Penjelasan ayat yg di

0

ulilalbab Penjelasan ayat yg di mansukh dan golongan yg selamat. – 2010/07/
16 11:48 Assalamu^alaikum wr wb
Habibana ijinkan sy brtnya kmbli;
1.Umat Rasulullah SAW akan terpecah mjd 73 golongan,dan hny 1 yg
slmt yaitu yg mengikuti jamaah terbanyak(aswaja).Kemudian spt yg
kt kthui bhw saat ini bnyk golongan yg keluar dr aswaja,spt
LDII,mu^tazilah dlsb.Padahal semua muslim akan msk surga mski hrs
melewati musibah di dunia,siksa kubur ataupun akhirat utk
menghapus dosa.Apakah mrk golongan2 yg keluar dr aswaja mrkpun
nanti jg akan msk surga bib?Ataukah yg di mksd SELAMAT dlm hadits
tsb adl mrk yg tdk tersentuh api neraka?,yakni ahlussunnah wal
jamaah?
2.Sy prnh membaca dlm kitab Riyadhus Shalihin bhw ada sebuah
hadits yg mana Rasulullah saw bersabda bhw jika ada umatku yg
mendapat ilham maka ia adl Umar.Hadits tsb oleh kaum wahabi di
jadikan dalil utk menafikan karomah/keramat para wali Allah.Mohon
penjelasannya bib.
3.Bib,sy blm bgtu faham mengenai ayat alqur^an yg di mansukh.Mohon
penjelasan apakah yg di maksud ayat yg di mansukh,dan tlng di beri
contoh ya bib.Lalu adakah hadits yg di mansukh pula?
Demikian ya habibana,syukron wasalamu^alaikum wr wb.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:Penjelasan ayat yg di mansukh dan golongan yg selamat. – 2010/
07/17 02:19 Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari
hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
1. semua yg wafat dalam keyakinan Laa ilaaha illallah Muhammad
Rasulullah saw maka mereka akan sampai ke sorga walau melewati
siksa dunia, siksa kubur dan neraka, akhirnya mereka akan masuk
sorga, ini bagi mereka yg wafat belum bertobat dari dosa dosa
besar atau dari akidah yg sesat.

jika ia dalam akidah sesat dan ia tidak tahu, karena tak sempat
menemukan akidah yg benar, misalnya mu;tazilah, wahabi dll maka ia
diharapkan lebih cepat mendapat pengampunan Allah swt.

jika ia masih dalam akidah itu, dan sudah mengetahui anjuran2 yg
mengajaknya pada kebenaran, ia bisa saja dimaafkan Allah swt
dengan melewati “pencucian” dosa, atau ia tidak dimaafkan Allah
swt hingga saat wafatnya ia wafat dalam kekufuran dengan hati yg
ragu terhadap Laa ilaha illallah Muhammad Rasulullah saw. itu bisa
terjadi jika terlalu banyak dosa, maka ia naudzubillah abadi dalam
kehinaan

2. mengenai dalil keramat, akan saya tampilkan di akhir.jawaban
karena sangat banyak.

3. mengenai ayat yg mansukh contohnya ayat khamr, pertama Allah
swt hanya menyebut khamr sebagai hal yg buruk namun membawa
manfaat, dan keburukannya lebih besar dari manfaatnya (QS Al
Baqarah 219), kemudian para sahabat sebagian masih minum khamr dan
sebagian meninggalkannya, kemudian turun ayatselanjutnya yg
mengharamkan khamr secara mutlak, yaitu pada QS Al maidah 90).

dan masih banyak contoh lain.

dalam hadits, pada awal islam, para muslimin sudah terbiasa
berzina dan saat berjihad mereka kebingungan karena syahwat tak
tertahankan, maka mereka datang pada Rasul saw dan berkata : wahai
Rasulullah.., kita sudah lama berperang meninggalkan istri, kami
tidak tahan akan syahwat, bolehkah kam mengebiri diri kami agar
aman dari syahwat?, maka Rasul saw melarang mereka mengebiri diri
mereka, dan membolehkan mut^ah yaitu nikah dg batas waktu. (Shahih
Bukhari dan Shahih Muslim dan lainnya).

kemudian barulah Rasul saw melarang Mut;ah (Shahih Bukhari dan
Shahih Muslim dan lainnya), maka hadits pertama sudah mansukh dg
hadits selanjutnya, maka dalam mengambil dalil dari alqur^an atau
hadits, hendaknya mengikuti fatwa para Imam, karena banyak dari
muslimin tidak tahu apakah ayat/hadits itu sudah mansukh dg ayat /
hadits lainnya.

berikut dalil2 keramat :

FIRMAN ALLAH SWT MENJELASKAN KERAMAT PARA WALI
Firman Allah swt menceritakan kejadian Sulaiman as : “Maka
berkatalah Sulaiman (as) : siapakah diantara kalian yang dapat
membawakan Singgasananya (Singgasana Ratu Balqis) kehadapanku
sebelum mereka datang menyerahkan diri?, maka berkatalah seorang
Ifrit dari golongan Jin : Aku akan membawakannya padamu sebelum
kau berdiri dari kursimu!, sungguh aku memiliki kekuatan dan dapat
dipercaya!, Maka berkatalah seseorang yang memiliki ilmu dari
kitabullah : Aku akan membawakannya padamu (singgasana Ratu
Balqis) sebelum engkau mengedipkan matamu, maka ketika Sulaiman
(as) melihat singgasana itu dalam sekejap sudah tegak dihadapannya
” (QS Annaml 39-41)

Disini jika kita ringkaskan saja, maka tidak mustahil seorang wali
Allah berkata aku mampu berbuat ini dan itu, aku mampu
menghidupkan yang mati, aku mampu memindahkan singgasana itu
sebelum kau kedipkan matamu!, atau ucapan ucapan yang didasari
kekuatan ilahiah, dan yang mengingkari hal ini maka Allah swt
telah menyiapkan jawabannya sebelum mereka bertanya dan
mengingkari, sebagaimana firman Allah swt diatas, membuktikan
bahwa ucapan itu bukan ucapan sombong, tapi justru merupakan tanda
kebesaran Allah swt.

Firman Allah swt diatas ini jelas bukan tercantum pada Taurat,
Zabur, Injil atau shuhuf para Nabi terdahulu, padahal kejadiannya
adalah pada ummat terdahulu, namun tercantum pada Alqur^an, agar
Ummat Muhammad saw memahami bahwa jika muncul hal hal seperti ini
pada masa mereka maka hal itu bukan hal yang aneh, namun hal biasa
yang sudah terjadi pada ummat ummat terdahulu, justru yang
mengingkari hal seperti ini kufur hukumnya karena ia mengingkari
Alqur^an,

Firman Allah swt menceritakan kejadian Musa dan Khidir as dalam
surat Al Kahfi:
Maka ia (Musa as) menemukan hamba dari hamba hamba hamba Kami yang
kami beri padanya Rahmat dari sisi kami dan kami mengajarinya
dengan ilmu dari sisi kami (Ladunniy) (65),

Maka berkata padanya Musa : Bolehkah aku mengikutimu agar kau
ajarkan dari kemuliaan kemuliaan yang diajarkan padamu? (66), ia
(Khidir as) menjawab : engkau tak akan mampu bersabar bersamaku
(67), dan bagaimana pula kau bisa bersabar pada apa – apa yang kau
belum dikabarkan? (68), (Musa menjawab) engkau akan menyaksikan
Insya Allah aku merupakan orang yang bersabar dan aku tak akan
mengingkari urusanmu (69), berkatalah ia (khidir as) : Jika kau
mengikutiku janganlah kau bertanya apapun sampai aku sendiri yang
mengabarkannya padamu (70), maka mereka pun berlalu, hingga
menumpang disebuah kapal dan ia (khidir as) menenggelamkannya,
berkatalah (musa as) apakah kau merusak dan menenggelamkannya
untuk mencelakakan pemiliknya, sungguh kau telah berbuat
kejahatan! (71),
Maka berkatalah ia (Khidir as) bukankah telah kukatakan bahwa
engkau sungguh tak akan bersabar bersamaku? (72), maka ia (Musa
as) berkata : Jangan kau perdulikan kelupaanku, dan jangan
menyulitkanmu persahabatanku dengan mu (maafkan apa yg kuperbuat)
(73), maka mereka berlalu hingga menjumpai seorang anak, lalu ia
(Khidir as) membunuhnya, maka Musa berkata: Apakah kau membunuh
manusia suci tanpa sebab yang benar..??, sungguh kau telah berbuat
kejahatan!! (74),
Maka berkatalah ia (Khidir as) bukankah telah kukatakan bahwa
engkau sungguh tak akan bersabar bersamaku? (75),
(Musa as berkata) Jika aku bertanya lagi tentang sesuatu maka
jangan kau jalan bersamaku, karena aku telah berulang ulang
berbuat kesalahan (76), maka mereka berlalu hingga mereka
mengunjungi sebuah perkampungan, dan mereka minta makan dan
penduduk tak mau menjamu mereka, maka keduanya menemui sebuah
tembok yang hampir roboh, maka ia (Khidir as) menegakkannya, maka
ia berkata (Musa as) jika kau mau bisa saja kau membayar tukang
untuk melakukannya (77),
Berkatalah ia (khidir as) Inilah perpisahanku denganmu, akan
kukabarkan padamu makna makna yang kau tak dapat bersabar atasnya
(78),
Mengenai kapal itu, adalah milik orang miskin yang bekerja di
lautan dan aku sengaja merusaknya, karena dihadapan mereka ada
penguasa yang akan merampas semua kapal kapal, (aku
menenggelamkannya agar kapal mereka selamat dan dapat diperbaiki
dan barang barang dan hartanya selamat) (79),
Mengenai anak yang kubunuh maka kedua ayah ibunya adalah orang
mukmin, dan kami tak ingin ia hidup menjadi penjahat dan kufur
(Sebagaimana riwayat Shahih Muslim bahwa anak itu akan tumbuh
menjadi kafir dan kami menyayangi kedua orang tuanya dan tak mau
mengecewakan keduanya) (80), maka Allah ingin menggantikan untuk
ayah ibunya yang lebih baik bagi mereka dan suci (81),
Mengenai Tembok maka milik dua anak yatim di kota dan
dibawahnya terdapat harta karun milik kedua ayah ibunya dan
keduanya orang yg shalih, dan Allah menginginkan agar mereka
dewasa dan mengeluarkan harta itu untuk mereka kelak, inilah
rahmat dan kasih sayang pada mereka dari Tuhanmu, dan aku tidak
memperbuat itu dari keinginan pribadiku, itulah makna dari apa
apa yang kau tak bisa bersabar darinya (82). (QS. Al Kahfi :
65-82).

Jelaslah sudah bahwa Allah swt menguasakan kepada hamba hambaNya
beberapa hal yang tidak masuk akal dan bertentangan dengan
syariah, hal ini dimunculkan oleh Allah swt bahwa itu bukan berupa
kegilaan, tapi justru kehendak Allah swt dan mengandung hikmah
yang mendalam, dimana Allah swt mengajari Musa as bahwa tak bisa
logika menjadi acuan atas segala hal, banyak hal gaib yang
kelihatannya adalah kemungkaran namun justru merupakan Samudra
kelembutan Allah swt.

قالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ
آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا
يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي
يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا
وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ

Sabda Rasulullah saw bahwa Allah swt berfirman : “Barangsiapa
memusuhi wali-Ku maka Ku umumkan perang padanya, tiadalah hamba
hambaKu mendekat pada-Ku dengan hal hal yang telah kuwajibkan,
dan hamba hambaKu tak henti hentinya pula mendekat pada-Ku
dengan hal hal yang sunnah hingga Aku mencintainya, Jika Aku
mencintainya maka aku menjadi telinganya yang ia gunakan untuk
mendengar, aku menjadi pandangannya yang ia gunakan untuk melihat,
aku menjadi tangannya yang ia gunakan untuk melawan, aku menjadi
kakinya yang ia gunakan untuk melangkah, Jika ia meminta pada-Ku
niscaya kuberi apa yang ia minta, dan jika ia mohon perlindungan
pada-Ku niscaya kuberi padanya perlindungan” (Shahih Bukhari Bab
Arriqaaq/Tawadhu)

Hujjatul Islam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy dalam kitabnya
Fathul Baari Bisyarh Shahih Bukhari menjelaskan makna hadits ini
dalam 6 penafsiran, secara ringkasnya saja bahwa panca indera
mereka telah suci dari hal hal dosa karena mereka menyucikannya,
dan mereka tidak mau berucap terkecuali kalimat kalimat dzikir
atau ucapan mulia, tak mau mendengar terkecuali yang mulia pula,
demikian seluruh panca inderanya, dan Allah swt membimbing panca
indera mereka untuk selalu mulia. (Fathul Baari Bisyarh Shahih
Bukhari Bab Arriqaaq/Tawadhu)

Maka yang terpenting dalam hadits mulia ini adalah perkataan :
“Jika ia meminta pada-Ku niscaya kuberi permintaan-Nya”, ucapan
ini jelas jelas menjawab seluruh sangkalan mereka,

Bahwa bisa saja mereka berdoa pada Allah swt untuk menghidupkan
yang mati, pindah ke tempat lain, mendengar atau melihat perasaan
orang lain dan lain sebagainya.
Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Tajuddin Assubkiy bahwa diantara
bentuk karamat adalah sepuluh macam, dan sungguh lebih banyak dari
itu, yang pertama adalah Menghidupkan yang mati, kedua adalah
berbicara dengan yang mati, yang ketiga adalah terbelahnya lautan
dan keringnya lautan, keempat adalah berubahnya bentuk, kelima
adalah berjalan diatas air, keenam adalah ucapan hewan dan benda,
ketujuh adalah taatnya hewan, kedelapan adalah digulungnya waktu,
kesembilan terdiamnya lidah atau terucapkannya, kesepuluh adalah
terkeluarkannya harta karun, demikian dijelaskan dengan panjang
lebar oleh Imam Tajuddin Assubkiy Dalam kitabnya Thabaqatussyafi^i
Al Kubra Juz II hal 338 cetakan Darul Ihya)

Dan tentunya kejadian Tsunami di Aceh telah pula memperjelas ini,
bahwa Air Dahsyat setinggi 30 meter dengan kecepatan 300km/jam dan
kekuatan ratusan juta ton, terbelah di makam makam shalihin dan
masjid, menunjukkan kemuliaan dan keramat para Wali Allah yg
dimuliakan Allah swt walau mereka telah wafat, mereka tetap
Benteng Allah swt dimuka Bumi sebagaimana firman Nya : “Sungguh
Bumi diwariskan Allah pada hamba hambaNya yg shalih” (QS. Al
Anbiya : 105).

Rasul saw bersabda : akan datang kelak ., atau akan muncul kelak
setelah aku wafat ., atau kelak di hari kiamat . , hadits hadits
shahih semacam ini ratusan banyaknya, merupakan tanda tanda hari
kiamat, keadaan kelak di alam barzakh, keadaan di hari kiamat,
kesemuanya dikabarkan oleh Rasul saw dengan gamblangnya
menunjukkan bahwa beliau saw mengetahui apa yang akan terjadi,
bahkan mengetahui seseorang itu akan mati dalam kebaikan atau
dalam kekufuran, sebagaimana riwayat shahih Muslim yang
menjelaskan bahwa seorang pejuang yang berjuang dengan giatnya
namun Rasul saw berkata : “Dia ahli neraka!”, para sahabat
menyangkalnya karena orang itu berjihad dengan semangat dan
kesungguhan, namun terbuktilah pada akhirnya ia membunuh diri
dengan memotong urat nadinya. (bunuh diri).

KERAMAT PARA SAHABAT
Ketika Khalifah Umar bin Khattab ra sedang berkhutbah jumat, tiba
tiba ditengah khutbahnya ia berseru dengan kerasnya : Wahai
Sariah bin Hashiin.., keatas gunung.. keatas gunung..!, maka
kagetlah para sahabat lainnya, kenapa Khalifah berkata demikian?,
apa maksudnya?, sebulan kemudian kembalilah Sariah bin Hashiin
dari peperangan bersama pasukan sahabat lainnya, mereka bercerita
saat mereka terdesak dalam peperangan mereka mendengar suara Umar
bin Khattab ra yang tak terlihat wujudnya, teriakan itu adalah :
Wahai Sariah bin Hashiin.., keatas gunung.. keatas gunung..!, maka
kami naik keatas gunung dan berkat itu kami memenangkan peperangan
(Durrul muntatsirah fil ahaditsil Masyhurah oleh Al Hafidh Al Imam
Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthi Juz 1 hal 22, Al Ishabah Juz 3
hal 6, Tarikh Attabari Juz 2 hal 553).

Menunjukkkan bahwa Khalifah Umar ra diberi kemuliaan oleh Allah
swt mengawasi hal hal yg terjadi di wilayah lainnya, ia
mengomandoi mereka dan lebih tahu mana yg terbaik bagi mereka
daripada mereka yg berhadapan langsung dg musuh.

KERAMAT PARA SAHABAT RIWAYAT SHAHIH BUKHARI
Riwayat lain Ketika dua orang sahabat di malam yang gelap keluar
dari menghadap Rasul saw, maka terlihatlah dua cahaya menerangi
mereka, cahaya itu terus mengikuti mereka hingga mereka berpisah
maka dua cahaya itupun berpisah, sampai mereka masuk kerumahnya
masing masing (Shahih Bukhari Bab Manaqib)

Riwayat lain Ketika salah seorang sahabat membaca surat Alkahfi
disuatu malam maka ia melihat keledainya melarikan diri, maka
ketika ia selesai shalat ia melihat kabut yg menyelimuti sekitar,
maka keesokan harinya ia menceritakannya pada Rasul saw maka Rasul
saw berkata : Bacalah terus wahai fulan, sungguh itu adalah
ketenangan yg turun sebab Alqur^an (Shahih Bukhari Bab Alamat
Nubuwwah fil islam)

Riwayat lain ketika Abubakar shiddiq diberkahi makanan untuk tamu
tamu dirumahnya, hingga tamu tamunya menyaksikan bahwa setiap
mereka memakan makanan itu namun makanan itu tidak berkurang
(Shahih Bukhari Bab Samar Ma^addhaif)

Riwayat lainnya Rasul saw bersabda : “Wahai Umar, tiadalah syaitan
berpapasan denganmu disuatu jalan kecuali ia akan menghindar
mencari jalan yang bukan jalanmu” (Shahih Bukhari Bab Manaqib Umar
bin Khattab ra), berkata Al Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy bahwa
dalam hadits ini terkandung makna bahwa Ma^shum adalah hal yang
wajib bagi para Nabi, namun merupakan hal yang bisa saja terjadi
(tidak mustahil) bagi selain Nabi, dan bukan hanya Umar ra yg
mencapai derajat ini namun banyak yg lainnya (Fathul Baari Bisyarh
Shahih Bukhari Bab Manaqib Umar)

Riwayat lainnya sabda Rasulullah saw ; Tiadalah bayi bercakap
cakap terkecuali tiga, Isa bin Maryam (as), dan di Bani Israil
seorang lelaki bernama Jureij, ketika sedang shalat datanglah
ibunya memanggilnya, seraya berkata dalam hatinya : Apakah aku
menjawabnya atau meneruskan shalat?, maka Ibundanya marah dan
berdoa : Wahai Allah jangan kau matikan ia hingga kau perlihatkan
padanya wajah pelacur, maka suatu ketika Jureij di tempat
khalwatnya dan datanglah padanya seorang wanita mengajaknya
berzina, maka ia menolak, lalu pelacur itu mendatangi seorang
penggembala dan kemudian berzina dengannya, maka wanita itupun
hamil dan melahirkan bayi lelaki, maka wanita itu berkata ini
adalah dari perbuatan Jureij..!, maka penduduk marah dan
menghancurkan rumah ibadahnya, menyeretnya dan mencacinya, maka ia
berwudhu dan shalat, dan mendatangi bayi itu dan berkata : Siapa
ayahmu..?!, maka Bayi itu berkata : Ayahku adalah Penggembala,
maka mereka berkata : Kami akan membangun rumah ibadahmu dari
emas..??, maka ia berkata, tidak.., cukup dari tanah!.
Yang ketiga adalah ketika seorang wanita menyusui anaknya dari
Bani Israil, maka lewatlah seorang pria berwibawa dan penguasa,
maka ibu itu berkata : Wahai Allah jadikan anakku sepertinya!,
maka anak itu melepaskan susu ibunya dan menjawab : Wahai Allah
jangan jadikan aku sepertinya!, lalu ia kembali menyusu, dan
berkata Abu Hurairah : seakan akan aku melihat pada Nabi saw yang
menghisap jarinya (mempercontohkan hikayat), lalu lewatlah seorang
Budak, dan ibunya pun berkata : Wahai Allah jangan jadikan anakku
sepertinya!, maka Bayinya melepaskan susunya dan berkata : Wahai
Allah jadikanlah aku sepertinya!, (berkata ibunya) mengapa
begitu?, bayinya berkata : Orang pertama adalah penguasa bengis,
dan Budak itu adalah dituduh pencuri, pezina, dan ia tak
melakukannya” (Shahih Bukhari Bab Ahaditsul Anbiya).
Riwayat hadits ibu yang menyusui bayi diatas menunjukkan bolehnya
Allah memberikan keramat pada wali sejak ia masih bayi, sudah
dapat tahu takdir orang, tahu siapa orang itu sebenarnya, dan
mengetahui hal yang ghaib, maka jika ada habaib atau ulama yang
dikatakan sudah keramat dan jadi wali Allah sejak bayinya, semacam
Imam Abubakar bin Salim Fakhrul wujud dan lainnya, maka telah
jelas diriwayatkan dalam shahih Bukhari mengenai akan dalilnya.

Dijelaskan oleh Imam Ibn Hajar Al Asqalaniy bahwa bukan hanya 3
ini saja dan hadits ini merupakan penjelasan bahwa hal itu ada,
dan tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi pd selain 3 bayi tsb

Riwayat lainnya bahwa Khubaib ra ketika ditangkap oleh Bani Harits
, (dalam riwayat yg panjang), bahwa Putri dari Al Harits berkata :
Tak pernah kulihat tawanan pun yang lebih baik dari Khubaib (ra),
sungguh telah kusaksikan ia makan buah anggur sedangkan di Makkah
saat itu tak ada sama sekali buah buahan, dan ia didalam penjara
Besi, dan itu adalah Rizki yang diberikan oleh Allah swt (Shahih
Bukhari Bab Jihad wassayr)

Riwayat lainnya bahwa seorang dari penduduk Kuufah mengadukan
kepada Khalifah Umar ra tentang Sa^ad bin Abi Waqqash ra, maka
diutuslah bersamanya seorang pengintai yang bertanya tentang Sa^ad
di Kufah, maka ia berkeliling di masjid Kufah dan tak ada yang
menyaksikan kecuali kebaikan Sa^ad ra, maka berkatalah seorang
lelaki yang dikenal dengan nama Aba Sa^dah : Jika kau bertanya
pada kami maka sungguh Sa^ad (ra) tidak membagi dengan adil, dan
banyak lagi fitnahnya pada Sa^ad ra, maka berkatalah Sa^ad (ra)
“Wahai Allah jika ia dusta maka panjangkan usianya, dan panjangkan
kemiskinannya, dan munculkan atasnya fitnah fitnah”.
Maka berkata Ibn Umair ra kulihat ia tua renta hingga kedua
alisnya sudah hampir menutup kedua matanya karena sangat tua, dan
sangat miskin, dan mengejar ngejar para wanita di jalanan seraya
memegang megangnya, jika ditanya padanya : Kenapa kau berbuat
ini??, ia menjawab : Aku adalah si tua renta yg terkena fitnah
karena doa Sa^ad (ra). ( Shahih Bukhari Bab Adzan)

RIWAYAT TSIGAH LAINNYA TENTANG KERAMAT PARA SAHABAT DAN IMAM IMAM
Berkata Imam Al Khazin : telah diriwayatkan dari Abu Sa^id
Alkhudri ra Sungguh Rasulullah saw bersabda : “hati hatilah pada
firasat orang mukmin, sungguh (firasat) dia itu melihat dengan
Cahaya Allah” (diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitabnya
Attaarikh, dan Ibn Jarir, Ibn Hatim, Ibn Sunniy, Abu Nu^aim, dan
diriwayatkan pula oleh Imam Attirmidziy dan Imam Attabrani, dan
diriwayatkan pula oleh Ibn Jarir dari Ibn Umar ra)

Dan pada para ulama dan para pemilik anugerah, bahwa pada firasat
mereka teriwayatkan dengan kabar dan riwayat yang masyhur,
diantaranya dikatakan oleh Al hafidh pada kitabnya “Tawaali
Atta^sis” berkata Assaajiy, berkata padaku Abu Dawud, berkata
kepadaku Qutaybah, berkata pada Abdu Hamiid, aku keluar bersama
Imam Syafii dari Makkah, maka kami bertemu seorang lelaki di
Abtah, maka kukatakan pada Imam Syafii : “Tebak keberadaan lelaki
itu..?”, maka berkata Imam Syafii : “Dia itu tukang kayu, atau
penjahit!”, maka kutanya pada lelaki itu seraya berkata : “Dulu
aku tukang kayu dan sekarang penjahit”,

Diriwayatkan pula oleh Al Hakim dari riwayat lain, dari Qutaybah
berkata : “Kulihat Muhammad bin Alhasan dan Imam Syafii duduk
berdua diteras Ka^bah, maka lewatlah seorang lelaki, maka
berkatalah salah satu dari mereka : “kemarilah kami akan menebak
pekerjaanmu, maka berkata salah satu dari mereka (Muhammad bin
Alhasan dan Imam Syafii) engkau adalah Penjahit!, dan berkata yg
lainnya : Engkau adalah tukang kayu!, maka berkata orang itu :
“dulu aku penjahit dan sekarang tukang kayu”.
Berkata Al Hafidh : sanad kedua riwayat diatas shahih.
(Tuhfatul ahwadziy bisyarh Jami Tirmidziy Bab : Min Suuratil Hijr
Juz 8 /556)

Diriwayatkan berkenaan syarh hadits firasah, bahwa Ustman bin
Affan ra dikunjungi beberapa sahabatnya, dan diantara mereka
memandang pada seorang wanita, maka berkata Utsman bin Affan ra :
“salah satu dari kalian masuk kerumahku dengan mata yang berzina!
“, maka berkatalah seorang dari mereka dengan kagetnya : “Apakah
ada wahyu setelah Rasulullah..??” (maksudnya pembicaraan yang
membuka masalah gaib dan tersembuny atau kasyaf), maka berkata
Utsman bin Affan ra: “Bukan wahyu, namun firasat yang benar!”.
(Syarh Musnad Abi Hanifah juz 1 /566).

dinukil dari buku saya kenalilah akidahmu edisi 2.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=25627