mengganti atung dengan gambar), Juga menjadikan kubur kubur
mereka menjadi tempat ibadah ,tak jarang di beberapa tempat
kuburan orang shaleh di datangi berbondong bondong dari berbagai
daerah untuk mengkhususkan beribadah sehingga kita bisa melihat
Masjid yang ada menjadi jauh lebih sepi dibanding kuburan
tersebut, dan ada pula yang meninggikan kuburan baik
meninggikannya sebagai tempat ibadah (pengkultusan) maupun
meninggikannya dalam kemegahan bangunan,padahal Nabi kita telah
mengingatkan
“Mereka itu, apabila ada orang yang soleh atau hamba yang soleh
meninggal, mereka membangun diatas kuburnya sebuah tempat ibadah,
dan mereka membuat di dalamnya rupaka-rupaka (gambar/patung/yang
menyerupai), dan mereka sejelek-jelek makhluk disisi Allah”.
(Bukhori dan Muslim)
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Al Hayyaj, ia berkata:
sesungguhnya Ali bin Abi Tholib r.a. berkata kepadaku:
“Mahukah kamu aku utus untuk suatu tugas sebagaimana Rasulullah
s.a.w. mengutusku untuk tugas tersebut? iaitu: janganlah kamu
biarkan ada sebuah rupaka tanpa kamu musnahkan, dan janganlah kamu
biarkan ada sebuah kubur yang menonjol kecuali kamu ratakan.
Dalam hadis yang lain, Ali bin Al Husain r.a. menuturkan, bahawa
ia melihat seseorang masuk kedalam celah-celah yang ada pada kubur
Rasulullah s.a.w., kemudian berdo^a, maka ia pun melarangnya
seraya berkata kepadanya: “Mahukah kamu aku beritahu sebuah hadis
yang aku dengar dari bapaku dari kakekku dari Rasulullah s.a.w. ,
beliau bersabda:
“Janganlah kalian jadikan kuburku sebagai tempat perayaan, dan
janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kubur, dan
ucapkanlah doa salam untukku, kerana doa salam kalian akan sampai
kepadaku dari mana saja kalian berada”(diriwayatkan dalam kitab Al
Mukhtarah).
Tak jarang umat ini telah terbujuk oleh setan seperti umat Nabi
Nuh dengan berdoa memohon kepada selain Allah, dan ada pula yang
masih dalam tahapan sejengkal atau sekian jengkal dalam rencana
setan.
Marilah kita memohon dan meminta hanyalah kepada Allah Subhanahu
wa Ta^ala
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan
kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat
(kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan
azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus)
ditakuti (Al Isra 57)
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran . (Al Baqarah: 186)
Begitulah sejengkal atau bahkan sekian jengkal dari usaha setan
dalam mewujudkan keinginannya menyesatkan manusia dalam lubang
biawak (kesyirikan).
Semoga kita bisa mencontoh suri tuladan kita yang baik Rasulullah
Muhammad Shallallahu ^alaihi wa sallam dan tidak melampaui batas
serta melangkah di dalam rencana setan meski hanya sejengkal
dengan melebihi apa yang Rasulullah contohkan.
Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Daripada Nabi s.a.w,
baginda bersabda: Dirikanlah sembahyang (sembahyang sunat) kamu di
rumah kamu dan janganlah kamu jadikan rumahmu itu seperti kuburan
(Bukhori dan Muslim)
Diriwayatkan daripada Abdullah bin Abbas r.a katanya: Rasulullah
s.a.w mendirikan sembahyang jenazah di atas kubur, selepas jenazah
itu dikebumikan. Baginda mengangkat takbir sebanyak empat kali
(Bukhori dan Muslim)
“Dahulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur, (kini)
berziarahlah, agar Ziarah kubur itu mengingatkanmu berbuat
kebajikan.” (HR Al-Ahmad)
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh”
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Foto Ulama – 2007/10/11 12:53 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,
Cahaya agung malam malam terakhir ramadhan semoga selalu menerangi
hari hari anda dengan kebahagiaan,
Saudaraku yg kumuliakan,
sepanjang yg saya baca dalam penjelasan mereka ini, ternyata Cuma
tanggapan dari dangkalnya pemahaman dan sempitnya pandangan
terhadap syariah islamiyah,
justru pembodohan dan penipuan syaitan yg menyesatkan mereka
hingga bertolak belakang dari Ahlussunnah waljamaah, dan Rasul saw
bersabda : “Barangsiapa yg memisahkan diri sejengkal dari jamaah
muslimin, lalu mereka wafat, maka akan wafat dalam kematian
jahiliyah” (Shahih Bukhari)
sifat penentangan dan penuduhan dan kebencian atas orang orang yg
mengagungkan ulama, adalah sifat warisan Iblis, sebagaimana Iblis
adalah ahlussujud, beribu tahun ia tak menyekutukan Allah swt,
namun Iblis tak mau memuliakan orang yg dimuliakan Allah, padahal
jika Iblis disuruh sujud pada Allah maka ia pasti taat pada Allah
swt, namun Iblis tak mau memuliakan orang yg mulia, ia tak mau
sujud pada makhluk, ia tak merasa sama dengan Adam as bahkan lebih
mulia, ia tak mau memandang bahwa Adam as ini walau dicipta dari
tanah namun ia dimuliakan Allah swt,
dan Adam as dimuliakan Allah dengan ilmu yg melebihi Iblis dan
para malaikat, sebagaimana firman Nya swt : Dan Allah mengajari
Adam akan nama nama (nama nama ciptaan Nya swt) kesemuanya, lalu
Allah menunjukkan itu semua kepada para malaikat dan berkata :
Kabarkan pada Ku nama nama ini semua?, mereka (malaikat) menjawab
: Maha suci engkau, kami tak memiliki ilmu kecuali yg Kau ajarkan,
sungguh Engkau Maha Mengetahui dan Maha Menghakimi, maka Allah swt
berkata pada Adam (as) : Wahai Adam, kabarkan pada mereka (para
malaikat) tentang nama nama itu dst (QS Al Baqarah 30-33).
Demikianlah sifat Iblis, dan sifat ini terwariskan dan tertitiskan
pada wahabi, mereka menentang memuliakan Rasul saw dan ulama,
padahal para sahabat sangat mengagungkan Rasul saw, mereka
berebutan air bekas wudhu Rasulullah saw dan mengusapkannya
kewajah dan tangannya (Shahih Bukhari), mereka juga berebutan
Rambut Rasulullah saw (Shahih Bukhari) dan banyak lagi tentang
pengagungan para sahabat pada Nabi saw (mengenai belasan riwayat
shahih akan ini silahkan rujuk artikel kami yg berjudul : TABARRUK
yg dapat dilihat di kolom artikel di web ini).
Iblis tak diam, ia terus mencari orang orang yg akan dititisi
sifat sifatnya sebagaimana ketika datang seseorang dari Najd yg
tidak sopan pada nabi saw dan ketika Nabi saw membagi bagi kepada
sebagian dari mereka maka orang itu berkata : “bertakwalah pada
Allah wahai Muhammad!”, (maksudnya adalah : kau harus adil dalam
pembagian ini!), maka Rasul saw menjawab dg marah : “siapa yg taat
pada Allah kalau aku bermaksiat pada Allah..?!”, lalu orang itu
hampir dibunuh, lalu Rasul saw melarangnya, dan Rasul saw berkata
: “akan keluar dari keturunan orang ini orang orang yg membaca
Alqur^an dan tidak melebihi tenggorokannya, mereka semakin jauh
dari agama bagaikan panah menjauh dari busurnya, mereka memusuhi
orang islam dan membiarkan para penyembah berhala, bila kujumpai
mereka maka akan kuperangi mereka sebagaimana diperanginya kaum
^Aad”. (Shahih Bukhari)
Inilah yg diwanti wanti oleh Rasul saw, sifat iblis yg tak
menghormati para nabi, muncul pada orang Najdi itu, yg kemudian
Rasul saw berkata dari keturunan orang itu akan muncul wahabi ini,
mereka memerangi orang muslim, dan mereka tak memerangi orang yg
menyembah berhala,
Orang wahabi terus memerangi orang muslim, yg sholat, puasa,
zakat, haji dll, mereka dianggap musyrik hanya karena memajang
foto orang shalih, padahal mereka sama sekali tak menyembahnya,
atau berziarah kubur yg itu jelas jelas sunnah, namun dikatakan
Musyrik,
Sepanjang adanya foto orang shalih di ummat ini yg memajangnya
adakah yg menganggapnya tuhan?, lalu ada apa dengan penuduhan
musyrik ini?,
Ummat ummat terdahulu menyembah patung, lalu muslimin sujud pula
pada ka^bah, bukankah kabah itu batu?, kenapa sujud padanya?,
Lalu mengapa malaikat diperintah sujud pada makhluk?, dalam
peristiwa ini menurut versi pemikiran wahabi, maka yg tauhidnya
suci hanyalah Iblis, karena hanya Iblis yg tak mau sujud pada
makhluk, dan para malaikat itu semuanya musyrik, karena sujud pada
makhluk.
Rasul saw bersabda : “Aku tak takut kemusyrikan menimpa kalian, yg
kutakutkan adalah keluasan dunia yg menimpa kalian (sebagaimana
Saudi Arabia dan Negara wahabi lainnya) (Shahih Bukhari).
Jelaslah sudah bahwa Rasul saw telah menjawab seluruh fitnah
mereka, bahwa Rasul saw tak merisaukan syirik akan menimpa
ummatnya, hanya Iblis saja yg tak rela muslimin memuliakan ulama,
Iblis ingin muslimin ini sama sama dengannya, tak memuliakan
siapapun selain Allah swt,
namun justru tempat mereka adalah kekal di neraka.
Mengenai membangun diatas kuburnya tempat ibadah Berkata Al Hafidh
Al Imam Ibn Hajar : Berkata Imam Al Baidhawiy : ketika orang
yahudi dan nasrani bersujud pada kubur para nabi mereka dan
berkiblat dan menghadap pada kubur mereka dan menyembahnya dan
mereka membuat patung patungnya, maka Rasul saw melaknat mereka,
dan melarang muslimin berbuat itu, tapi kalau menjadikan masjid di
dekat kuburan orang shalih dengan niat bertabarruk dengan
kedekatan pada mereka tanpa penyembahan dg merubah kiblat
kepadanya maka tidak termasuk pada ucapan yg dimaksud hadits itu
(Fathul Bari Al Masyhur Juz 1 hal 525)
Lalu mengapa para Imam membiarkan Qubbah Rasulullah saw yg semegah
itu?, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafii, Imam Bukhari,
Imam Ahmad bin Hanbal, dan ratusan para Huffadh dan Muhaddits
lainnya membiarkan kuburan kuburan dan kubah kubah menonjol,
apakah mereka tak mengerti ilmu?
Tentunya jawabannya bahwa yg dilarang adalah jika untuk
penyembahan maka hancurkanlah, jika untuk tabarruk maka hal itu
boleh boleh saja.
Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar ra bila datang dari
perjalanan dan tiba di Madinah maka ia segera masuk masjid dan
mendatangi Kubur Nabi saw seraya berucap : Assalamualaika Yaa
Rasulallah, Assalamualaika Yaa Ababakar, Assalamualaika Ya Abataah
(wahai ayahku) . (Sunan Imam Baihaqi Alkubra hadits no.10051)
Berkata Abdullah bin Dinar ra : Kulihat Abdullah bin Umar ra
berdiri di kubur Nabi saw dan bersalam pada Nabi saw lalu berdoa,
lalu bersalam pada Abubakar dan Umar ra (Sunan Imam Baihaqiy
ALkubra hadits no.10052).
Untuk lebih jelasnya anda dapat melihat artikel saya : Ziarah
Kubur, dan artikel saya : Memuliakan ulama apakah musyrik?,
keduanya ada di kolom artikel di web ini
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a^lam
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=8533