Forum Majelis Rasulullah
bagong Pentingnya Madzhab bagi muslim – 2008/12/30 08:17 Ass. bib….
ane mo nanya neh ma akhi….menurut pendapat antum seberapa
penting c seorang muslim untuk mengetahui dan mengikuti suatu
madzhab…
terus klo seandainya dalam sholat berjamaah..imamnya berlainan
madzhab dengan kita gimana…apa sholatnya kita perlu
ulang….masalahnya ane pernah ngalamin ntuh bib sholat shubuh
berjamaah di musholah samping rumah tapi imamnya gak pake do`a
qunut…trs abis sholat gak pake acara wirid or zikir…jadi doa
`nya sendiri-sendiri aja
seinget ane c klo madzhab imam syafei pake qunut and wirid abis
sholat…makanya ane jadi bimbang
oh iya.,sekedar info: di musholah tempat ane sering kali tuh debat
soal agama…masalahnya karena beda madzhab antar jamaahnya
jadi sering timbul perselisihan dalam suatu kegiatan….dengan
mudah sekolompok orang mengeluarkan kalimat bid`ah kepada kelompok
lainnya…karena menurut mereka waktu dijaman Rosulullah kegiatan
tsb tidak ada…
sebaiknya sikap yang ane ambil bagaimana bib ? karena ane sering
disindir sama temen ane sendiri lantaran ane jd aktif di kegiatan
mushollah setelah mulai sering ngikutin ta`lim yang pembinanya
habib…
menurut mereka…belum jelas apakah memang benar habib itu memang
keturunannya Nabi Muhammad ? terus mereka pikir ane berubah
lantaran gara2 ngikutin habib bukan karena dr diri ane
sendiri…masya Allah
makanya iman ane jd sering turun klo dapet sindiran dr orang
sekitar
mudah2an antum bisa ngasih sedikit solusi untuk ane agar bisa kuat
untuk ngadepin org2 kyk gitu…karena ane bener2 pgn berubah jd
muslim yg bertaqwa karena lilahi ta`ala…
makasih yah bib atas kesediaan waktunya ngebaca message dari
ane…mudah2an Allah membalas segala kebaikan antum di dunia dan
di akherat..amin !
sekian dari ane..wass..
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Pentingnya Madzhab bagi muslim – 2008/12/31 05:09 Alaikumsalam
warahmatullah wabarakatuh,
Kesejukan kasih sayang Nya semoga selalu menerangi hari hari anda
dg kebahagiaan,
Saudaraku yg kumuliakan,
pertanyaan ini telah saya jawab, berikut jawaban yg saya saya
tampilkan kembali,
mengenai keberadaan negara kita di indonesia ini adalah
bermadzhabkan syafii, demikian guru guru kita dan guru guru
mereka, sanad guru mereka jelas hingga Imam syafii, dan sanad
mereka muttashil hingga Imam Bukhari, bahkan hingga rasul saw,
bukan sebagaimana orang orang masa kini yg mengambil ilmu dari
buku terjemahan lalu berfatwa untuk memilih madzhab semaunya,
anda benar, bahwa kita mesti menyesuaikan dengan keadaan, bila
kita di makkah misalnya, maka madzhab disana kebanyakan hanafi,
dan di Madinah madzhab kebanyakannya adalah Maliki, selayaknya
kita mengikuti madzhab setempat, agar tak menjadi fitnah dan
dianggap lain sendiri, beda dengan sebagian muslimin masa kini yg
gemar mencari yg aneh dan beda, tak mau ikut jamaah dan cenderung
memisahkan diri agar dianggap lebih alim dari yg lain, hal ini
adalah dari ketidak fahaman melihat situasi suatu tempat dan
kondisi masyarakat.
memang tak ada perintah wajib bermadzhab secara shariih, namun
bermadzhab wajib hukumnya, karena kaidah syariah adalah Maa
Yatimmul waajib illa bihi fahuwa wajib, yaitu apa apa yg mesti ada
sebagai perantara untuk mencapai hal yg wajib, menjadi wajib
hukumnya.
misalnya kita membeli air, apa hukumnya?, tentunya mubah saja,
namun bila kita akan shalat fardhu tapi air tidak ada, dan yg ada
hanyalah air yg harus beli, dan kita punya uang, maka apa hukumnya
membeli air?, dari mubah berubah menjadi wajib tentunya. karena
perlu untuk shalat yg wajib.
demikian pula dalam syariah ini, tak wajib mengikuti madzhab,
namun karena kita tak mengetahui samudra syariah seluruh madzhab,
dan kita hidup 14 abad setelah wafatnya Rasul saw, maka kita tak
mengenal hukum ibadah kecuali menelusuri fatwa yg ada di imam imam
muhaddits terdahulu, maka bermadzhab menjadi wajib,
karena kita tak bisa beribadah hal hal yg fardhu / wajib kecuali
dengan mengikuti salah satu madzhab itu, maka bermadzhab menjadi
wajib hukumnya.
Sebagaiman suatu contoh kejadian ketika zeyd dan amir sedang
berwudhu, lalu keduanya kepasar, dan masing masing membeli sesuatu
di pasar seraya keduanya menyentuh wanita, lalu keduanya akan
shalat, maka zeyd berwudhu dan amir tak berwudhu, ketika zeyd
bertanya pada amir, mengapa kau tak berwudhu?, bukankah kau
bersentuhan dengan wanita?, maka amir berkata, aku bermadzhabkan
maliki, maka zeyd berkata, maka wudhu mu itu tak sah dalam madzhab
malik dan tak sah pula dalam madzhab syafii, karena madzhab maliki
mengajarkun wudhu harus menggosok anggota wudhu, tak cukup hanya
mengusap, namun kau tadi berwudhu dengan madzhab syafii dan lalu
dalam masalah bersentuhan kau ingin mengambil madzhab maliki, maka
bersuci mu kini tak sah secara maliki dan telah batal pula dalam
madzhab syafii.
Demikian contoh kecil dari kebodohan orang yg mengatakan
bermadzhab tidak wajib, lalu siapa yg akan bertanggung jawab atas
wudhunya?, ia butuh sanad yg ia pegang bahwa ia berpegangan pada
sunnah nabi saw dalam wudhunya, sanadnya berpadu pada Imam Syafii
atau pada Imam Malik?, atau pada lainnya?, atau ia tak berpegang
pada salah satunya sebagaimana contoh diatas..
dan berpindah pindah madzhab tentunya boleh boleh saja bila sesuai
situasinya, ia pindah ke wilayah malikiyyun maka tak sepantasnya
ia berkeras kepala dg madzhab syafii nya,
demikian pula bila ia berada di indonesia, wilayah madzhab syafi
iyyun, tak sepantasnya ia berkeras kepala mencari madzhab lain.
saran saya agar dinasihati saja, agar tidak menimbulkan pepecahan
dan keresahan masyarakat.
bermakmum pada yg bermadzhab lain tidak membatalkan shalat.
mengenai semangat, sungguh celaan itu karena mereka belum tahu
saja, karena banyak pula habib yg mungkin mengecewakan mereka,
namun jika mereka mengerti kemuliaan maka akan membuat mereka
asyik pula sebagaimana anda, kasihani mereka saudaraku, sungguh
berhak untuk didoakan, doakan mereka agar mendapat hidayah dan
pemahaman,
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,
Wallahu a^lam
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=20398