pertanyaan – 2009/06/05 06:32

0
5

Forum Majelis Rasulullah

muhamadikbal pertanyaan – 2009/06/05 06:32 Assalamu alaikum wr.wb

Ahmdulillah saya bisa bertanya lagi

Semoga habib dan keluarga selalu ada dalam lindungan Allah swt.
Dari kemarin saya tunggu jawaban dari habib,sekarang saya mau
nanya lagi:

1.Tolong jelaskan mengenai perbedaan jin dan setan:
a.apakah jin bisa melihat setan?
b.apakah setan menggoda jin?
2.Bagaimana cara wahaby memaknai ayat mutasabihat?apakah sama
seperti aswaja?
3.apakah habib tau,apakah pesantren wahaby sama menggunakan
kitab kuning?
4.Apakah benar Rasulullah saw.di kena santet?
5.Tolong jelaskan mengenai marut dan harut?
6.bib bagaimana kalau misalkan tinggal di sebuah kampung atau
negara tapi mayoritas kamp.tersebut wahaby,apakah harus
mengikuti ajarannya?
7.bagaimana cara mengamalkan sikap ikhlas, ridho, sabar dalam
kehidupan sehari hari?
8.Apakah benar kalau membaca surat al-ikhlas 3x sama dengan
tamat Qur^an?

Saya rasa sudah cukup bib,mohon maaf apabila ada salah kata dan
sudah merepotkan habib.semoga habib dan keluarga selalu di beri
kesehatan oleh Allah swt.

Wassalam

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:pertanyaan – 2009/06/06 04:53 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari
hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
1. Jin dan syaitan sama sama dicipta dari api, namun mereka hidup
dalam dimensi yg berbeda, Jin digoda oleh syaitan, Jin ada yg
islam, ada yg sholih, ada yg dholim, ada yg kafir, dan Jin tidak
bisa melihat syaitan

2. Mengenai ayat mutasyabih yg sebenarnya para Imam dan
Muhadditsin selalu berusaha menghindari untuk membahasnya, namun
justru sangat digandrungi oleh sebagian kelompok muslimin sesat
masa kini (diantaranya wahaby), mereka selalu mencoba menusuk
kepada jantung tauhid yg sedikit saja salah memahami maka akan
terjatuh dalam jurang kemusyrikan, seperti membahas bahwa Allah
ada dilangit, mempunyai tangan, wajah dll yg hanya membuat
kerancuan dalam kesucian Tauhid ilahi pada benak muslimin, akan
tetapi karena semaraknya masalah ini diangkat ke permukaan, maka
perlu kita perjelas mengenai ayat ayat dan hadits tersebut.

Sebagaimana makna Istiwa (Innallah alal Arsyi Istawa= Sungguh
Allah Istawa diatas Arsy), yg sebagian kaum muslimin sesat sangat
gemar membahasnya dan mengatakan bahwa Allah itu bersemayam di
Arsy, dengan menafsirkan kalimat ISTIWA dengan makna BERSEMAYAM
atau ADA DI SUATU TEMPAT , entah darimana pula mereka menemukan
makna kalimat Istawa adalah semayam,

padahal tak mungkin kita katakan bahwa Allah itu bersemayam
disuatu tempat, karena bertentangan dengan ayat ayat dan Nash
hadits lain, bila kita mengatakan Allah ada di Arsy, maka dimana
Allah sebelum Arsy itu ada?, dan berarti Allah membutuhkan ruang,
berarti berwujud seperti makhluk,

sedangkan dalam hadits qudsiy disebutkan Allah swt turun kelangit
yg terendah saat sepertiga malam terakhir, sebagaimana
diriwayatkan dalam Shahih Muslim hadits no.758, sedangkan kita
memahami bahwa waktu di permukaan bumi terus bergilir,

maka bila disuatu tempat adalah tengah malam, maka waktu tengah
malam itu tidak sirna, tapi terus berpindah ke arah barat dan
terus ke yang lebih barat, tentulah berarti Allah itu selalu
bergelantungan mengitari Bumi di langit yg terendah, maka semakin
ranculah pemahaman ini, dan menunjukkan rapuhnya pemahaman mereka,
jelaslah bahwa hujjah yg mengatakan Allah ada di Arsy telah
bertentangan dg hadits qudsiy diatas, yg berarti Allah itu tetap
di langit yg terendah dan tak pernah kembali ke Arsy, sedangkan
ayat itu mengatakan bahwa Allah ada di Arsy, dan hadits Qudsiy
mengatakan Allah dilangit yg terendah.

Berkata Al hafidh Almuhaddits Al Imam Malik rahimahullah ketika
datang seseorang yg bertanya makna ayat : Arrahmaanu alal
Arsyistawa , Imam Malik menjawab : Majhul, Ma qul, Imaan bihi
wajib, wa su al anhu bid ah (tdk diketahui maknanya, dan tidak
boleh mengatakannya mustahil, percaya akannya wajib, bertanya
tentang ini adalah Bid ah Munkarah), dan kulihat engkau ini orang
jahat, keluarkan dia..! , demikian ucapan Imam Malik pada penanya
ini, hingga ia mengatakannya : kulihat engkau ini orang jahat ,
lalu mengusirnya, tentunya seorang Imam Mulia yg menjadi Muhaddits
Tertinggi di Madinah Almunawwarah di masanya yg beliau itu Guru
Imam Syafii ini tak sembarang mengatakan ucapan seperti itu,
kecuali menjadi dalil bagi kita bahwa hanya orang orang yg tidak
baik yg mempermasalahkan masalah ini.

Lalu bagaimana dengan firman Nya : Mereka yg berbai at padamu
sungguh mereka telah berbai at pada Allah, Tangan Allah diatas
tangan mereka (QS Al Fath 10), dan disaat Bai at itu tak pernah
teriwayatkan bahwa ada tangan turun dari langit yg turut berbai at
pada sahabat.

Juga sebagaimana hadits qudsiy yg mana Allah berfirman :
Barangsiapa memusuhi waliku sungguh kuumumkan perang kepadanya,
tiadalah hamba Ku mendekat kepada Ku dengan hal hal yg fardhu, dan
Hamba Ku terus mendekat kepada Ku dengan hal hal yg sunnah baginya
hingga Aku mencintainya, bila Aku mencintainya maka aku menjadi
telinganya yg ia gunakan untuk mendengar, dan matanya yg ia
gunakan untuk melihat, dan menjadi tangannya yg ia gunakan untuk
memerangi, dan kakinya yg ia gunakan untuk melangkah, bila ia
meminta pada Ku niscaya kuberi permintaannya…. (shahih Bukhari
hadits no.6137)
Maka hadits Qudsiy diatas tentunya jelas jelas menunjukkan bahwa
pendengaran, penglihatan, dan panca indera lainnya, bagi mereka yg
taat pada Allah akan dilimpahi cahaya kemegahan Allah, pertolongan
Allah, kekuatan Allah, keberkahan Allah, dan sungguh maknanya
bukanlah berarti Allah menjadi telinga, mata, tangan dan kakinya.

Masalah ayat/hadist tasybih (tangan/wajah) dalam ilmu tauhid
terdapat dua pendapat dalam menafsirkannya.
1.Pendapat Tafwidh ma a tanzih
2.Pendapat Ta wil

a. Madzhab tafwidh ma a tanzih yaitu mengambil dhahir lafadz dan
menyerahkan maknanya kpd Allah swt, dg i tiqad tanzih (mensucikan
Allah dari segala penyerupaan)
Ditanyakan kepada Imam Ahmad bin Hanbal masalah hadist sifat, ia
berkata Nu;minu biha wa nushoddiq biha bilaa kaif wala makna ,
(Kita percaya dg hal itu, dan membenarkannya tanpa menanyakannya
bagaimana, dan tanpa makna) Madzhab inilah yg juga di pegang oleh
Imam Abu hanifah.

dan kini muncullah faham mujjassimah (wahaby dll) yaitu dhohirnya
memegang madzhab tafwidh tapi menyerupakan Allah dg mahluk, bukan
seperti para imam yg memegang madzhab tafwidh ma^attanzih.

b. Madzhab takwil yaitu menakwilkan ayat/hadist tasybih sesuai dg
keesaan dan keagungan Allah swt, dan madzhab ini arjah (lebih baik
untuk diikuti) karena terdapat penjelasan dan menghilangkan awhaam
(khayalan dan syak wasangka) pada muslimin umumnya, sebagaimana
Imam Syafii, Imam Bukhari,Imam Nawawi dll. (syarah Jauharat
Attauhid oleh Imam Baajuri)
Pendapat ini juga terdapat dalam Al Qur an dan sunnah, juga banyak
dipakai oleh para sahabat, tabiin dan imam imam ahlussunnah
waljamaah.

seperti ayat :
Nasuullaha fanasiahum (mereka melupakan Allah maka Allah pun
lupa dengan mereka) (QS Attaubah:67),
dan ayat : Innaa nasiinaakum . (sungguh kami telah lupa pada
kalian QS Assajdah 14).

Dengan ayat ini kita tidak bisa menyifatkan sifat lupa kepada
Allah walaupun tercantum dalam Alqur an, dan kita tidak boleh
mengatakan Allah punya sifat lupa, tapi berbeda dg sifat lupa pada
diri makhluk, karena Allah berfirman : dan tiadalah tuhanmu itu
lupa (QS Maryam 64)

Dan juga diriwayatkan dalam hadtist Qudsiy bahwa Allah swt
berfirman : Wahai Keturunan Adam, Aku sakit dan kau tak menjenguk
Ku, maka berkatalah keturunan Adam : Wahai Allah, bagaimana aku
menjenguk Mu sedangkan Engkau Rabbul Alamin?, maka Allah menjawab
: Bukankah kau tahu hamba Ku fulan sakit dan kau tak mau
menjenguknya?, tahukah engkau bila kau menjenguknya maka akan kau
temui Aku disisinya? (Shahih Muslim hadits no.2569)

apakah kita bisa mensifatkan sakit kepada Allah tapi tidak seperti
sakitnya kita?

Berkata Imam Nawawi berkenaan hadits Qudsiy diatas dalam kitabnya
yaitu Syarah Annawawiy alaa Shahih Muslim bahwa yg dimaksud sakit
pada Allah adalah hamba Nya, dan kemuliaan serta kedekatan Nya
pada hamba Nya itu, wa ma na wajadtaniy indahu ya niy wajadta
tsawaabii wa karoomatii indahu dan makna ucapan : akan kau temui
aku disisinya adalah akan kau temui pahalaku dan kedermawanan Ku
dengan menjenguknya (Syarh Nawawi ala shahih Muslim Juz 16 hal
125)

Dan banyak pula para sahabat, tabiin, dan para Imam ahlussunnah
waljamaah yg berpegang pada pendapat Ta wil, seperti Imam Ibn
Abbas, Imam Malik, Imam Bukhari, Imam Tirmidziy, Imam Abul Hasan
Al Asy ariy, Imam Ibnul Jauziy dll (lihat Daf ussyubhat Attasybiih
oleh Imam Ibn Jauziy).
Maka jelaslah bahwa akal tak akan mampu memecahkan rahasia
keberadaan Allah swt, sebagaimana firman Nya : Maha Suci Tuhan Mu
Tuhan Yang Maha Memiliki Kemegahan dari apa apa yg mereka
sifatkan, maka salam sejahtera lah bagi para Rasul, dan segala
puji atas tuhan sekalian alam . (QS Asshaffat 180-182).
Walillahittaufiq

3. mengenai kitab kuning, sebenarnya secara umum semua kitab yg
berbahasa arab masa lalu disebut kitab kuning, karena dicetak dg
kertas berwarna kuning (masa itu),

namun kini kitab kuning dikenal adalah kitab yg diajarkan di
pesantren aswaja, walau kitabnya menggunakan kertas putih atau
kuning atau lainnya.

maka jika masuk pada makna kitab kuning yg pertama, maka semua pun
memakai kitab kuning, mungkin karangan non muslim pun selama
berbahasa arab maka disebut kitab kuning, karena berwarna kuning
kertasnya masa itu.

namun jika makna yg kedua, maka ia hanya kitab aswaja saja.

4. benar, Rasul saw diteluh oleh Labiid bin A^sham, namun beliau
diberitahu oleh malaikat, maka beliau memerintahkan sahabatnya
untuk mengeluarkannya dari salah satu sumur di Madinah, berupa
rambut dan perangkat sihir lainnya, seraya bersabda : sungguh aku
sudah disembuhkan Allah (walau perangkat itu masih disitu), namun
aku risau akan membawa mudharrat bagi kalian, maka buanglah.
(Shahih Bukhari).

5. Harut dan Marut adalah nama dua malaikat yg Allah turunkan tuk
membawa cobaan kepada manusia, sebagaimana firman Nya swt : dan
apa (cobaan) yg diturunkan pada Harut dan Marut yg mereka itu tak
mengajarkan sesuatu kecuali mereka berkata : kami adalah fitnah!,
maka janganlah kalian kufur!, namun mereka tetap belajar pada
keduanya, mereka mempelajari cara menceraikan antara suami istri .
(dst hingga akhir ayat). (QS Al Baqarah 102), demikian pula dalam
Shahih Bukhari Juz 5 hal 2173.

6. tidak perlu mengikuti ajaran mereka, dan bermakmum dibelakang
mereka sah selama mereka muslim.

7. ia adalah bertahap, pertama sabar, lalu meningkat pada ikhlas,
lalu meningkat pada ridha.
sebagaimana dikatakan oleh Al Imam Abdulqadir Aljailaniy dalam
kitabnya Fathul Ghaib, bahwa seorang muslim itu awalnya adalah
berusaha sabar atas musibah dan bersyukur atas nikmat, kemudian ia
meningkat kepada derajat syukur pada musibah dan sabar dalam
nikmat, lalu puncaknya ia akan sampai ke derajat musibah dan
kenikmatan adalah sama, jiwanya telah penuh diisi cinta dan ridho
pada Allah swt.

8. diriwayatkan seorang sahabat menanyakan pd Rasul saw bahwa
temannya mengulang ulang surat Al Ikhlas dimalam hari, maka Rasul
saw bersabda : Sungguh surat Al Ikhlas menyamai sepertiga
Alqur^an. (Shahih Bukhari).

maka membacanya 3X menyamai seluruh Alqur^an, namun tentunya
membaca Alqur^an secara keseluruhan mempunyai kemuliaan pula,
sebagaimana riwayat Imam Tirmidziy bahwa Rasul saw bersabda :
Surat Al Kaafirun adalah seperempat Alqur^an, maka masing masing
surat mempunyai kemuliaannya, jika dibaca semua maka sangat banyak
pula kemuliaan yg berlipat ganda.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=22121

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments