dakwah islamiyyah ini untuk seluruh manusia, terkecuali jika di negara negara / wilayah minoritas muslimin

Assalamu’alaikum Wr Wb
Semoga habib selalu dalam rahmatNya, ada yg mau saya tanyakan bib.
pada saat ini banyak sekali golongan2 dalam Islam di Indonesia sebut saja NU, Muhammadiyah, PERSIS, Jamaah Tabligh, HTI dll. Metode dakwah dan pembinaan terhadap jemaahnya-pun berbeda2. Ada satu golongan yg mempunyai metode pembinaan seperti ini, setiap pekan mereka berkumpul, jemaahnya pun tidak banyak maksimal 10 orang, agenda mereka pertama2 adalah tadarus bergiliran, lalu setelah itu setoran hafalan Al Qur’an, kultum lalu kajian yang diberikan oleh “sang guru”

menurut Habib metode seperti ini termasuk golongan Ahlu Sunnah Wal Jamaah atau tidak??
padahal Rasulullah pun menerapkan metode seperti ini jikalau beliau mendapatkan wahyu dari Allah SWT, beliau hanya menyampaikan ke beberapa orang terdekat saja di pertemuan pekanan, lalu merekalah yang akan menyampaikan ke yang lainnya
Terima kasih
Wassalam

Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Limpahan kebahagiaan dan kesejukan hati semoga selalu menerangi hari hari anda,

Saudariku yg kumuliakan,
metode seperti itu adalah metode nabawiy, namun mengenai pengajaran hanya pada orang orang tertentu hal ini bertentangan dg cara nabawiy, perlu dicurigai bahwa ajaran itu adalah tdk sesuai dg ahlussunnah waljamaah, karena Rasul saw berdakwah sembunyi sembunyi dan pada kalangan terbatas adalah hanya saat di Makkah sebelum hijrah,
namun kemudian Rasul saw membuka majelis umum yg dihadiri oleh muslim dan non muslim di Madinah, dan Rasul saw menyampaikan ayat kapanpun turunnya, terkadang di perjalanan, atau diatas mimbar, atau saat peperangan, dan kapanpun ayat itu turun Rasul saw mengumumkannya, bukan dibatasi hanya orang tertentu saja,

karena dakwah islamiyyah ini untuk seluruh manusia, bukan sembunyi sembunyi pada beberapa orang lalu disampaikan secara sembunyi sembunyi pula pada beberapa orang tertentu, dakwah semacam ini perlu dicurigai, karena mereka menganggap jika dibuka utk umum maka akan terjadi permasalahan dan penolakan,

mengapa sembunyi sembunyi dan terbatas..?, inilah yg perlu dicurigai, berarti dakwah mereka berbeda dengan dakwah muslimin umumnya,

terkecuali jika di negara negara / wilayah minoritas muslimin, dan dg dakwah terbuka akan membuat pelarangan dan penangkapan karena agama islam dilarang di wilayah tsb, maka hal itu perlu dilakukan dan dirahasiakan,

Demikian saudariku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a’lam

Assalamu’alaikum Wr Wb
tapi bib bukannya metode seperti ini lebih mengena, dalam arti hal seorang guru bisa mengetahui kualitas dari masing2 jemaahnya, terkontrol setiap pekannya, dibandingkan dengan dakwah model Tabligh?
kalo masalah tertutup sih sebenarnya tidak juga bib, tapi jika banyak biasanya mereka akan mengopernya ke kelompok yang lain, dan disesuaikan juga dengan kemampuan dan pengetahuan dari yang bersangkutan

bisa demikian saudariku, selama yg diajarkan tak bertentangan dg ahlussunnah waljamaah, namun metode itu aneh lho, maka berhati hatilah..