mtajulaulia
|
Ulama Madzhab Syafi'i – 2009/01/29 18:18Assalamu'alaikum wr.wb Curahan Rahmat & Kelembutan Allah SWT serta Keberkahan semoga selalu tercurah untuk guruku yg mulia al Mukarrom al Alim al Habib Munzir al Musawa dan keluarga. Terimakasih kepada guruku yg dgn setia dan kasih sayang menemani dan menjawab masalah dan pertanyaan dari kami. Semoga hari2 habibana selalu dipernuhi oleh Rahmat dan limpahan kasih sayang Allah swt. Saya ingin bertanya lagi habib dan dengan inilah kerinduan saya kpd habib guruku akan terobati : 1. Dalam madzhab Imam Syafi'i kan terdiri dari huffadz, hujah dan juga imam. Bisakah habib berikan beberapa nama ulama tersebut beserta pangkat dlm ilmu haditsnya ? Maaf kalau pertanyaan saya kurang berkenan tapi sungguh saya betul2 ingin mengaetahuinya. Kumpulan informasi di MR ini selain sudah saya kumpulkan menjadi 5 buku khusus tausiah habibana dan 2 buku tanya jawab. Selain saya perkenalkan kepada rekan juga saya buatkan Buletin untuk di mesjid kantor di tempat saya bekerja dan saya sebutkan juga sumbernya (MR). Mohon doa dari habib untuk say dan keluarga juga rekan2 saya disini. |
| | Silahkan login terlebih dahulu untuk bertanya |
munzir
|
Re:Ulama Madzhab Syafi'i – 2009/02/07 04:50Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh, Kesejukan kasih sayang Nya semoga selalu menerangi hari hari anda dg kebahagiaan, Saudaraku yg kumuliakan, 2. Almusnid adalah menyimpan hadits yg bersambung dari dirinya, misalnya begini : saya munzir almusawa, dari guru saya fulan, dari gurunya fulan, dari….. s/d Rasul saw. jadi sanad hadits dari dirinya sampai Rasul saw, tentunya bisa sampai ke Imam Bukhari, lalu sampai ke Rasul saw, atau sampai ke Imam Hambali lalu hingga sampai ke Rasul saw. saya memiliki sanad seperti ini, tapi tidak banyak, dan Almusnid menyimpan ribuan hadits seperti ini, berbeda dengan alhafidh, ia hanya hafal dari Muhaddits sampai ke Rasul saw, misalnya : dari Imam Muslim, dari fulan, dari fulan, dari fulan dari Rasulullah saw. demikian hingga Rasul saw. nah.. disinilah peran para muhadditsin, mereka kenal semua riwayat para periwayat hadits itu, misalnya Imam Hakim, ia mengatakan hadits ini shahih, karena pada rantai periwayatnya semuanya orang baik dan terpercaya, maka jatuhlah hadits itu dari shahih menjadi dhoif, kenapa? karena Imam tirmidziy lebih kuat dari Imam Hakim dalam derajat ilmunya. sementara Imam Bukhari tak pernah ada satupun Muhaddits yg pernah menemukan celah pada riwayatnya, demikian hebatnya Imam Bukhari dan jelinya dalam ilmu hadits. dan sebaliknya, jika hadits shahih oleh periwayat lainnya, lalu dikatakan dhoif oleh imam bukhari, maka habislah hadits itu, yaitu menjadi dhoif. Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita, Wallahu a'lam
| |||||
| | Silahkan login terlebih dahulu untuk bertanya |
munzir
|
Re:Bersyariat – 2009/02/13 03:57Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh, Kesejukan kasih sayang Nya semoga selalu menerangi hari hari anda dg kebahagiaan, Saudaraku yg kumuliakan, Makrifah yg dimaksud adalah tasawwuf, ilmu kesucian jiwa, ini diluar fiqih, misalnya begini, seorang memiliki sebidang tanah namun ia tidak punya saksi atau surat bukti tanah, lalu datang seorang penipu kepada hakim membawa dua orang saksi yg bersaksi atas nama Allah (walau dusta) bahwa tanah itu miliknya, maka hakim secara syariah mestilah memutuskan bahwa tanah itu milik si penipu, walau hakim dalam hatinya tahu bahwa ia ditipu, namun hakim tak bisa bertindak melawan syariah. demikianlah syariah jika tidak disertai makrifah, yaitu tasawwuf, ilmu kesucian jiwa dalam mengenal Allah, atau contoh lain orang yg ingin berzina dg istri orang lain yg miskin, ia bisa saja membayar suaminya yg miskin itu dg perintah : kamu cerai saja istri kamu dengan talak tiga, biar ia iddah, lalu saya akan nikah dg nya seminggu, lalu saya cerai dg talak 3 lagi, lalu ia iddah, maka ia nikah lagi dg kamu, saya bayar deh kamu 10 juta". ini perzinahan namun dalam syariah ia sah sah saja, bukan berzina, namun tetap Allah swt melihat niat seseorang hal diatas tak akan terjadi jika orang tsb mengenal sidang akbar dihari kiamat. inilah yg dimaksud barangsiapa yg belajar syariah tanpa belajar tasawwuf maka ia sesat dan menyesatkan, demikian sebaliknya. jika seseorang hanya mempelajari tasawwuf dan tidak mempelajari syariah, maka ia telah meremehkan perintah Allah swt dg ajaran Rasul Nya swt, maka iapun sesat. Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita, Wallahu a'lam
|