Didi Mu^amalah – Kridit Barang – 2007/09/02 19:58 Assalmu^alaikum wr
wb, ya Habieb Munzir.
Alhadulillahirobbil^aalamin, sholawat serta salam semoga selalu
tercurah ke haribaan Rasulullah SAAW, keluarga beliau, para
sahabat, tabi^it tabi^in hingga kepada kita pengikutnya yang
istiqamah selalu mencintai beliau dan selalu mengikuti sunnah2
beliau (insya Allah) hingga akhir zaman…amien.
Semoga kesehatan,keselamatan & panjang umur selalu dilimpahkan
Allah SWT kepada Habieb Munzir besaerta keluarga…amien.
Habieb Munzir…saya mo nanya nich…sebenarnya ini sudah
dilakukan istri saya sekitar 3-4 tahun yang lalu, begini ;
Istri saya kan menjalankan kriditan barang (elektonik,brg keb
rumah tangg dll – bukan pinjaman uang ..loch Bieb) dengan tenor
pengembalian sktr 10 bln, dengan bunga +/- 3% setiap bulannya,
tapi kadang juga pengembaliannya lebih dari 10 bl (bahkan sampe
sekarang masih ada yang beloom lunas…he…he..he..).
Yang ingin saya tanyakan adalah sbb :
1. Berapa % bunga yang diperbolehkan secara syari^ah untuk brg
yang dikriditkan tsb?
2. Bolehkah saya mentepkan bunga +/- 3% sebulan (seperti yang
istri saya lakukan)?
3. Kalau ada yang belum dpt melunasi sampe dg 10bl apa yang
sebaiknya dilakukan?.
Trimakasih atas jawabannya, ya Habieb, semoga apa2 yang kita
lakukan selalu mendapat redlai dari Allah SWT.
Jazakumullah khairon katsiro.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Mu^amalah – Kridit Barang – 2007/09/03 23:31 Alaikumsalam
warahmatullah wabarakatuh,
Cahaya Keindahan Allah swt semoga selalu menerangi hari hari anda
dengan kebahagiaan,
Saudaraku yg kumuliakan,
mengkreditkan barang dg harga yg dilebihkan adalah halal, tanpa
batas presentase tertentu, walaupun 100% sekalipun tak masalah,
namun yg menjadikan perbedaan riba atau tidaknya adalah apabila
saat transaksi disebutkan presentase bunga,
misalnya begini :
penjual : “barang ini jika cash 100 ribu, jika angsuran maka 200
ribu.
pembeli : saya setuju membeli dg angsuran.
maka ini halal dan bebas dari riba.
contoh kedua :
penjual : barang ini jika cash 100 ribu, jika angsuran setahun
maka bunganya 10%
pembeli : saya setuju, saya beli barang ini dg ansguran dan saya
setuju bunganya 10%.
nah.., ini riba..
kesimpulannya, masalah persentase bunga jangan disebut sebut saat
transaksi, boleh boleh saja disebut saat tawar menawar, namun saat
sudah akan transaksi maka presnetase bunga itu jangan disebut
lagi, apalagi dg menuliskannya berupa surat perjanjian sebagaiman
leasing mobil / motor yg jelas jelas disebutkan persentasenya,
maka ini terkena Riba.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga sukses dalam semua cita
cita, semoga dalam kebahagiaan selalu,
wassalam
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=6763