hikayat mulia antara seorang ayah dan anaknya yg masih kecil yg musafir dengan keledainya

0

NURYADIN WACANA SEPUTAR DA^WAH – 2006/08/23 03:15 Assalamu ^alaykum wr. wb.
Kayaknya saya salah masuk kamar nih. Tapi ga apa-apa ya, udah
kelanjur di buka. Sebenarnya ini suatu tulisan yang perlu
ditanggapi, yang harusnya masuk ke iseng dalam kemulyaan.

WACANA SEPUTAR DA^WAH

Da?wah memang memiliki berbagai tantangan. Salah satu di antaranya
ketika kita ingin berda?wah kepada non-muslim, ada saja yang
menyeletuk: ?Da?wahi saja kaum muslimin, ngapain ngurusin
non-muslim, orang muslim aja masih banyak kok yang belum
menjalankan Islam secara benar?. Padahal orang non-muslim aja
berjuang mati-matian untuk mengeluarkan saudara-saudara kita dari
Islam.
Ketika kita ingin berda?wah di lingkungan masyarakat muslim, ada
juga yang nyeletuk: ?Ngapain ngurusin orang lain, keluarga ente
aja tingkah-lakunya kayak gitu?. Padahal kita hanya berkewajiban
menyampaikan. Apakah mereka berani berkata seperti itu kepada Nabi
Nuh atau Nabi Luth? Pasti ga berani.
Ketika kita berda?wah di dalam keluarga, ada juga anggota keluarga
yang nyeletuk: ?Mending urusin diri sendiri, kayak yang udah bener
aja Islamnya.? Padahal Islam mengajarkan kita untuk saling
nasihat-menasihati. Jika kita menanggapi celoteh-celoteh mereka
secara keliru, maka yang terjadi adalah kita berhenti berda?wah.
Semestinya kita terus berda?wah sambil terus memperbaiki diri
kita. Kemudian yaqinlah bahwa Allah itu Mahamengetahui perihal
hamba-hamba-Nya.

Di sisi lain juga terjadi suatu fenomena penolakan da?wah dengan
dalih belum siap. Misalnya kita menawarkan kepada seseorang untuk
berda?wah di suatu tempat. Lalu orang itu dengan ?tawadhu? menolak
tawaran itu, ?Wah, saya belum pantas untuk berda?wah?. Padahal
kalau kita mau bertanya kepada Habib Munzir apakah beliau sudah
merasa pantas untuk berda?wah, maka beliau mungkin menjawab, ?Saya
tidak pantas untuk berdiri di hadapan hadirin, saya berdiri di
sini karena mendapat amanah dari guru saya dan dari Baginda Rasul
saaw.?
Kemudian jika ada seseorang yang sekarang menolak untuk berda?wah
karena merasa belum pantas, dan setahun kemudian dia ditawari lagi
untuk berda?wah lalu menerimanya, kira-kira apa yang ada dalam
fikiran kita? ?Wah si fulan dulu bilang belum pantas untuk berda?
wah, tapi sekarang kok dia berda?wah? Apakah sekarang dia
menganggap dirinya sudah pantas berda?wah? Sombong sekali dia!?
Nah kalau ternyata fikiran ini yang timbul kemudian bagaimana?

OK, mungkin itu dulu wacananya. Saya mohon tanggapan Habib Munzir
dan para anggota forum diskusi mengenai dua wacana ini. Siapa
sebaiknya target da?wah kita? Dan bagaimana sikap kita jika
ditawari untuk berda?wah?

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:WACANA SEPUTAR DA^WAH – 2006/08/23 11:11 Ahlan wa sahlan wa
marhaban,

Limpahan rahmat Nya semoga selalu menaungi anda,

ada hikayat mulia antara seorang ayah dan anaknya yg masih kecil
yg musafir dengan keledainya.
anaknya diatas keledai dan ayahnya menuntun keledai itu,
ketika melewati sekelompok orang maka mereka mengejek, “hei.. anak
kurang ajar!, ayahnya berjalan kepanasan dia enak2an diatas
keledai.., memang ayahnya tak tahu mendidik adab pada anaknya!”.

maka sang anak pun diturunkan dengan gemetar oleh sang ayah, iapun
naik keledai dan anaknya menuntun keledai hingga melewati suatu
kaum, mereka langsung mengejek pula, “Hai.. Bapak tak tahu diri,
dia tua bangka naik keledai dan anak bocahnya disuruh jalan
kaki..!”,

ayahnya ketakutan lagi, turunlah ia kini bersama anaknya dan
keduanya berjalan kaki dan keledai itu tak dinaiki, kasihan
mungkin keledai ini lelah, maka sekelompok orang lagi mengejeknya,
“dasar bodoh, membeli keledai tapi tak digunakan, kalau kau lebih
uang dan ingin jalan kaki, tak usah beli keledai, sedekahkan saja
pada Fuqara!, kau akan dituntut dengan hartamu nanti dihari
kiamat!”

maka ayahnya pun malu diri, iapun memerintahkan anaknya naik dan
kini mereka berdua menunggangi keledainya, hingga melewati sebuah
kelompok, mereka mengejek lagi.., “wahai Dhalim!, ditengah panas
terik matahari begini kau naiki keledai itu berdua, kau akan
dibalas dihari kiamat!”,

maka ayahnya ketakutan, iapun turun beserta anaknya, kini mereka
memangku keledai itu berdua, maksudnya agar keledai tak menuntut
nanti dihari kiamat, maka sekelompok orang berkata lagi, “Hai
Gila!, keledai digendong!”

nah.. lalu harus bagaimana dia ini…????

berjalanlah sesuai situasi dan kondisi,
boleh naik berdua sesaat, lalu turunkan anaknya sesaat, lalu ia
turun dan anaknya naik, lalu keduanya turun, dan bila keledainya
sakit, boleh menagngkat keledainya untuk mengobatinya, tdk perlu
terlalu perduli pada ucapan orang, selama ia dalam kebenaran..

nah setelah ia menjalankan dakwah barulah ia mulai berusaha
mengendalikan keadaan,

misalnya kisah diatas, lalu ia melewati air sungai, ia mesti turun
dan biar anaknya diatas keledai, walaupun waktunya sang anak
mestinya berjalan, namun kini keadaan menuntut lain.

demikian pula dalam dakwah, kita bukan bunglon munafik yg berubah
ubah warna, namun bukan pula besi yg tak mengenal kelenturan,

idola kita Muhammad saw, acuan kita Muhammad saw, mercusuar kita
Muhammad saw, maka kita akan sampai pada keridhoan Allah.

satu hal.. tujuan utama dakwah bukanlah untuk memperbaiki ummat,
tapi untuk memperbaiki diri kita dan mendapat pahala, tujuan kedua
adalah kemaslahatan ummat.
sebab bila kita hanya berkeinginan untuk memperbaiki ummat maka
kita lupa akan diri kita sendiri, kita sibuk dengan aib orang dan
melupakan aib kita, dan ketika hal yg kita jalankan tak berhasil
maka kita frustasi dan menyalahkjan Allah.., padahal itu adalah
kerusakan diri kita dan kehancuran dari tipu daya syaitan.

da^i yg baik adalah yg sibuk dengan perbaikan dirinya lalu
berusaha menyelamatkan yg lain, maka sedikit usahanya akan membuka
hasil yg menakjubkan..

keterbukaan dan keberhasilan muncul diluar dugaannya, karena Allah
yg mendorong dan membantunya.. demikian kemajuan sayyidina
Muhammad saw, seorang miskin, yatim dan Buta Huruf, namun kerajaan
beliau saw merajai dunia tanpa singgasana, dan kekuasaannya
berkesinambungan hingga alam barzakh, bahkan hingga yaumil
qiyamah, beliau saw tetap pemimpin seluruh manusia.

ada pula da^i yg lupa akan hal ini, ia lupa pada dirinya dan terus
sibuk dengan orang, maka syaitan meniupnya untuk semakin sibuk dan
semakin jauh dari Allah, lupa hal hal yg sunnah karena alasan
sibuk dg ummat.. demikian selanjutnya hingga ia terjebak dengan
perangkap dosa besar, misalnya mengkonsumsi narkotika, dengan
alasan saya perlu tenangkan diri, saya da^i terkenal dan sibuk..
atau ia tak sholat, atau minum alkohol dan lainnya, dengan alasan
: saya begini bukan karena nafsu setan, tapi lelah dalam dakwah..,
saya da;i terkenal dan sangat butuh refresing. lain dengan orang
umum yg cuma memikirkan maksiat

nah.. mereka pun tenggelam dan hancur.

he..he.. inipun kisah yg seru untuk bimbingan para da^i.

kita kembali pada Imam para da;i di dunia dan akhirat, Imam kita
Muhammad saw.

wallahu a^lam

topik ini menarik dan saya membuka forum tanya jawab untuk
bimbingan para da^i dan umum..

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

hamdani2006 Re:WACANA SEPUTAR DA^WAH – 2006/09/02 02:18 Assalamu^alaikum
wr,wb

Habib yg ana Cintai semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan
kesehatan pada anda,agar selalu bisa memberikan bimbingan pada
kami, dengan dakwahnya mengajak ummat ini mempunyai idola seorang
manusia yg paling baik akhlaknya,paling bagus amalnya dan paling
peduli dng Ummatnya ialah Muhammad Rasulullah saw

ana punya pandangan seorang pendakwah haruslah mencukupi
syaratnya…agar sempurna hasilnya

Allah subhanahu wa ta^ala memerintahkan kepada Nabi
Muhammad shallallahu ^alayhi wasallam agar menjelaskan bahwa
dakwah (mengajak ummat) kepada agama Allah dengan
pengetahuan dan hujjah yang nyata adalah jalannya dan jalan
orang-orang yang mengikutinya, Allah ta^ala berfirman:

Maknanya: “Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan
orang-orang
yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang
nyata, maha suci Allah dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik” (Q.S. Yusuf:108)

Allah ta^ala memuliakan menara dakwah kepada-Nya, menerangi
jalannya dan meninggikan derajat orang-orang yang berjuang
menegakkannya serta mencucurkan rahmat dan pertolongan kepada
mereka, Allah ta^ala berfirman:

Maknanya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata:
Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (Q.S.
Fushshilat: 33)

Allah ta^ala telah menjelaskan tentang kriteria dakwah agar
menghasilkan buahnya serta menancapkan akar-akarnya dalam
hati, yaitu dengan berdakwah secara hikmah (bijaksana), mau^izhah
(nasehat), targhib (memotivasi dan menjadikan suka) dan tarhib
(memperingatkan dan mewanti-wanti), menjelaskan dalil-dalil
kebenaran, melemahkan dan menghancurkan syubhat-syubhat
kebatilan. Allah ^azza wa jalla berfirman:

Maknanya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
lebih
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang
yang mendapat petunjuk” (Q.S. an-Nahl:125)

Para ulama salaf radliyallahu ^anhum, mereka semua adalah
da^ida^i yang mengajak kepada agama Allah dengan hujjah yang
jelas, sehingga mereka memenuhi dunia dengan ilmu, cahaya,
petunjuk, rahmat, kebaikan dan kedamaian, mereka semua akan
senantiasa memperoleh pahala dari Allah sampai datangnya hari
kiamat kelak, Rasulullah shallallahu ^alayhi wasallam bersabda:

Maknanya: “Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan dan petunjuk
maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya
tanpa
mengurangi pahala mereka, dan barangsiapa mengajak kepada
kesesatan
maka dia akan memperoleh dosa seperti dosa orang-orang yang
mengikutinya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka” (H.R. Muslim)

Jadi berdakwah (mengajak ummat) kepada agama Allah dengan benar
dan ikhlas adalah termasuk amal yang paling mulia, orang yang
melaksanakannya berarti menempuh jalan para nabi. karena itu,
alangkah layak baginya untuk selalu menyadari
besarnya tanggung jawab yang dipikulnya, dan seyogyanya ia
merasakan betapa berat amanat yang diembannya. Maka tidak
selayaknya bagi seorang dai untuk bermalas-malasan, sehingga
hanya berdakwah kepada ummat kita saja, melainkan hendaknya
menyebarkan dakwah secara lebih meluas dan ini termasuk bagian
dari rahmat Islam itu sendiri. Jadi dakwah mengajak kepada agama
Allah adalah jalan para nabi

wassalamu^alaikum wr,wb
al-faqir Hamdani

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

Saqqaf Re:WACANA SEPUTAR DA^WAH – 2006/09/18 10:22 Assalamu^alaikum
warahmatullahi wabarakaatuh..
Kalau ana bib, sesedikit apapun ilmu yang saya miliki, saya coba
untuk berdakwah dengan ilmu saya itu. Masalah nanti kalau ternyata
banyak orang yang berbicara miring tentang kekurangan saya, saya
akan sangat berterimakasih, karena dengan itu saya tau, bagaimana
saya memperbaiki diri dan bagaimana kemiskinan ana dalam ilmu.

Saya tidak terlalu berpikir tentang pahala yang akan saya terima,
karena pahala itu ana tidak tau berapa takaran yang akan ALLAH
berikan pada saya untuk timbangan ana di Yaumulakhir nantinya..
Namun yang saya tau, saya hanyalah pendosa, dan semoga ALLAH
berkenan dengan usaha tersebut untuk mengurangi sedikti dari
gunung dosa ana itu. Ana teringat kalam Habib Ali Sahibul Simtud
Durar. Orang yang berdakwah itu bagaikan pedagang, siapa yang
bermodal besar, kalau pintar berdagang, akan mendapat untung besar
… begitupun sebaliknya..

Tapi pun kalau ALLAH berkehendak tidak seperti “hitung2an”
tersebut, ana ridha saja… Semoga ana hidup dan beribadah bukan
untuk untuk Surga dan Neraka, namun untuk Dzat Maha Besar , Allah
Subhanahu Wata ^Ala…

Mari kita saling mendoakan, mohon maaf bila terdapat kesalahan
dalam niat, dalam kata yang tertulis, semoga ALLAH ridha atas kita
semua, semoga Shalawat dan salam tercurah atas Habibullah Muhammad
SAW, para Shahabat, Keluarganya dan para pengikutnya sampai akhir
zaman.. Amin ya Rabbal Alamin

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

khunthai Re:WACANA SEPUTAR DA^WAH – 2006/10/16 02:11 Assalamu^alaikum wrwb.
Sholawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, sahabat, keluarga, tabiin, dan umat islam
yang setia dengan ajaran beliau, khususon habib munzir al musawa
sekeluarga.

Ini pak habib … kami ada menemukan tulisan tentang dakwah. Di
sini yang dimaksud adalah dakwah sebagai gerakan, bukan dakwah di
dalam keluarga, kecil-kecilan. Mohon maaf jika ada kesalahan.
Semoga bermanfaat.

3 (Tiga) Kata Kunci Dakwah

1. Tahu medan
Seorang pendakwah harus tahu medan atau keadaan masyarakat yang
akan/sedang didakwahi. Pelajari struktur masyarakatnya, budayanya,
kebiasaan, tradisi, hal-hal yang disukai/tidak disukai. Tingkat
pendidikan, status, dlsb. Ini akan sangat berguna untuk kesuksesan
dakwah.

Dengan menguasai medan dakwah, kita bisa memakai metode yang tepat
agar dakwah sampai dan diterima masyarakat. Jangan kita berdakwah
model pendekar satu jurus. Apapun masyarakat/audience-nya,
dakwahnya selalu memakai jurus yang sama. Ceramah dengan gaya yang
sama, contoh-contoh yang tidak dipahami audience. Dakwah seperti
ini tidak akan sukses, bahkan bisa-bisa dimusuhi masyarakat.

Point ini juga termasuk analisis diri-sendiri. Sejauh mana
kemampuan kita. Analisis SWOT perlu diterapkan sebelum terjun
dalam bidang dakwah. Kita harus tahu benar tentang kekuatan kita,
kelemahan, kesempatan saat-saat dakwah, dan ancaman/rintangan yg
mungkin akan menimpa. Dengan analisis diri dan analisis medan yang
akan diterjuni, kita bisa menduga apakah mampu berdakwah di
wilayah/medan/masyarakat tertentu. Jika tidak mampu, jangan
paksakan diri. Biarkan organisasi dakwah lain (yang lebih kuat)
menggarapnya. Atau ajak/gabung dengan organisasi lain untuk
kerjasama.

2. Menyesuaikan diri
Seorang yang ingin sukses dalam dakwahnya haruslah menyesuaikan
diri dengan medan-nya. Menyesuaikan diri bukan berarti ikut-ikutan
kepada kebiasaan masyarakat yang bertentangan dengan ajaran islam.
Tetapi dakwah kita menyesuaikan kepada kondisi masyarakat dengan
menggunakan metode atau cara yang tepat agar dakwah islamiyah kita
diterima masyarakat.

Yang kita dakwahkan adalah ajaran islam, ajaran Rasul SAW.
Sedangkan metode berdakwah kita diberi kebebasan, asal tidak
bertentangan dengan syariat islam. Oleh karena itu, bukan tidak
mungkin dakwah islamiyah di berbagai tempat mempunyai corak yang
berbeda-beda. Tetapi hakekat-nya adalah sama, yaitu ajaran islam
diterima di masyarakat. Sebagai contoh, dakwah di Eropa tentu saja
lain dengan di Thailand. Dakwah di Papua lain dengan Jawa. Dakwah
di kota pun lain coraknya dengan di desa.

Bukan tidak mungkin hasil dakwah ini akan membentuk kultur dan
budaya masyarakat berbeda-beda pula, sesuai dengan karakteristik
asal masyarakatnya. Sekali lagi, hakekat dakwah adalah bagaimana
agar ajaran islam diresapi dan diamalkan masyarakat sasaran kita.
Kita tidak perlu mengolok-olok/menghujat masyarakat islam lain yg
mungkin tidak kita pahami adat istiadatnya. Mungkin saja mereka
lebih islami dari yang kita duga.

3. Kuat/Mandiri
Kuat dalam berbagai aspek sangat diperlukan untuk mendukung
ke-efektif-an dakwah. Dalam ilmu manajemen di kenal analisis SWOT,
yang S=Strength (kuat). Seorang juru dakwah akan sukses dalam
dakwahnya jika didukung oleh kekuatan-kekuatan di berbagai aspek
sebagai berikut:

a. Ekonomi. Kemandirian di aspek ini sangat-sangat penting. Ini
merupakan kunci pokok kesuksesan dakwah. Kata mandiri lebih
cenderung secara ekonomi, di samping tentu saja tidak mengabaikan
mandiri di bidang-bidang yang lain. Dengan mandiri kita tidak
tergantung secara finansial kepada orang lain/organisasi luar,
sehingga dakwah bisa terus-menerus secara kontinyu. Kemandirian
secara ekonomi ini penting untuk menjamin kelangsungan dakwah.

b. Ilmu. Jelas seorang juru dakwah harus mempunyai ilmu yang
mumpuni, kuat. Ilmu agama adalah syarat utama. Ilmu-ilmu yang lain
sangat diperlukan untuk mendukung untuk kesuksesan dakwah, sesuai
dengan kondisi dan situasi medan dakwah.

c. Sosial. Seorang tokoh panutan akan lebih diterima pendapatnya
oleh masyarakat. Tokoh yang disegani dan diakui oleh masyarakat
akan menjadikan lebih dihormati dan dijadikan sebagai acuan.
Tingkah lakunya akan ditiru orang banyak. Jika tokoh ini
berdakwahkan islam, maka kesuksesan dakwah sudah di tangan. Insya
Allah.

d. Daya Tahan. Ada kalanya seorang juru dakwah diserang oleh
musuh-musuh islam yang tidak menyukai kita. Jika kita bisa menahan
serangan, bahkan memukul balik, niscaya musuh-musuh dakwah tidak
akan berani mengganggu lagi. Jangan dibayangkan ini hanya serangan
berupa fisik saja. Banyak serangan/gangguan yang bisa terjadi.
Pembunuhan karakter, fitnah, dll, adalah bentuk gangguan di masa
modern ini. Mass media (komunikasi) merupakan senjata mereka, dan
tentu saja senjata kita juga untuk menangkisnya.

Kenapa beratus-ratus tahun dakwah majelis taklim dan pondok-pondok
pesantren tidak mati ditekan penjajah Belanda. Itu karena mandiri/
kuat. Secara ekonomi pondok-pondok pesantren kita tidak tergantung
Belanda, secara ilmu beliau para ulama kita mumpuni dan tidak
terlalu tergantung dengan ulama-ulama Timur Tengah sehingga ketika
hubungan itu diputus/diganggu, ulama kita tetap eksis. Demikian
juga dengan pertahanan yang kuat, ulama-ulama kita mampu
mempertahankan diri dari serangan Belanda, dll.

Penutup
Demikianlah tiga kata kunci yang kami anggap penting untuk
kesuksesan berdakwah. Di samping itu, kerja sama antar pendakwah
(dan/atau organisasi dakwah) seharusnya diper-erat.

Metode dakwah Wali Songo kami kira merupakan contoh dakwah yang
paling efektif sepanjang zaman ..insya Allah. Kerja sama-nya,
metodenya, dll, sungguh sangat tepat diterapkan pada masyarakat
(Jawa dan sekitarnya) pada masa itu, sehingga alhamdulillah
sekarang kita dikarunia-i cahaya iman dan islam.

wallahu a^lam.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

khunthai Re:WACANA SEPUTAR DA^WAH – 2006/12/07 09:52 Assalamu^alaikum wrwb.
Sebagai tambahan..
Kalangan non-muslim yang aktif memurtadkan saudara-saudara kita
yang lemah, mereka punya data lengkap tentang daerah-daerah
incaran operasi mereka. Suku-suku di Indonesia lengkap dengan
daerah, jumlah, adat-istiadat, prosentasi non-muslim, dll.. ada.
Sampai daerah terpencilpun sekalian. Kebetulan saya pernah
melihatnya beberapa saat yg lalu.

Ini tulisan bukan untuk memicu kebencian kepada kalangan
non-muslim, tetapi sebagai penggugah semangat kita untuk lebih
menata diri, bekerja sama, dalam berdakwah.

wallahu a^lam.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

Ari3 Re:WACANA SEPUTAR DA^WAH – 2007/01/21 11:57 Assalamualaikum wr. wb

Bib saya orang yg alhamdulillah suka baca2 buku agama (semua ini
karena hidayah dan taufik dr Allah) tp untuk menyampaikan nasehat
atau berda^wah saya punya perasaaan yg sangat takut mungkin ada
beberapa alasan :saya orangnya kurng PD,kl bicara kurang
lancar,dan juga hafalannya kurang,mungkin smua ini krena saya
terlalu banyak melakukan maksiat mata .Saya jadi takut kena azab
dr Allah karena tidak mau menyampaikan ilmu yg dititipkan oleh
Allah.Mungkin Hb Munzir bisa membantu saya dan memberikan wirid
atau doa biar PD,Lisan ringan kl bicara,hafalan biar kuat. Dan
saya mohon jg doa dr Habib Munzir.

Syukron, Jazza kumullah khoiron katsiron
Wassalamualaikum wr wb

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:WACANA SEPUTAR DA^WAH – 2007/01/22 12:04 memperbanyak dzikir
hati, mengingat Allah, memenuhi hati dg keagungan nama Nya swt,
itu menambah ketenangan dan kewibawaan, dan memberi kepercayaan
diri yg mantap.

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

hamdani2006 Re:WACANA SEPUTAR DA^WAH – 2007/01/30 09:27 ^Assalmu^alaikum
warahmatullahita^ala wabarakatuh

Yang ana horamti Guru Habib Munzir dan Keluarga semoga Allah
ta^ala selalu melimpahkan rahmat sehat , pada anda dan keluarga
guna ta^at pada allah swt

melihat akhir akhir ini banyaknya dakwah dng slogan kembali pada
qur^an dan sunnah tetapi praktiknya ternyata suka menyelisih
syariah, maka ana beranggapan pentingnya urgensi Tauhid dibawakn
terlebih dahulu daripada iabadah yang lainnya…karena Tauhid
adalah pokok segalnya

Allah swt berfirman :

Artinya : “Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, sembelihanku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Tiada sekutu bagi-Nya” (Q.S. al An^aam: 162-163)

“Katakanlah: Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah
Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya
kepada-Nya aku seru manusia dan hanya kepada-Nya aku kembali”
(Q.S. ar-Ra^d: 36)

Maknanya: “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan
yang berhak disembah melainkan Allah” (Q.S. Muhammad: 19)

Imam Malik dalam Muwaththa^ meriwayatkan bahwasanya Rasulullah
shallallahu ^alayhi wasallam bersabda:

“Dan perkataan terbaik yang aku dan seluruh nabi sebelumku
ucapkan adalah Laa ilaaha illallah, tiada sekutu bagi-Nya”

Dalam riwayat lain di Shahih Muslim bahwa Rasulullah shallallahu
^alayhi wasallam ketika mengutus Mu^adz ke Yaman berkata
kepadanya

“Sesungguhnya engkau akan mendatangi suatu kaum yang ahli kitab,
maka hendaklah hal pertama yang engkau dakwahkan kepada mereka
adalah beribadah kepada Allah, jika mereka telah mengenal Allah
maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas mereka
sholat lima kali dalam sehari semalam?”.

MAKA hal pertama yang disampaikan oleh para nabi shalawatullahi
wasalaamuhu ^alayhim dalam berdakwah adalah Tauhid, mensucikan
Allah dari menyerupai Makhluk-Nya.

Dan Allah ta^ala juga memberitakan kepada kita tentang Nabi
Ibrahim bahwasanya beliau berkata

“Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang
menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang
benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik;
mempersekutukan Tuhan” (Q.S. al An^aam: 79)

dan Allah ta^ala memeberitahukan tentang ibrahim as

“Akan tetapi Ibrahim adalah seorang yang lurus dan muslim, dan
sekali-kali bukanlah termasuk golongan orang-orang musyrik”
(Q.S.Ali ^Imran: 67)

Sesuai dengan petunjuk inilah Ahlussunnah wal Jama^ah –
Asy^ariyyah dan Maturidiyyah- yang merupakan golongan mayoritas
umat Muhammad menjelaskan aqidah Islam yang murni, diambil dari
al Qur^an dan sunnah serta penjelasan para
ulama salaf dan kesepakatan (ijma^) seluruh umat, bersih dari
unsur-unsur tasybih, tajsim, penisbatan bentuk, ukuran, arah dan
tempat bagi Allah, bersih dari ta^thil, hulul, ittihad dan ilhad,
dan bersih dari kerumitan dan penyimpangan para filsuf dan
keyakinan kelompok-kelompok yang menyimpang seperti Khawarij,
Jahmiyyah, Mu^tazilah .Mujassimah dlsb

Inilah urgensi tauhid yg pertama harus dibawakan oleh da^i da^i
di Indonesia khususunya, karena kini makin banyknya kitab kitab
terjemahan dlm bahasa indonesia yang telah beredar dan menyelisih
paham ahlus-sunah tsb,dng mengatakan Allah mempunyai wajah,allah
mempunyai tangan dlsb dan berbeda dgn tangan makhluk, dan sudah
mewabah ke kalangan para pemuda Islam, sudilah kiranya Habibuna
memberikan ulasan tentang Tauhid yang suci ini yang bersih dari
sifat sifat seperti yg ana tuliskan diatas

Terucap Doa untuk Habib dan keluarga dng harapan semoga si hina
ini mendapat hidayah dari Allah ta^ala dng tetap mencintai orang
orang yg menganjurkan mencintai nabi_Nya
Wassalamu^alaikum wr,wb

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=2340