Bank ASI – 2009/08/05

0

Forum Majelis Rasulullah

arasy Bank ASI – 2009/08/05 03:44 Asalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh

Limpahan Anugerah dan Rahmat semoga selalu tercurah pada Sayyidil
Habib Adda`dai Ilallah Munzir

Ada Artikel seperti ini:

Mohon pencerahan ya sayyidina warruhina

Bogor, Seperti layaknya bank yang mengatur dan menyediakan stok
uang, kini ASI pun dirasa perlu tersedia dalam bentuk bank atau
yang dikenal dengan bank ASI. Namun hal ini masih mengundang
kontroversi. Mengapa?

Kesulitan para ibu memberikan ASI untuk anaknya menjadi salah satu
pertimbangan mengapa bank ASI perlu didirikan, terutama di saat
krisis seperti pada saat bencana yang sering membuat ibu-ibu
menyusui stres dan tidak bisa memberikan ASI pada anaknya.

Hal ini disampaikan dr Asti Praborini SpA, IBCBC dalam acara
lokakarya tentang ASI yang bertepatan dengan hari pertama pekan
ASI sedunia yag digelar di Hotel Novotel Bogor, 1-2 Agustus 2009.

“Indonesia sebaiknya segera mendirikan bank ASI seperti negara
Kuwait yang sudah memilikinya. Hal ini untuk membantu para ibu
terutama mereka yang tidak bisa memberikan ASI karena faktor stres
pasca bencana,” ujar dokter yang tergabung dalam Perhimpunan
Perinatologi Indonesia (PERINASIA).

Bank ASI juga diharapkan dapat mengurangi serbuan susu formula
yang saat ini banyak sekali diiklankan oleh produsen-produsen susu
untuk bayi di bawah 2 tahun. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi
ibu dalam pemberian ASI.

“Gencarnya iklan-iklan produk susu formula jelas sangat mengganggu
program ASI yang seharusnya diberikan ibu hingga anak berumur 2
tahun. Banyak ibu yang tergoda memberikan susu formula padahal
anaknya baru berusia beberapa bulan,” ujar Asti.

Padahal menurut Asti, susu formula yang diberikan pada bayi di
bawah 2 tahun cukup berbahaya. Hal ini disebabkan karena kandungan
gizinya yang tidak tepat, komposisinya yang dimodifikasi agar
mirip dengan ASI, adanya tambahan zat yang berbahaya untuk bayi,
dan yang paling penting adalah masalah sanitasi (air dan pencucian
botol) pada pembuatan susu formula tersebut.

Beberapa waktu lalu, masalah susu formula sempat terangkat ketika
ditemukannya bakteri E. Sakazaki pada susu formula bayi. Dari situ
saja sebenarnya dapat terlihat bahwa tidak ada susu yang sesteril
dan sebaik ASI.

Bahkan lembaga Internasional Abbot mengungkapkan bahwa susu
formula yang selama ini beredar umumnya nilai gizinya tidak lebih
baik dari susu hewan sekalipun. Beberapa jenis susu bahkan
mengandung unsur kimia yang dihasilkan dari fermentasi jamur.

Untuk itu, ASI benar-benar harus digalakkan untuk memerangi
serbuan susu formula yang bisa menggoyahkan pendirian ibu untuk
menyusui, terutama karena banyak diantara produsen susu yang
mengiming-imingi para ibu dengan souvenir-souvenir cantik.

Usulan didirikannya bank ASI sebenarnya lebih ditujukan untuk
membantu para ibu yang mengalami bencana agar tetap dapat
memberikan ASI ketimbang susu formula yang banyak sekali diberikan
oleh donatur produsen susu guna mempromosikan produknya.

“Sebagian ibu yang mengalami bencana mengaku terpaksa memberikan
susu formula karena kesulitan mengeluarkan ASI akibat situasi
traumatik pasca bencana,” ujar Asti.

Padahal menurut pengamatan UNICEF pasca gempa Yogyakarta 2006
silam, kasus diare pada bayi di bawah dua tahun yang mengonsumsi
susu formula meningkat 2 kali lipat dibanding mereka yang tidak
mengonsumsi susu formula.

Hampir 80 persen anak di bawah dua tahun mendapat bantuan susu
formula dari donatur dan sumbangan tersebut tidak dapat terkontrol
dengan baik oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Menurut Asti, yang menjadi bahaya utama susu formula adalah bahan
susu itu dan cara penggunaannya. Pada Desember 2005, ditemukan
susu formula yang dipalsukan, dimana setelah dicek di laboratorium
kandungannya hanya tepung dan gula.

“Botol, dot dan benda lain yang digunakan dalam pemberian susu
formula juga bisa jadi masalah. Jika tidak steril, benda-benda itu
bisa memicu beragam bakteri berbahaya, apalagi dengan kondisi air
yang sangat krisis pada saat bencana,” ujar Asti.

Oleh karena itu, mendirikan bank ASI menurut Asti dapat menjadi
salah satu solusi yang tepat untuk menangani kasus diare pada bayi
korban bencana.

Namun hingga saat ini bank ASI masih menjadi kontroversi di
Indonesia. Hal ini terkait dengan masalah agama dan kepercayaan
yang dianut umat muslim di Indonesia.

Disebut-sebut bahwa adanya bank ASI menyalahi aturan mengenai
saudara sepersusuan yang diatur ketat dalam agama Islam. Jika bank
ASI didirikan, ada kemungkinan beberapa bayi mendapatkan air susu
dari satu sumber, dan hal ini dapat meningkatkan resiko pernikahan
yang diharamkan jika suatu saat sang bayi yang menyusu dari satu
sumber tersebut dewasa dan menikah.

Namun Asti menjelaskan bahwa bank ASI yang sudah ada di Kuwait
justru menganut kiblat Imam Syafii yang mengatakan bahwa saudara
sepersusuan hanya dianggap jika bayi mendapatkan air susu langsung
dari payudara yang berasal dari satu ibu, artinya jika si bayi
disusukan langsung dari payudara satu ibu.

Jadi jika mengarah pada kiblat tersebut, sebenarnya bank ASI dapat
didirikan karena bank ASI hanya merupakan tempat penyimpanan dan
pendistribusian ASI saja, bukan tempat menyusui bayi secara
langsung.

Namun dr Utami Roesli SpA, MBA, IBCLC yang menjadi salah satu
narasumber pada lokakarya tersebut mengatakan bahwa pendirian bank
ASI masih terlalu jauh untuk diterapkan di Indonesia. Butuh waktu
dan proses yang panjang untuk mengikuti negara Kuwait yang sudah
lebih dulu memiliki bank ASI.

Selain itu, kendala yang mungkin dihadapi adalah proses screening
penyakit pada ibu-ibu yang akan mendonor, terutama HIV. “Pendonor
harus diperiksa HIV dulu, dan tidak banyak orang yang mau
melakukannya karena mungkin malu jika ketahuan, apalagi dilakukan
dengan sukarela,” ujar Utami.

Utami justru lebih menggencarkan program laktasi dan relaktasi
untuk para ibu yang kesulitan mengeluarkan ASI karena faktor stres
pasca bencana.

“Ibu-ibu korban bencana yang mendapatkan sumbangan susu formula
dari produsen merasa mubazir jika produk sumbangan tersebut tidak
terpakai, oleh karena itu mereka menghentikan kegiatan menyusui
anaknya padahal ASI-nya masih bagus,” ujar Utami.

Untuk itu, posko menyusui perlu didirikan jika terjadi
bencana-bencana selanjutnya. “Disitu para ibu akan diberi
konseling, motivasi dan pengetahuan tentang pentingnya menyusui
bagi anak terutama di saat genting seperti bencana,” jelas Utami.

Utami juga menjelaskan rencananya membuat sistem ^empowering
comunity^ yang menyerupai sistem rantai MLM dimana petugas-petugas
kesehatan terus menggalakkan pentingnya ASI dan menolak pemberian
susu formula pada bayi di bawah dua tahun, terutama untuk para ibu
yang berada di daerah terpencil dan terbatas pengetahuannya
tentang ASI.

“Masyarakat harus benar-benar sadar dan jangan menganggap remeh
ASI, karena banyak dokter-dokter dan bidan yang dikompori oleh
para produsen susu untuk menyarankan susu formula ketimbang ASI
pada ibu yang baru melahirkan,” ujar Utami.

“Jangan mau dibodohi iklan susu formula, karena sebaik-baiknya
susu formula tidak ada yang bisa menandingi ASI, apalagi
mendapatkannya gratis, tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun,”
tegas Utami.

Memberikan ASI pada anak adalah yang terbaik, namun yang tidak
kalah penting adalah kegiatan menyusui itu sendiri karena dari
situlah ikatan ibu dan anak terbentuk.

Adanya bank ASI memang penting dalam situasi tertentu, namun
memang membutuhkan proses yang panjang untuk mewujudkannya. Selama
kontroversi belum berakhir, sebaiknya lakukan saja apa yang bisa
dilakukan sekarang.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:Bank ASI – 2009/08/08 05:05 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari
hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
yg dimaksud bukan itu, yaitu jika pada Bank ASI itu pastilah
tercampur dg susu yg lainnya, hingga ia menyusu hingga 5 kali
menyusu yg masing masing tiap kali menyusui itu hingga ia kenyang,
maka ia menjadi anak susu (anak suson). namun hal itu hampir
mustahil terjadi pada Bank ASI tsb.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=22785

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments