ina Mulut Mu Harimau Mu – 2008/04/18 05:45 Assalamu a^laikum wr wb
Lisan yang menghasilkan kata-kata juga sebagai senjata manusia
yang membantunya berhubungan dengan sesama, mengekspresikan diri,
mengapresiasi hidup serta menebarkan nilai dan pengetahuan, namun
lisan pula yang sanggup menjerumuskan manusia dalam kebencian,
amarah, sakit hati bahkan tipu daya. Rosulullah bersabda ” Barang
siapa yang mampu menjaga apa yang terdapat antara dua janggutnya
(mulutnya) dan apa yang diantara dua kakinya (kemaluannya), maka
aku jamin dia masuk surga.” ( Muttafaq^ alaih dari Sahl bin
Sa^ad).
” Sesungguhnya seorang hamba (setelah) benar-benar mengucapkan
kata-kata tanpa dipikirkan, menyebabkan dia tergelincir kedalam
neraka yang jaraknya lebih jauh antara timur dan barat.”
(Muttafaq^alaih dari Abu Hurairah).
Ada 7 bahaya lisan yang mesti kita waspadai ?
1) DUSTA.
Berkata dusta atau bohong semakin banyak diucapkan orang bahkan
menjadi tread center dalam kehidupan sehari-hari, semisal “lagi
gak enak badan nih jadi hari ini gak bisa ngantor” padahal lagi
malas. Rosulullah sudah menegaskan bahwa dusta adalah ciri
kemunafikan sebuah sifat yang menunjukkan kerendahan Ahlak. Dari
Abdullah bin Amru r.a Rosulullah bersabda, “ada empat perkara yang
menjadikan seseorang itu munafik murni dan jika terdapat satu
diantaranya maka ia mempunyai ciri nifaq sampai ditinggalkannya
yaitu; bila diberi kepercayaan dia berkhianat, bila bicara dia
dusta, bila berjanji dia tak menepati, bila bertikai dia curang.”
(Muttafaq ^alaih). Begitu juga dalam firman Allah ” ……
Jauhilah perkataan-perkataan dusta.” (Al-Hajj (22) : 30).
Dengan peringatan Allah dan Rosulullah tentang dusta seharusnya
tidak ada celah lagi untuk berdusta terkecuali 3 hal yaitu: “Dalam
situasi perang, dalam upaya ishlah antara sesama manusia dan
pembicaraan laki-laki tentang istrinya atau perempuan tentang
suaminya.” (Hr. Ahmad).
2) GHIBAH.
Ghibah, gosip atau bergunjing tanpa sadar sudah menjadi bagian
gaya hidup sehari-hari kapan saja ada kesempauan topik pembicaraan
bisa menyerempet urusan pribadi oranglain terutama
keburukan-keburukan orang lain, contoh kecil seperti infotaiment
yang menyorot kehidupan pribadi para seleb.
Padahal dengan tegas Allah sudah memperingatkan dalam firmanNya,
“…. dan janganlah mencari-cari keburukkan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain, adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (Qs.
Al-Hujaraat (49) : 12). Dan Rosulullah menggambarkan keadaan orang
yang gemar bergunjingpun begitu mengerikan sebagaimana disabdakan
Rosulullah Saw ” Pada malam aku di Isra^kan aku melewati sebuah
kelompok orang yang mencakari wajah mereka dengan kuku mereka
sendiri, lalu oleh malaikat dikatakan padaku mereka itu adalah
orang-orang (dahulunya di dunia) biasa menggunjing oranglain.”
Hanya melukai harga diri dan kehormatan orang dibicarakan cobalah
kita berempati dan bayangkan bila kita dibicarakan orang lain.
3) NAMIMAH (ADU DOMBA).
Dengan tujuan memecah belah, menjatuhkan dan menyulut kebencian
kepada sesama, seseorang atau sekelompok orang membawa berita
tentang keburukan seseorang kepada orang lainnya begitu pula
sebaliknya. Allah sangat mencelah perbuatan adu domba sebagaimana
firman Allah ” Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak
bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari
menghambur fitnah.” (Al-Qalam (68) : 10-11) atas kerusakan yang
ditimbulkan oleh penyebah Namimah ini Rosulullah pun bersabda ”
Tidak akan masuk surga al-qattat (tukang adu domba).” (Hr.
Bukhari).
Rosulullah menggambarkan keadaan si penyebar namimah dalam
kuburnya sangat mengerikan, semenjak dalam kuburpun sipengadu
domba telah mendapat azab sebagaimana yang digambarkan Rosulullah
” dua ahli kubur yang disiksa dalam kuburnya yang satu karena air
kencing dan satunya lagi, karena mengadu domba” (Hr. Bukhari).
4) MENGUMPAT DAN MENCELA.
Selain membicarakan orang banyak diantara kita tanpa sadar
mengomentari orang dengan perkataan yang buruk alias mengumpat dan
mencela baik terhadap fisik maupun sifat orang lain yang
disampaikan secara terbuka dan terang-terangan, terlebih bila
ternyata orang yang diomongkan itu sebenarnya tak seperti yang
disangkakan ini akan sangat menyakitkan dan hal ini dilarang oleh
Allah seperti dalam firmanNya “Hai orang-orang yang beriman
janganlah kamu menghina (mencaci) suatu kaum yang lainnya karena
boleh jadi kaum yang dihina itu lebih baik dari kaum yang
menghina…” (Al-Hujaraat (49) : 11)
” Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela.” (Al-Humazah (104)
: 1) Rosulullah pun dalam sabdanya mengecam tindakan ini “Mencaci
orang islam itu termasuk fasik dan membunuhnya termasuk kafir.”
(Hr. Abu Daud).
5) MEMANGGIL DENGAN GELAR YANG BURUK.
Kondisi fisik dan sifat seseorang yang buruk tentu tidak ingin
ditonjolkan bahkan sebisa mungkin disembunyikan, maka bisa kita
bayangkan rasanya bila dipanggil dengan sebutan sebutan si gendut,
si ceking, pemarah dan sebagainya walaupun yang dimaksudkan hanya
untuk bercanda, rasanya pasti tidak menyenangkan apalagi orang
tersebut sedang berusaha untuk merubah dirinya dari yang pemarah
untuk lebih penyabar dan sebagainya, Allah melarang
panggilan-panggilan seperti itu: “Dan janganlah kamu panggil
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya
panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang
siapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang
zhalim” (Al-Hujaraat (49) :11).
Memanggil dengan panggilan yang baik tentu akan lebih menciptakan
ketenangan dan kesejukan dalam pergaulan.
6) MENGUNGKIT PEMBERIAN DAN MENYAKITI YANG DIBERI.
Alangkah bersyukurnya seseorang disaat membutuhkan ada yang datang
memberi bantuan namun jadi tidak menyenangkan bila pemberian itu
disertai dengan kata-kata yang menyakitkan atau terus
diungkit-ungkit dilain waktu. Allah sangat tidak menyukai prilaku
ini seperti dalam firmanNya “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebut dan menyakit (perasaan si penerima) seperti orang
menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan tidak beriman
kepada Allah dan hari kemudian, maka perumpamaan orang itu seperti
batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpah
hujan lebat kemudian menjadikan dia bersih (tak bertanah). Mereka
tidak menguasai sesuatu apapun dari apa yang mereka usahakan dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”
(Al-Baqarah (2) :264).
Rosulullah pun bersabda, ” tiga golongan yang tidak akan diajak
bicara oleh Allah pada hari kiamat kelak, serta tidak akan
dipandangNya dan tidak pula disucikanNya yaitu orang yang
mengulurkan kain, orang yang suka mengungkit-ungkit kebaikkannya
dan orang menjual dagangan dengan sumpah palsu” (Hr. Muslim, Abu
Daud, Tirmidzi, Nasai, dari Abu Dzar Al-Ghifari).
7) SUMPAH PALSU.
“Demi Allah” sebagai sebuah ucapan yang mengawali sumpa sering
kita dengar untuk membuktikan bahwa sesuatu itu benar atau tidak
benar.
Allah melarang sumpah dijadikan sebagai alat menipu, ” Dan
janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu
diantaramu yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh
tegaknya dan kamu rasakan kemelaratan (didunia) karena kamu
menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan bagimu azab yang
besar.” (An-Nahl (16) :94).
Dari Abu bakar r.a, Rosulullah Saw bersabda: ” Maukah kalian semua
jika kuberitau tentang dosa paling besar diantar dosa-dosa paling
besar ?” kami menjawab ” sudah tentu wahai Rasulullah.” lalu,
sambil berbaring beliau Saw bersabda: “Pertama, syirik kepada
Allah, lalu durhaka kepada orang tua…” lalu tiba-tiba Rosulullah
duduk tegak dan bersaba: ” yang ketiga sumpah palsu dan saksi
palsu.” Rosulullah terus mengulang-ulang yang ketiga ini sampai
para sahabat gemetar dan berkata: “seandainya Rosulullah diam”
karena takutnya para sahabat mendengarkan kata mendengar kata
sumpah dan saksi palsu yang diulang terus menerus oleh
Rosulullah.” (Hr. Bukhari Muslim). Betapa beratnya dosa dengan
sumpa palsu apalagi yang merugikan orang lain.
Oleh karena itu marilah kita benar-benar memelihara lidah kita
dari penyakit-penyakit yang membahayakan. semoga tulisan ini
membawah bermanfaat.
wassalamualaikum wr wb
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=13620