Pemikiran Ahmad Hartono Jaiz

0

Arul Pemikiran Ahmad Hartono Jaiz – 2007/11/23 00:00 Assalammualaikum
Warohmatullahi Wabarokattu,

Habib Munzir yg saya mulyakan, semoga habib dan keluarga selalu
dalam lindungan Allah SWT dan senantiasa diberikan kesehatan dalam
menjalankan dakwah habib yg semakin lama terasa semakin luas,
semoga dakwah habib dapat menambah keimanan pada kami semua dan
lebih mencintai junjungan nabi besar Muhammad SAW serta dapat
mengikuti jejak langkahnya.

Bib, perkenankan saya kembali bertanya mengenai beberapa hal sbb :
Semoga pertanyaan ini tidak membuat habib bosan, masalahnya di
kantor saya dan kantor2 lain mengalami fenomena dmn apa yg kita
amalkan selama ini selalu dipermasalahkan oleh kelompok lain
dengan cara dikirimi artikel lewat email atau kliping2 di mesjid
sekitar kantor dsb. Tidak sedikit teman2 yg sebenarnya dulu
berfaham sama dengan kita Aswaja menjadi terpengaruh dan berbalik
menyerang faham yg diajarkan oleh orang tuanya. Atas dasar itulah
sy selalu bersemangat untuk bertanya kepada habib dan
mudah-mudahan bisa saya sharing dengan teman-teman di kantor yg
masih berfaham Aswaja.

Pada kesempatan kali ini saya ingin tanggapan Habibbana tentang
pemikiran Ahmad Hartono Jaiz, yg buku2nya sangat laris di pasaran,

1. Ahmad hartono Jaiz, menolak istighotsah dengan dalil sbb :

Thabrani meriwayatkan di dalam Kitab Isnadnya bahwa pada zaman
Nabi saw terdapat seorang munafik yang selalu menyakiti orang
mukmin. Maka di antara orang mukmin itu berkata: “Marilah kita
minta dihilangkan kesukaran kita dari kelakuan munafik ini kepada
Nabi saw.
Kemudian Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya tidak boleh itighotsah kepadaku, tetapi istighotsah
itu
seharusnya hanya kepada Allah saja.” (HR At-Thabrani, lihat Kitab
Tauhid,
Syaikh Muhammad At-Tamimi, halaman 81).

2. Kutipan dari artikel Ahmad hartono Jaiz ttg penolakan mencari
berkah dengan alasan sbb :

Mencari berkah dengan menghadiri kubur-kubur para wali. Masalah
ini
bertentangan dengan hadits nabi SAW:

Dari Abu Hurairah dari Nabi saw beliau bersabda: “Janganlah
diikatkan kendaraan-kendaraan melainkan ke tiga masjid: Masjid
Haram, Masjid Rasul SAW, dan Masjid Al-Aqsha.” (Hadits shahih
riwayat Al-Bukhari 2/56, Muslim 4/102, 126, Abu Dawud nomor 2033,
Ahmad 2/501, Darimi 1/330, Ibnu Majah nomor 1409 dan An-Nasaa^i).

Ustadz Abdul Hakim Abdat menjelaskan hadits tersebut sebagai
berikut:
a. Janganlah diberhentikan kendaraan di satu tempat dengan maksud
untuk mencari berkat dan keutamaannya kecuali kepada tiga masjid
yang tersebut di atas. (Disebutnya kendaraan karena biasanya orang
yang mengadakan perjalanan/ safar itu dengan menaiki kendaraan).

b. Janganlah mengadakan perjalanan/ safar ke suatu tempat dengan
maksud mencari berkah dan keutamaannya di situ kecuali kepada tiga
masjid: Masjidil Haram, Masjid Rasul saw, dan Masjid al-Aqsha.

Di dalam salah satu lafadz Imam Muslim (4/126) disebutkan sebagai
berikut:
“Hanyasanya (dibolehkan) safar ( ke suatu tempat untuk mencari
berkah dan keutamaannya) kepada tiga masjid: Masjid Ka^bah,
Masjidku, dan Masjid Iyliaa (Masjidil Aqsha).” (HR Muslim).

Mengenai hadits tersebut Ustadz ini menjelaskan:
Nabi saw telah MENGHARAMKAN umatnya mengadakan safar atau ziarah
atau memilih/ mengkhususkan tempat dengan maksud TABARRUK dan
IBADAH, bahwa tempat itu lebih utama dari tempat-tempat lainnya
seperti: Masjid-masjid (kecuali tiga masjid di atas),
tempat-tempat bersejarah (Gunung Thur, Goa Ash-habul Kahfi, Goa
Hira^, Goa Tsur) atau ziarah ke kuburan para nabi dan orang-orang
sholih buat tabarruk (mencari berkah) sehingga diadakan safar atau
dipilih secara khusus ke tempat-tempat tersebut (tusyaddur
rihalu). Misalnya, orang yang berziarah ke Masjid Demak di Jawa
dengan maksud ibadah dan mencari berkah lantaran Masjid Demak itu
dibangun oleh ^para wali^, maka yang demikian itu terkena larangan
Nabi saw di atas. Karena tidak ada perbedaan antara Masjid Demak
dengan masjid Ar-Rahman atau masjid mana saja, tentang mendapatkan
keutamaan shalat di tiap-tiap masjid. Karena kita dilarang memilih
suatu masjid untuk mencari kelebihan dari yang lain kecuali kepada
tiga masjid yang Nabi saw bolehkan di atas. Dari sini kita dapat
mengerti dengan sebaik-baiknya pemahaman bahwa mencari berkah di
masjid tertentu -kecuali tiga masjid yang disebutkan Rasulullah
saw mengenai keutamaannya- maka bagaimana dengan TEMPAT YANG
BERNAMA KUBUR!??? Apakah kubur lebih utama daripada masjid?
Jawablah wahai orang-orang yang berakal!

3. yg ketiga ini saya ingin mengetahui bagaimana status hadits yg
menyatakan bahwa shalat akan batal jika lewat di depat mushalli
adalah wanita, anijng hitam dan keledai. Setahu saya hadits
tersebut adalah HR Bukhari Muslim yg disepakati sbg hadits shohih.
Apakah shalat sy batal ketika shalat di rumah yg kiblatnya
kebetulan menghadap sebuah jalan , dan tiba-tiba seorang wanita
lewat.

Demikianlah habib Munzir yg saya mulyakan, Mohon maaf kalau
terlalu banyak dan merepotkan. Terima kasih atas segala
pencerahannya semoga Allah SWT membalasnya dengan pahala yg
berlipat ganda, Amiin.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:Pemikiran Ahmad Hartono Jaiz – 2007/11/23 12:55 1. ISTIGHATSAH
Istighatsah adalah memanggil nama seseorang untuk meminta
pertolongannya, untuk sebagian kelompok muslimin hal ini langsung
di vonis syirik, namun vonis mereka itu hanyalah karena
kedangkalan pemahamannya terhadap syariah islam, pada hakekatnya
memanggil nama seseorang untuk meminta pertolongannya adalah hal
yg diperbolehkan selama ia seorang Muslim, Mukmin, Shalih dan
diyakini mempunyai manzilah di sisi Allah swt, tak pula terikat ia
masih hidup atau telah wafat, karena bila seseorang mengatakan ada
perbedaan dalam kehidupan dan kematian atas manfaat dan mudharrat
maka justru dirisaukan ia dalam kemusyrikan yg nyata, karena
seluruh manfaat dan mudharrat berasal dari Allah swt, maka
kehidupan dan kematian tak bisa membuat batas dari manfaat dan
mudharrat kecuali dengan izin Allah swt, ketika seseorang berkata
bahwa orang mati tak bisa memberi manfaat, dan orang hidup bisa
memberi manfaat, maka ia dirisaukan telah jatuh dalam kekufuran
karena menganggap kehidupan adalah sumber manfaat dan kematian
adalah mustahilnya manfaat, padahal manfaat dan mudharrat itu dari
Allah, dan kekuasaan Allah tidak bisa dibatasi dengan kehidupan
atau kematian.

Sama saja ketika seorang berkata bahwa hanya dokter lah yg bisa
menyembuhkan dan tak mungkin kesembuhan datang dari selain dokter,
maka ia telah membatasi Kodrat Allah swt untuk memberikan
kesembuhan, yg bisa saja lewat dokter, namun tak mustahil dari
petani, atau bahkan sembuh dengan sendirinya.

Terkadang kita tak menyadari bahwa kita lebih banyak mengambil
manfaat dalam kehidupan ini dari mereka yg telah mati daripada yg
masih hidup, sungguh peradaban manusia, tuntunan ibadah, tuntunan
kehidupan, modernisasi dlsb, kesemua para pelopornya telah wafat,
dan kita masih terus mengambil manfaat dari mereka, muslim dan non
muslim, seperti teori Einstein dan teori2 lainnya, kita masih
mengambil manfaat dari yg mati hingga kini, dari ilmu mereka, dari
kekuatan mereka, dari jabatan mereka, dari perjuangan mereka, Cuma
bedanya kalau mereka ini kita ambil manfaatnya berupa ilmunya,
namun para shalihin, para wali dan muqarrabien kita mengambil
manfaat dari imannya dan amal shalihnya, dan ketaatannya kepada
Allah.

Rasul saw memperbolehkan Istighatsah, sebagaimana hadits beliau
saw : Sungguh matahari mendekat dihari kiamat hingga keringat
sampai setengah telinga, dan sementara mereka dalam keadaan itu
mereka ber istighatsah kepada Adam, lalu mereka beristighatsah
kepada Musa, lalu mereka beristighatsah kepada Muhammad saw
(Shahih Bukhari hadits no.1405), juga banyak terdapat hadits
serupa pada Shahih Muslim hadits no.194, shahih Bukhari hadits
no.3162, 3182, 4435, dan banyak lagi hadist2 shahih yg rasul saw
menunjukkan ummat manusia ber istighatsah pada para nabi dan
rasul, bahkan Riwayat shahih Bukhari dijelaskan bahwa mereka
berkata pada Adam, Wahai Adam, sungguh engkau adalah ayah dari
semua manusai.. dst.. dst…dan Adam as berkata :
Diriku..diriku.., pergilah pada selainku.., hingga akhirnya mereka
ber Istighatsah memanggil manggil Muhammad saw, dan Nabi saw
sendiri yg menceritakan ini, dan menunjukkan beliau tak
mengharamkan Istighatsah.

Maka hadits ini jelas jelas merupakan rujukan bagi istighatsah,
bahwa Rasul saw menceritakan orang orang ber istighatsah kepada
manusia, dan rasul saw tak mengatakannya syirik, namun jelaslah
Istighatsah di hari kiamat ternyata hanya untuk Sayyidina Muhammad
saw.

Jelaslah sudah bahwa riwayat ini justru bukan mengatakan musyrik
pada orang yg memanggil nama seseorang saat dalam keadaan
tersulitkan, Rasulullah saw yg mengajari hal ini.

Kita bisa melihat kejadian Tsunami di aceh beberapa tahun yg
silam, bagaimana air laut yg setinggi 30 meter dengan kecepatan
300km dan kekuatannya ratusan juta ton, mereka tak menyentuh
masjid tua dan makam makam shalihin, hingga mereka yg lari ke
makam shalihin selamat, inilah bukti bahwa Istighatsah dikehendaki
oleh Allah swt, karena kalau tidak lalu mengapa Allah jadikan di
makam2 shalihin itu terdapat benteng yg tak terlihat membentengi
air bah itu, yg itu sebagai isyarat ilahi bahwa demikianlah Allah
memuliakan tubuh yg taat pada Nya swt, tubuh tubuh tak bernyawa
itu Allah jadikan benteng untuk mereka yg hidup.., tubuh yg tak
bernyawa itu Allah jadikan sumber Rahmat dan perlindungan Nya swt
kepada mereka mereka yg berlindung dan lari ke makam mereka.

Kesimpulannya : mereka yg lari berlindung pada hamba hamba Allah
yg shalih mereka selamat, mereka yg lari ke masjid masjid tua yg
bekas tempat sujudnya orang orang shalih maka mereka selamat,
mereka yg lari dengan mobilnya tidak selamat, mereka yg lari
mencari tim SAR tidak selamat..

Pertanyaannya adalah : kenapa Allah jadikan makam sebagai
perantara perlindungan Nya swt?, kenapa bukan orang yg hidup?,
kenapa bukan gunung?, kenapa bukan perumahan?.

Jawabannya bahwa Allah mengajari penduduk bumi ini beristighatsah
pada shalihin.

Walillahittaufiq

2. Lalu bagaimana dengan perbuatan Rasul saw yg berziarah ke Makam
Baqi..?, riwayat shahih Bukhari dan Shahih Muslim bahwa Rasul saw
berziarah ke makam Baqi.

lalu riwayat shahih Bukhari bahwa Rasul saw mendatangi Masjid Quba
setiap sabtu, sedangkan Masjid Quba itu bukan tiga masjid yg
disebut dalam hadits tsb?,

Al Hafidh Al Imam Ibn Hajar AL Asqalaniy menjelaskan bahwa yg
dimaksud dalam hadits itu adalah dilarangnya melakukan niat
kunjung masjid dengan bergegas dan semangat selain pada 3 masjid
itu, yaitu masjidilharam, masjidinnabawiy dan masjidil Aqsha, ini
menunjukkan betapa mulianya ketiga masjid itu, dan berbeda dengan
ziarah shalihin, bertabarruk pada yg hidup dan yg wafat, atau
mencari ilmu, atau berdagang maka tak ada larangannya (Fathul
Baari bisyarh shahihul Bukhari hadits no.1115)

berkata pula Al Hafidh AL Imam Nawawi : bahwa pendapat yg
mengatakan bahwa diharamkan safar selain pada 3 masjid itu maka
faham itu salah, dan Jumhur ulama mengatakan maksud hadits itu
adalah tidak ada fadhilah dalam mendatangi masjid manapun seperti
3 masjid itu (Syarh nawawi ala shahih Muslim hadits no.2475).

tentunya fatwa fatwa para Imam diatas telah cukup membungkam fatwa
para wahabi jahil itu, maaf saya mengatakan ini karena kita
memahami siapa Imam Al Hafidh Ibn Hajar, beliau digelari Alhafidh
yg berarti telah hafal lebih dari 100 ribu hadits dg sanad dan
hukum matannya, dan buku beliau ini yaitu Fathul Baari bisyarah
shahih Bukhari adalah marja^ (induk) dari penjelasan shahih
Bukhari yg paling sempurna, demikian pula AL Hafidh Imam Nawawi,
ribuan Muhaddits dan hujjatul Islam mengakui Ibn Hajar dan Imam
Nawawi.

tentunya tak bisa kita bandingkan dengan fatwa sempalan yg tak
hafal satupun hadits yg berikut sanad dan hukum matannya.

3. mengenai hadits itu berkata Imam Nawawi : Bahwa Imam Malik,
Imam Syafii, dan Imam Hanafi dan Jumhur seluruh ulama bersepakat
bahwa shalat tak batal dg lewatnya salah satu dari 3 hal tsb,
namun yg dimaksud adalah memutus khusyu^nya shalat. (Syarah Nawawi
ala shahih Muslim hadits no.789)

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a^lam

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

Arul Re:Pemikiran Ahmad Hartono Jaiz – 2007/11/23 19:35 Terima kasih
habibana atas penjelasannya yg begitu lengkap dan jelas,
penjelasan habib telah menambah ilmu khususnya bagi saya dan
umumnya pada pengunjung website ini. Semoga Allah SWT membalasnya
dengan pahala yg berlipat ganda.

Salam Ta^zim,

Arul

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:Pemikiran Ahmad Hartono Jaiz – 2007/11/24 11:45 Hayyakumullah..
semoga Allah menyambut anda dengan segala anugerah Nya swt..

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=9544

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments