Mereka katakan awal mula maulid adalah kelompok kebatinan yg melakukan, maka untuk apa kita mengikutinya?, tapi mereka juga pakai komputer yg dimulai oleh orang kafir, kenapa dipakai?, kenapa ikut ikutan adat orang kafir yg memakai komputer?

0
84

 

Argumen yg Mengaku Salafy…..???? – 2007/04/25 23:00Assalamu'alaikum Wr.Wb

Ya Habiby, apa kabar? Semoga Habiby dlm keadaan sehat Wal 'afiat dan selalu dalam lindungan Allah Swt.

Ya Habiby, maaf apabila Artikel ini terlalu panjang, namun si faqir ini sangat membutuhkan sekali penjelasan Habiby atas argumen yang dibahas dalam artikel ini mengenai masalah maulid. Sebelumnya si faqir ini mohon maaf apabila dengan adanya ini menambah kesibukan Habiby. Syukron katsir, jazakallahu khoiro jaza.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Perayaan Maulid Nabi dalam Sorotan
Kamis, 29 Maret 2007 – 20:36:16 :: kategori Aqidah

Hari itu istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam kedatangan tiga shahabat menanyakan perihal ibadah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sesampainya mereka disana diceritakanlah kepada mereka seperti apa ibadah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, selesai mereka menyimak keterangan para pendamping Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam seolah-olah mereka masih menganggapnya belum seberapa. Maka berkatalah salah seorang dari mereka; "Saya akan shalat malam selama-lamanya". Kata yang kedua; "Kalau saya, saya akan berpuasa dan tidak berbuka". Yang terakhir menyela; "Dan saya, saya akan menjauhi wanita-wanita dan tidak akan menikah".

Tidak lama, sampailah kepada beliau laporan ucapan-ucapan ketiga shahabatnya tadi. Maka beliau pun berkata lantang dihadapan mereka; "Kenapa masih ada orang-orang yang mengatakan ini dan itu, sungguh demi Allah, ketahuilah; saya adalah orang yang paling bertakwa dan paling takut kepada Allah dari pada kalian, tapi saya shalat malam dan saya juga tidur, saya puasa dan saya juga berbuka dan saya menikahi wanita-wanita…barangsiapa yang tidak suka dengan ajaranku maka dia bukan dari golonganku".

Demikianlah makna hadist Anas radiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Al Imam Muslim dalam Shahihnya. Hadits ini seolah-olah terus menegur dan mengingatkan kita, bahwa ada satu hal dari sunnah nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang sering kali luput dari pengamatan yaitu yang dinamakan para ulama dengan sunnah tarkiyyah. Sunnah Tarkiyyah adalah semua yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulllah Shallallahu 'Alaihi Wasallam semasa hidupnya, maka Sunnah bagi kita untuk meninggalkannya.

Karena sunnah ada dua; sunnah fi'liyyah dan sunnah tarkiyyah. Yang pertama; setiap yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dimasa hidupnya adalah sunnah bagi kita untuk melakukannya. Dan yang kedua; setiap yang tidak dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dimasa hidupnya adalah sunnah bagi kita untuk tidak melakukannya.

Diantara contoh sunnah tarkiyah adalah hadist Anas radiyallahu 'anhu diatas. Karena itu Al Hafidz Ibnu Rajab berkata; "…adapun hal-hal yang telah disepakati oleh Salaf untuk ditinggalkan, maka tidak boleh mengamalkannya, karena mereka meninggalkannya atas dasar ilmu bahwa hal tersebut tidak disyariatkan".

Di hari-hari ini, di bulan Rabi'ul Awal, umumnya kaum muslimin merayakan perayaan ritual tahunan yang biasa dikenal dengan Maulid Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam atau Mauludan (di Jogja dikenal dengan perayaan Sekaten, red). Tidak sedikit harta yang dinafkahkan pada perayaan ini, sampai-sampai dibeberapa tempat dana yang dihabiskan untuk mensukseskannya terkadang mencapai puluhan juta. Tapi harus kita akui bersama, hanya sedikit –dari sekian besar dana yang dibelanjakan untuk acara ini- yang manfaatnya kembali kepada kaum muslimin apabila ditinjau dari perbaikan akhlak dan sikap beragama mereka, kalau tidak boleh mengatakan; "Tidak ada manfaatnya". Bukti akan hal ini terlalu banyak untuk disebutkan. Dan setiap kita cukup sebagai saksi dari gagalnya seremonial tahunan ini dalam mengangkat moral ummat dan mengembalikan kesadaran beragama mereka.

Apa yang salah dari perayaan maulid Nabi, bukankah acara tersebut merupakan ungkapan kegembiraan kita dengan Nabi kita sendiri?! Dengannya kita bisa melakukan napak tilas sejarah kehidupan beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam?! Mempelajari sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam?! Semua ini adalah niatan baik yang melatar belakangi perayaan tersebut, tapi seperti yang dikatakan oleh Ibnu Mas'ud radiyallahu 'anhu kepada orang-orang yang didapatinya di masjid Kufah, ketika itu mereka terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok majlis dzikir, majlis memuji dan mengingat Allah Ta'ala, kata Ibnu Mas'ud radiyallahu 'anhu , "Berapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tapi tidak mendapatkannya". Hal ini karena mereka melakukan suatu yang tidak pernah dikerjakan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam semasa hidupnya, ini juga yang hampir dilakukan oleh tiga orang shahabat nabi dalam kisah di atas.

Ungkapan kegembiraan yang tepat, yakni napak tilas kehidupan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan mempelajari sunnah-sunnah beliau caranya dengan menerapkan ajarannya dalam kehidupan kita, dengan belajar ilmu agama diantaranya sirah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bukan dengan cara-cara yang baru yang hanya dikenal setelah berlalunya tiga generasi yang mulia, shahabat, tabi'in dan tabi'it tabi'in.

Adapun perayaan Maulid ini tidak dikenal di masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, generasi pertama ummat ini dan tidak dikenal dalam mazhab yang empat, Hanafiah, Malikiyah, Syafi'iyah dan Hambaliyah. Lantas siapa orang yang menanggung dosa pertama dari bid'ah maulid ini? Orang yang pertama kali mengadakan perayaan ini adalah kelompok Fatimiyyun disebut juga Ubaidiyyun ajaran mereka adalah kebatinan. Adapun perkataan bahwa yang pertama kali mengadakan perayaan tersebut adalah seorang raja yang adil yang alim yaitu Raja Mudhofir, penguasa Ibril adalah pernyataan yang salah. Abu Syamah menjelaskan bahwa Raja Al Mudhofir (hanya) mengikuti jejak Asy-Syaikh Umar bin Muhammad Al Mulaa tokoh kebatinan dan dialah orang yang pertama kali mengadakan perayaan tersebut.

Kelompok yang membolehkan Maulid Nabi beralasan;
1- Perayaan Maulid merupakan ekspresi kebahagiaan dan kegembiraan dengan diutusnya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan hal ini termasuk perkara yang diharuskan karena Al-Qur’an memerintahkannya sebagaimana yang terdapat di dalam firman Allah Ta’ala :
"Katakanlah, dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira" (Qs. Yunus; 58).
Ayat ini memerintahkan kita untuk bergembira disebabkan rahmat-Nya, sedangkan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah rahmat Allah yang paling agung, Allah Ta’ala berfirman :
"Dan tidaklah kami utus kamu melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam" (Qs. Al Anbiya'; 107)

Sanggahannya :
Bergembira dengan beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam, kelahirannya, syariat-syariatnya pada umumnya adalah wajib. Dan penerapannya di setiap situasi, waktu dan tempat, bukan pada malam-malam tertentu.
Kedua, pengambilan dalil surat Yunus ayat ke 58 untuk melegalkan acara Maulid nyata sangat dipaksakan. Karena para ahli tafsir seperti Ibnu Jarir, Ibnu Katsir, Al Baghawi, Al Qurthubi dan Ibnul Arabi serta yang lainnya tidak seorangpun dari mereka yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan kata rahmat pada ayat tersebut adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, namun yang dimaksud dengan rahmat adalah Al Qur’an. Seperti yang diterangkan dalam ayat sebelumnya.
"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb kalian dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman". (Qs. Yunus; 57).

Ibnu Katsir menerangkan; "Firman Allah Ta’ala "rahmat dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman" maksudnya dengan Al-Qur’an, petunjuk dan rahmat bisa didapatkan dari Allah Ta’ala. Ini hanya dapat dicapai oleh orang-orang yang beriman dengan Al-Qur'an dan membenarkannya serta meyakini kandungannya. Hal ini senada dengan firman Allah Ta’ala;
"Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman" (Qs. Al Israa'; 82).

2- Syubhat kedua, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sendiri mengagungkan hari kelahirannya, beliau mengekspresikan hal itu dengan berpuasa, seperti diriwayatkan dari Abu Qatadahradiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ditanya tentang puasa hari senin, beliau menjawab; "Pada hari itu aku dilahirkan, aku diutus atau diwahyukan kepadaku".

Sanggahannya :
Hadist Abu Qatadah radiyallahu 'anha di atas adalah hadits yang shahih, tapi menjadikannya sebagai dalil bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam merayakan sendiri kelahirannya, ini yang salah. Kesimpulannya dalilnya shahih, pendalilannya salah. Dikarenakan beberapa alasan;
1- Diriwayatkan dalam hadits yang lain, bahwa puasa beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam di hari Senin, karena amalan di hari itu diperlihatkan kepada Allah Ta'ala.
2- Kalau ucapan mereka benar, kenapa tidak ada seorang pun dari shahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang memahami sabda diatas dengan pemahaman demikian. Kemudian datang orang-orang belakangan yang memahami puasa beliau di hari Senin sebagai ekspresi pengagungan terhadap hari kelahirannya, lalu dari situ mereka mengadakan acara yang dinamakan Maulid!! Apakah mereka lebih mengetahui kebenaran dari para shahabat yang mulia?! Dan kebenaran itu luput dari mereka dan hanya diketahui oleh orang yang datang belakangan?! Sungguh ajaib logika orang-orang pintar akhir zaman, hasbunallahu wani'mal wakiil.

3- Syubhat ketiga, perkataan mereka : Perayaan Maulid memang bid'ah, tapi bid'ah hasanah (baik)."

Sanggahannya :
Cukup dengan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, "Setiap bid'ah adalah sesat". Dan seperti itu pulalah yang disampaikan Ibnu Umar radiyallahu 'anhuma kepada orang-orang yang memiliki anggapan salah ini, kata beliau; "Setiap bid'ah adalah sesat walaupun orang menganggapnya baik".

Al Imam Malik rahimahullah berkata; "Barangsiapa yang membuat bid'ah di dalam Islam yang dianggapnya baik, ia telah menuduh Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam khianat dalam menyampaikan risalah. Karena Allah Ta'ala berfirman;
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu”. (Qs. Al Maidah; 3), maka segala sesuatu yang bukan agama dihari itu, bukan pula agama di hari ini.

Apabila ajaran maulid adalah petunjuk dan kebenaran, kenapa Rasululah SAW dan para shahabatnya, tidak pernah menganjurkannya?! Apakah mereka tidak tahu?! Kemungkinan yang lain, mereka tahu tapi menyembunyikan kebenaran. Dua kemungkinan ini sama batilnya!! Alangkah dzalim apa yang mereka perbuat kepada nabinya dengan alasan cinta kepadanya?!

 | | Silahkan login terlebih dahulu untuk bertanya
Re:Argumen yg Mengaku Salafy…..???? – 2007/04/27 01:17Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh, 

Limpahan kebahagiaan semoga selalu tercurah pada hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
Mereka ini tak mengerti apa apa, mereka hanya mengada ada mengenai mudharratnya maulid dan tak membahas manfaatnya, mereka mengatakan hal itu mubazir, padahal mereka sendiri membangun tempat buang air besar dirumahnya dengan dana jutaan rupiah, tapi mereka protes kalau orang lain dengan uang mereka sendiri bikin maulid nabi saw, kalau misalnya masyarakat muslimin itu kumpulkan uang untuk membangun toilet dirumah para anti maulid itu agar mereka buang air besar lebih tenang, maka mereka akan berterimakasih, asal jangan pakai uang mereka untuk maulid, padahal membangun tempat buang air besar pun bid’ah.

Maaf jawaban saya agak lugas, karena sudah bosan menanggapi artikel artikel mereka ini,

Mereka katakan awal mula maulid adalah kelompok kebatinan yg melakukan, maka untuk apa kita mengikutinya?, tapi mereka juga pakai komputer yg dimulai oleh orang kafir, kenapa dipakai?, kenapa ikut ikutan adat orang kafir yg memakai komputer?

kenapa Alqur’an harus dicetak dengan alat buatan kafir?, bukankah ini bid’ah?, 

kenapa alqur’an tak ditulis tangan saja sebagaimana dizaman sahabat?, 

kenapa dirubah dan ikut ikut adat orang kafir dan menjadikan Alqur’an diwarnai tangan si kafir untuk dicetak?

Lalu yg lebih bid’ah lagi adalah ALqur’an dirubah formatnya menjadi suara.., tidak ada hurufnya tapi hanya suara.., dirubah hingga semua hurufnya dihapus, diganti menjadi pita kaset yg berbunyikan alqur’an, bukankah ini Bid’ah?, pernahkah ada ajaran sahabat dan sunnah nabi yg membolehkan untuk menghapus semua huruf alqur’an dan hanya menyisakan suaranya saja agar didengar?, hingga alqur’an berubah menjadi dua versi, versi dengar, dan versi baca. Mana dalil untuk membolehkannya?

Malah lebih gila lagi Alqur’an setiap satu ayat ditambahi terjemahnya, jadi alqur’an menjadi lebih tebal karena dipadu menjadi dua bahasa, lalu yg lebih keterlaluan lagi Alqur’an ditulis dengan huruf latin pula.. 

Akidah jumud tak akan menerima ini..

Mereka katakan bahwa agama sudah sempurna dan tak perlu ditambahi, memang agama sudah sempurna dan tak perlu ditambahi lagi, maksudnya agama ini menerima modernisasi, bukan agama jumud yg tetap membangun masjid dengan tanah dan batang pohon korma,

Masjid dibangun dengan semen, karpet, kipas angin, lampu lampu, dipakai mimbar (seperti gereja), ini semua bid’ah.., namun kita mengakuinya karena ini bid;ah hasanah.

Dimasa Nabi saw masjid tak berlantai, tak beratap, ada masa kemudian masjid berubah pakai atap, pakai lantai, ada masa kemudian dimana masjid dipasangi lampu penerang, ada masa kemudian masjid diberi mimbar, dipakai mikrofon pengeras suara, dunia berkembang dan islam menerima kemajuan zaman, namun sesuai dengan syariah tentunya.

Alqur’an dimasa nabi saw belum dijilid.. aduh.. saya mesti menulis lagi deh..

Begini saudaraku yg kumuliakan, saya telah menulis di artikel depan dua buah artikel secara gamblang, dan saya telah pula menulis sebuah buku yg berbicara dan membahas sejelas jelasnya masalah serupa ini, buku itu akan terbit minggu ini insya Allah, anda boleh memesannya dan semua sudah saya jelaskan dengan gamblang.

Saudaraku mereka itu tak tahu ilmu hadits, hanya menerka nerka saja dan menggunting ucapan para imam, kalau anda tanya pada mereka syarat sah sholat mereka tak tahu, tapi berfatwa bagaikan para Imam.

Mereka menukil dari buku buku terjemahan, kalau seandainya anda bertanya pada saya suatu masalah management yg pernah dibahas di Universitas Oxford misalnya, atau masalah program program komputer dan program program hsdpa dan 3G yg diperdepatkan oleh para professor di New york University misalnya, lalu anda berpedoman buku buku berbahasa inggris tulisan profesor2 itu, lalu saya menjawab dengan berpedoman pada buku penjelasan yg sudah diterjemahkan ke bahasa sunda dengan huruf kawi, saya berkata : semua ucapan para professor itu salah…!, nih.. buku pedoman saya.., bukankah anda akan tertawa?,

buku terjemah tak bisa dijadikan dalil untuk memutuskan suatu hukum karena dhoif, sebab bahasa selain bahasa Alqur'an tidak diakui dalam pemutusan hukum syariah.

Anda tahu imam mereka kini?, Mufti Saudi Arabia yg buta bernama Syeikh Ibn Bazz (membicarakan aib orang lain haram hukumnya, namun mengabarkan nama orang yg menyeru pd kesesatan ummat wajib hukumnya agar ummat tak terjebak), ia tak mengakui bahwa bumi ini bulat, ia berkata bahwa bumi ini datar seperti piring, ia tak percaya semua bukti otentik secara ilmiah, ia tetap berkeras bahwa bumi ini datar seperti piring.., yaitu bila kelewatan maka akan jatuh entah kemana, inilah akidah jumud abad ke 20.

Demikian saudaraku yg kumuliakan,

Anda dapat merujuk pada dua artikel saya mengenai maulid dan nantikan buku yg akan saya terbitkan minggu minggu ini insya Allah.

Saudaraku, semoga dalam kebahagiaan selalu, 

Wallahu a’lam

 | | Silahkan login terlebih dahulu untuk bertanya
Maulid – 2007/04/27 02:24Assalamu'alaikum Wr Wb

Ya Habib,saya mau bertanya tentang Maulid Nabi,siapa yang pertama kali memperingati perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW,dijaman Khalifah siapa dan tahun berapa,dan dalam rangka apa mengadakan perayaan Maulid Nabi,karena selama ini yang saya dengar tentang perayaan Maulid Nabi itu Bid'ah karena dijaman Nabi,beliau tidak merayakan dan sampai sekarang masih saja ada perdebatan tentang Maulid Nabi,baik dari golongan Ormas Islam ataupun golongan lainnya,untuk itu saya mohon penjelasan dari Habib.

 | | Silahkan login terlebih dahulu untuk bertanya
Re:Maulid – 2007/04/27 03:48Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Limpahan kebahagiaan dan rahmat Nya swt semoga selalu tercurah pada hari hari anda,

saudaraku yg kumuliakan,
anda dapat membaca artikel saya dihalaman depan web ini di artikel "kebangkitan sunnah", dan artikel "pendapat para imam dan muhaddits tentang maulid".

demikian saudaraku yg kumuliakan,

wallahu a'lam

Forum silahturahmi jama'ah Majelis Rasulullah, klik disinihttp://groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah


Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
 | | Silahkan login terlebih dahulu untuk bertanya
Re:Maulid – 2007/04/27 05:38Assalamu'alaikum Wr.Wb

Semoga Allah Swt senantiasa mencurahkan Rahamat & kelembutan-Nya kepada Habiby.

Ya Habiby terimakasih, Habiby telah menjelaskan secara gamblang kepada si faqir ini. Ya Habiby maafkan si faqir ini, karena selalu merepotkan Habiby. Si faqir berharap dan memohon kepada Allah Swt, agar Ia tak henti2 mencurahkan Cinta dan Kelembutan-Nya kepada Habiby. Ya Habiby, insya Allah si faqir ini akan menanti hendak memesan buku Habiby. Sungguh si faqir ini sangat membutuhkan sekali, karena si faqir ini tinggal dan bergaul dengan orang2 yg anti dengan segala amalan2 yang selalu kalangan kita melaksanakannya. Ya Habiby, sekali lagi terimakasih. Jazakallahu Khairon katsiro.

Wasalamu'alaikum Wr.Wb

 | | Silahkan login terlebih dahulu untuk bertanya
Re:Maulid – 2007/04/27 10:19Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

Limpahan kebahagiaan semoga selalu tercurah pada anda dan keluarga,

saudaraku yg kumuliakan,
aungguh berat hidup diantara mereka ini, dan sungguh berat tantangan anda, 

insya Allah buku itu segera selesai cetak, mohon doa.

salam takhdim

wassalam

Forum silahturahmi jama'ah Majelis Rasulullah, klik disinihttp://groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah


Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

sumber

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments