KONFLIK KELUARGA BESAR –

0

wsy KONFLIK KELUARGA BESAR – 2007/08/11 22:28 Assalamu^alaikum wr.wb.

Habib Munzir yang saya muliakan, saya ingin berceritera dan
bertanya masalah pernikahan dan konflik keluarga besar. Sekitar
pertengahan tahun 2000 saya rajin berdoa minta jodoh setelah
Sholat Tahajjud. Alhamdulillah, pada akhir tahun 2000 saya
mendapatkan dua calon yang kurang lebih seimbang. Calon pertama
berasal dari Malang, sedangkan calon kedua berasal dari Yogyakarta
dan kebetulan adalah tetangga sendiri. Setelah konsultasi dengan
orangtua, mereka mendorong pilih yang kedua mengingat sudah tahu
latarbelakang keluarganya dan sudah tahu kalau dari keluarga yang
Islamnya kuat.

Setelah melakukan ta^aruf (selama masa itu saya sama sekali tidak
pernah menyentuh tubuh istri saya), ternyata banyak kecocokannya
sehingga pertengahan 2001 keluarga besar orangtua saya mendatangi
untuk melamar, dan Alhamdulillah, lancar. Selanjutnya kami
menyebar undangan pernikahan untuk awal 2002. Setelah tersebar,
pada suatu hari Ayah saya didatangi oleh tiga pemuda yang termasuk
aktivis masjid, menyayangkan saya mau menikahi istri saya karena
istri saya dinilai perbuatannya suka menyimpang dari Islam
walaupun kelihatannya rajin beribadah dan dari keluarga Islamnya
kuat. Ditambah lagi ada seorang paranormal (haji) menyatakan bahwa
saya mau menikahi istri saya itu sebenarnya bukan kehendak saya
melainkan kena pengaruh gaib yang mengendalikan saya. Orangtua
saya lalu bingung: mau membatalkan pernikahan kok ya malu, mau
meneruskan nanti juga beresiko. Kebetulan ibu saya termasuk jadi
panutan dalam keluarga besar saya tapi sejak sekitar tahun 2000
tanpa diadari mulai terkena penyakit parafrenia (penyakit yang 40%
menyerang manula dengan gejala: kekhawatiran berlebihan,
menganggap dirinya selalu benar, dsb). Akhirnya atas pertimbangan
ibu saya mereka berkeputusan (tanpa sepengetahuan saya) untuk
berusaha memisahkan kami sedikit-demi sedikit.

Awal 2002 pernikahan berlangsung lancar, dan karena baru pertama
kali menyentuh wanita, saya lalu sempat benar2 mabuk kepayang sama
istri saya pasca pernikahan (jadi benar2 bulan madu) sementara
orangtua saya punya misi untuk memisahkan kami. Salah satu caranya
adalah: setelah menikah kami harus tinggal bersama orangtua saya,
lalu saya sering dicekoki dengan menjelek-jelekkan istri saya,
juga setiap kali bergerak selalu diawasi dan sering dimarahi.
Mencium adanya ketidakberesan, istri saya lalu nggak krasan dan
ngotot untuk pindah. Pada saat itulah orangtua saya baru terang2an
menyuruh saya segera menceraikan istri saya dengan alasan istri
saya bukan istri yang baik karena kalau sudah menikah itu ya harus
benar-benar tunduk dan patuh kepada suami.

Setelah terjadi tarik-menarik, akhirnya kami berhasil memisahkan
diri dengan orangtua, tapi ibu saya lalu melabrak mertua saya,
mengata-ngatai dengan kasar, kemudian dalam setiap pertemuan
kampung selalu menyebar-nyebarkan berita bahwa istri saya berhasil
pakai ilmu pelet untuk menikah dengan saya dengan tujuan utama
adalah mengeruk harta saya dan orangtua saya, bahkan menuduh
mertua saya yang sudah menjanda ingin menikah dengan ayah saya
agar dapat menguasai harta orangtua saya. Kebetulan waktu itu ayah
saya dan saudara2 saya banyak mengamini ibu saya. Mengetahui
keadaan itu lalu terjadi permusuhan dua keluarga besar. Istri saya
maupun mertua saya lalu tidak sudi lagi menginjakkan kakinya ke
rumah orangtua saya, bahkan tidak sudi lagi melihat muka orangtua
saya maupun saudara-saudara kandung saya.

Karena sudah lama menderita tekanan batin (sejak sebelum jadi
mertua saya, entah karen apa) ditambah sakit hati dengan keluarga
besar orangtua saya, maka pada tahun 2004 mertua saya mengalami
krisis karena otaknya mengalami penyusutan yang terlalu cepat.
Pihak rumah sakit memperkirakan jiwanya tidak akan tertolong lagi,
namun Allah S.W.T. berkehendak lain. Mertua saya akhirnya sembuh
tapi keadaannya sudah seperti orang pikun. Dalam keadaan ini
bicaranya sudah tidak terkendali dan kebencian terhadap orangtua
saya semakin menjadi-jadi walaupun orangtua saya sudah meminta
maaf. Bahkan sekarang gantian menyebar-nyebarkan pernyataan bahwa
beliau sangat menyesal mengizinkan putrinya menikah dengan saya
karena ternyata saya berasal dari keluarga bejat. Saya sebenarnya
ingin marah dengan sikapnya itu mengingat orangtua saya pada
dasarnya juga dari keluarga baik2, beragama Islam cuma tidak
sekuat keluarga istri saya, ayah saya juga seorang guru besar
universitas besar di Indonesia dan namanya termasuk terkenal di
tingkat Asean. Karena tahu bahwa mertua saya sudah setengah sadar,
dulunya termasuk sosok yang sabar dan tabah, ibadahnya rajin, dan
berhasil mendidik anak2 menjadi orang yang berguna bagi nusa dan
bangsa yang meredakan kemarahan saya. Sebenarnya istri saya sempat
mau menerima kembali orangtua saya atas saran adik2 nya, tapi
mertua saya yang menentang sehingga sampai sekarang kebencian
istri saya terhadap orangtua saya jadi ikut naik. Apalagi
merasakan bahwa ibunya seumur hidup baru kali ini merasa dendam
kesumat sama orang, berarti orangtua sayalah yang menyebabkan
ibunya jadi kayak gitu.

Mengetahui keadaan ini saya sering berpikiran kenapa mertua saya
nggak segera mati saja. Sebenarnya sayang kalau amal2 nya selama
ini digerogoti dengan sikap seperti sekarang ini. Apalagi
mengingat anak2 sudah berhasil semua, berarti kalau menutup mata
sekarang sudah tidak ada yang terlantar lagi.

Pertanyaan2 saya adalah sbb.

1. Apa yang mesti saya lakukan menghadapi keadaan ini? Saya sudah
tidak sanggup lagi mengendalikan istri saya karena setiap kali
saya bujuk untuk damai selalu marah2, apalagi kalau mertua saya
dengar juga ikut sinis dengan keinginan saya.

2. Menurut Habib, siapa yang lebih bersalah karena orangtua saya
sebenarnya sudah meminta maaf tapi istri saya maupun mertua saya
belum bisa memaafkan sampai sekarang?
Karena untuk masalah ini, saya dengar ada dua pendapat yang
berbeda. Pendapat pertama, orangtua saya seharusnya tidak cukup
meminta maaf saja melainkan harus berupaya bagaimana caranya agar
dapat memulihkan nama baik keluarga besar istri saya karena dulu
pernah disebarkan aib yang tidak benar. Pendapat kedua, mertua dan
istri saya yang sekarang jadi bersalah karena orangtua saya sudah
meminta maaf dan peristiwa menyakitkan tsb sudah terjadi lima
tahun yang lalu.

3. Salahkah saya mengharapkan mertua cepat mati walaupun tidak
mendoakannya, dengan tujuan agar istri saya mau damai dengan
orangtua saya?

Sekian dan terima kasih.
Wassalamu^alaikum wr.wb.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:KONFLIK KELUARGA BESAR – 2007/08/14 01:18 Alaikumsalam
warahmatullah wabarakatuh,

Cahaya kemuliaan Bulan Rasulullah saw ini semoga selalu menerangi
hari hari anda dalam kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
1. yg mesti anda lakukan saat ini adalah kembali mendekat pada
Allah.., mengadulah, panggillah nama Nya swt didalam sujud,
undanglah kekuatan Nya agar turut berperan.., teruslah memanggil
Nama Nya swt dalam sujud, sungguh jawaban dari Nya akan muncul
berupa penyelesaian masalah, percayalah saudaraku pada Nya swt,
karena Dialah yg paling berhakm dipercaya daripada segenap hamba
Nya,

2. setelah jiwa anda tenang dg cahaya kesejukan ilahi, datanglah
pada istri, bujuklah agar kesemuanya kembali berpadu, ajaklah ia
turut berjuang mempersatukan simpul yg telah terpecah, anda mesti
percaya penuh pd istri anda dan taruhlah harapan padanya, Insya
Allah dengan kekuatan Allah dia akan setuju

3. lalu kembali pada ayah ibu anda, gabungkan istri anda kepada
ayah ibu anda untuk saling berdamai, setelah itu poin terakhir
adalah merujuk pada mertua anda, jangan berharap kematiannya
karena kermatiannya akan buruk baginya dan bagi anda,

berharaplah semua akan selesai, ayah ibu, istri, dan mertua, semua
bersatu dalam silaturahmi, dibawah kehendak Allah swt, karena Dia
Mampu menyatukan hati yg saling berpisah, karena Dia lah pemilik
segenap jiwa dan ruh.

dalam masalah ini saya lihat tidak ada yg bersalah, hanya salah
faham dan bisikan syaitan, awalnya ayah ibu anda, lalu istri anda,
lalu mertua anda, Alhamdulillah anda tetap tegar, dan kini syaitan
ingin menghancurkan anda pula dg berharap kematian emrtua,

Bangkitlah wahai saudaraku, bergeraklah dg kekuatan Allah.., maka
tipuan syaitan akan runtu, dan dalam waktu dekat semua akan
berubah menjadi lebih baik,

Demikian saudaraku yg kumuliakan,

Wallahu a lam

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=6198

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments