budi2002
| Tanya tentang tawasul ? – 2005/10/23 22:39Asalamualaikum Ustad, saya mau bertanya seputar tawasul. 1. Apa pengertian tawasul ? 2. Kenapa ada sebagian orang ada yang menganggap ini bid'ah dan sebagian lagi tidak. 3. Apakah Rasul SAW atau sahabat2 sendiri mencontohkan tentang tawasul ini ? terima kasih sebelumnya atas jawabannya. |
| | Silahkan login terlebih dahulu untuk bertanya |
munzir
| Re:Tanya tentang tawasul ? – 2005/10/25 11:54Alaikum salam warahmatullah, Memang banyak pemahaman saudara saudara kita muslimin yg perlu diluruskan tentang tawassul, tawassul adalah berdoa kepada Allah dengan perantara amal shalih, orang shalih, malaikat, atau orang orang mukmin. Tawassul merupakan hal yg sunnah, dan tak pernah ditentang oleh Rasul saw, tak pula oleh Ijma? Sahabat radhiyallahu?anhum, tak pula oleh Tabi?in, dan bahkan para Ulama dan Imam Imam besar Muhadditsin, mereka berdoa tanpa perantara atau dengan perantara, dan tak ada yg menentangnya, apalagi mengharamkannya, atau bahkan memusyrikkan orang yg mengamalkannya. Pengingkaran hanya muncul pada abad ke 19-20 ini, dengan munculnya sekte sesat yg memusyrikkan orang orang yg bertawassul, padahal Tawassul adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits shahih dibawah ini : ?Wahai Allah, Demi orang orang yg berdoa kepada Mu, demi orang orang yg bersemangat menuju (keridhoan) Mu, dan Demi langkah langkahku ini kepada (keridhoan) Mu, maka aku tak keluar dengan niat berbuat jahat, dan tidak pula berniat membuat kerusuhan, tak pula keluarku ini karena Riya atau sum?ah, ??? hingga akhir hadits. (HR Imam Ahmad, Imam Ibn Khuzaimah, Imam Abu Na?iem, Imam Baihaqy, Imam Thabrani, Imam Ibn Sunni, Imam Ibn Majah dengan sanad Shahih). Hadits ini kemudian hingga kini digunakan oleh seluruh muslimin untuk doa menuju masjid dan doa safar. Tujuh Imam Muhaddits meriwayatkan hadits ini, bahwa Rasul saw berdoa dengan Tawassul kepada orang orang yg berdoa kepada Allah, lalu kepada orang orang yg bersemangat kepada keridhoan Allah, dan barulah bertawassul kepada Amal shalih beliau saw (demi langkah2ku ini kepada keridhoan Mu). Siapakah Muhaddits?, Muhaddits adalah seorang ahli hadits yg sudah hafal 100.000 (seratus ribu) hadits beserta hukum sanad dan hukum matannya, betapa jenius dan briliannya mereka ini dan betapa Luasnya pemahaman mereka tentang hadist Rasul saw, sedangkan satu hadits pendek, bisa menjadi dua halaman bila disertai hukum sanad dan hukum matannya. Lalu hadits diatas diriwayatkan oleh tujuh Muhaddits.., apakah kiranya kita masih memilih pendapat madzhab sesat yg baru muncul di abad ke 20 ini, dengan ucapan orang orang yg dianggap muhaddits padahal tak satupun dari mereka mencapai kategori Muhaddits , dan kategori ulama atau apalagi Imam Madzhab, adalah orang yg bukan pencaci, apalagi memusyrikkan orang orang yg beramal dg landasan hadits shahih. Masih banyak hadits lain yg menjadi dalil tawassul adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits yg dikeluarkan oleh Abu Nu'aim, Thabrani dan Ibn Hibban dalam shahihnya, bahwa ketika wafatnya Fathimah binti Asad (Bunda dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw, dalam hadits itu disebutkan Rasul saw rebah/bersandar dikuburnya dan berdoa : Allah Yang Menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Hidup tak akan mati, ampunilah dosa Ibuku Fathimah binti Asad, dan bimbinglah hujjah nya (pertanyaan di kubur), dan luaskanlah atasnya kuburnya, Demi Nabi Mu dan Demi para Nabi sebelummu, Sungguh Engkau Maha Pengasih dari semua pemilik sifat kasih sayang." jelas sudah dengan hadits ini pula bahwa Rasul saw bertawassul di kubur, kepada para Nabi yg telah wafat, untuk mendoakan Bibi beliau saw (Istri Abu Thalib). Para Imam Imam besar itu tak satupun mengharamkannya, hanyalah pendapat sekte sesat ini yg memusyrikkan orang yg bertawassul, padahal Rasul saw sendiri berrtawassul. Apakah mereka memusyrikkan Rasul saw?, Naudzubillah dari pemahaman sesat ini, mengenai pendapat sebagian dari mereka yg mengatakan bahwa tawassul hanya boleh pada orang yg masih hidup, maka entah darimana pula mereka mengarang persyaratan tawassul itu, dan mereka mengatakan bahwa orang yg sudah mati tak akan dapat memberi manfaat lagi.., pendapat yg jelas jelas datang dari pemahaman yg sangat dangkal, dan pemikiran yg sangat buta terhadap kesucian tauhid.. jelas dan tanpa syak bahwa tak ada satu makhlukpun dapat memberi manfaat dan mudharrat terkecuali dengan izin Allah, lalu mereka mengatakan bahwa makhluk hidup bisa memberi manfaat, dan yg mati mustahil?, lalu dimana kesucian tauhid dalam keimana mereka? ketahuilah bahwa tawassul bukanlah meminta kekuatan orang mati atau yg hidup, tetapi berperantara kepada keshalihan seseorang, atau kedekatan derajatnya kepada Allah swt, sesekali bukanlah manfaat dari manusia, tetapi dari Allah, yg telah memilih orang tersebut hingga ia menjadi shalih, hidup atau mati tak membedakan Kudrat ilahi atau membatasi kemampuan Allah, karena ketakwaan mereka dan kedekatan mereka kepada Allah tetap abadi walau mereka telah wafat. contoh lebih mudah, anda ingin melamar pekerjaan, atau mengemis, lalu anda mendatangi seorang saudagar kaya, dan kebetulan mendiang tetangga anda yg telah wafat adalah abdi setianya yg selalu dipuji oleh si saudagar, lalu anda saat melamar pekerjaan atau mungkin mengemis pada saudagar itu, anda berkata : "Berilah saya tuan.. (atau) terimalah lamaran saya tuan, saya mohon.. saya adalah tetangga dekat fulan, (atau), atau demi kasih sayang tuan padanya..". nah.. bukankah ini mengambil manfaat dari orang yg telah mati?, bagaimana dengan pandangan bodoh yg mengatakan orang mati tak bisa memberi manfaat??, jelas jelas saudagar akan sangat menghormati atau menerima lamaran pekerjaan anda, atau memberi anda uang lebih, karena anda menyebut nama orang yg ia cintai, walau sudah wafat, pun seandainya ia tak memberi, namun harapan untuk dikabulkan akan lebih besar, lalu bagaimana dengan Arrahmaan Arrhiim, Yang Maha Pemurah dan Maha Menyantuni?? dan tetangga anda yg telah wafat tak bangkit dari kubur dan tak tahu menahu tentang lamaran anda pd si saudagar, NAMUN ANDA MENDAPAT MANFAAT BESAR DARI ORANG YG TELAH WAFAT, aduh…aduh… entah apa yg membuat pemikiran mereka sempit hingga tak mampu mengambil permisalan mudah seperti ini. Wahai Allah beri hidayah pada kaumku, sungguh mereka tak mengetahui.
| |||||
| | Silahkan login terlebih dahulu untuk bertanya |
munzir
| Re:Tanya tentang tawasul ? – 2005/10/27 18:31Berdoa, atau bertawasul, atau berdzikir, itu dimana saja, boleh tawassul dari rumah, atau di kamar, atau di masjid, atau di kuburan, atau dimana saja, pastilah mungkin hati kita yg sudah tertular virus sekte sesat ini akan langsung Alergi bila mendengar ?DOA DI KUBURAN?, ketahuilah berdoa di kuburan pun sunnah Rasul saw, beliau berdoa di Pekuburan Baqii?, dan berkali kali beliau saw melakukannya. Dan Rasul saw memerintahkan untuk mengucapkan Salam untuk ahli kubur dengan ucapan ?Assalaamu alaikum Ahliddiyaar minalmu?minin walmuslimin, wa Innaa Insya Allah Lalaahiquun, As?alullah lana wa lakumul?aafiah..? (Salam sejahtera atas kalian wahai penduduk penduduk dari Mukminin dan Muslimin, Semoga kasih sayang Allah atas yg terdahulu dan yang akan datang, dan Sungguh Kami Insya Allah akan menyusul kalian)? (Shahih Muslim Bab 35 ?hadits no 974.975,976. *3 hadits dalam makna yg sama) Hadits ini menjelaskan bahwa Rasul saw bersalam pada Ahli Kubur dan mengajak mereka berbincang bincang dg ucapan ?Sungguh Kami Insya Allah akan menyusul kalian?. Demikian pula tawassul, karena tawassul adalah doa kepada Allah, bila anda menuju makam untuk berziarah, berdoalah kepada Allah, misalnya anda berdoa sebagaimana doa Rasul saw : Wahai Allah, Demi orang orang yg bermunajat pada Mu, Demi orang orang yg Bersemangat kepada keridhoan Mu, Demi langkahku ini, atau dengan tawassul menyebut nama sebagaimana Rasul saw menyebut Demi para Nabi sebelumku.. atau misalnya Wahai Allah, Demi Ahlul Badr, atau Demi Muhajirin dan Anshar, atau Demi Ruku dan Sujudnya para wali Mu, atau menyebut nama mereka sebagaimana Rasul saw menyebut nama para malaikat. Anda ingat peristiwa Adam as?, mengapa malaikat diperintahkan sujud pada makhluk?, karena para malaikat itu sujud pada Adam as bukan menyembah Adam as, tetapi menyembah Allah.. karena jutsru sujud pada Adam itu adalah ketaatan, namun apa yg dilakukan Iblis?, pada dasarnya Iblis hanya ingin sujud kepada Allah semata, tak mau memuliakan makhluk yg dimuliakan Allah, dan jatuhlah ia kepada Laknat Allah, maka orang yg tak mau memuliakan orang yg dimuliakan Allah swt adalah para pengikut Iblis, naudzubillahi min dzalik. Wahai saudaraku, jangan alergi dengan kalimat syirik, syirik itu adalah bagi orang yg berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yg lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yg sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik. Mereka yg berkemenyan, sajen dlsb itu, tetap tak mungkin kita pastikan mereka musyrik, karena kita tak tahu isi hatinya, sebagaimana Rasul saw murka kepada Usamah bin Zeyd ra yg membunuh seorang pimpinan Laskar Kafir yg telah terjatuh pedangnya, lalu dengan wajah tak serius ia mengucap syahadat, lalu Usamah membunuhnya, ah? betapa murkanya Rasul saw saat mendengar kabar itu.., seraya bersabda : ?APAKAH KAU MEMBUNUHNYA PADAHAL IA MENGATAKAN LAA ILAAHA ILLALLAH..?!!?, lalu Usamah ra berkata: ?Kafir itu hanya bermaksud ingin menyelamatkan diri Wahai Rasulullah..?, maka beliau saw bangkit dari duduknya dg wajah merah padam dan membentak : ?APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!?, lalu Rasul saw maju mendekati Usamah dan mengulangi ucapannya : ?APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!?, Usamah ra mundur dan Rasul saw terus mengulanginya : ?APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!?, hingga Usamah ra berkata : Demi Allah dengan peristiwa ini aku merasa alangkah indahnya bila aku baru masuk islam hari ini..(maksudnya tak pernah berbuat kesalahan seperti ini dalam keislamanku). (Shahih Muslim Bab 41 no. 158 dan hadits yg sama no.159) Kita tak bisa menilai orang yg berbuat apapun dengan tuduhan syirik, dia berkomat kamit dengan sajen dan mandi sumur tujuh rupa dan segala macam kebiasaan orang kafir lainnya, ini merupakan dosa besar, dan Bid?ah munkarah yg dimurkai Allah swt, namun tak mungkin kita mengatakannya musyrik hanya karena melihat perbuatannya, kecuali ia ber ikrar dengan lidahnya. Satu contoh, seorang muslim sebelum shalat ia mandi air kembang, lalu menaruh keris di pinggangnya, lalu ia shalat, musyrikkah ia?, dan orang lain mandi dengan sabun Lux, lalu menaruh pistol dipinggangnya, lalu shalat, musyrikkah dia?, kesimpulannya adalah, tidak ada kalimat musyrik bisa dituduhkan kepada siapapun terkecuali dengan kesaksian lidahnya. Hati hatilah dengan ucapan syirik, bila seseorang muslim lalu musyrik, maka pernikahannya batal, istrinya haram dikumpulinya, jima dengan istri terhitung zina, anaknya tak bernasab padanya, kewaliannya atas putrinya tidak sah, dan bila keluarganya wafat ia tak mewarisi dan bila ia wafat tak pula diwarisi, ia diharamkan shalat, diharamkan dikuburkan di pekuburan muslimin. Saran saya, berziarahlah kubur bila anda berkenan, dan palingkan pandangan dan sangka buruk dari mereka yg bertaburan menyan dan kembang dlsb, jangan sesekali menuduh mereka musyrik, mungkin hati mereka musyrik, tapi kita dimurkai Rasul saw bila menuduhnya. bila anda selesai berziarah, ada baiknya anda menyalami mereka dan dengan senyum hangat anda memberi mereka hadiah Al Qur?an, dan katakanlah : ?Wahai Tuan, para Sunan dan wali songo itu mempunyai kesenangan dan kegemaran, dan mereka akan senang bila Tuan mengamalkan kegemaran dan amal mereka?, pastilah serta merta mereka akan bertanya dg sigap..apakah kegemaran mereka??!!, jawablah dengan lembut dan berwibawa : ?Mereka siang malamnya asyik dengan Al Qur?an.. pasti Tuan akan disayangi mereka bahkan disayang Allah bila asyik membaca Al Qur?an, Nah..ini saya hadiahkan pada tuan, barang yg paling disayangi oleh Para Wali dan Sunan?. ?DAN HAMBA HAMBA ARRAHMAN (ALLAH SWT) YANG BERJALAN DIMUKA BUMI DENGAN RENDAH DIRI, (tidak sombong), DAN BILA MEREKA DIAJAK BICARA (dicaci, atau di bentak) OLEH ORANG ORANG JAHIL, MAKA MEREKA MENJAWABNYA DENGAN LEMBUT? (Alfurqan-63). Wallahu a?lam.
| |||||
| | Silahkan login terlebih dahulu untuk bertanya |
munzir
| Re:Tanya tentang tawasul ? – 2005/11/29 14:11Mengenai Istighatsah, dalil telah jelas bagaikan matahari. tercantum dalam Shahih Bukhari (ashahhulkitab ba'dalqur'an) bahwa Rasul saw bersabda : "kelak dihari qiamat matahari didekatkan hingga sampailah keringat mereka ditengah telinga, lalu saat mereka dalam keadaan demikian mereka ber Istighatsah pd Adam, lalu Musa, Lalu Muhammad…..". diriwayatkan dalam kitab Imam Ibn Sunni, dari Haitsam bin Hanasy berkata : "kami sedang bersama Abdullah bin Umar ra, lalu kakinya terkena keram (kejang urat), maka ia berseru : "Wahai Muhammad..!", maka ia terlepas dari keramnya. demikian pula dari Ibn Mundzir alhuzamiy (salah seorang guru Imam Bukhari), yg Imam Bukhari menganggapnya rajulun tsiqat, dan masih banyak lagi riwayat Ibn Qayyim dll mengenai dalil Istighatsah. (Al Adzkar hal. 271), demikian pula riwayat Imam Qadhi Iyadh dalam kitabnya Assyifa wallahu a'lam
|
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=5&func=view&id=48&catid=7