MEMULYAKAN NABI – 2006/04/27

0

NURYADIN MEMULYAKAN NABI – 2006/04/27 01:36 Memulyakan Nabi Muhammad SAAW

(Allah berfirman): “Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka
terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)”. [QS. Al-Hijr:
72]

Dalam surat Al-?Ashr, Allah bersumpah dengan berfirman: ?Demi
masa.? Masa yang mana? Masa di mana Nabi hidup di dunia. Orang
Arab biasa bersumpah dengan umur seseorang. Di sini Allah
bersumpah dengan umur Nabi Muhammad SAAW untuk memulyakan beliau.
Demi umur Muhammad, demi masa di mana Muhammad hidup di dunia ini,
sungguh manusia itu berada dalam kehancuran, kesesatan, dan
kebinasaan, kecuali mereka yang beriman, beramal shalih, dan
berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran. Periode di mana Muhammad
Rasulullah SAAW hidup di dunia adalah periode puncak dari
kehidupan manusia dan seluruh makhluq di alam semesta. Tidak ada
masa seperti itu sebelumnya dan sesudahnya. Wajarlah jika Allah
begitu memulyakan makhluq yang satu ini. Di pintu surga tidak ada
nama makhluq tertulis kecuali nama Muhammad Rasulullah.

KESOMBONGAN IBLIS

Tapi sayang seribu sayang, di zaman ini ada orang yang enggan
memulyakan Nabi, bahkan menuduh yang tidak-tidak kepada orang yang
memulyakan Nabi.
Dulu Allah telah menciptakan Azazil yang hanya mau menyembah dan
memulyakan Allah. Tetapi ketika Allah menciptakan Adam dan
menyuruh Azazil memulyakan Adam, Azazil menolaknya. Maka
berubahlah namanya menjadi Iblis.
Allah, apabila Dia mencintai seseorang, maka ia akan
mengumumkannya kepada Jibril: ?Wahai Jibril, sesungguhnya aku
mencintai Fulan, maka cintailah Fulan.? Maka Jibril pun
mencintainya dan mengumumkannya kepada penduduk langit. Maka
penduduk langit pun mencintainya dan mengumumkannya kepada
penduduk bumi. Dan tidak ada makhluq yang lebih Allah cintai
melainkan Muhammad Rasulullah SAAW. Lalu mengapakah kita tidak
mencintai dan memulyakan beliau? Padahal tidak sempurna iman
seseorang hingga dia mencintai Nabi dengan kecintaan yang melebihi
kecintaannya kepada dirinya, orangtuanya, anak-anaknya, dan dunia
seisinya. Nabi Muhammad SAAW adalah Sayyidunnas, Tuan manusia di
dunia dan di akhirat. Nabi itu lebih pantas untuk dicintai oleh mu
`min.
Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka
sendiri. [QS. Al-Ahzab: 6]

ADAT ISTIADAT SHAHABAT

Barangsiapa bertasyabbuh (menyerupai) terhadap suatu golongan,
maka dia termasuk ke dalam golongan tersebut. Begitu pula orang
yang ikut-ikutan upacara kaum Anshor ketika menyambut Rasulullah.
Maka mereka adalah termasuk golongan kaum Anshor yang dimulyakan
Nabi. Mengapa kita harus berdiri ketika mengucapkan ?Thola?al
Badru ?alayna? sedangkan Nabinya tidak ada? Karena demikianlah
kaum Anshor melakukan, dan kita adalah kaum yang ingin menyerupai
mereka. Jika memang hal ini tidak bisa diterima, maka untuk apa
kita bersalam kepada Nabi di dalam tahiyat akhir sedangkan Nabinya
tidak ada? Sayangnya tidak sah shalat seseorang yang tidak
bersalam kepada Nabi pada tahiyat akhir.
Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan
itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. [QS. Yunus: 58]
Allah menyuruh kita untuk bergembira atas karunia dan rahmat-Nya.
Ketika kita menikah, kita disuruh untuk bergembira dan bersyukur
dan merayakannya. Ketika anak kita lahir, kita disuruh untuk
bergembira dan merayakannya serta bersyukur. Akan tetapi, apakah
karunia dan rahmat Allah yang lebih pantas untuk disyukuri?
Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam. [QS. Al-Anbiya: 107]
Adalah wajib untuk mensyukuri karunia dan rahmat yang terbesar
ini. Rahmat yang Allah anugerahkan kepadaku dan kalian, yang
dengannya aku dan kalian dapat mengenal keagungan ?Laa ilaaha
illallaah?. Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai
beliau SAAW melebihi cintanya kepada dirinya sendiri.
ACARA MAULID

Mengadakan acara pembacaan riwayat hidup Muhammad Rasulullah SAAW
adalah salah satu cara kita mengungkapkan kegembiraan kita atas
karunia terbesar ini. Dengan acara-acara seperti ini memuncaklah
keimanan kita dengan tersambungnya sanubari kita dengan sanubari
sang idola SAAW. Sebagaimana Abu Hurairah dan para shahabat
berkata kepada Nabi bahwa puncak keimanan mereka adalah ketika
mereka ada di dekat Nabi SAAW. Sungguh berbeda antara shalat
bersama Nabi dengan sholat tidak bersama Nabi. Sungguh berbeda
puasa bersama Nabi dengan puasa tidak bersama Nabi. Begitulah para
shahabat, keimanan mereka memuncak ketika mereka berada di dekat
Nabi. Tetapi ketika mereka kembali kepada keluarga mereka, maka
menurunlah keimanan mereka.

MENABUH TABUHAN

Menabuh tabuhan di dalam Masjid adalah dibolehkan pada saat
walimah dan hari raya. Bagaimana kalau pada saat mengadakan acara
maulid Nabi? Lebih boleh lagi. Sebab kegembiraan dalam kelahiran
Nabi adalah kegembiraan yang melebihi kegembiraan saat walimah
atau pun hari raya idul fitri. Sebagaimana dikatakan Abbas: ?
Ketika engkau lahir wahai Rasulullah, terang-benderanglah timur
dan barat dengan cahayamu. Dan cahaya itu masih kami rasakan
hingga saat ini.? Ini dapat dilihat dalam Al-Mustadrak fii
Shahihain Imam Hakim. Tidakkah Anda merasakan cahaya Rasulullah
memancar di sanubari Anda? Tidakkah Anda merasakan cahaya tauhid
yang dibawa Rasulullah SAAW menerangi gelapnya sanubari Anda? Dan
lihatlah bagaimana Sayyidina Abbas memuji beliau SAAW. Adakah itu
perbuatan syirik? Jika itu perbuatan syirik niscaya Nabi SAAW yang
langsung menegurnya. Tetapi Nabi SAAW justeru malah ridho dan
mendo?akan Sayyidina Abbas.

MAKRUH MEMBUNUH KATAK

Ketika Nabi Ibrahim di masukkan ke dalam api besar, Allah
berfirman kepada api besar itu agar menjadi sejuk bagi Nabi
Ibrahim. Maka sejuklah api itu terhadap Nabi Ibrahim. Tetapi
seekor katak yang melihat Nabi Ibrahim di masukkan ke dalam api
besar itu, ia segera melompat-lompat ke sungai dan kemudian
mengantungi air dalam mulutnya dan melompat-lompat ke arah api
besar itu dan menyemburnya dengan air dalam mulutnya yang tidak
seberapa. Sungguh perbuatan yang sia-sia. Tetapi Allah tidak
menilai demikian. Disebabkan sikap satu katak ini yang memulyakan
dan mencintai Nabi Ibrahim Khalilullah, maka seluruh katak di
dunia ini diharamkan untuk dibunuh, dan sebagian pendapat
mengatakan makruh dengan kemakruhan yang sangat. Bagaimankah bila
kita memulyakan dan mencintai Nabi SAAW? Adakah ini disebut
perbuatan syirik? Justeru inilah perbuatan yang sangat diridhoi
Allah.

KISAH POHON KURMA

Disebabkan jama?ah telah bertambah banyak, maka Sayyidina Umar
membuatkan mimbar yang tinggi untuk Nabi agar jamah yang di
belakang dapat melihat wajah Nabi yang menenangkan. Maka ketika
Nabi menggunakannya untuk pertama kali, belum lagi Nabi berkata,
terdengarlah suatu jeritan yang menyayat hati hingga membuat para
shahabat ikut merasakan kesedihan si sumber jeritan. Maka Nabi
turun untuk mencari sumber jeritan itu. Ternyata jeritan itu
bersumber dari batang pohon kurma yang biasa Nabi gunakan untuk
bersandar di kala menyampaikan pengajaran kepada para shahabat.
Pohon kurma itu begitu sedihnya ketika Nabi tidak lagi bersandar
kepadanya. Kerinduan dan kesedihannya diketahui oleh Allah, dan
dengan izin-Nya, suara batang pohon kurma itu pun dapat di dengar
oleh mereka yang hadir dalam majelis itu. Maka Nabi menawarkan
kepada batang pohon kurma itu dua pilihan, tetap disandari oleh
Nabi di dunia ini, atau ditumbuhkan kembali di istana Nabi di
surga. Maka pohon kurma itu pun memilih untuk ditumbuhkan kembali
di istana Nabi di surga, di mana saat itu tidak ada tumbuhan dunia
yang ditumbuhkan kembali, kecuali batang pohon kurma itu. Setelah
memilih demikian, maka pohon kurma itu pun mati dan dikubur di
bawah kaki tangga pertama dari mimbar Nabi SAAW. Betapa besar ni?
mat yang diperoleh pecinta Nabi Muhammad SAAW, dapat hidup bersama
Sang Tuan manusia di surga. Tidakkah Anda ingin bersama beliau
SAAW?

(Diambil dari ceramah-ceramah Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa.
Tulisan ini telah saya print, kemudian diperbanyak oleh teman saya
dan dibagi-bagikan kepada teman2 kantornya dan mendapat tanggapan
positif. Semoga dapat membantu da^wah Anda sekalian dalam
menanamkan kecintaan kepada Sang Rasul SAAW.)

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=609

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments