Forum Majelis Rasulullah
firdhaus Tauhid, Umrah & Inai – 2008/12/02 01:20 Assalamu^alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.. ya habibku yang ku rindui.
Semoga habib dan keluarga sentiasa diberkati dan diredhai Allah
Yang Maha Berkata-kata Tanpa Huruf dan Tanpa Suara, Yang Maha
Memuliakan kepada sesiapa yang Dia mahu. Amin..
Ya habib, saya sebelum ini pernah kirim pesanan kepada habib topik
ini, tetapi tidak dipaparkan kiriman saya. Mungkin kerana sejak
web ini tidak dapat dibuka, kiriman saya terus hilang. Saya yang
faqir ini ingin ulangi kembali soalan saya ya habib…
1) Saya ada persoalan mengenai tauhid ya habib. Segala takdir
makhluk Allah telah ditentukan sejak azali lagi, bermakna sejak
sebelum Allah mencipta sesuatu, Allah telah mengetahui takdir bagi
makhluk-makhluknya, ya kan habib? Bagaimana pula dengan ketentuan/
kehendak Allah, adakah ianya sesuatu yang baharu atau sesuatu yang
qadim, yakni seandainya Allah mengubah takdir seseorang atas hasil
doanya, adakah ianya sesuatu yang baharu bagi Allah atau sudah
tersedia ada sebelum sesuatu?
2) Habib, saya insya-Allah akan mengerjakan umrah bersama-sama
kedua ibu bapa saya awal tahun depan. Semua perbelanjaan saya ke
sana ditanggung oleh ibu bapa saya. Ibu saya mengharap saya dapat
menolongnya ketika beribadat di sana kerana kakinya tidak dapat
berjalan seperti biasa dan berharap saya dapat membantunya untuk
bersaie atau sebagainya. Persoalan saya, ada seseorang pernah
tegur saya, katanya untuk mengerjakan umrah atau haji, seseorang
itu hendaklah membebaskan dirinya dari hutangnya sebelum hendak ke
sana kerana ingin memenuhi kehendak syariah “bagi yang
berkemampuan”. Katanya orang yang mempunyai hutang dikira sebagai
masih belum berkemampuan seperti yang disyaratkan untuk ke sana.
Sedangkan saya masih mempunyai banyak hutang yang belum saya
lunaskan. Bagaimana keadaan saya ya habib? Bolehkah saya
mengerjakan umrah bersama kedua ibu bapa saya dalam keadaan saya
masih mempunyai hutang?
3) Saya pernah bertanya pada habib soalan tentang inai, dan habib
menjawab bahawa inai itu sah dipakai kerana ia tidak sama seperti
tatoo. Tetapi ada orang pernah kata pada saya bahawa inai yang
dipakai oleh kebanyakan kaum muslimah yang bercorak-corak di
belakang tapak tangan itu menyamai cara pemakaian orang hindu.
Adakah ianya benar ya habib? Adakah dibenarkan pemakaian inai
bercorak-corak di belakang tapak tangan seorang muslimah?
4) Bagaimana pula hukum seorang muslimin yang memakai inai di
jari-jarinya atau di tangannya?
Sekian sahaja soalan saya ya habib untuk masa ini. Maafkan saya
kerana perlu mengambil masa untuk menjawab soalan saya yang faqir
ini. Syukran ya habib atas segalanya. Hanya Allah yang dapat
membalas segala jasa habib.
Wassalamu^alaikum….
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Tauhid, Umrah & Inai – 2008/12/06 13:14 Alaikumsalam
warahmatullah wabarakatuh,
Anugerah dan Cahaya Rahmat Nya semoga selalu menerangi hari hari
anda,
Saudaraku yg kumuliakan,
beribu maaf jika saya terlambat menjawab atau jika pertanyaan anda
hilang.
1. betul, kehendak Allah swt Qadiim Azaliy, terdahulu, namun Allah
swt memberi kesempatan pada hamba Nya untuk berbuat, namun Allah
yg menentukannya.
contoh mudahnya begini, Raja mengundang seorang rakyatnya ke
Istana, Raja memberi orang itu sebuah kamar di depan istananya,
Raja memberinya makan 3X sehari, dan setiap waktu makan ia diberi
100 piring, ada masakan sea food, ada masakan china, ada masakan
India, ada masakan arab, dan macam macam lainnya,
silahkan orang itu mau makan atau tak mau makan, atau ia mau minum
saja di pagi hari, sore baru nak makan,
silahkan ia mau makan masakan china saja, atau masakan india saja,
atau masakan arab saja,
Raja sudah siapkan itu semua, jika ia minta tambah maka raja sudah
siapkan pengawal untuk tambahkan makanan untuknya,
tapi Raja sudah tahu bahwa orang ini tak akan makan seratus
piring, dan Raja sudah tahu orang ini pasti akan minum, dan Raja
sudah tahu jika ia minum arak ia akan mabuk, dan Raja sudah tahu
jika ia minum racun ia akan mati, maka orang itu boleh
memilihnya..
jika minum sedikit, Raja sudah tahu ia akan minta minum lagi,
jika ia minum arak banyak terlalu, maka ia akan mati,
jika ia minum air saja ia akan lapar,
jika ia diam saja dikamarnya tak nak pergi ke ruang makan, maka ia
akan lapar dan haus..
demikian manusia dan seluruh makhluk Allah, Allah sudah siapkan
matahari, bulan, hewan, tumbuhan, air, bumi, jika ia makan ini
maka ia akan tambah usia, jika ia makan ini akan sakit, jika ia
berdoa ini maka Allah mudahkan rizkinya, jika ia berbuat dosa ini
maka Allah kurangkan rizkinya, semua sudah di program, tapi ia
sendiri yg akan pilih..
bebas, tapi terikat.. seperti tamu raja tadi, bebas nak makan
minum apa saja, atau tak makan, tapi terikat aturan, karena ia tak
boleh keluar istana, dan tak akan dapat makan dikamarnya,
maka ia bebas, tapi pun tidak bebas.
Allah sudah tahu bahwa manusia ini akan begini, begitu., lalu
begini, lalu begitu, Allah sudah tahu semua yg akan terjadi.
seperti kita melihat seorang anak yg jalan disebuah taman, kita
cuma lihat saja, anak ini jika jalan terus tak diam, ia akan
sampai pada rumah ibunya, jika ia duduk dan main saja ia tak akan
sampai pada ibunya, jika ia kekiri ia akan sampai ke jurang, jika
ia jalan kekanan ia akan jumpa dengan ayahnya, anak itu tak tahu,
tapi kita tahu.
demikian Allah swt, Allah Maha Tahu apa yg akan kita temukan dalam
kehidupan kita.
2. anda tidak haji dg uang anda sendiri, maka boleh pergi haji
walau masih punya hutang.
jika anda haji dengan uang sendiri, maka patut minta izin pada
orang orang yg anda hutangi, jika mereka izinkan anda pergi haji
maka boleh pergi haji walau belum membayar hutang
3. hal itu banyak dipakai muslimah, tak ada nash/dalil yg
mengharamkannya, bagaimana kita mengharamkan sesuatu yg tak
diharamkan oleh Allah swt?
jika difitnahkan ia meniru adat kuffar, maka bagaimana dengan
kereta?, mobil, lampu, karpet, kursi, semua ini adalah adat Kafir,
lalu kenapa kita memakainya?
semua adat kafir jika ada manfaatnya maka boleh diikuti,
sebagaimana Mimbar dipakai di masjid, padahal mimbar itu adalah
kebiasaan di gereja, tapi ada faidah untuk syarahan Imam/ulama,
maka boleh saja dipakai.
Rasul saw pun ikut adat Yahudi ketika mereka puasa hari asyura,
Rasul saw perintahkan seluruh muslimin untuk berpuasa pula dihari
asyura, tentunya bukan untuk ikut ikut adat yahudi, tapi maksudnya
adalah tasyakkur hari asyura, dan hal itu baik, walau dilakukan
orang yahudi
seperti hinna pula, jika ia dimaksudkan untuk berhias pada suami,
maka hal itu baik, dan tidak melanggar syariah.
4. jika untuk mengikuti kaum wanita maka haram hukumnya, jika
tidak maka tidak haram
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,
Wallahu a^lam
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
firdhaus Re:Tauhid, Umrah & Inai – 2008/12/12 04:29 Assalamu alaikum
warahmatullahi wabarakatuh . buat habib yang saya rindui dan
dicintai.
Semoga habib dan keluarga berada di dalam keadaan sihat, bahagia
dan di redhai Allah Yang Maha Pemberi Bahagia kepada
hamba-hambaNya.
Terus ya habib…
1) Habib, mengenai inai tu lagi habib, bagaimana pula dengan
keratan hadith ini…
Dari Abu Hurairah r.a Nabi s.a.w bersabda : Allah mengutuk wanita
yang mempergunakan (memberikan) rambutnya untuk (menyambung)
rambut wanita lain, wanita yang menyambung rambutnya dengan wanita
lain, wanita yang membuat gambar di kulitnya (tubuh) dengan
tusukan dan wanita yang meminta kulitnya dibuat gambar dengan
tusukan (alat pengukir) ..(Hadis bil. 1685 : Sahih Bukhari).
Apakah pula yang dimaksudkan dengan ^tusukan^ di dalam hadith
tersebut? Bagaimana pula dengan membuat gambar dikulitnya seperti
di dalam hadith tersebut? Harap habib dapat menjelaskannya kerana
seorang ustaz di Malaysia ini memberitahu media, “Allah melaknat
mengukir inai di belakang tangan” dengan menggunakan dalil
tersebut?
2) Bolehkah kita mengqada solat dengan membaca keratan surah
al-Qur an dengan suara yang keras. Contohnya, saya qada solat
zuhur atau asar dalam waktu Isya , saya membaca surah al-fatihah
dan surah al-Qur an yang lainnya dengan lantang seperti solat
fardhu Maghrib atau Isya . Adakah ianya dibolehkan?
Sekian dahulu soalan saya kali ini. Terima kasih ya habib dengan
segala jasa baik habib mencurahkan segala ilmu yg berlandaskan
sunnah Rasulullah saw yg kita rindui dan cintai. Semoga Allah
memberkati setiap jasa, setiap amal, setiap ilmu, setiap nafas dan
setiap degupan nadi habib sepanjang umur hayat habib. Amin
Wassalamu^alaikum.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Tauhid, Umrah & Inai – 2008/12/13 13:59 Alaikumsalam
warahmatullah wabarakatuh,
Anugerah dan Cahaya Rahmat Nya semoga selalu menerangi hari hari
anda,
Saudaraku yg kumuliakan,
1. yg dimaksud adalah tatoo, yaitu gambar gambar berwarna yg
dilukis dg jarum dikulit, hal itu haram hukumnya.
2. benar yg anda lakukan, jika malam hari maka ikut aturan shalat
malam hari, jika siang hari maka ikut aturan siang hari, jika
musafir maka ikut aturan musafir, jika tidak musafir maka dengan
aturan yg bukan musafir.
misalnya dhuhur diqadha saat isya maka sebagaimana yg anda
sampaikan, demikian sebaliknya.
juga misalnya anda ingin qadha shalat isya saat musafir qashar,
maka boleh di qashar pula.
sebaliknya jika anda ingin qadha shalat isya yg tertinggal saat
musafir, lalu anda ingin qadha nya dirumah, maka tak boleh qashar
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,
Wallahu a^lam
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=19602