tanya – 2012/02/22 00:32

0

asdo tanya – 2012/02/22 00:32 Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari
hari habib sekeluarga & seluruh jamaah MR

1. Apakah disunnahkan menaburkan bunga di kuburan saat ziarah?
2. Apa ciri dosa telah diampuni? Apakah kita bisa mengetahuinya?
3. Apakah yang dimaksud dengan Syawari^u & Riyadlu?
4. Apakah yang di maksud dengan khiyar ghubn?
5. Apa hukumnya menaruh Al Qur an di lantai?
6. Mohon penjelasan faidah ayat ini, bib:
“ALIF LAAM MIM ALLAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUUMU.”
Ke dua, “QAAIMAN BIL QISTHI ÐZAALIKUM ALLAHU FA ANNAA TU^FAKUUNA.”

Syukran katsiran

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

adminII Re:tanya – 2012/02/26 00:13 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,

Saudaraku, pertanyaan anda telah disahkan, dan menanti jawaban
Habibana.

wassalam
AdminII

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:tanya – 2012/02/26 09:59 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari
hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
selamat datang di web para pecinta Rasul saw, kita bersaudara
dalam kemuliaan
1. ya saudaraku, riwayatnya Rasul saw melewati dua kuburan dan
berkata : mereka dihimpit bumi, lalu menaruhkan bunga dedaunan
diatas makam mereka dan bersabda : semoga Allah swt meringankan
himpitan pd mereka sebelum bunga dedaunan ini kering”. (Shahih
Bukhari), maka hal ini banyak diperbuat, dengan berdoa semoga jika
ahli kubur terhimpit dosa dikubur agar diringankan Allah, dengan
mengikuti sunnah Nabi saw tsb

2. bisa diketahui jika kita banyak istighfar, atau hadir majelis
dzikir, atau keluar dari masjid setelah beribadah, atau beribadah
apa saja, terasa setelahnya tubuh ringan dan hati ceria terasa
tiada beban gundah dan beban lainnya, hati terasa senang dan
bahagia, ini salah satu tanda pengampunan, juga jika mayyit wafat
dalam husnul khatimah maka dahinya berkeringat, semakin banyak
keringat yg membasahi dahinya menunjukkan ia semakin mulia dalam
wafatnya. maka sering kita dengar doa dalam qasidah atau
shalawatan : “wa zaada rasyhul jabiin”, (dan tambahkanlah basahnya
dahi kami saat wafat)

3. saudaraku, jika anda menampilkan dg kalimat awal dan akhirnya
maka maknanya akan lebih jelas, karena bahasa arab sangat mendalam
dan sering maknanya justru sebaliknya dari makna kalimat jika
terputus, makna kalimat syawari^ bisa bermakna jalan tapi jamak,
misalnya syawari ilal makkah berarti jalan jalan menuju makkah.

riyadh bisa bermakna taman

4. Khiyar ghubn bisa bermakna pilihan yg ditunda tunda, namun
sekali lagi saya ulangi saudaraku, belum tentu makna yg saya
sampaikan itu benar, karena butuh kejelasan pada awal dan akhir
kalimatnya hingga bisa jelas kemana arah makna yg dimaksud

5. mubah secara syariah namun syiddatul karaahah (sangat makruh)
secara adab, dan haram bahkan bisa mencapai kufur jika dg tujuan
menghinakan

6. dijelaskan bahwa Rasul saw bersabda pada kalimat itu (“ALIF
LAAM MIM ALLAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUUMU.”) tersimpan
ismul A^dham (HR Musnad Imam Ahmad, tirmidzi dll)

saudaraku, pertanyaan anda mengenai ayat “QAAIMAN BIL QISTHI
ÐZAALIKUM ALLAHU FA ANNAA TU^FAKUUNA.”
pertanyaan ini salah, karena ayatnya terpisah, Qaa^iman bil qisth
(QS Ali Imran 18), dan Dzaalikumullah fa anna tu^fakuun adalah
ayat yg terpisah dan surat yg terpisah, yaitu pd QS Al An^amn 95)
hati hati copas dalam kalamullah karena jika orang yg tidak tahu
akan mengira ayat ini satu. mohon perjelas pertanyaan anda

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,

dan jangan Lupa membaca Aqur^an, jangan lewatkan seharipun tanpa
membaca Alqur^an jadikan bacaan yg paling anda senangi, berkata
Imam Ahmad bin Hanbal, Cinta Allah besar pada pecinta Alqur^an,
dengan memahamainya atau tidak dg memahaminya.

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=27839