sholawat adrikni… – 2009/08/28

anwarusy sholawat adrikni… – 2009/08/28 15:05 assalamu^alaika ya habib..
salam dan sejahtera semoga selalu menaungi habib..

terimakasih..alhamdulillah saya sudah mendownload doa nabi khidir
dan doa hutang.
saya mohon habib ijazahkan kepada saya agar saya dapat
berkahnya..sekaligus saya
mw bertanya..kapan waktu yang terbaik untuk mengamalkan doa-doa
tersebut bib?
yang kedua, saya mw tanya tentang sholawat:
allohumma sholli wa sallim ala sayyidina Muhammad, qod dhoqot
hilati, adrikni ya rasulullah..
apakah sholawat ini boleh diamalkan bib?
kalau boleh, saya mohon ijazahnya…
trus kenapa kita meminta tolong rasulullah bib?adrikni ya
rasulullah?kenapa tidak langsung ke Allah?
maafkan ke awaman saya bib, saya masih ingin banyak belajar..
saya ingin menjadi murid habib munzir..
terimakasih
semoga Allah selalu mencurahkan rahmatNya kepada habib dan
sekeluarga amin.
wassalamu^alaikum wr.wb

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:sholawat adrikni… – 2009/08/31 04:31 Alaikumsalam
warahmatullah wabarakatuh,

Kemuliaan Ramadhan, Kesucian Nuzulul Qur^an, Cahaya Keagungan
Lailatul Qadr, Keluhuran Badr Alkubra, dan Ijabah pada hari hari
shiyam dan qiyam semoga selalu menaungi hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
saya Ijazahkan kepada anda doa nabi Khidir as dan doa memudahkan
pelunasan hutang kepada anda.
Doa khidir as boleh dibaca kapan saja, baiknya dibaca malam hari.
namun jika mampu dan dalam ksulitan besar, saya diajari guru mulia
membacanya setiap habis shalat.

mengenai mohon pertolongan kepada Makhluk, panjang lebar
penjelasannya, namun anda dapat mendownloadnya di kiri web ini
pada buku saya : Jawaban atas pertanyaan Akidah.

saya cuplikkan pada anda sekilas mengenai masalah ini :

Istighatsah adalah memanggil nama seseorang untuk meminta
pertolongannya, untuk sebagian kelompok muslimin hal ini langsung
di vonis syirik, namun vonis mereka itu hanyalah karena
kedangkalan pemahamannya terhadap syariah islam, pada hakekatnya
memanggil nama seseorang untuk meminta pertolongannya adalah hal
yang diperbolehkan selama ia seorang Muslim, Mukmin, Shalih dan
diyakini mempunyai manzilah di sisi Allah swt,

tak pula terikat ia masih hidup atau telah wafat, karena bila
seseorang mengatakan ada perbedaan dalam kehidupan dan kematian
atas manfaat dan mudharrat maka justru dirisaukan ia dalam
kemusyrikan yang nyata, karena seluruh manfaat dan mudharrat
berasal dari Allah swt, maka kehidupan dan kematian tak bisa
membuat batas dari manfaat dan mudharrat kecuali dengan izin Allah
swt, ketika seseorang berkata bahwa orang mati tak bisa memberi
manfaat, dan orang hidup bisa memberi manfaat, maka ia dirisaukan
telah jatuh dalam kekufuran karena menganggap kehidupan adalah
sumber manfaat dan kematian adalah mustahilnya manfaat, padahal
manfaat dan mudharrat itu dari Allah, dan kekuasaan Allah tidak
bisa dibatasi dengan kehidupan atau kematian.

Sama saja ketika seorang berkata bahwa hanya dokter lah yang bisa
menyembuhkan dan tak mungkin kesembuhan datang dari selain dokter,
maka ia telah membatasi Kodrat Allah swt untuk memberikan
kesembuhan, yang bisa saja lewat dokter, namun tak mustahil dari
petani, atau bahkan sembuh dengan sendirinya.
Terkadang kita tak menyadari bahwa kita lebih banyak mengambil
manfaat dalam kehidupan ini dari mereka yang telah mati daripada
yang masih hidup, sungguh peradaban manusia, tuntunan ibadah,
tuntunan kehidupan, modernisasi dlsb, kesemua para pelopornya
telah wafat, dan kita masih terus mengambil manfaat dari mereka,
muslim dan non muslim,

seperti teori Einstein dan teori teori lainnya, kita masih
mengambil manfaat dari yang mati hingga kini, dari ilmu mereka,
dari kekuatan mereka, dari jabatan mereka, dari perjuangan mereka,
cuma bedanya kalau mereka ini kita ambil manfaatnya berupa
ilmunya, namun para shalihin, para wali dan muqarrabin kita
mengambil manfaat dari imannya dan amal shalihnya, dan ketaatannya
kepada Allah.

Rasul saw memperbolehkan Istighatsah, sebagaimana hadits beliau
saw : Sungguh matahari mendekat dihari kiamat hingga keringat
sampai setengah telinga, dan sementara mereka dalam keadaan itu
mereka beristighatsah (memanggil nama untuk minta tolong) kepada
Adam, lalu mereka beristighatsah kepada Musa, Isa, dan kesemuanya
tak mampu berbuat apa apa, lalu mereka beristighatsah kepada
Muhammad saw (Shahih Bukhari hadits no.1405), juga banyak
terdapat hadits serupa pada Shahih Muslim hadits No.194, shahih
Bukhari hadits No.3162, 3182, 4435, dan banyak lagi hadist
hadits shahih yang Rasul saw menunjukkan ummat manusia
beristighatsah pada para Nabi dan Rasul, bahkan Riwayat Shahih
Bukhari dijelaskan bahwa mereka berkata pada Adam, Wahai Adam,
sungguh engkau adalah ayah dari semua manusia.. dst.. dst…dan
Adam as berkata : Diriku..diriku.., pergilah pada selainku..,
hingga akhirnya mereka berIstighatsah memanggil manggil Muhammad
saw, dan Nabi saw sendiri yg menceritakan ini, dan menunjukkan
beliau tak mengharamkan Istighatsah.

Maka hadits ini jelas jelas merupakan rujukan bagi istighatsah,
bahwa Rasul saw menceritakan orang orang beristighatsah kepada
manusia, dan Rasul saw tak mengatakannya syirik, namun jelaslah
Istighatsah di hari kiamat ternyata hanya untuk Sayyidina Muhammad
saw.

Demikian pula diriwayatkan bahwa dihadapan Ibn Abbas ra ada
seorang yang keram kakinya, lalu berkata Ibn Abbas ra : Sebut
nama orang yang paling kau cintai..! , maka berkata orang itu
dengan suara keras.. : Muhammad..! , maka dalam sekejap hilanglah
sakit keramnya (diriwayatkan oleh Imam Hakim, Ibn Sunniy, dan
diriwayatkan oleh Imam Tabrani dengan sanad hasan) dan riwayat ini
pun diriwayatkan oleh Imam Nawawi pada Al Adzkar.

Jelaslah sudah bahwa riwayat ini justru bukan mengatakan musyrik
pada orang yang memanggil nama seseorang saat dalam keadaan
tersulitkan, justru Ibn Abbas ra yang mengajari hal ini.

Kita bisa melihat kejadian Tsunami di aceh beberapa tahun yang
silam, bagaimana air laut yang setinggi 30 meter dengan kecepatan
300km dan kekuatannya ratusan juta ton, mereka tak menyentuh
masjid tua dan makam makam shalihin, hingga mereka yg lari ke
makam shalihin selamat, inilah bukti bahwa Istighatsah dikehendaki
oleh Allah swt, karena kalau tidak lalu mengapa Allah jadikan di
makam makam shalihin itu terdapat benteng yang tak terlihat
membentengi air bah itu, yang itu sebagai isyarat ilahi bahwa
demikianlah Allah memuliakan tubuh yang taat pada Nya swt, tubuh
tubuh tak bernyawa itu Allah jadikan benteng untuk mereka yang
hidup.., tubuh yang tak bernyawa itu Allah jadikan sumber Rahmat
dan perlindungan Nya swt kepada mereka mereka yang berlindung
dan lari ke makam mereka.

Kesimpulannya : mereka yang lari berlindung pada hamba hamba
Allah yang shalih mereka selamat, mereka yang lari ke masjid
masjid tua yang bekas tempat sujudnya orang orang shalih maka
mereka selamat, mereka yang lari dengan mobilnya tidak selamat,
mereka yang lari mencari tim SAR tidak selamat.
Pertanyaannya adalah : kenapa Allah jadikan makam sebagai
perantara perlindungan-Nya swt?, kenapa bukan orang yang hidup?,
kenapa bukan gunung?, kenapa bukan perumahan?.
Jawabannya bahwa Allah mengajari penduduk bumi ini beristighatsah
pada shalihin. (Walillahittaufiq)

Jelas bahwa larangan Allah swt menyembah pada selain Allah swt,
bukan melarang tawassul atau minta bantuan pada manusia, berbeda
dengan yang dijelaskan beberapa penentang, diantaranya Ibn Baz
dalam hal ini, ia membelokkan makna sangat jauh dari tujuan ayat,
alangkah bodohnya jika pendapat semacam ini disebut fatwa?
Perbuatan sunnah Rasul saw dibelokkan menjadi perbuatan musyrik.

Bukankah anak anak Nabi Ya qub as (kakak kakak Nabi Yusuf as)
meminta pada ayahnya agar ayahnya beristighfar untuk mereka?,
Wahai ayah kami tolong mintakan pengampunan pada Allah untuk kami,
sungguh kami telah berbuat salah, maka ia (Ya qub as) berkata :
Aku akan mohonkan pengampunan pada Allah untuk kalian, sungguh
Tuhanku Maha Pengampun dan Berkasih sayang (QS. Yusuf : 97-98)
Apakah Nabi Yaqub as ini membenarkan kemusyrikan anak anaknya..?

Kenapa mereka minta diistighfari oleh ayahnya..?, kenapa
berperantara pada ayahnya..?, kenapa tidak langsung saja pada
Allah..?, kenapa Allah menyebut ayat ini dalam Alqur an..?

Bukankah perbuatan ini ditiru oleh para sahabat radhiyallahu
anhum lalu Allah swt memuji mereka ?, : Ketika mereka telah
berbuat dhalim atas diri mereka sendiri lalu mereka datang padamu
(wahai Muhammad), lalu mereka beristighfar pada Allah didepanmu,
lalu Rasul (saw) beristighfar untuk mereka, maka mereka akan
dapati Allah Maha Menerima taubat mereka dan berkasih sayang (QS.
Annisa : 64).

Al Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya menukil syarah ayat ini
diriwayatkan oleh Al Utbiy bahwa ia sedang duduk dimakam Rasul
saw, lalu datang seseorang dan berkata : Salam sejahtera wahai
Rasulullah, aku dengan firman Allah swt yang berbunyi : Ketika
mereka telah berbuat dhalim atas diri mereka sendiri lalu mereka
datang padamu (wahai Muhammad), lalu mereka beristighfar pada
Allah didepanmu, lalu Rasul (saw) beristighfar untuk mereka, maka
mereka akan dapati Allah Maha Menerima taubat mereka dan berkasih
sayang , dan kini aku datang padamu wahai Nabi, beristighfar
dihadapanmu atas dosa dosaku, dan minta syafaat padamu kepada
Tuhanku .
Lalu pria itu pergi dan aku (Al Utbiy) tertidur, dan aku bermimpi
Rasul saw dan berkata : Wahai Utbiy, kejar orang itu, katakan
padanya bahwa Allah swt sudah mengampuninya (Tafsir Imam Ibn
Katsir QS. Annisa : 64).

Riwayat ini juga diriwayatkan oleh Al Imam Nawawi dalam kitabnya
Al Majmu .

Tentunya mimpi tak bisa dipakai dalil, namun tentuya yg kita bahas
adalah perbuatan meminta pada kubur Nabi saw yg terjadi sebelum
mimpi tsb, jika perbuatan itu syirik maka Imam Al Utbiy akan
menegurnya, dan Imam Ibn Katsir akan menjelaskan bahwa minta
dikuburan itu syirik, dan demikian pula Imam Nawawi, namun justru
mereka meriwayatkannya yg menunjukkan mereka mendukung hal tsb
.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Imam Ibn Katsir adalah murid Ibn
Taimiyah, dan fatwa Imam Ibn Katsir sangat dipakai oleh para
kalangan anti maulid, namun lihat sendiri bahwa Imam Ibn Katsir
ini membolehkan minta pada ahli kubur, demikian pula Hujjatul
Islam Al Imam Nawawi, dan sama sekali tak menyebutkan bahwa
perbuatan itu syirik.

mengenai doa hutang boleh diamalkan pagi dan atau sore semampunya.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

anwarusy Re:sholawat adrikni… – 2009/09/04 18:59 terimakasih ya
habib..saya terima ijazahnya, semoga keberkahan selalu meliputi sy
dan habib..
Terimakasih ya habib..atas ilmunya, semoga bermanfaat bg saya dan
yg membaca..amin
Semoga habib selalu dlm curahan kasih sayang Allah Swt..aMIN
Wassalamu^alaikum wr.wb

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:sholawat adrikni… – 2009/09/06 14:04 Hayyakumullah.. semoga
Allah menyambut anda dengan segala anugerah Nya swt..

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=23409

0 0 votes
Article Rating
cu.adminhttps://carauntuk.com
Semoga artikel diatas bermanfaat bagi saya pribadi dan yang membutuhkannya!
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments