talak – 2009/01/24 18:49

0

Forum Majelis Rasulullah

muslimat talak – 2009/01/24 18:49 Assalamu^alaikum wr wb

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan sayyidina
Muhammad SAW beserta ahlul bait dan sahabatnya..

Semoga habib Munzir dan keluarga dalam rahmat Allah selalu,

Habibana, banyak hal yang mau saya tanyakan,

Habib, sebelumnya saya mohon teks pertanyaan yang saya tulis ini
hanya dibaca oleh Habib saja. Dan saya minta maaf kalau menyita
waktu Habib karena terlalu banyak yang saya ceritakan. terima
kasih,Bib.

Saya ini sekarang statusnya talak satu, kurang lebih sudah 2 tahun
setengah lamanya.Kami menikah juli 2005, saya hamil 3 bulan
kemudian.
Benih benih permasalahan timbul ketika saya hamil muda, maag saya
kambuh sehingga tiap pagi selalu muntah muntah dan diare .
Dengan keadaan seperti itu menyebabkan saya malas melaksanakan
pekerjaan rumah tangga seperti mencuci piring,
Pagi hari sebagai pegawai di sebuah puskesmas saya tetap bekerja
dengan naik motor perjalanan kurang lebih satu jam. Sehingga kalau
sampai tempat bekerja ataupun sampai rumah keadaan saya terasa
capai .Dengan keadaan seperti itu menyebabkan saya malas
melaksanakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci piring, tapi
masih sempat memasak. Rupanya suami kurang mengerti dengan keadaan
saya sehingga kadang mendiamkan saya.
Beberapa kali dia berbicara galak kepada saya di hadapan teman dia
(yang juga saya kenal) seperti menyuruh turun dari motor dengan
nada tinggi, menyuruh geser tempat duduk ketika di angkot (saya
tidak mau geser karena panas, saya lagi hamil, setelah ketiga
kalinya dia menyuruh saya dengan nada keras di hadapan orang
banyak sehingga saya merasa malu ). tapi kalau saya menanyakan,
kenapa ujung-ujungnya dia marah dan mendiamkan saya sampai lebih
dari satu hari.
Kalau menjemput saya pulang kerja kalau lama menunggu marah dan
mendiamkan saya.
Pernah waktu mendiamkan saya sampai berhari-hari , dia cegukan
sampai lebih dari satu hari ,saya didalam hati berdoa mudah
mudahan sembuh karena kasihan melihatnya.
Selama berumah tangga, suami sudah tidak menafkahi saya karena
gajinya sudah habis untuk cicilan rumah ,motor dan hutang untuk
biaya pernikahan kami , karena memang kami sudah sepakat .
Tapi sebenarnya saya kecewa karena hutang yang dia bilang untuk
biaya pernikahan itu ternyata sebagian untuk membayar hutang
kepada kakaknya tapi tanpa seijin saya dulu , toh nanti imbasnya
ke saya juga tapi sebenarnya itu tidak terlalu saya pikirkan
karena masih ada gaji saya tapi suami suka negur saya kalo beli
baju hamil dengan alasan kok beli baju melulu , gak memikirkan
yang untuk jabang bayi padahal saya kan butuh untuk bekerja dengan
kehamilan yang bertambah besar.
Saya sering menangis sendiri tapi saya tidak tahu kenapa suami
diam, apakah tahu saya menangis atau pura-pura tidak tahu.
Pernah beberapa hari saya tidak pulang ke rumah (menginap di
tempat adik saya) dengan alasan main ke rumah adik padahal karena
tidak tahan didiamkan , tapi ternyata di telpon2 juga.
Karena seringnya terjadi masalah kadang ujung-ujungnya saya minta
cerai tapi suami ngga pernah mau , tapi dalam hati saya mengancam
nanti kalo anak ini lahir saya akan cerai.
Karena tidak tahan dengan perlakuan suami akhirnya saya mengadu
kepada orang tua tepatnya ketika kami pulang kampung dan suami
baru saja mendiamkan saya yang kejadian di angkot.
Orang tua saya kaget dan sakit hati lebih-lebih ternyata saya
sedang hamil sehingga waktu itu menyuruh mengugurkannya.
Seingat saya waktu itu umur kehamilannya belum 40 hr.
Saya menurut saja , minum jamu tapi cuma 1x karena saya pikir ngga
apa saya hamil , untuk jadi teman saya dan saya memohon pada Allah
anak laki2 supaya kalau kami cerai anak ini tidak mencari
bapaknya, padahal suami saya inginnya anak perempuan.
Setelah hamil tua dia berubah menjadi baik & sayang setelah
saudara2nya bercerita bagaimana keadaannya selagi hamil muda ,
mengalami masalah lebih parah dari saya.
Tapi sayangnya dia tidak pernah mau mengaji , padahal saya
menginginkannya tapi kalau sholat dia suka tepat waktu malah
kadang mengingatkan saya segera shalat.
Seminggu menjelang akan melahirkan saya pulang kampung dengan
diantar suami ( suami langsung balik ke jakarta lagi karena
tuntutan kerja ) dan itu awal mula dari rencana untuk
bercerai.Selama menunggu akan melahirkan suami selalu menelpon
tapi tidak pernah saya mau menerimanya begitu pula dengan orang
tua saya.
Saya mengalami kesulitan ketika akan melahirkan, mules mules dari
hari senin baru lahir hari jum^at,ternyata lilitan tali pusat 3
kali ( saya berfikir apakah karena saya salah pada suami ? )
Ketika saya melahirkan, suami saya menelpon dan adik saya
keceplosan kalau saya sedang melahirkan , akhirnya suami pulang
menemui saya , tapi kasihan suami , dia merasa ada yang tidak
beres sehingga menunggu waktu pagi tidur di mushola , setelah itu
menemui saya ( tapi bapak saya pergi dan tidak mau ketemu suami)
dan siang harinya langsung pulang ke jakarta , saya kasihan juga
melihatnya.
Setelah 40 hari melahirkan saya pergi ke rumah suami dengan
keluarga untuk mengambil barang barang saya ( saya memegang kunci
rumah ) tanpa seijin suami. Apakah saya salah ya habib? Tapi saya
meninggalkan surat yang menyatakan kalo kami bertemu di pengadilan
untuk cerai tapi sebenarnya saya masih sayang.
Selang beberapa hari keluarga suami datang , sebenarnya bapak saya
enggan menerima mereka, tapi akhirnya diterima sampai terjadi
perdebatan sengit,mereka menuduh saya & bapak telah mencuri karena
mengambil barang tanpa seijin suami walaupun saya memegang
kuncinya.
Bapak menyampaikan bagaimana sikap suami saya yang ngga baik
kepada keluarganya tapi suami malah balik bertanya kepada saya ,
bukan mengiyakan.
Suami tidak terima saya minta cerai sampai sampai berdiri seakan
akan mau melawan bapak tapi ngga jadi karena dihalang-halangi
saudaranya ( ini membuat bapak saya sakit hati kepada suami karena
merasa tidak dihargai padahal statusnya masih jadi mertua).
Tapi akhirnya jatuh juga talak satu setelah bapak saya memaksa
suami supaya menjatuhkan talak.
Pihak suami juga menyatakan anak akan ikut siapa , kalau ikut
mereka ya dibiayai mereka tapi kalau ikut saya pihak mereka tidak
akan membiayai. Sebenarnya saya kasihan pada bapak, karena begitu
bencinya kepada suami sehingga keluar kata-kata yang tidak bagus.
Kasihan juga suami, saya meninggalkannya di saat membutuhkan
dukungan , karena gajinya sudah habis , sampai dia bilang sama
saya kalau akhirnya hutang sama saudaranya untuk memenuhi
kebutuhan makannya.
2 bulan kemudian saya bersama bapak mengajukan gugatan ke
pengadilan tapi tidak diterima karena status saya yang pns harus
ada ijin dari instansi untuk cerai , akhirnya saya minta ijin
instansi tapi sampai sekarang surat ijinnya belum keluar juga.
Saya cuti melahirkan 3 bulan kemudian saya masuk kerja (saya
indekos), anak saya tinggal bersama bapak & ibu saya di kampung.
Awal saya masuk kerja suami mencari saya bersama temannya, tapi
malah suami mengatakan begini habib, ” anak itu tidak jauh beda
dengan bapaknya, nanti kalo anaknya rewel bisa2 diracun (maksudnya
diracun oleh orang tua saya) ” .
Kan otomatis itu menuduh bapak saya kan habib? Saya juga salah ,
saya malah langsung cerita sama bapak sehingga bapak bertambah
kesal saja.
temannya juga mengatakan ” kamu goblok banget sih nggak mau
nyusuin anak ” padahal kan habib, saya bekerja juga kan untuk
menafkahi anak saya karena suami saya itu tidak memberi nafkah
saya.
Tapi akhirnya saya luluh juga kasihan dengan suami sehingga kami
sering ketemu untuk membahas bagaimana supaya kami bisa rujuk.
Kalau ketemu, suami suka memberi uang, walaupun ngga seberapa,
karena dia baru mampunyai uang segitu mungkin.
Rupanya bapak saya sering sms sama kakak suami supaya memarahi
adiknya agar tidak mencari-cari saya.
Kakaknya begitu tahu saya ada di rumah suami, ketika dapat sms itu
langsung dibalas dengan tidak enak sehingga terjadi perdebatan di
sms karena dikira yang sms itu saya, tapi akhirnya belakangan tahu
kalau itu yang sms bapak, sehingga saya dengar dari suami kalau
kakaknya mau minta maaf sama saya tapi dia larang.
Kalau saya bertemu dengan suami ada saja yang tidak nyaman
dirasakan suami, entah makanannya yang tidak enak , atau dia
ngantuk,atau pulangnya terjatuh dari motor,atau apa.
Kadang saya berfikir apakah ini petunjuk dari Allah ( Bapak saya
tidak mengijinkan saya bertemu dengan mantan suami ), apakah
karena ini juga saya berdosa habib?
Saya memohon pada Allah supaya diberi petunjuk yang terbaik ,
kalau kami harus rujuk mudah-mudahan hubungan kekeluargaan dan
silaturrahmi menjadi baik lagi ( saya takut habib , apa saya
termasuk yang memutus hubungan silaturrahmi ? )kalaupun kami harus
bercerai mudah-mudahan saya diberi jodoh yang lebih baik dari
mantan suami, begitupun dengan suami , diberi jodoh yang lebih
baik dari saya & diberi kesuksesan dalam hidup karena bagaimanapun
dia adalah bapak dari anak saya.
Pada akhir tahun 2007 suami membuat tabungan untuk pendidikan anak
kami, tapi di tengah perjalanan saya membuat asuransi pendidikan
dengan dana dari saya sedangkan uang tabungan pendidikan dari
suami malah saya gunakan untuk tambahan dana saya kredit rumah di
kampung ( apakah saya salah habib ? toh saya kredit rumah juga
karena ada anak saya di kampung )
Saya merasa kasihan kepada mantan suami yang hidup sendirian
sehingga kadang saya menyuruh mantan suami untuk menikah lagi,
karena saya merasa lama menunggu surat ijin itu keluar.
Ketika suatu saat suami saya minta ijin saya untuk menikah lagi
saya ijinkan, dan saya pikir saya minta surat nikah yang masih
tertinggal untuk mengajukan gugatan tapi suami saya tidak
memberikannya.
Tapi ternyata hari ini setelah mantan suami menyatakan kalau dia
sedang pendekatan dengan seorang gadis dan minta ijin saya , entah
mengapa saya merasa keberatan , ada perasaan dalam diri saya ingin
rujuk . Sebenarnya mantan suami juga masih mengharapkan saya
kembali setelah saya tanya tapi dia tidak punya keberanian untuk
menemui bapak ( Bapak telah membuat pernyataan pada saya kalau
bapak sampai matipun tidak akan merestui kami rujuk kembali ,bapak
juga bilang nanti karma bisa terjadi sama saya kalau saya balik
lagi sama suami,saya jadi takut , habib.Ibu saya juga sampai
menangis kalau saya menyatakan ingin rujuk dan kalaupun rujuk anak
kami tidak boleh dibawa, sampai sekarangpun mantan suami belum
pernah melihat anak kami, cuma sekali waktu baru lahir ). Dan
suami menginginkan untuk melihatnya tapi tidak diijinkan bapak.
Apa yang harus saya lakukan habib? Saya tau banyak kesalahan saya,
juga kurangnya komunikasi tapi sepertinya susah untuk
memperbaikinya. Saya merasa sedih walaupun saya tahu, jodoh itu
urusan Allah , tapi saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan
karena masih ada rasa sayang pada mantan suami ( bukan cinta ) dan
juga memikirkan anak kami , walaupun saya tahu anak kami aman di
bawah asuhan orangtua saya karena mereka begitu sayang pada anak
kami dan saya juga tidak mungkin meminta sama bapak untuk rujuk ?
Saya juga takut habib , kalau tidak patuh pada orang tua apa
termasuk durhaka juga,karena tentunya saya menyakiti perasaan
orangtua ?

terima kasih atas jawaban dan saran yang Habib berikan.

Wassalamu ^alaikum wr wb,

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:talak – 2009/01/24 19:19 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,

Kesejukan kasih sayang Nya semoga selalu menerangi hari hari anda
dg kebahagiaan,

Saudariku yg kumuliakan,
masalah anda kita bagi dua hal.

1. masalah talak apakah rujuk atau tidak.

2. masalah dosa pada masing masing fihak periparan, yaitu dosa
menantu pada mertua, juga sebaliknya,. dosa suami pada istri, juga
sebaliknya.

maka untuk masalah pertama saran saya saudari minta petunjuk dari
Allah swt, anda beristikharah pada ALlah swt, lakukan shalat
istikharah 3 malam berturut turut, dan pada hari ketiga anda akan
diberi petunjuk oleh Allah swt dengan kemantapan hati (bukan
mimpi), maka Allah akan memilihkan satu pilihan terbaik bagi anda
yaitu yg anda mantap melakukannya, dan kemantapan itu adalah dari
Allah setelah anda mohon petunjuk Nya swt,

dan setelah kemantapan itu jika anda jalankan maka Allah akan
menyingkirkan segala permasalahan dan rintangan yg merintanginya,

namun jika Allah tak menghendakinya untuk anda, mungkin akan
menjadi musibah, dosa, kemiskinan, perceraian, fitnah,
pengkhianatan dan musibah lainnya, maka pada hari ketiga anda
melakukan istikharah itu hati anda akan mantap meninggalkannya.

untuk masalah kedua obatnya adalah menanti keadaan mereda, ketika
sudah kesemuanya tenang maka saling bermaafan dan masalah selesai,

namun langkah pertama adalah istikharah.

saya mendoakan agar permasalahan anda terselesaikan dengan seindah
indahnya dan sebaik baiknya pemecahan, dan permasalahan permusuhan
pun reda dan tenang dengan sal;ing memaafkan

Demikian saudariku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=20712

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments