Asal sejarah Al-qur^an&aqidah tatsbit

0

Forum Majelis Rasulullah

endyen Asal sejarah Al-qur^an&aqidah tatsbit ayat tasybih – 2009/06/27
17:15 Assalamualaikum warahmatullah..

Tuan guru yang kami mulyakan, semoga kesejukan cahaya Allah selalu
tercurah kepada tuan guru, keluarga beserta jamaah MR semuanya
amiin.

Saya hanya ingin bertanya sedikit, tentang beberapa hal tuan guru
1. asal pembukuan, penamaan surat, dan urutan al-qur^an dan ada
berapa jenis al-qur^an yang ada? apakah seluruh al-qur^an itu
perowi-perowinya dan sanad-sanad, tercatat pula dalam ilmu hadits?

2. Bagaimana dan siapakah sebenarnya Awal atau asal usul daripada
aqidah yang menetapkan ayat mutasyabihat sesuai dzahirnya seperti
qoum wahabi itu, jika kita telusuri mereka banyak mengaku
mengikuti ibnu taimiyah, tetapi dlm karyanya ibnu hajar mengatakan
sudah taubat, terus mereka mendakwa, setelah keterangan yang
dinukil ibnu hajar itu masih puluhan tahun, dan karya ibnu
taimiyah yg lebih akhir masih berakidah tersebut. mohon
penjelasannya tuan guru.

3. yang dimaksud dengan madzhab aqidah al-asyari itu abu hasan
al-asy^ari atau abu musa al-asyari tuan guru..orang wahabi
mendakwa bahwa kitab terahir Ibanah karangan abu hasan al-asy^ari
menetapkan sesuai dzahir ayat, dan saya cek memang ada kalimat
tastbit (menetapkan) lahu ainani (Allah punya dua mata) dll,
Benarkah Ibanah telah dirubah dan diganti oleh wahabi??

4. Bolehkah saya mengaji dengan bertujuan ingin menghadiri majlis
dzikir yang Allah jamin pengampunan dosanya, sementara yang saya
ikuti adalah pengajian salafi/wahabi, karna tidak ada selain itu
tuan guru. Mohon doa semoga saya tetap dalam shirathol mustaqim.

Mohon maaf tuan guru atas banyaknya bertanya hamba, semoga hamba
tidak bertanya yang menyebabkan pengharaman sesuatu yg halal yg
termasuk mujrim yg besar. Jazakumullah khairal jazaa. Mohon doanya
tuan guru.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:Asal sejarah Al-qur^an&aqidah tatsbit ayat tasybih – 2009/06/28
10:31 Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari
hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
1. penyusunan alqur^an adalah dari Rasul saw, sebagaimana
sejarahnya adalah bahwa Ibn Abbas ra bertanya kepada Ustman bin
Affan ra mengapa kau tak mencantumkan basmalah pada awal surat
Attaubah?, maka Utsman bin Affan ra menjawab bahwa aku ragu, bahwa
sebenarnya surat Attaubah itu adalah sambungan dari surat Al
Anfal, karena Rasul saw selalu menentukan masing masing ayat pada
suratnya, taruh ayat ini disurat anu, ayat ini disurat anu, dan
Rasul saw tak memerintahkan menaruh basmalah pada awal surat
Attaubah, maka aku ragu sekiranya Attaubah itu bagian /sambungan
dari surat Al Anfal, maka aku tak berani menuliskan Basmalah
sebagai tanda pemisah antara dua surat. demikian pendapat Imam
tirmidzi, Imam Ahmad, Imam Abu Dawud, Imam Nasai. (Tafsir Imam Ibn
Katsir Juz 2 hal 332).

diriwayatkan pada shahih Bukhari, Ketika terjadi pembunuhan besar
besaran atas para sahabat (Ahlul yamaamah) yg mereka itu para
Huffadh (yg hafal) Alqur an dan Ahli Alqur an di zaman Khalifah
Abubakar Asshiddiq ra, berkata Abubakar Ashiddiq ra kepada Zeyd
bin Tsabit ra : Sungguh Umar (ra) telah datang kepadaku dan
melaporkan pembunuhan atas ahlulyamaamah dan ditakutkan pembunuhan
akan terus terjadi pada para Ahlulqur an, lalu ia menyarankan agar
Aku (Abubakar Asshiddiq ra) mengumpulkan dan menulis Alqur an, aku
berkata : Bagaimana aku berbuat suatu hal yg tidak diperbuat oleh
Rasulullah..??, maka Umar berkata padaku bahwa Demi Allah ini
adalah demi kebaikan dan merupakan kebaikan, dan ia terus
meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan
kini aku sependapat dg Umar,
dan engkau (zeyd) adalah pemuda, cerdas, dan kami tak menuduhmu
(kau tak pernah berbuat jahat), kau telah mencatat wahyu, dan
sekarang ikutilah dan kumpulkanlah Alqur an dan tulislah Alqur
an..!
berkata Zeyd : Demi Allah sungguh bagiku diperintah memindahkan
sebuah gunung daripada gunung gunung tidak seberat perintahmu
padaku untuk mengumpulkan Alqur an, bagaimana kalian berdua
berbuat sesuatu yg tak diperbuat oleh Rasulullah saw?? , maka
Abubakar ra mengatakannya bahwa hal itu adalah kebaikan, hingga
iapun meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju
dan kini aku sependapat dg mereka berdua dan aku mulai
mengumpulkan Alqur an . (Shahih Bukhari hadits no.4402 dan 6768).

jelas sudah bahwa semua ayat dan susunan surat sudah diatur oleh
Nabi saw, namun belum dijilidkan menjadi satu kitab, dan baru
mulai dikumpulkan dimasa khalifah Abubakar shiddiq ra, dan selesai
pada masa Khalifah utsman bin Affan ra, dan diresmikan oleh
seluruh sahabat tanpa ikhtilaf, maka disebut mushaf Utsmaniy

kesemua sanad periwayatnya mutawatir dari para sahabat, dan ia
terdapat 7 qira;ah yg berbeda, 7 riwayat yg mutawatir, tidak ada
perbedaan cuma perbedaan ejaan saja yg tidak merubah makna,
seperti dalam surat Al Fatihah : Maaliki Yaumiddiin, dalam qira^ah
lainnya Maliki Yaumiddin,

Maalik adalah Pemilik/penguasa, dan Malik artinya Raja, maka
maknanya sama, Penguasa/pemilik di hari kiamat dan Raja di hari
kiamat.

demikian pada 7 qira;ah, berbeda ejaan namun maknanya sama.

2. tidak jelas darimana mereka menukil, karena tidak semua ajaran
wahabi ini dari Ibn Taimiyah, dan tidak penting bagi kita darimana
mereka menukil, apakah disaat Ibn Taimiyah belum tobat atau
sesudahnya, yg jelas semua yg bertentangan dg Jumhur para Imam
besar, dan bertentangan dg nash nash yg jelas dari Rasul saw maka
tetap batil dan tidak bisa dijadikan rujukan.

3. yg dimaksud adalah Abu Musa A; Asy^ari, saudaraku mereka itu
hanya membolak balikkan kata dg menukil sepotong ucapan para imam
lalu berfatwa, berikut penjelasan saya mengenai ayat Mutasyabih :
Mengenai ayat mutasyabih yg sebenarnya para Imam dan Muhadditsin
selalu berusaha menghindari untuk membahasnya, namun justru sangat
digandrungi oleh sebagian kelompok muslimin sesat masa kini,
mereka selalu mencoba menusuk kepada jantung tauhid yg sedikit
saja salah memahami maka akan terjatuh dalam jurang kemusyrikan,
seperti membahas bahwa Allah ada dilangit, mempunyai tangan, wajah
dll yg hanya membuat kerancuan dalam kesucian Tauhid ilahi pada
benak muslimin, akan tetapi karena semaraknya masalah ini diangkat
ke permukaan, maka perlu kita perjelas mengenai ayat ayat dan
hadits tersebut.

Sebagaimana makna Istiwa, yg sebagian kaum muslimin sesat sangat
gemar membahasnya dan mengatakan bahwa Allah itu bersemayam di
Arsy, dengan menafsirkan kalimat ISTIWA dengan makna BERSEMAYAM
atau ADA DI SUATU TEMPAT , entah darimana pula mereka menemukan
makna kalimat Istawa adalah semayam, padahal tak mungkin kita
katakan bahwa Allah itu bersemayam disuatu tempat, karena
bertentangan dengan ayat ayat dan Nash hadits lain, bila kita
mengatakan Allah ada di Arsy, maka dimana Allah sebelum Arsy itu
ada?, dan berarti Allah membutuhkan ruang, berarti berwujud
seperti makhluk, sedangkan dalam hadits qudsiy disebutkan Allah
swt turun kelangit yg terendah saat sepertiga malam terakhir,
sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim
hadits no.758, sedangkan kita memahami bahwa waktu di permukaan
bumi terus bergilir,

maka bila disuatu tempat adalah tengah malam, maka waktu tengah
malam itu tidak sirna, tapi terus berpindah ke arah barat dan
terus ke yang lebih barat, tentulah berarti Allah itu selalu
bergelantungan mengitari Bumi di langit yg terendah, maka semakin
ranculah pemahaman ini, dan menunjukkan rapuhnya pemahaman mereka,
jelaslah bahwa hujjah yg mengatakan Allah ada di Arsy telah
bertentangan dg hadits qudsiy diatas, yg berarti Allah itu tetap
di langit yg terendah dan tak pernah kembali ke Arsy, sedangkan
ayat itu mengatakan bahwa Allah ada di Arsy, dan hadits Qudsiy
mengatakan Allah dilangit yg terendah.

Berkata Hujjatul Islam Almuhaddits Al Imam Malik rahimahullah
ketika datang seseorang yg bertanya makna ayat : Arrahmaanu alal
Arsyistawa , Imam Malik menjawab : Majhul, Ma qul, Imaan bihi
wajib, wa su al anhu bid ah (tdk diketahui maknanya, dan tidak
boleh mengatakannya mustahil, percaya akannya wajib, bertanya
tentang ini adalah Bid ah Munkarah), dan kulihat engkau ini orang
jahat, keluarkan dia..! , demikian ucapan Imam Malik pada penanya
ini, hingga ia mengatakannya : kulihat engkau ini orang jahat ,
lalu mengusirnya, tentunya seorang Imam Mulia yg menjadi Muhaddits
Tertinggi di Madinah Almunawwarah di masanya yg beliau itu Guru
Imam Syafii ini tak sembarang mengatakan ucapan seperti itu,
kecuali menjadi dalil bagi kita bahwa hanya orang orang yg tidak
baik yg mempermasalahkan masalah ini.

Lalu bagaimana dengan firman Nya : Mereka yg berbai at padamu
sungguh mereka telah berbai at pada Allah, Tangan Allah diatas
tangan mereka (QS Al Fath 10), dan disaat Bai at itu tak pernah
teriwayatkan bahwa ada tangan turun dari langit yg turut berbai at
pada sahabat.

Juga sebagaimana hadits qudsiy yg mana Allah berfirman :
Barangsiapa memusuhi waliku sungguh kuumumkan perang kepadanya,
tiadalah hamba Ku mendekat kepada Ku dengan hal hal yg fardhu, dan
Hamba Ku terus mendekat kepada Ku dengan hal hal yg sunnah baginya
hingga Aku mencintainya, bila Aku mencintainya maka aku menjadi
telinganya yg ia gunakan untuk mendengar, dan menjadi matanya yg
ia gunakan untuk melihat, dan menjadi tangannya yg ia gunakan
untuk memerangi, dan kakinya yg ia gunakan untuk melangkah, bila
ia meminta pada Ku niscaya kuberi permintaannya…. (shahih
Bukhari hadits no.6137)
Maka hadits Qudsiy diatas tentunya jelas jelas menunjukkan bahwa
pendengaran, penglihatan, dan panca indera lainnya, bagi mereka yg
taat pada Allah akan dilimpahi cahaya kemegahan Allah, pertolongan
Allah, kekuatan Allah, keberkahan Allah, dan sungguh maknanya
bukanlah berarti Allah menjadi telinga, mata, tangan dan kakinya.

Masalah ayat/hadist tasybih (tangan/wajah) dalam ilmu tauhid
terdapat dua pendapat dalam menafsirkannya.
1.Pendapat Tafwidh ma a tanzih
2.Pendapat Ta wil

1. Madzhab tafwidh ma a tanzih yaitu mengambil dhahir lafadz dan
menyerahkan maknanya kpd Allah swt, dg i tiqad tanzih (mensucikan
Allah dari segala penyerupaan)
Ditanyakan kepada Imam Ahmad bin Hanbal masalah hadist sifat, ia
berkata Nu;minu biha wa nushoddiq biha bilaa kaif wala makna ,
(Kita percaya dg hal itu, dan membenarkannya tanpa menanyakannya
bagaimana, dan tanpa makna) Madzhab inilah yg juga di pegang oleh
Imam Abu hanifah.

dan kini muncullah faham mujjassimah yaitu dhohirnya memegang
madzhab tafwidh tapi menyerupakan Allah dg mahluk, bukan seperti
para imam yg memegang madzhab tafwidh.

2. Madzhab takwil yaitu menakwilkan ayat/hadist tasybih sesuai dg
keesaan dan keagungan Allah swt, dan madzhab ini arjah (lebih baik
untuk diikuti) karena terdapat penjelasan dan menghilangkan awhaam
(khayalan dan syak wasangka) pada muslimin umumnya, sebagaimana
Imam Syafii, Imam Bukhari, Imam Nawawi dll. (syarah Jauharat
Attauhid oleh Imam Baajuri)
Pendapat ini juga terdapat dalam Al Qur an dan sunnah, juga banyak
dipakai oleh para sahabat, tabiin dan imam imam ahlussunnah
waljamaah.

seperti ayat :
Nasuullaha fanasiahum (mereka melupakan Allah maka Allah pun
lupa dengan mereka) (QS Attaubah:67),
dan ayat : Innaa nasiinaakum . (sungguh kami telah lupa pada
kalian QS Assajdah 14).

Dengan ayat ini kita tidak bisa menyifatkan sifat lupa kepada
Allah walaupun tercantum dalam Alqur an, dan kita tidak boleh
mengatakan Allah punya sifat lupa, tapi berbeda dg sifat lupa pada
diri makhluk, karena Allah berfirman : dan tiadalah tuhanmu itu
lupa (QS Maryam 64)

Dan juga diriwayatkan dalam hadtist Qudsiy bahwa Allah swt
berfirman : Wahai Keturunan Adam, Aku sakit dan kau tak menjenguk
Ku, maka berkatalah keturunan Adam : Wahai Allah, bagaimana aku
menjenguk Mu sedangkan Engkau Rabbul Alamin?, maka Allah menjawab
: Bukankah kau tahu hamba Ku fulan sakit dan kau tak mau
menjenguknya?, tahukah engkau bila kau menjenguknya maka akan kau
temui Aku disisinya? (Shahih Muslim hadits no.2569)

apakah kita bisa mensifatkan sakit kepada Allah tapi tidak seperti
sakitnya kita?

Berkata Imam Nawawi berkenaan hadits Qudsiy diatas dalam kitabnya
yaitu Syarah Annawawiy alaa Shahih Muslim bahwa yg dimaksud sakit
pada Allah adalah hamba Nya, dan kemuliaan serta kedekatan Nya
pada hamba Nya itu, wa ma na wajadtaniy indahu ya niy wajadta
tsawaabii wa karoomatii indahu dan makna ucapan : akan kau temui
aku disisinya adalah akan kau temui pahalaku dan kedermawanan Ku
dengan menjenguknya (Syarh Nawawi ala shahih Muslim Juz 16 hal
125)

Dan banyak pula para sahabat, tabiin, dan para Imam ahlussunnah
waljamaah yg berpegang pada pendapat Ta wil, seperti Imam Ibn
Abbas, Imam Malik, Imam Bukhari, Imam Tirmidziy, Imam Abul Hasan
Al Asy ariy, Imam Ibnul Jauziy dll (lihat Daf ussyubhat Attasybiih
oleh Imam Ibn Jauziy).
Maka jelaslah bahwa akal tak akan mampu memecahkan rahasia
keberadaan Allah swt, sebagaimana firman Nya : Maha Suci Tuhan Mu
Tuhan Yang Maha Memiliki Kemegahan dari apa apa yg mereka
sifatkan, maka salam sejahtera lah bagi para Rasul, dan segala
puji atas tuhan sekalian alam . (QS Asshaffat 180-182).

4. saran saya anda carilah majelis lain, sebab yg mereka ajarkan
adalah racun yg merusak akidah kita, Rasul saw ditanya oleh
sahabat : Wahai Rasulullah, (Saw), saat dulu kita dalam jahiliyah
dan keburukan, lalu kita dalam cahaya hidayah, lalu apakah setelah
ini ada keburukan..?,

Rasul saw bersabda : betul

sahabat : lalu apakah setelah keburukan itu akan muncul kebaikan?

Rasul saw bersabda : betul.

lalu apakah setelah kebaikan itu akan datang keburukan lagi?

Rasul saw : Betul, para Da^i yg menyeru ke neraka jahannam,
barangsiapa yg mengikuti mereka maka akan merasakan api neraka,
mereka adalah dari kulit kita dan berbicara dg bahasa kita (arab).

sahabat : lalu bagaimana jika aku menemui masa itu?.

Rasul saw bersabda : jika kau temui masa itu maka menghindarilah
dari mereka dan tetaplah pada jamaah Muslimin yg terbanyak, jika
tak kau temukan maka menghindarilah dari mereka sejauh jauhnya.
(Shahih Bukhari)

hindarilah majelis majelis yg menyeru pada kesesatan saudaraku
tercinta, majelis yg mengatakan musyrik pada orang yg muslim,
menyerukan bid;ah pada hal hal yg diperbolehkan oleh Rasul saw.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=22331

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments