RTB Doa dan Al Hikam – 2007/10/01 09:06 Assalamu alaikum Ya Habib.
Semoga kesehatan dan kemuliaan selalu di limpahkan Allah SWT
Habib, soal doa sudah menjadi kewajiban kita sebagai hamba untuk
selalu melakukannya karena itu adalah wujud penghambaan. Didalam
Al Hikam disebutkan bahwa kita jangan terlalu banyak meminta
kepada Allah karena apa yang kita dapatkan sudah sangat terlalu
banyak. Subhanallah. Kita harus ingat apakah kewajiban kita
sebagai hamba sudah kita laksanakan dengn benar atau belum
sehingga tidak layak kita untuk meminta lebih. Akan tetapi Ya
Habib saya cuma seorang makhluk dengan segunung nafsu dan
keinginan duniawi. Sehingga hanya doa “Wajib” saja yang
dipanjatkan, karena begitu menurut Al Hikam. Sehingga ketika
sedang punya hajat saya merasa tidak berani untuk mengungkapkan
atau bahkan tidak bisa mengungkapkan. Akhirnya cuma doa ini yang
saya ucapkan “Allahumma innaka ta^lamu sirry wa^ala niyati faqbal
ma^dziroti”
Kalau ada kesalahan mohon dengan sangat untuk di luruskan.
Menurut Habib sebaiknya saya harus bagaimana agar tidak terjadi
pertentangan dalam hati saya. Semoga Allah senantiasa melimpahkan
Rahmat dan Barokah kepada kita semua. Amin Ya Robbal ^Alamin.
Assalamu alaikum
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Doa dan Al Hikam – 2007/10/02 01:21 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,
Cahaya Keberkahan Syuhada Badr semoga selalu menerangi hari hari
anda dengan kebahagiaan,
Saudaraku yg kumuliakan,
itu adalah pendapat Ibn Atha^illah, namun jumhur para ulama
mengatakan sunnah memperbanyak doa, maka tentunya lebih baik jika
kita mengikuti jumhur (sebagian besar) para ulama yg merujuk pada
memperbanyak doa.
berdoalah pada Allah swt atas segala hal yg terkecil, bahkan
berkata Abubakar shiddiq ra mintalah pada Allah walau untuk tali
sandal yg putus.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a^lam
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
NURYADIN Re:Doa dan Al Hikam – 2007/10/04 15:55 Assalamu ^alaykum
warahmatullahi wabarakatuh.
Jika Anda mempelajari kitab Al-Hikam dengan guru, maka tanyakanlah
apa maksud dari perkataan Syaikh Ibnu Athoillah itu. Jangan sampai
Anda salah paham.
Jika Anda ingin mengetahui bagaimana posisi do^a dalam pandangan
Ibnu ^Athoillah, sebaiknya Anda baca halaman2 akhir dari Kitab
Al-Hikam.
Memang beliau mengatakan bahwa jika kita berdoa, itu seakan-akan
kita menganggap bahwa Allah belum memberi kita apa-apa. Tetapi
maksud dari perkataan ini adalah bahwa ketika kita berdoa,
janganlah kita berfikir bahwa Allah belum memberi kita apa-apa.
Makanya dalam setiap doa, kita harus mengawalinya denganucapan
“^Alhamdulillah” atau yang senada dengan itu seperti “Ya Rabbana
lakal hamdu…”. Hal ini diantaranya dimaksudkan supaya kita
mengakui akan segala yang telah Allah berikan.
Kemudian, pandanglah do^a itu sebagai ibadah kepada Allah, demi
memenuhi perintah Allah. Karena Allah sendiri yang telah menyuruh
kita untuk meminta dan menyeru kepada-Nya. Bahkan Allah pake
ngancem segala, kalu Anda nggak mau berdo^a kepada Allah,
siap-siap aja dimasukin ke dalam neraka. Ada ga ya, di dunia ini,
orang yang menodong kita lalu mengancam kita sambil berkata,
“Mintalah sesuatu kepada saya, atau Anda saya tusuk.”? Yang ada
malah: “Serahkan harta atau nyawa!” Hehehe… Allah memang
Mahapengasih. Bahkan Dia memerintah kita untuk meminta kepada-Nya,
ketika kebanyakan manusia segen dimintai tolong oleh sesamanya.
Doa itu adalah inti ibadah. Dalam doa, kita memperlihatkan bahwa
kita adalah hamba dan Allah adalah Rabb. Kita adalah lemah dan
Allah Mahakuasa dan sanggup memberi segala yang Anda minta.
Mintalah kepada Allah perihal akhiratmu dan duniamu. Tidak ada
larangan untuk meminta dunia, bahkan meinta hal terkecil dari
dunia pun boleh. Misalnya kita meminta kepada Allah agar diberi
tali sepatu yang baru. Karena Allah tidak memandang apa yang
diminta. Tetapi Allah memandang hati kita, aqidah kita, keyakinan
kita, bahwa manusia asngatlah lemah. Manusia tidak bisa
mendatangkan rizki secuil pun untuk dirinya sendiri. Allah, Dialah
yang mendatangkan segala rizki kepada kita. Uang 25 rupiah dan
uang 25 juta rupiah, sama-sama datang dari Allah. Ada sebagian
orang yang berfikir bahwa, “Kalo untuk nyari uang 25 rupiah sih…
gampang. Jangankan 25 rupiah, 10 ribu rupiah sehari, gue bisa
dapetin.” Ini adalah fikiran yang keliru menurut aqidah.
Jangan-jangan dia juga berfikir bahwa udara yang dia hirup itu
bisa dia hirup dengan mudah, bahkan lebih mudah dari mencari uang
25 rupiah. Padahal, Allah itulah yang mendatangkan rizki berupa
udara kepadanya.
Yang ingin dihindari oleh Ibnu ^Athoillah bukanlah berdo^anya,
tetapi fikiran2 buruk yang biasanya ada dalam benak si pendoa.
Jadi ketika berdo^a, kita tidak boleh menganggap bahwa Allah itu
bakhil, bahwa Allah itu tidak memberi kalau tidak diminta. Fikiran
ini harus dihilangkan. Caranya, kita harus paham, bahwa Allah
telah memberi kita segala sesuatu, bahkan tidak lama lagi Allah
akan memberi kita sesuatu. Mana buktinya bahwa Allah akan memberi
kita sesuatu? Buktinya, Allah menggerakkan kita untuk berdo^a
kepada-Nya. Sedangkan orang yang meminta kepada-Nya pasti diberi,
pasti diijabah. Berarti do^a adalah pertanda bahwa Allah ingin
memberi kita sesuatu. Dan itu adalah bukti bahwa Allah tidak
bakhil. Allah bukannya tidak mau memberi sebelum diminta. Tetapi
terkadang, Allah memberi kita tanda dan kabar gembira, sebelum Dia
memberi sesuatu kepada kita. Allah, Dia Mahapemberi, bahkan
sebelum kita minta. Bahkan sebelum hati kita digerakkan untuk
membayangkan sesuatu, Allah telah ingin memberi kita. Karena Allah
berkehendak untuk membri kita, maka Allah bersitkan dalam hati
kita sesuatu yang ingin Dia beri. Lalu Allah gerakkan kita untuk
meminta sesuatu itu. Lalu Allah berikan kepada kita apa2 yang
telah Dia kehendaki untuk diberikan kepada kita. Inilah urutan
yang lebih benar.
Jadi bukannya kita berdoa lalu Allah berkenan untuk memberi.
Tetapi Allah berkehendak untuk memberi, menggerakkan kita untuk
berdoa, lalu Allah memberikan sesuatu itu kepada kita.
Jadi janganlah kita melihat kepada amal perbuatan kita. Melainkan
lihatlah kepada Kasih-Sayang Allah. Jangan malu untuk berdoa
kepada Dia Yang Mahalembut dan Mahapemberi. Wallahu a^lam
Wassalamu ^alaykum warahmatullahi wabarakatuh.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Doa dan Al Hikam – 2007/10/05 02:21 terimakasih tanggapannya
saudaraku yg kucintai Ustaz Aziz Nuryadin.. Hayyakumullah.. semoga
Allah menyambut anda dengan segala anugerah Nya swt..
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
NURYADIN Re:Doa dan Al Hikam – 2007/10/06 03:55 Wah… kok saya jadi naik
pangkat gini?
Jadi nggak enak nih…
Hehehe…
Barokallaahu yaa Sayyidii
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
RTB Re:Doa dan Al Hikam – 2007/10/07 09:52 Terima kasih atas tanggapan
dan penjelasan dari Ustadz tapi mungkin ada kesalah fahaman disini
yang mungkin akibat dari penyampaian saya.
Maksud saya begini ustadz, saya jadi tidak berani berdoa
“macam-macam” karena saya memang belum bisa menjalankan kewajiban
saya dengan benar. Bukan ada anggapan Allah itu bakhil sehingga
saya enggan untuk berdoa. saya mohon maaf atas kekhilafan saya.
dan terima kasih banyak atas masukan dan penjelasannya.
Semoga anda selalu dalam Lindungan Allah SWT. dan semoga apa yang
anda sampaikan memberikan manfaat bagi saya Amiin.
Assalamu alaikum
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Doa dan Al Hikam – 2007/10/07 13:50 Hayyakumullah.. semoga
Allah menyambut anda dengan segala anugerah Nya swt..
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
NURYADIN Re:Doa dan Al Hikam – 2007/10/07 19:21 Allah melindungi para
pecinta Muhammad Rasulullah saw.
Ustadz RTB, maaf kalau saya salah paham. Sebagaimana dijelaskan
oleh Habib Munzir, bahwa kita boleh berdoa apa saja, bahkan hingga
mengenai tali sepatu kita yang putus. Sedikitnya amal kita jangan
dijadikan hal yang membuat kita malu untuk meminta kepada Allah.
Justeru Allah senang jika kita sering berdoa kepada-Nya. Doa itu
adalah merupakan amal ibadah yang Allah ridhoi juga. Jadi bisa
menambah amal kita ^kan. Dalam doa itu terdapat pengakuan atas
kelemahan hamba, pengakuan atas Kemahadahsyatan Allah.
Begini saja, misalnya Anda berkata dalam bathin, “Ya Allah, saya
malu untuk meminta kepada-Mu. Amalku sedikit, dosaku banyak,
ni^mat-Mu belum sempurna aku syukuri. Dan sekarang aku mau meminta
lagi pada-Mu?” Bagaimana kalau saya bertanya kepada Anda: Adakah
di dunia ini yang amalnya banyak dan dosanya sedikit hingga ia
pantas berdoa yang macam-macam (artinya dia tidak perlu malu untuk
meminta kepada Allah tentang segala hal)? Apa definisi banyak di
sini? Jika dibandingkan ni^mat Allah yang luas ini, adakah manusia
yang beramal banyak? Tanyakan kepada Sayyidina Abu Bakr: “Ya
Sayyidi, apakah amal Anda sudah begitu banyak hingga Anda tidak
malu untuk meminta tali sepatu baru kepada Allah?” Kira-kira apa
jawaban beliau? Ya, tepat. Beliau mungkin menjawab bahwa amal
beliau itu masih sangat sedikit. Maka katakanlah, “Ya Allah, aku
memang hamba-Mu yang sedikit amalnya, dan banyak dosanya. Tetapi
Engkau adalah Yang Mahaluas Kasih-Sayang-Nya. Dan sekarang aku
datang kepadamu sebagai hamba yang sangat membutuhkan-Mu.” Jika
Anda adalah seorang Raja yang luas kekuasaannya dan datang kepada
Anda seorang faqir miskin mengetuk gerbang istana Anda, akankah
Anda mengecewakannya dengan penolakan, padahal sebelumnya Anda
berkata, “mintalah kepadaku dan jangan sungkan-sungkan.”
Ustadz, Allah tahu kebutuhan Anda, Allah Mahamelihat apa yang ada
di dalam hati Anda . Tetapi Allah lebih senang lagi jika Anda
berkenan mendatangi Istana-Nya dan mengungkapkan keperluan Anda.
Allah mengundang Anda ke Istana-Nya untuk mendengarkan Anda,
apakah Anda masih juga sungkan untuk memenuhi undangan agung
tersebut? Jika Anda masih juga sungkan, pandanglah undangan
tersebut sebagai perintah. Akankah Anda menolak perintah Allah
(agar Anda berdoa apa saja)?
Intinya, berdoa kepada Allah mengenai tali sepatu bukanlah akhlaq
yang buruk, walau Anda merasa bahwa amal Anda masih sedikit. Jika
Anda menganggap ini adalah akhlaq yang buruk, lalu apa yang
membuat Anda beranggapan bahwa Anda pantas berdoa kepada Allah
untuk meminta surga, sedangkan amal Anda masih sedikit? Jangan
melihat amal kita, tetapi lihatlah Kasih-Sayang Allah. Wallahu
a^lam.
Wassalam.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
RTB Re:Doa dan Al Hikam – 2007/10/09 12:15 Assalamu alaikum
Terima kasih banyak saya ucapkan kepada semua yang sudah membuka
ruang pengetahuan bagi saya, dan saya sangat bersyukur Allah sudah
menunjukkan jalan kepada saya untuk bergabung disini.
Terima kasih atas samudera pengetahuan yang anda suguhkan kepada
saya. Semoga Allah senentiasa melindungi anda dan memuliakan anda
bersama orang-orang yang di muliakan Allah. Semoga saya senantiasa
bisa menimba ilmu disini dan silaturahmi kita senantiasa terjalin.
Amin.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
NURYADIN Re:Doa dan Al Hikam – 2007/10/09 18:40 Lanaa wa lakum. Aamiin.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=8009