Assalamu'alaikum wr.wb.
Semoga Habib dan Jamaah MR selalu dalam lindungan ALlah SWT.
Perkenankan saya menanyakan masalah salat.
1. Shalat di Pesawat
Saya pernah melakukan perjalanan jauh ke luar negeri, misalnya dari Jakarta ke USA. Nah, kita tahu bahwa kalau kita naik pesawat maka waktu banyak macam, ada waktu jakarta (pemberangkatan), waktu USA (tujuan) dan waktu di pesawat yang berubah-ubah tergantung lokasi pesawat di atas mana. Yang menjadi pertanyaan saya:
– Patokan mana yang akan dijadikan dasar untuk shalat? Saya waktu itu mengikuti waktu pesawat. Mengapa? Karena lebih sesuai dengan posisi matahari. Namun akibatnya menjadi agak aneh. Ketika berangkat kira-kira 24 jam (sehari-semalam waktu Normal), namun karena pesawat berlawanan dengan 'gerak' matahari, waktu menjadi 'cepat', dan saya shalat sekitar delapan waktu shalat. Tetapi urutan waktu shalat saya menjadi nyambung dengan lokasi. Sedang ketika pulang dengan waktu yang sama, karena pesawat searah dengan 'gerak' matahari, waktu menjadi lambat dan saya hanya shalat 3 waktu saja. Namun kalau ditotal bolak-balik memang kurang lebih sama…
– Kalau saya mengikuti waktu asal, memang shalat menjadi seperti biasa. Namun jadi aneh juga karena, katakanlah matahari masih terang tapi saya shalat Isya. Di samping itu, sampai di lokasi urutan shalat menjadi tidak 'nyambung'. Katakanlah shalat saya terakhir di pesawat magrib, namun sampai di lokasi masih waktu dhuhur…
– Bagaimanakan seharusnya? APakah yang saya lakukan, mengikuti waktu setempat (di pesawat itu benar?)
2. Shalat di daerah dekat kutub.
Bagaimanakah shalat di daerah dekat kutub (sperti Iceland), atau bahkan di kutub? Karena sinar matahari di saat musim panas (winter) bisa panjang sekali (bisa sampai 20 jam), sedang malam cuma 4 jam. Kejadian sebaliknya adalah ketika di musim dingin.
Malahan kalau di kutub, bisa berbulan-bulan waktu 'siang', dan berbulan bulan 'malan'.
Demikian pertanyaan saya, mohon maaf jika kurang berkenan.
Terima kasih