wanendi Berapa lama Kita dikubur? – 2008/07/20 07:43 Assalamualaikum Wr Wb
Salam hormat beribu kasih kepada Tuan Guru Hb Munzir ..
Semoga Allah Melimpahkan rahmat dan keselamatan yang sempurna atas
Baginda Nabi Rasulullah SAW.(..Amin ) Dengan kemuliaan Baginda
Nabi Rasulullah SAW terlepaslah berbagai keruwetan dan kesusahan
Umat….Dengan kemuliaan Beliau semoga kita semua mendapatkan
husnul Khotimah dalam segala hal dan diturunkannya hujan (rahmat)
atas berbagai awan (kejelekan, kesempitan dan kesusahan) dengan
keberkahan Baginda yang mulia. Dan semoga dilimpahkan salam dan
kesejahteraan atas keluarga dan para sahabatnya dalam setiap
kerdipan mata dan nafas dengan jumlah bilangan yang dimaklumi
Allah wahai tuhan pemiliki alam semesta…
Amin… amin ya robba Jibril wa Mikail wa Isrofil Fa trossamawati
wal ard..( dikutip dari sholwat nariyah)
Semoga bisa menjadi renungan…. ..
Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari
gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet.
Baju merahnya yg Kebesaran melambai Lambai di tiup angin. Tangan
kanannya memegang Es krim sambil sesekali me-ngangkatnya ke
mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram
Ikatan sabuk celana ayahnya.
Yani dan Ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar
sejenak ke kanan & kemudian duduk Di atas seonggok nisan “Hj
Rajawali binti Muhammad 19-10-1915 : 20- 01-1965 ”
“Nak, ini kubur nenekmu mari Kita berdo^a untuk nenekmu” Yani
melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yg mengangkat
ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan
ayahnya berdo^a untuk Neneknya…
“Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah.” Ayahnya
mengangguk sembari tersenyum, sembari memandang pusara Ibu-nya.
“Hmm, berarti nenek sudah meninggal 42 tahun ya Yah…” Kata Yani
berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung. “Ya,
nenekmu sudah di dalam kubur 42 tahun … ”
Yani memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di
sana . Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut
“Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910”
“Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 106 tahun yang lalu ya Yah”,
jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi
ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak
satu-satunya. “Memangnya kenapa ndhuk ?” kata sang ayah menatap
teduh mata anaknya. “Hmmm, ayah khan semalam bilang, bahwa kalau
kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan
disiksa dineraka” kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya.
“Iya kan yah?”
Ayahnya tersenyum, “Lalu?”
“Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42
tahun dong yah di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti
sudah 42 tahun nenek senang dikubur …. Ya nggak yah?” mata Yani
berbinar karena bisa menjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya.
Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut,
tampaknya cemas ….. “Iya nak, kamu pintar,” kata ayahnya pendek.
Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah Di atas
sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya… 42 tahun
hingga sekarang… kalau kiamat datang 100 tahun lagi…142 tahun
disiksa .. atau bahagia dikubur …. Lalu Ia menunduk …
Meneteskan air mata…
Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya …lalu kiamat masih
1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun?
Innalillaahi WA inna ilaihi rooji^un …. Air matanya semakin
banyak menetes, sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat
1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi?
Selama itu ia akan disiksa di kubur. Lalu setelah dikubur?
Bukankah Akan lebih parah lagi?
Tahankah? padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi
kemarin ia sudah tak tahan?
Ya Allah… Ia semakin menunduk, tangannya terangkat, keatas
bahunya naik turun tak teratur…. air matanya semakin membanjiri
jenggotnya
Allahumma as aluka khusnul khootimah.. berulang Kali di bacanya
DOA itu hingga suaranya serak … Dan ia berhenti sejenak ketika
terdengar batuk Yani.
Dihampirinya Yani yang tertidur di atas dipan Bambu. Di
betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur…. tanpa tahu, betapa
sang bapak sangat berterima kasih padanya karena telah
menyadarkannya arti sebuah kehidupan… Dan apa yang akan datang
di depannya…
Wassalah…
ttd
Muhammad Efendi
** kiriman e mail dari seorang sahabat…..
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=16722