Tidak jadi mencuri dapat

0
84

nonlady Tidak jadi mencuri dapat istri – 2007/06/04 19:23 Tidak Jadi
Mencuri Dapat Istri

Di Damaskus, ada sebuah mesjid besar, namanya mesjid Jami^
At-Taubah. Dia adalah sebuah masjid yang penuh keberkahan. Di
dalamnya ada ketenangan dan keindahan. Sejak tujuh puluh tahun, di
masjid itu ada seorang syaikh pendidik yang alim dan mengamalkan
ilmunya. Dia sangat fakir sehingga menjadi contoh dalam
kefakirannya, dalam menahan diri dari meminta, dalam kemuliaan
jiwanya dan dalam berkhidmat untuk kepentingan orang lain.

Saat itu ada pemuda yang bertempat di sebuah kamar dalam masjid.
Sudah dua hari berlalu tanpa ada makanan yang dapat dimakannya.
Dia tidak mempunyai makanana ataupun uang untuk membeli makanan.
Saat datang hari ketiga dia merasa bahwa dia akan mati, lalu dia
berfikir tentang apa yang akan dilakukan. Menurutnya, saat ini dia
telah sampai pada kondisi terpaksa yang membolehkannya memakan
bangkai atau mencuri sekadar untuk bisa menegakkan tulang
punggungnya. Itulah pendapatnya pada kondisi semacam ini.

Masjid tempat dia tinggal itu, atapnya bersambung dengan atap
beberapa rumah yang ada disampingnya. Hal ini memungkinkan
sesorang pindah dari rumah pertama sampai terakhir dengan berjalan
diatas atap rumah-rumah tersebut. Maka, dia pun naik ke atas atap
masjid dan dari situ dia pindah kerumah sebelah. Di situ dia
melihat orang-orang wanita, maka dia memalingkan pandangannya dan
menjauh dari rumah itu. Lalu dia lihat rumah yang di sebelahnya
lagi. Keadaannya sedang sepi dan dia mencium ada bau masakan
berasal dari rumah itu. Rasa laparnya bangkit, seolah-olah bau
masakan tersebut magnet yang menariknya.

Rumah-rumah dimasa itu banyak dibangun dengan satu lantai, maka
dia melompat dari atap ke dalam serambi. Dalam sekejap dia sudah
berada di dalam rumah dan dengan cepat dia masuk ke dapur lalu
mengangkat tutup panci yang ada disitu. Dilihatnya sebuah terong
besar dan sudah dimasak. Lalu dia ambil satu, karena rasa laparnya
dia tidak lagi merasakan panasnya, digigitlah terong yang ada
ditangannya dan saat itu dia mengunyah dan hendak menelannya, dia
ingat dan timbul lagi kesadaran beragamanya. Langsung dia berkata,
^A^udzu billah! Aku adalah penuntut ilmu dan tinggal di mesjid ,
pantaskah aku masuk kerumah orang dan mencuri barang yang ada di
dalamnya?^ Dia merasa bahwa ini adalah kesalahn besar, lalu dia
menyesal dan beristigfar kepada Allah, kemudian mengembalikan lagi
terong yang ada ditangannya. Akhirnya dia pulang kembali ketempat
semula. Lalu ia masuk kedalam masjid dan mendengarkan syaikh yang
saat itu sedang mengajar. Karena terlalu lapar dia tidak dapat
memahami apa yang dia dengar.

Ketika majlis itu selesai dan orang-orang sudah pulang, datanglah
seorang perempuan yang menutup tubuhnya dengan hijab -saat itu
memang tidak ada perempuan kecuali dia memakai hijab-, kemudian
perempuan itu berbicara dengan syaikh. Sang pemuda tidak bisa
mendengar apa yang sedang dibicarakannya. Akan tetapi, secara
tiba-tiba syaikh itu melihat ke sekelilingnya. Tak tampak olehnya
kecuali pemuda itu, dipanggilah ia dan syaikh itu bertanya,
^Apakah kamu sudah menikah?^, dijawab, ^Belum,^. Syaikh itu
bertanya lagi, ^Apakah kau ingin menikah?^. Pemuda itu diam.
Syaikh mengulangi lagi pertanyaannya. Akhirnya pemuda itu angkat
bicara, ^Ya Syaikh, demi Allah! Aku tidak punya uang untuk membeli
roti, bagaimana aku akan menikah?^. Syaikh itu menjawab, ^Wanita
ini datang membawa khabar, bahwa suaminya telah meninggal dan dia
adalah orang asing di kota ini. Di sini bahkan di dunia ini dia
tidak mempunyai siapa-siapa kecuali seorang paman yang sudah tua
dan miskin^, kata syaikh itu sambil menunjuk seorang laki-laki
yang duduk di pojokkan. Syaikh itu melanjutkan pembicaraannya,
^Dan wanita ini telah mewarisi rumah suaminya dan hasil
penghidupannya. Sekarang, dia ingin seorang laki-laki yang mau
menikahinya, agar dia tidak sendirian dan mungkin diganggu orang.
Maukah kau menikah dengannya? Pemuda itu menjawab ^Ya^. Kemudian
Syaikh bertanya kepada wanita itu, ^Apakah engkau mau menerimanya
sebagai suamimu?^, ia menjawab ^Ya^. Maka Syaikh itu mendatangkan
pamannya dan dua orang saksi kemudian melangsungkan akad nikah dan
membayarkan mahar untuk muridnya itu. Kemudian syaikh itu berkata,
^peganglah tangan isterimu!^ Dipeganglah tangan isterinya dan sang
isteri membawanya kerumahnya. Setelah keduanya masuk kedalam
rumah, sang isteri membuka kain yang menutupi wajahnya. Tampaklah
oleh pemuda itu, bahwa dia adalah seorang wanita yang masih muda
dan cantik. Rupanya pemuda itu sadar bahwa rumah itu adalah rumah
yang tadi telah ia masuki.

Sang isteri bertanya, ^Kau ingin makan?^ ^Ya^ jawabnya. Lalu dia
membuka tutup panci didapurnya. Saat melihat buah terong
didalamnya dia berkata: ^heran siapa yang masuk kerumah dan
menggigit terong ini?!^. Maka pemuda itu menangis dan menceritakan
kisahnya. Isterinya berkomentar, ^Ini adalah buah dari sifat
amanah, kau jaga kehormatanmu dan kau tinggalkan terong yang haram
itu, lalu Allah berikan rumah ini semuanya berikut pemiliknya
dalam keadaan halal. Barang siapa yang meninggalkan sesuatu ikhlas
karena Allah, maka akan Allah ganti dengan yang lebih baik dari
itu.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=4536

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments