mengenai pembacaan Alqu’an itu memang aslinya tak pernah pakai terjemahan, sejak Alqur’an itu turun tak pernah ada terjemahnya, maka pernyataan yg mengatakan tak mau baca Alqur’an kecuali bila ada terjemahnya maka hal ini ingkar sunnah.

Semoga habibana Munzir dalam keadaan sehat selalu

bib ana mau nanya.

ana pernah pergi bareng teman ana, waktu itu kita pergi dalam rangka sahur on the road, kemudian kita itikaf di masjid istiqlal, sambil menunggu adzan shubuh teman ana mengajak ana untuk baca al-quran kemudian kita ambil al-quran yang telah disediakan. ketika teman ana ambil al-quran tersebut kemudian dia membukanya dan kembali menaruh al-qurannya dan tidak jadi membaca al-quran tersebut. kemudian ana bertanya mengapa? dan dia menjawab "gw ga biasa atau ga suka baca al-quran yang tidak ada terjemahannya" namun ana tetap baca al-quran meskipun tidak ada terjemahannya.

bagaimana tanggapan habib? apakah kita harus tahu dulu terjemahan dari setiap bacaan yang ingin kita baca? bagaimana dengan ana yang membaca al-quran, ratib, maulid dan doa-doa lainnya dengan tidak disertai arti atau terjemahan?

Limpahan kebahagiaan semoga selalu menaungi hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
mengenai pembacaan Alqu'an itu memang aslinya tak pernah pakai terjemahan, sejak Alqur'an itu turun tak pernah ada terjemahnya, maka pernyataan yg mengatakan tak mau baca Alqur'an kecuali bila ada terjemahnya maka hal ini ingkar sunnah.

membaca Alqur;an tanpa memahami maknanya sudah ada pahalanya, dan bila faham maknanya itu lebih baik, demikian juga dg dzikir dzikir lainnya seperti maulid, tahlil, ratib dll, dibaca dengan tidak faham telah sah, dibaca dengan faham lebih besar pahalanya, 

membaca Alqur'an disertai terjemah adalah bid'ah hasanah yg baik, namun bukan syarat sah dalam membaca Alqur'an.

demikian saudaraku syafii yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

wallahu a'lam