Qunut subuh – 2008/07/22

0

hata Qunut subuh – 2008/07/22 07:35 assalamualaikum bib…..gini bib
saya kmaren ikut pengajian wahabi disana dikatakan bahwa qunut
subuh secara terus menerus adalah bid^ah karena hadist dari anas
tdk bisa dipakai sebagai hujjah untuk melegalkan qunut subuh
karena salah satu perawi lemah yaitu abu ja^far ar razi yang telah
dikeritik oleh pakar hadist yaitu : Ahmad bin hanbal, ibnul
madini, Abu zar^ah, dan ibnu hibban.Dan dari Thariq bin assyam
seorang sahabat yang mengikuti solat berjamaah dibelakang nabi dan
khulafaur rosyidun mengatakan bahwa qunut subuh adalah
bid^ah.Lihat Muzanul i^tidal 3/320,Tahdzibut Tahdzib 12/57, Zadul
Ma^ad 1/276,Subulus salam 1/387,Tuhfatul Ahwadzi 2/434,Tauzih al
ahkam 2/83,al – Qaul al – Mubin fi Akhtha^ al Mushallin
hal.130.Dari keterangan tersebut saya mohon penjelasannya
bib….karena saya selalu memakai qunut

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:Qunut subuh – 2008/07/23 16:57 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,

Cahaya Rahmat Nya swt semoga selalu menerangi hari hari anda
dengan kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
Mengenai Qunut subuh, memang terdapat Ikhtilaf pada 4 madzhab,
masing masing mempunyai pendapat, sebagaimana Imam Syafii
mengkhususkannya pada setelah ruku pada rakaat kedua di shalat
subuh.., dan Imam Malik mengkhususkannya pada sebelum ruku pada
Rakaat kedua di shalat subuh (Ibanatul Ahkam fii Syarhi
Bulughulmaram Bab I).

Apapun bualan yg mereka ucapkan, tentunya kita lebih memegang
pendapat Imam Malik dan Imam Syafii dibanding pendapat mereka.

saya hanya tertawa melihat rentetan fatwa mereka ini, siapa mereka
ini?, hanya menukil nukil hadits dari buku buku terjemah, lalu
berfatwa menjatuhkan fatwa Imam Syafii,

walaupun hadits qunut subuh itu dhoif, adakah hadits yg
melarangnya?

para Imam Imam Madzhab telah menjalankannya dalam madzhab, dan
mereka mengingkarinya?
Siapapula mereka ini?, sedangkan Imam Syafii dan Imam Malik adalah
Muhaddits dan Hujjatul islam, syarat seorang mencapai derajat
Hujjatul islam adalah hafal 300 ribu hadits dengan sanad dan
matannya, sedangkan satu kalimat pendek hadits saja bila dg hukum
sanad dan matannya bisa menjadi dua halaman panjangnya,
lalu bagaimana dengan 300 ribu hadits dg sanad matan?

Ketahuilah bahwa Imam Ahmad bin Hanbal telah hafal 1 juta hadits
dg sanad dan matannya, sedangkan Imam Ahmad ini adalah murid Imam
Syafii, dan Imam Syafii adalah murid Imam Malik.
Imam Syafii menulis seluruh fatwa dan catatan2nya hingga memenuhi
kamarnya (entah berapa juta halaman), lalu berkata Imam syafii,
“sulit sekali aku, karena tak bisa bepergian kemana mana karena
ilmuku semua terkumpul di kamar kerjaku, maka aku menghafal
kesemuanya, lalu kubakar seluruh catatan itu, karena sudah
kupindahkan ke kepalaku kesemuanya”.

Imam Malik telah menulis sebuah buku hadits yg dinamakan :
Almuwatta^, yg artinya : “yg menginjak”, karena kitabnya itu
mengungguli dan menengelamkan semua kitab para ulama Imam imam dan
Muhadditsin lainnya di zamannya, semua terinjak/terkalahkan oleh
kitab beliau. dan Imam Syafii sudah hafal kitab ALmuwatta pada
usia 15 tahun, ia hafal Alqur^an pada usia 10 tahun, dan berkata
Imam Ahmad bin Hanbal, tak kulihat orang yg lebih menginginkan
berada pada sunnah melebihi Imam Syafii.

Nah.. apalah artinya ucapan ucapan mereka itu dibanding Imam Imam
besar yg mereka itu tak akan melupakan sebutir kesalahanpun dalam
fatwanya, dan bila fatwanya ada kesalahan, niscaya sudah dilewati
beribu2 muhaddits dan Imam Imam yg menyangkalnya dizamannya.

namun Qunut subuh tetap dilakukan, demikian dalam Madzhab Syafii
dan Madzhab Maliki,

lucu sekali melihat fatwa mereka diatas, panjang lebar menyebut
puluhan kitab hadits, seakan mereka adalah pakar hadits, padahal
mereka tak hafal satu haditspun berikut sanad dan matannya, mereka
cuma nukil nukil saja, lalu berfatwa.

Rasul saw bersabda :
Sebesar besar kejahatan muslimin pada muslimin lainnnya adalah yg
bertanya tentang sesuatu yg tak diharamkan, menjadi diharamkan
Karena sebab pertanyaannya” (Shahih Muslim)

saudaraku mereka itu pendusta, atau jahil (bodoh dalam ilmu
hadits)

mereka mengatakan bahwa pada Tuhfatul Ahwadzi dikatakan bahwa
qunut subuh itu Bid^ah..??

berikut saya tampilkan penjelasan Qunut subuh pada Tuhfatul
Ahwadziy, saya tidak cantumkan terjemah saja, tapi berikut
aslinya, beda dengan mereka yg hanya nukil dari buku terjemah dan
tak faham bahasa arab :

اِتَّفَقَ أَهْلُ الْعِلْمِ عَلَى تَرْكِ الْقُنُوتِ مِنْ غَيْرِ سَبَبٍ فِي أَرْبَعِ صَلَوَاتٍ وَهِيَ الظُّهْرُ
وَالْعَصْرُ وَالْمَغْرِبُ وَالْعِشَاءُ . قَالَ : وَاخْتَلَفَ النَّاسُ فِي الْقُنُوتِ فِي صَلَاةِ
الصُّبْحِ فَذَهَبَ أَكْثَرُ النَّاسِ مِنْ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ فَمَنْ بَعْدَهُمْ مِنْ عُلَمَاءِ
الْأَمْصَارِ عَلَى إِثْبَاتِ الْقُنُوتِ فِيهَا ، قَالَ : فَمِمَّنْ رَوَيْنَا ذَلِكَ عَنْهُ مِنْ
الصَّحَابَةِ الْخُلَفَاءُ الرَّاشِدُونَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِيٌّ رِضْوَانُ اللَّهِ تَعَالَى
عَلَيْهِمْ أَجْمَعِينَ ، وَمِنْ الصَّحَابَةِ عَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ وَأُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ وَأَبُو مُوسَى
الْأَشْعَرِيُّ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقُ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ وَأَبُو هُرَيْرَةَ
وَالْبَرَاءُ بْنُ عَازِبٍ وَأَنَسُ بْنُ مَالِكٍ وَأَبُو حَلِيمَةَ مُعَاذُ بْنُ الْحَارِثِ الْأَنْصَارِيُّ
وَخُفَافُ بْنُ إِيمَاءَ بْنِ رَحْضَةَ وَأُهْبَانُ بْنُ صَيْفِيٍّ وَسَهْلُ بْنُ سَعْدٍ السَّاعِدِيُّ وَعَرْفَجَةُ
بْنُ شُرَيْحٍ الْأَشْجَعِيُّ وَمُعَاوِيَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ وَعَائِشَةُ الصِّدِّيقَةُ ، وَمِنْ
الْمُخَضْرَمِينَ أَبُو رَجَاءٍ الْعُطَارِدِيُّ وَسُوَيْدُ بْنُ غَفَلَةَ وَأَبُو عُثْمَانَ النَّهْدِيُّ وَأَبُو
رَافِعٍ الصَّائِغُ ، وَمِنْ التَّابِعِينَ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ وَالْحَسَنُ بْنُ الْحَسَنِ وَمُحَمَّدُ بْنُ
سِيرِينَ وَأَبَانُ بْنُ عُثْمَانَ وَقَتَادَةُ وَطَاوُسٌ وَعُبَيْدُ بْنُ عُمَيْرٍ وَالرَّبِيعُ بْنُ خَيْثَمَ
وَأَيُّوبُ السِّخْتِيَانِيُّ وَعُبَيْدَةُ السَّلْمَانِيُّ وَعُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ وَزِيَادُ بْنُ عُثْمَانَ
وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي لَيْلَى وَعُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ وَحُمَيْدٌ الطَّوِيلُ وَمِنْ الْأَئِمَّةِ
وَالْفُقَهَاءِ أَبُو إِسْحَاقَ وَأَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدٍ وَالْحَكَمُ بْنُ عُتَيْبَةَ وَحَمَّادٌ وَمَالِكُ بْنُ
أَنَسٍ وَأَهْلُ الْحِجَازِ وَالْأَوْزَاعِيُّ وَأَكْثَرُ أَهْلِ الشَّامِ وَالشَّافِعِيُّ وَأَصْحَابُهُ ، وَعَنْ
الثَّوْرِيِّ رِوَايَتَانِ وَغَيْرُ هَؤُلَاءِ خَلْقٌ كَثِيرٌ . وَخَالَفَهُمْ فِي ذَلِكَ نَفَرٌ مِنْ أَهْلِ
الْعِلْمِ وَمَنَعُوا مِنْ شَرْعِيَّةِ الْقُنُوتِ فِي الصُّبْحِ ، وَزَعَمَ نَفَرٌ مِنْهُمْ أَنَّهُ كَانَ
مَشْرُوعًا ثُمَّ نُسِخَ اِنْتَهَى كَلَامُ الْحَازِمِيِّ .

“telah sepakat para ulama untuk meninggalkan Qunut tanpa sebab
tertentu pada 4 waktu shalat, yaitu dhuhur, asar, magrib dan isya,
dan berikhtilaf para ulama mengenai qunut pada shalat subuh, dan
telah berpendapat sebagian besar dari mereka dari para sahabat dan
Tabiin dan ulama dimasaku untuk menguatkan qunut subuh, diantara
para sahabat yg melakukannya adalah khulafaurrasyidin yaitu
Abubakar, Umar, Ustman dan Ali, radhiyallahu ;anhum, dan dari
sahabat lainnya yaitu Ammar bin Yasir ra, Ubay bin Ka^ab, Abu Musa
Al Asy^ariy ra, dll dan juga Aisyah ra, dan diantara Tabiin adalah
(banyak nama tsb diatas), dan diantara para Imam adalah ..(banyak
nama tsb diatas), dan juga penduduk Syam dan Imam SYafii dan Imam
Malik,
namun adapula yg mengingkari qunut subuh ini dari kalangan ulama,
mereka sebagian berpendapat bahwa Qunut subuh dilakukan lalu
mansukh. selesai kalam Imam Alhazimiy (Tuhfatul Ahwadziy Bab Maa
Jaa^a fil qunut fii shalatil fajr).

memang terdapat syarah yg panjang mengenai qunut subuh pada
yuhfatul ahwadziy, dan disebutkan padanya ilhtilaf para ulama,
namun para wahabi memotong dan mengguntingnya., entah sengaja
karena liciknya dan ingin menipu, entah karena tak faham dan tak
mengerti, atau karena keduanya.

anda dapat menantang mereka silahkan tampilkan tex aslinya dg bhs
arab pada tuhfatrul ahwadziy, subulussalam, Zaadul ma^ad dan semua
yg mereka sebut itu,pasti semua buki itu menyebutkan pendapat yg
mendukung Qunut subuh, cuma mereka saja yg menyembunyikannya dan
berusaha menipu kita, terkecuali buku yg memang ditulis oleh
wahabi

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a^lam

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

hata Re:Qunut subuh – 2008/07/24 05:27 bib saya ada pertanyaan
lagi,apakah imam syafi^i mengatakan “Ajaran tasawuf itu dibangun
atas dasar malas” ( Tablis Iblis : 309 ) ? Apakah hadist yang
berbunyi ” Hati2 thp firasat seorang muslim karena dengannya ia
melihat cahaya Allah” ( HR.Tirmizi) dhoif ? Mreka ( wahabi )
menganggap kaum sufi adalah ahli bid^ah karena mereka mengerjakan
hal2 yg tdk ada dasarnya. Dan apakah benar solawat Nariyah, Al
fatih , Burdah, n solawat lain yang dibuat oleh ulama2 adalah
pengkultusan baginda Nabi n terlalu berlebihan dalam memuji
baginda Nabi? Saya membaca semua keterangan ini di situs www.
assalafy.org

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:Qunut subuh – 2008/07/24 23:48 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,

Cahaya Rahmat Nya swt semoga selalu menerangi hari hari anda
dengan kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
kalimat itu tak bisa diartikan demikian, justru benar maksud
kalimat itu, tasawwuf diadakan karena orang mulai malas beribadah,
maka agar mereka tidak malas diadakanlah tasawwuf.

hadits itu yg benar adalah : Berhati hatilah dg firasat orang
mukmin, karena mereka melihat sesuatu dg diterangi cahaya Allah,

hadits ini dhoif pada riwayat tirmidziy, namun hadits itu didukung
banyak hadits shahih riwayat shahih Bukhari,
berikut penjelasannya :

FIRMAN ALLAH SWT MENJELASKAN KERAMAT PARA WALI
Firman Allah swt menceritakan kejadian Sulaiman as : “Maka
berkatalah Sulaiman (as) : siapakah diantara kalian yg dapat
membawakan Singgasananya (Singgasana Ratu Balqis) kehadapanku
sebelum mereka datang menyerahkan diri?, maka berkatalah seorang
Ifrit dari golongan Jin : Aku akan membawakannya padamu sebelum
kau berdiri dari kursimu!, sungguh aku memiliki kekuatan dan dapat
dipercaya!, Maka berkatalah seseorang yg memiliki ilmu dari
kitabullah : Aku akan membawakannya padamu (singgasana Ratu
Balqis) sebelum engkau mengedipkan matamu, maka ketika Sulaiman
(as) melihat singgasana itu dalam sekejap sudah tegak dihadapannya
” (QS Annaml 39-41)

Disini jika kita ringkaskan saja, maka tidak mustahil seorang wali
Allah berkata aku mampu berbuat ini dan itu, aku mampu
menghidupkan yg mati, aku mampu memindahkan singgasana itu sebelum
kau kedipkan matamu!, atau ucapan ucapan yg didasari kekuatan
ilahiah, dan yg mengingkari hal ini maka Allah swt telah
menyiapkan jawabannya sebelum mereka bertanya dan mengingkari,
sbgmn firman Allah swt diatas, membuktikan bahwa ucapan itu bukan
ucapan sombong, tapi justru merupakan tanda kebesaran Allah swt.

Firman Allah swt diatas ini jelas bukan tercantum pada Taurat,
Zabur, Injil atau shuhuf para nabi terdahulu, padahal kejadiannya
adalah pada ummat terdahulu, namun tercantum pada Alqur^an, agar
Ummat Muhammad saw memahami bahwa jika muncul hal hal seperti ini
pada masa mereka maka hal itu bukan hal yg aneh, namun hal biasa
yg sudah terjadi pada ummat ummat terdahulu, justru yg mengingkari
hal seperti ini kufur hukumnya karena ia mengingkari Alqur^an,

Firman Allah swt menceritakan kejadian Musa dan Khidir as dalam
surat Al Kahfi:
Maka ia (Musa as) menemukan hamba dari hamba hamba hamba Kami yg
kami beri padanya Rahmat dari sisi kami dan kami mengajarinya
dengan ilmu dari sisi kami (Ladunniy) (65),
maka berkata padanya Musa : Bolehkah aku mengikutimu agar kau
ajarkan dari kemuliaan kemuliaan yg diajarkan padamu? (66),
ia (Khidir as) menjawab : engkau tak akan mampu bersabar bersamaku
(67),
dan bagaimana pula kau bisa bersabar pada apa apa yg kau belum
dikabarkan? (68),
(Musa menjawab) engkau akan menyaksikan Insya Allah aku merupakan
orang yg bersabar dan aku tak akan mengingkari urusanmu (69),
berkatalah ia (khidir as) : Jika kau mengikutiku janganlah kau
bertanya apapun sampai aku sendiri yg mengabarkannya padamu (70),
maka mereka pun berlalu, hingga menumpang disebuah kapal dan ia
(khidir as) menenggelamkannya, berkatalah (musa as) apakah kau
merusak dan menenggelamkannya untuk mencelakakan pemiliknya,
sungguh kau telah berbuat kejahatan! (71),
maka berkatalah ia (Khidir as) bukankah telah kukatakan bahwa
engkau sungguh tak akan bersabar bersamaku? (72),
maka ia (Musa as) berkata : Jangan kau perdulikan kelupaanku, dan
jangan menyulitkanmu persahabatanku dg mu (maafkan apa yg
kuperbuat) (73),
maka mereka berlalu hingga menjumpai seorang anak, lalu ia (Khidir
as) membunuhnya, maka Musa berkata: Apakah kau membunuh manusia
suci tanpa sebab yg benar..??, sungguh kau telah berbuat
kejahatan!! (74),
maka berkatalah ia (Khidir as) bukankah telah kukatakan bahwa
engkau sungguh tak akan bersabar bersamaku? (75),
(Musa as berkata) Jika aku bertanya lagi tentang sesuatu maka
jangan kau jalan bersamaku, karena aku telah berulang ulang
berbuat kesalahan (76),
maka mereka berlalu hingga mereka mengunjungi sebuah perkampungan,
dan mereka minta makan dan penduduk tak mau menjamu mereka, maka
keduanya menemui sebuah tembok yg hampir roboh, maka ia (Khidir
as) menegakkannya, maka ia berkata (Musa as) jika kau mau bisa
saja kau membayar tukang untuk melakukannya (77),

berkatalah ia (khidir as) Inilah perpisahanku denganmu, akan
kukabarkan padamu makna makna yg kau tak dapat bersabar atasnya
(78),
mengenai kapal itu, adalah milik orang miskin yg bekerja dilautan
dan aku sengaja merusaknya, karena dihadapan mereka ada penguasa
yg akan merampas semua kapal kapal, (aku menenggelamkannya agar ka
[al mereka selamat dan dapat diperbaiki dan barang barang dan
hartanya selamat) (79),
mengenai anak yg kubunuh maka kedua ayah ibunya adalah orang
mukmin, dan kami tak ingin ia hidup menjadi penjahat dan kufur
(Sebagaimana riwayat Shahih Muslim bahwa anak itu akan tumbuh
menjadi kafir dan kami menyayangi kedua orang tuanya dan tak mau
mengecewakan keduanya) (80),
maka Allah ingin menggantikan untuk ayah ibunya yg lebih baik bagi
mereka dan suci (81),
mengenai Tembok maka milik dua anak yatim di kota dan dibawahnya
terdapat harta karun milik kedua ayah ibunya dan keduanya orang yg
shalih, dan Allah menginginkan agar mereka dewasa dan mengeluarkan
harta itu untuk mereka kelak, inilah rahmat dan kasih sayang pada
mereka dari Tuhanmu, dan aku tidak memperbuat itu dari keinginan
pribadiku, itulah makna dari apa apa yg kau tak bisa bersabar
darinya (82). (QS Al Kahfi 65-82).

Jelaslah sudah bahwa Allah swt menguasakan kepada hamba hamba Nya
beberapa hal yg tidak masuk akal dan bertentangan dg syariah, hal
ini dimunculkan oleh Allah swt bahwa itu bukan berupa kegilaan,
tapi justru kehendak Allah swt dan mengandung hikmah yg mendalam,
dimana Allah swt mengajari Musa as bahwa tak bisa logika menjadi
acuan atas segala hal, banyka hal gaib yg kelihatannya adalah
kemungkaran namun justru merupakan Samudra kelembutan Allah swt.

Firman Allah swt dalam hadits Qudsiy : “Barangsiapa memusuhi wali
Ku maka Ku umumkan perang padanya, tiadalah hamba hamba Ku
mendekat pada Ku dengan hal hal yg telah kuwajibkan, dan hamba
hamba Ku tak henti hentinya pula mendekat pada Ku dengan hal hal
yg sunnah hingga Aku mencintainya, Jika Aku mencintainya maka aku
menjadi telinganya yg ia gunakan untuk mendengar, aku menjadi
pandangannya yg ia gunakan untuk melihat, aku menjadi tangannya yg
ia gunakan untuk melawan, aku menjadi kakinya yg ia gunakan untuk
melangkah, Jika ia meminta pada Ku niscaya kuberi apa yg ia minta,
dan jika ia mohon perlindungan pada Ku niscaya kuberi padanya
perlindungan” (Shahih Bukhari Bab Arriqaaq/Tawadhu)

Al Hafidh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy dalam kitabnya Fathul
Baari Bisyarh Shahih Bukhari menjelaskan makna hadits ini dalam 6
penafsiran, secara ringkasnya saja bahwa panca indera mereka telah
suci dari hal hal dosa karena mereka menyucikannya, dan mereka
tidak mau berucap terkecuali kalimat kalimat dzikir atau ucapan
mulia, tak mau mendengar terkecuali yg mulia pula, demikian
seluruh panca inderanya, dan Allah swt membimbing panca indera
mereka untuk selalu mulia. (Fathul Baari Bisyarh Shahih Bukhari
Bab Arriqaaq/Tawadhu)

Maka yg terpenting dalam hadits mulia ini adalah perkataan : “Jika
ia meminta pada Ku niscaya kuberi permintaan Nya”, ucapan ini
jelas jelas menjawab seluruh sangkalan mereka,
Bahwa bisa saja mereka berdoa pada Allah swt untuk menghidupkan yg
mati, pindah ke tempat lain, mendengar atau melihat perasaan orang
lain dlsb,

sebagaimana dijelaskan oleh Imam Tajuddin Assubkiy bahwa diantara
bentuk karamat adalah sepuluh macam, dan sungguh lebih banyak dari
itu, yg pertama adalah Menghidupkan yg mati, kedua adalah
berbicara dg yg mati, yg ketiga adalah terbelahnya lautan dan
keringnya lautan, keempat adalah berubahnya bentuk, kelima adalah
berjalan diatas air, keenam adalah ucapan hewan dan benda, ketujuh
adalah taatnya hewan, kedelapan adalah digulungnya waktu,
kesembilan terdiamnya lidah atau terucapkannya, kesepuluh adalah
terkeluarkannya harta karun, demikian dijelaskan dg panjang lebar
oleh Imam Tajuddin Assubkiy Dalam kitabnya Thabaqatussyafi^i Al
Kubra Juz II hal 338 cetakan Darul Ihya)

Dan tentunya kejadian Tsunami di Aceh telah pula memperjelas ini,
bahwa Air Dahsyat setinggi 30 meter dengan kecepatan 300km/jam dan
kekuatan ratusan juta ton, terbelah di makam makam shalihin dan
masjid, menunjukkan kemuliaan dan keramat para Wali Allah yg
dimuliakan Allah swt walau mereka telah wafat, mereka tetap
Benteng Allah swt dimuka Bumi sebagaimana firman Nya : “Sungguh
Bumi diwariskan Allah pada hamba hamba Nya yg shalih” (QS Al
Anbiya 105).

Rasul saw bersabda : akan datang kelak ., atau akan muncul kelak
setelah aku wafat ., atau kelak di hari kiamat ., hadits hadits
shahih semacam ini ratusan banyaknya, merupakan tanda tanda hari
kiamat, keadaan kelak di alam barzakh, keadaan di hari kiamat,
kesemuanya dikabarkan oleh Rasul saw dengan gamblangnya
menunjukkan bahwa beliau saw mengetahui apa yg akan terjadi,
bahkan mengetahui seseorang itu akan mati dalam kebaikan atau
dalam kekufuran, sebagaimana riwayat shahih Muslim yg menjelaskan
bahwa seorang pejuang yg berjuang dengan giatnya namun Rasul saw
berkata : “Dia ahli neraka!”, para sahabat menyangkalnya karena
orang itu berjihad dengan semangat dan kesungguhan, namun
terbuktilah pada akhirnya ia membunuh diri dengan memotong urat
nadinya.

KERAMAT PARA SAHABAT
Ketika Khalifah Umar bin Khattab ra sedang berkhutbah jumat, tiba
tiba ditengah khutbahnya ia berseru dengan kerasnya : Wahai Sariah
bin Hashiin.., keatas gunung.. keatas gunung..!, maka kagetlah
para sahabat lainnya, kenapa Khalifah berkata demikian?, apa
maksudnya?, sebulan kemudian kembalilah Sariah bin Hashiin dari
peperangan bersama pasukan sahabat lainnya, mereka bercerita saat
mereka terdesak dalam peperangan mereka mendengar suara Umar bin
Khattab ra yg tak terlihat wujudnya, teriakan itu adalah : Wahai
Sariah bin Hashiin.., keatas gunung.. keatas gunung..!, maka kami
naik keatas gunung dan berkat itu kami memenangkan peperangan
(Durrul muntatsirah fil ahaditsil Masyhurah oleh Al Hafidh Al Imam
Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthi Juz 1 hal 22, Al Ishabah Juz 3
hal 6, Tarikh Attabari Juz 2 hal 553).

KERAMAT PARA SAHABAT RIWAYAT SHAHIH BUKHARI
Riwayat lain Ketika dua orang sahabat di malam yg gelap keluar
dari menghadap Rasul saw, maka terlihatlah dua cahaya menerangi
mereka, cahaya itu terus mengikuti mereka hingga mereka berpisah
maka dua cahaya itupun berpisah, sampai mereka masuk kerumahnya
masing masing (Shahih Bukhari Bab Manaqib)

Riwayat lain Ketika salah seorang sahabat membaca surat Alkahfi
disuatu malam maka ia melihat keledainya melarikan diri, maka
ketika ia selesai shalat ia melihat kabut yg menyelimuti sekitar,
maka keesokan harinya ia menceritakannya pada Rasul saw maka Rasul
saw berkata : Bacalah terus wahai fulan, sungguh itu adalah
ketenangan yg turun sebab Alqur^an (Shahih Bukhari Bab Alamat
Nubuwwah fil islam)

Riwayat lain ketika Abubakar shiddiq diberkahi makanan untuk
tamu2nya dirumahnya, hingga tamu tamunya menyaksikan bahwa setiap
mereka memakan makanan itu namun makanan itu tidak berkurang
(Shahih Bukhari Bab Samar Ma^addhaif)

Riwayat lainnya Rasul saw bersabda : “Wahai Umar, tiadalah syaitan
berpapasan denganmu disuatu jalan kecuali ia akan menghindar
mencari jalan yg bukan jalanmu” (Shahih Bukhari Bab Manaqib Umar
bin Khattab ra), berkata Al Hafidh Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy
bahwa dalam hadits ini terkandung makna bahwa Ma^shum adalah hal
yg wajib bagi para Nabi, namun merupakan hal yg bisa saja terjadi
(tidak mustahil) bagi selain Nabi (Fathul Baari Bisyarh Shahih
Bukhari Bab Manaqib Umar)

Riwayat lainnya sabda Rasulullah saw ; Tiadalah bayi bercakap
cakap terkecuali tiga,
Isa bin Maryam (as),
dan di Bani Israil seorang lelaki bernama Jureij, ketika sedang
shalat datanglah ibunya memanggilnya,seraya berkata dalam hatinya
: Apakah aku menjawabnya atau meneruskan shalat?, maka Ibundanya
marah dan berdoa : Wahai Allah jangan kau matikan ia hingga kau
perlihatkan padanya wajah pelacur, maka suatu ketika Jureij di
tempat khalwatnya dan datanglah padanya seorang wanita mengajaknya
berzina, maka ia menolak, lalu pelacur itu mendatangi seorang
penggembala dan kemudian berzina dengannya, maka wanita itupun
hamil dan melahirkan bayi lelaki, maka wanita itu berkata ini
adalah dari perbuatan Jureij..!, maka penduduk marah dan
menghancurkan rumah ibadahnya, menyeretnya dan mencacinya, maka ia
berwudhu dan shalat, dan mendatangi bayi itu dan berkata : Siapa
ayahmu..?!, maka Bayi itu berkata : Ayahku adalah Penggembala,
maka mereka berkata : Kami akan membangun rumah ibadahmu dari
emas..??, maka ia berkata, tidak.., cukup dari tanah!.
Yg ketiga adalah ketika seorang wanita menyusui anaknya dari Bani
Israil, maka lewatlah seorang pria berwibawa dan penguasa, maka
ibu itu berkata : Wahai Allah jadikan anakku sepertinya!, maka
anak itu melepaskan susu ibunya dan menjawab : Wahai Allah jangan
jadikan aku sepertinya!, lalu ia kembali menyusu, dan berkata Abu
Hurairah : seakan akan aku melihat pada Nabi saw yg menghisap
jarinya (mempercontohkan hikayat), lalu lewatlah seorang Budak,
dan ibunya pun berkata : Wahai Allah jangan jadikan anakku
sepertinya!, maka Bayinya melepaskan susunya dan berkata : Wahai
Allah jadikanlah aku sepertinya!, (berkata ibunya) mengapa
begitu?, bayinya berkata : Orang pertama adalah penguasa bengis,
dan Budak itu adalah dituduh pencuri, pezina, dan ia tak
melakukannya” (Shahih Bukhari Bab Ahaditsul Anbiya).

Riwayat hadits ibu yg menyusui bayi diatas menunjukkan bolehnya
Allah memberikan keramat pada wali sejak ia masih bayi, sudah
dapat tahu takdir orang, tahu siapa orang itu sebenarnya, dan
mengtahui hal yg ghaib, maka jika ada habaib masa lalu yg
dikatakan sudah keramat danjadi wali Allah sejak bayinya, semacam
Imam Abubakar bin Salim Fakhrul wujud dan lainnya, maka telah
jelas diriwayatkan dalam shahih Bukhari mengenai dalilnya.

Riwayat lainnya bahwa Khubaib ra ketika ditangkap oleh Bani Harits
, (dalam riwayat yg panjang), bahwa Putri dari Al Harits berkata :
Tak pernah kulihat tawanan pun yg lebih baik dari Khubaib (ra),
sungguh telah kusaksikan ia makan buah anggur sedangkan di Makkah
saat itu tak ada sama sekali buah buahan, dan ia didalam penjara
Besi, dan itu adalah Rizki yg diberikan oleh Allah swt (Shahih
Bukhari Bab Jihad wassayr)

Riwayat lainnya bahwa seorang dari penduduk Kuufah mengadukan
kepada Khalifah Umar ra tentang Sa^ad bin Abi Waqqash ra, maka
diutuslah bersamanya seorang pengintai yg bertanya tentang Sa^ad
di Kufah, maka ia berkeliling di masjid Kufah dan tak ada yg
menyaksikan kecuali kebaikan Sa^ad ra, maka berkatalah seorang
lelaki yg dikenal dg nama Aba Sa^dah : Jika kau bertanya pada kami
maka sungguh Sa^ad (ra) tidak membagi dg adil, dan banyak lagi
fitnahnya pada Sa^ad ra, maka berkatalah Sa^ad (ra) “Wahai Allah
jika ia dusta maka panjangkan usianya, dan panjangkan
kemiskinannya, dan munculkan atasnya fitnah fitnah”.
Maka berkata Ibn Umair ra kulihat ia tua renta hingga kedua
alisnya sudah hampir menutup kedua matanya karena sangat tua, dan
sangat miskin, dan mengejar ngejar para wanita di jalanan seraya
memegang megangnya, jika ditanya padanya : Kenapa kau berbuat
ini??, ia menjawab : Aku adalah si tua renta yg terkena fitnah
karena doa Sa^ad (ra). ( Shahih Bukhari Bab Adzan)

RIWAYAT TSIGAH LAINNYA TENTANG KERAMAT PARA SAHABAT DAN IMAM IMAM
Berkata Imam Al Khazin : telah diriwayatkan dari Abu Sa^id
Alkhudri ra Sungguh Rasulullah saw bersabda : “hati hatilah pada
firasat orang mukmin, sungguh (firasat) dia itu melihat dengan
Cahaya Allah” (diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya
Attaarikh, dan Ibn Jarir, Ibn Hatim, Ibn Sunniy, Abu Nu^aim, dan
diriwayatkan pula oleh Imam Attirmidziy dan Imam Attabrani, dan
diriwayatkan pula oleh Ibn Jarir dari Ibn Umar ra)

Dan pada para ulama dan para pemilik anugerah, bahwa pada firasat
mereka teriwayatkan dg kabar dan riwayat yg masyhur, diantaranya
dikatakan oleh Al hafidh pada kitabnya “Tawaali Atta^sis” berkata
Assaajiy, berkata padaku Abu Dawud, berkata kepadaku Qutaybah,
berkata pada Abdu Hamiid, aku keluar bersama Imam Syafii dari
Makkah, maka kami bertemu seorang lelaki di Abtah, maka kukatakan
pada Imam Syafii : “Tebak keberadaan lelaki itu..?”, maka berkata
Imam Syafii : “Dia itu tukang kayu, atau penjahit!”, maka kutanya
pada lelaki itu seraya berkata : “Dulu aku tukang kayu dan
sekarang penjahit”,

Diriwayatkan pula oleh Al Hakim dari riwayat lain, dari Qutaybah
berkata : “Kulihat Muhammad bin Alhasan dan Imam Syafii duduk
berdua diteras Ka^bah, maka lewatlah seorang lelaki, maka
berkatalah salah satu dari mereka : “kemarilah kami akan menebak
pekerjaanmu, maka berkata salah satu dari mereka (Muhammad bin
Alhasan dan Imam Syafii) engkau adalah Penjahit!, dan berkata yg
lainnya : Engkau adalah tukang kayu!, maka berkata orang itu :
“dulu aku penjahit dan sekarang tukang kayu”.
Berkata Al Hafidh : sanad kedua riwayat diatas shahih.
(Tuhfatul ahwadziy bisyarh Jami Tirmidziy Bab : Min Suuratil Hijr
Juz 8 /556)

diriwayatkan berkenaan syarh hadits firasah, bahwa Ustman bin
Affan ra dikunjungi beberapa sahabatnya, dan diantara mereka
memandang pada seorang wanita, maka berkata Utsman bin Affan ra :
“salah satu dari kalian masuk kerumahku dengan mata yg berzina!”,
maka berkatalah seorang dari mereka dengan kagetnya : “Apakah ada
wahyu setelah Rasulullah..??” (maksudnya pembicaraan yg membuka
masalah gaib dan tersembunyi/kasyaf), maka berkata Utsman bin
Affan ra: “Bukan wahyu, namun firasat yg benar!”. (Syarh Musnad
Abi Hanifah juz 1 /566).

mengenai shalawat shalawat itu maka hal itu bukan kultus, hanya
karena kedangkalan pemahaman mereka terhadap ilmu hadits maka
mereka tak memahami maknanya dengan benar,

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=16807

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments