sayyidina – 2008/10/24 07:31

0

Forum Majelis Rasulullah

eddu sayyidina – 2008/10/24 07:31 Assalamualaikum yaa habibina
Ketika saya ingin menjalankan sholat jum`at saya datang lebih awal
sebelum khatib naik mimbar,ketika saya memasuki halaman mesjid
saya diberikan bulein jumat,setelah saya sholat shunah saya
mrnyempatkan diri membaca buletin tersebut,di dalamnya
menceritakan pribadi Rasulullah S.A.W sebagai sosok pemimpin yang
sukses.
Hadist demi hadist terdapat yang menjelaskan cerita diatas,tetapi
pada saat menyinggung tentang keredahaan hati Rasulllah S.A.W saya
terkejut membaca hadist yang meriwayatkanya,berikut hadist
tersebut :

Rasulullah S.A.W sangat rendah hati,dia tidak gila hormat dan
cenderung malihati kalau mendapat pujian.Padahal segala
kesuksessan dan kekuasaan berdatanggan.Pernah para sahabat berdiri
menghormati Nabi memasuki majelis,Nabi tidak senang dan bersabda
ketika itu,”Jangan kamu memberikan penghormatan kepadaku
sebagaimana orang-orang jahiliyah”

Seorang sahabat pernah berkata, “Yaa Sayyidina” Nabi tidak suka
dan bersabda:
“Jangan kamu agungkan aku sebagaimana orang-orang Nasrani
mengagungkan ‘Isa bin Maryan.Sesungguhnya saya adalah hamba Allah
S.W.T maka panggilah saya ‘Abdullah wa Rasulullah.”. (H.R Ahmad).

Membaca hadist diatas saya ingin menanyakan tanggapan habib,karana
sering kali kita mengagungkan Rasulullah S.AW. dengan kata
‘Sayyidina’.Di tahiyat akhir pd sholat pun kita menggunakanya.

Jaza khula khoiroh……..

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:sayyidina – 2008/10/27 05:08 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari
hari anda dg kesejahteraan,

saudaraku yg kumuliakan,
pertanyaan ini telah saya jawab, dan berikut saya tampilkan untuk
anda.

Rasul saw memperbolehkannya, sebagaimana sabda Beliau saw :
“janganlah kalian berkata : berimakan Rabb mu, wudhu kan Rabb mu
(Rabb juga bermakna pemilik, ucapan ini adalah antara budak dan
tuannya dimasa jahiliyah, maksudnya bawakan makanan padaku rabb mu
/pemilikmu, atau bawakan air wudhu pada rabb mu ini, ucapan dari
tuan pada budaknya yg biasa digunakan sebelum islam), tapi
ucapkanlah Sayyidy dan Maulay (tuanku dan Junjunganku), dan jangan
pula kalian (para pemilik budak) berkata pada mereka : wahai
Hambaku, tapi ucapkanlah : wahai anak, wahai pembantu” (shahih
Bukhari hadits no.2414) hadits semakna dalam Shahih Muslim hadits
no.2249.

bahwa Rasul saw membolehkan ucapan sayyidy (tuanku) bahkan Maulay
(tuan muliaku) pada tuan budak terhadap tuannya, dan berkata para
Muhadditisn kalau antara tuan yg memiliki budak saja boleh
menggunakan Sayyidiy wa Maulay., atau sayyidina wa maulana, maka
sungguh Nabi saw jauh lebih berhak dari semua pemilik budak itu.

maka jelaslah bla budak saja diperbolehkan mengucapkan hal itu
pada tuannya, bagaimana kita kepada Rasul saw, dan beliau sendiri
yg menamakan dirinya Sayyd, seraya berkata : “akulah Sayyid
(pemimpin)seluruh manusia dihari kiamat” (Shahih Bukhari).

dan Umar bin Khattab ra berkata pada Abubakar shiddiq ra :
Sayyidy, (Shahih Bukhari), demikian para sahabat satu sama lain.

Rasul saw bukan orang yg suka dipuji karena takabbur, namun Rasul
saw suka dipuji oleh orang orang yg benar benar mencintai beliau
saw, karena pujian itu datang dari cinta, dan cinta kepada Rasul
saw adalah kesempurnaan Iman, sebagaimana sabda beliau saw : Belum
sempurna Iman seorang hamba sebelum aku lebih dicintainya dari
harta dan keluarganya (Shahih Muslim),
berbeda dengan cinta kita satu sama lain yg mungkin bisa jadi
merupakan hal yg melupakan kita dari Allah swt.

Berkata Abbas bin Abdulmuttalib ra kepada Rasul saw : Izinkan aku
memujimu wahai Rasulullah.. maka Rasul saw menjawab: silahkan..,
Allah akan membuat bibirmu terjaga , maka Abbas ra memuji dg syair
yg panjang, diantaranya : dan engkau (wahai nabi saw) saat hari
kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang,
dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan
cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan kami terus mendalaminya
(Mustadrak ala shahihain hadits no.5417)

Berkata Aisyah ra : Jangan kalian caci Hassan bin tsabit, sungguh
ia itu selalu membanggakan Rasulullah saw (Shahih Bukhari Bab
Adab hadits no.5684).

Hassan bin Tsabit ra membaca syair di Masjid Nabawiy yg lalu
ditegur oleh Umar ra, lalu Hassan berkata: aku sudah baca syair
nasyidah disini dihadapan orang yg lebih mulia dari engkau wahai
Umar (yaitu dihadapan Nabi saw), lalu Hassan berpaling pada Abu
Hurairah ra dan berkata : bukankah kau dengar Rasul saw menjawab
syairku dg doa : wahai Allah bantulah ia (Hassan) dengan
ruhulqudus?, maka Abu Hurairah ra berkata : betul (shahih
Bukhari hadits no.3040, Shahih Muslim hadits no.2485)

Mengenai Larangan Rasul saw atas pujian sebagaimana Isa bin
Maryam, tentunya jauh berbeda, dan orang wahabi itu buta, mereka
tak bisa membedakan antara air putih dan arak, tentunya arak
diharamkan, namun air putih adalah sunnah, mereka tak bisa
membedakannya karena bodohnya, maka mereka mengharamkan semua
orang untuk minum air, karena ditakutkan air itu adalah arak,
padahal semua orang sangat bisa membedakan antara air dan arak,
dari baunya, warnanya, rasanya, namun wahabi karena bodohnya maka
mereka tak bisa membedakan mana pujian yg sunnah, mana pujian yg
musyrik.

Dan yg lebih bodoh lagi adalah yg mengikuti dan membenarkan ucapan
mereka ini,
Kita lihat riwayat perbuatan pengagungan para sahabat terhadap
Nabi saw dibawah ini, saya yakin jika ini anda perbuat maka si
wahabi wahabi itu akan memfitnah anda musyrik, padahal ini
perbuatan sahabat :

Para sahabat hampir berkelahi saat berdesakan berebutan air bekas
wudhunya Rasulullah saw (Shahih Bukhari Hadits no.186),

Setelah Rasul saw wafat maka Asma binti Abubakar shiddiq ra
menjadikan baju beliau saw sebagai pengobatan, bila ada yg sakit
maka ia mencelupkan baju Rasul saw itu di air lalu air itu
diminumkan pada yg sakit (shahih Muslim hadits no.2069).

seorang sahabat meminta Rasul saw shalat dirumahnya agar kemudian
ia akan menjadikan bekas tempat shalat beliau saw itu mushollah
dirumahnya, maka Rasul saw datang kerumah orang itu dan bertanya :
dimana tempat yg kau inginkan aku shalat? . Demikian para sahabat
bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya Rasul saw hingga
dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits no.1130)

Allah memuji Nabi saw dan Umar bin Khattab ra yg menjadikan Maqam
Ibrahim as (bukan makamnya, tetapi tempat ibrahim as berdiri dan
berdoa di depan ka bah yg dinamakan Maqam Ibrahim as) sebagai
tempat shalat (musholla), sebagaimana firman Nya : Dan jadikanlah
tempat berdoanya Ibrahim sebagai tempat shalat (QS Al Imran 97),
maka jelaslah bahwa Allah swt memuliakan tempat hamba hamba Nya
berdoa, bahkan Rasul saw pun bertabarruk dengan tempat berdoanya
Ibrahim as, dan Allah memuji perbuatan itu.

Diriwayatkan ketika Rasul saw baru saja mendapat hadiah selendang
pakaian bagus dari seorang wanita tua, lalu datang pula orang lain
yang segera memintanya selagi pakaian itu dipakai oleh Rasul saw,
maka riuhlah para sahabat lainnya menegur si peminta, maka sahabat
itu berkata : aku memintanya karena mengharapkan keberkahannya
ketika dipakai oleh Nabi saw dan kuinginkan untuk kafanku nanti
(Shahih Bukhari hadits no.5689), demikian cintanya para sahabat
pada Nabinya saw, sampai kain kafanpun mereka ingin yang bekas
sentuhan tubuh Nabi Muhammad saw.

Sayyidina Umar bin Khattab ra ketika ia telah dihadapan
sakratulmaut, Yaitu sebuah serangan pedang yg merobek perutnya
dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai
tersengal sengal beliau berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar
ra), “Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku berkirim
salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan
disebelah Makam Rasul saw dan Abubakar ra”, maka ketika
Ummulmukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar ra :
“Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di
pembaringan itu (dimakamkan disamping makam Rasul saw (Shahih
Bukhari hadits no.1328). Dihadapan Umar bin Khattab ra Kuburan
Nabi saw mempunyai arti yg sangat Agung, hingga kuburannya pun
ingin disebelah kuburan Nabi saw, bahkan ia berkata : “Tidak ada
yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan
itu

Demikian pula Abubakar shiddiq ra, yang saat Rasul saw wafat maka
ia membuka kain penutup wajah Nabi saw lalu memeluknya dengan
derai tangis seraya menciumi tubuh beliau saw dan berkata : Demi
ayahku, dan engkau dan ibuku wahai Rasulullah.., Tiada akan Allah
jadikan dua kematian atasmu, maka kematian yang telah dituliskan
Allah untukmu kini telah kau lewati . (Shahih Bukhari hadits
no.1184, 4187).

Salim bin Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah
jalan, maka ketika ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah
ditempat ini, dan berkata ayahku bahwa Rasulullah saw shalat di
tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar ra pun melakukannya.
(Shahih Bukhari hadits no.469).

Demikianlah keadaan para sahabat Rasul saw, bagi mereka
tempat-tempat yang pernah disentuh oleh Tubuh Muhammad saw tetap
mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka mencari keberkahan
dengan shalat pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka
terhadap sang Nabi saw.

Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu
Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?,
maka Abu Muslim ra berkata : Kulihat Rasul saw shalat ditempat ini
(Shahih Bukhari hadits no.480).

Sebagaimana riwayat Sa ib ra, : “aku diajak oleh bibiku kepada
Rasul saw, seraya berkata : Wahai Rasulullah.., keponakanku
sakit.., maka Rasul saw mengusap kepalaku dan mendoakan keberkahan
padaku, lalu beliau berwudhu, lalu aku meminum air dari bekas
wudhu beliau saw, lalu aku berdiri dibelakang beliau dan kulihat
Tanda Kenabian beliau saw” (Shahih Muslim hadits no.2345).

Riwayat lain ketika dikatakan pada Ubaidah ra bahwa kami memiliki
rambut Rasul saw, maka ia berkata: Kalau aku memiliki sehelai
rambut beliau saw, maka itu lebih berharga bagiku dari dunia dan
segala isinya (Shahih Bukhari hadits no.168). demikianlah
mulianya sehelai rambut Nabi saw dimata sahabat, lebih agung dari
dunia dan segala isinya.

Diriwayatkan oleh Abi Jahiifah dari ayahnya, bahwa para sahabat
berebutan air bekas wudhu Rasul saw dan mengusap2kannya ke wajah
dan kedua tangan mereka, dan mereka yang tak mendapatkannya maka
mereka mengusap dari basahan tubuh sahabat lainnya yang sudah
terkena bekas air wudhu Rasul saw lalu mengusapkan ke wajah dan
tangan mereka (Shahih Bukhari hadits no.369, demikian juga pada
Shahih Bukhari hadits no.5521, dan pada Shahih Muslim hadits
no.503 dengan riwayat yang banyak).

Diriwayatkan ketika Anas bin malik ra dalam detik detik
sakratulmaut ia yg memang telah menyimpan sebuah botol berisi
keringat Rasul saw dan beberapa helai rambut Rasul saw, maka
ketika ia hampir wafat ia berwasiat agar botol itu disertakan
bersamanya dalam kafan dan hanut nya (shahih Bukhari hadits
no.5925)
Dan belasan riwayat lainnya dari riwayat shahih dan tsiqah bahwa
para sahabat memuliakan Rasulullah saw, dengan syair, dengan
perbuatan, pengorbanan, dan pengagungan.
Tampaknya kalau mereka ini hidup di zaman sekarang, tentulah para
sahabat ini sudah dikatakan musyrik, tentu Abubakar sudah
dikatakan musyrik karena menangisi dan memeluk tubuh Rasul saw dan
berbicara pada jenazah beliau saw, demikian pula Umar ra yg saat
wafat bukannya ingat syahadat malah ingat ingin dimakamkan
disebelah kubur Nabi saw, demikian semua sahabat,
Inilah bodohnya wahabi, dan seluruh Ulama dan Imam Seluruh madzhab
tak satupun mengharamkan pujian pada Rasul saw, hanya wahabi saja
yg menolak, memang mereka ini tak berhak berkumpul dengan para
pecinta Rasul saw, karena mereka menganggap Rasul saw sama dengan
manusia lainnya, padahal Allah swt telah berfirman : Nabi (saw)
mesti lebih didahulukan dari setiap mukmin dari diri mereka
sendiri, dan istri istri beliau adalah ibunda kaum mukminin (QS
Al Ahzab 6).
Lalu bagaimana dengan riwayat berikut :
Berkata Anas ra : Tak kutemukan sutra atau kain apapun yang lebih
lembut dari telapak tangan Rasulullah saw, dan tak kutemukan
wewangian yang lebih wangi dari keringat dan tubuh Rasul saw
(Shahih Bukhari hadits no.3368). Kami tak melihat suatu
pemandangan yg lebih menakjubkan bagi kami selain Wajah Nabi saw .
(Shahih Bukhari hadits no.649 dan Muslim hadits no.419)
Dari Abu Hurairah ra : Wahai Rasulullah.., bila kami memandang
wajahmu maka terangkatlah hati kami dalam puncak kekhusyu an, bila
kami berpisah maka kami teringat keduniawan, dan mencium istri
kami dan bercanda dengan anak anak kami (Musnad Ahmad Juz 2
hal.304, hadits no.8030 dan Tafsir Ibn katsir Juz 1 hal.407 dan
Juz 4 hal.50).

Diriwayatkan bahwa Abu Sa id bin Ma la ra sedang shalat dan ia
mendengar panggilan Rasul saw memanggilnya, maka Abu Sa id
meneruskan shalatnya lalu mendatangi Rasul saw dan berkata : Aku
tadi sedang shalat Wahai Rasulullah.., maka Rasul saw bersabda :
Apa yang menghalangimu dari mendatangi panggilanku?, bukankah
Allah telah berfirman WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DATANGILAH
PANGGILAN ALLAH DAN RASUL NYA BILA IA MEMANGGIL KALIAN .(Al Anfal
24). (Shahih Bukhari hadits no.4204, 4370, 4426, 4720). Dan bahwa
mendatangi panggilan Rasul saw ketika sedang shalat tak
membatalkan shalat, dan mendatangi panggilan beliau lebih mesti
didahulukan dari meneruskan shalat, karena panggilan beliau adalah
Panggilan Allah swt, perintah beliau saw adalah perintah Allah
swt, dan ucapan beliau saw adalah wahyu Allah swt…

maka jelas sudah bahwa pujian pada Nabi saw adalah hal yg masyru,
dan menentangnya adalah kesalahan yg nyata.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dg segala cita
cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

abibzogza Re: sholat – 2008/10/27 07:20 asskum.yahibana munzir kaefa
khalukum? semoga allah senantiasa mencurahkan rahmat dan
hidayahnya pada habib munzir.habib saya mau tanya masalah sholat
fardu yg sengaja saya tinggal.bagaimana cara menggantinya?
sedangkan sholat yg saya tinggal sudah tak terhitung,dan bagaimana
cara supaya bisa giat dalam mengerjakan sholat.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

adminIII Re: sholat – 2008/10/28 20:43 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh

Saudaraku yang kumuliakan, berikut jawaban Habibana yang sudah ada
di forum :

Saudaraku yg kumuliakan,
memang pendapat jumhur adalah Qadha Fauran (segera di Qadha secara
keseluruhan), namun tentunya bila shalat yg ditinggalkan itu
banyak akan sangat menyulitkan untuk mengqadha nya secara
keseluruhan, apalagi bila bertahun tahun misalnya,

ada Qaul bahwa bila ia bertobat dengan sungguh sungguh, dan tak
lagi meninggalkan shalatnya maka Allah mengampuni shalat2nya yg
telah lama ia lewatkan,

namun pendapat ini lemah, maka jalan tengah antara keduanya adalah
:

wajib meng qadha shalat yg kita tinggalkan, namun boleh kapan
saja, misalnya suatu saat kita ingin shalat sunnah maka boleh
boleh saja, suatu saat ingin mengqadha shalatnya maka boleh saja
meninggalkan shalat sunnahnya,

tak ada larangan untuk tak boleh shalat sunnah, karena larangan
itu adalah bila kita meninggalkan shalat sedikit, misalnya kita
tak shalat dhuhur hari ini dengan sengaja, maka wajib mengqadha
nya saat ini sebelum kita melakukan shalat sunnah, namun bila
shalat yg ditinggalkan berminggu minggu dan puluhan banyaknya atau
bahkan ratusan.., maka sungguh Rasul saw tak menyukai kesulitan
dan pemaksaan diri atas ummatnya saw.

ketika mengadu seorang sahabat pada beliau seraya berkata : wahai
Rasulullah saw.., sungguh aku tak sempat mengerjakan aktifitasku
gara gara imam yg membaca surat panjang dalam shalatnya”, maka
rasul saw murka, hingga diriwayatkan belum pernah Rasul saw
ceramah dg kemurkaan seperti saat itu, seraya bersabda : “sungguh
ada diantara kalian ini Munaffirin..!! (orang yg membuat ummat
meninggalkan dari syariah), bila kalian menjadi imam maka
ringankanlah, sungguh diantara kalian ada orang tua renta, ada yg
sakit, ada yg punya hajat..!” (shahih Bukhari).

demikian Rasul saw menjaga ummatnya agar selalu dalam hal yg asri
dan mudah, tentunya bukan meremehkan,

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dalam semua cita
cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a lam
berikut linknya:
Itemid=&func=view&catid=8&id=7343%E2%8C%A9=id#7343

Wassalam,
AdminIII

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=19080

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments