Menjadi Ibu Rmh Tannga,Malukah?

0

nonlady Menjadi Ibu Rmh Tannga,Malukah? – 2007/05/20 00:25 Mengapa Malu
Menjadi Ibu Rumah Tangga??

Ah, Cuma ibu rumah tangga aja kok! dengan malu-malu dan tersipu
seorang akhwat menjawab pertanyaan kawannya tentang aktifitas apa
yang di gelutinya sekarang. Sedangkan di kalangan ikhwan yang
pernah penulis temui, ada diantara mereka yang malu untuk menjawab
profesi istrinya bila istrinya bukan seorang dokter, insinyur,
guru, atau profesi terhormat lainnya. Maka jawaban yang muncul
adalah : biasa di rumah saja, mengurus anak-anak, Cuma ibu RT
aja, ga ada aktifitas lainnya! Duh,sebegitu hinakah profesi ini
?
Padahal ketika penulis berinteraksi dengan wanita barat sewaktu di
negeri Kanguru diantara mereka ada yang menjawab, Wow, profesi
yang hebat tidak semua wanita mau menekuninya, I can t do that!
Ya,..karena mereka melihat betapa sulitnya untuk menjadi istri
sekaligus ibu yang baik bagi anak-anak. Saking beratnya, mereka
memilih memasukkan anak-anak mereka di child care. Anda akan
melihat dengan mata kepala sendiri panjangnya daftar antrian para
orangtua yang ingin memasukkan anak-anak mereka ke tempat
penitipan anak (childcare). Anda harus menunggu minimal selama 6
bulan sebelum nama anak anda di panggil*. Rata-rata mereka memilih
bekerja daripada mengasuh anak dirumah. Suatu fakta yang tidak
bisa di pungkiri bahwa para ibu dikalangan wanita barat memilih
melarikan diri dari tugas dan tanggungjawabnya sebagai ibu dengan
bekerja. Mereka bilang kepada penulis lebih mudah bekerja daripada
tinggal dirumah mengasuh anak.Mengasuh anak membuatku stress! Itu
yang penulis dengar. Bukankah itu suatu bukti bahwa mengurus
anak-anak adalah suatu pekerjaan dan tanggung jawab yang berat?
Lalu dimana penghargaan masyarakat kita terhadap ibu? Terlebih
suami?

Itu baru dilihat dari satu sisi saja, tidakkah anda melihat bahwa
seorang istri atau ibu dirumah tidak pernah berhenti dari
tugasnya?.Jika para suami mempunyai jam kerja yang terbatas antara
8-10 jam misalnya maka sesungguhnya seorang ibu rumah tangga
mempunyai jam kerja yang lebih panjang yaitu selama 24 jam. Ia
harus standby (selalu siap) kapan saja diperlukan. Bila diantara
anggota keluarga ada yang sakit, siapakah yang bergerak terlebih
dahulu? Bukankan seorang ibu/istri adalah dokter pribadi sekaligus
perawat (suster) bagi suami dan anak-anaknya? Karena beliaulah
yang akan berusaha meringankan beban sakit sang pasien dirumah
sebelum di bawa kerumah sakit (yang sebenarnya) apabila ternyata
sang ibu tidak sanggup mengobatinya. Pernahkah anda memikirkan
berapa jumlah uang yang harus anda keluarkan untuk membayar
seorang dokter dan perawat pribadi dirumah anda?

Bukankah seorang ibu juga seorang psikolog? Karena tentu anda
melihat sendiri kenyataan ketika datang anak-anak mengeluh dan
mengadu atas kesusahan atau penderitaan yang mereka alami maka
sang ibu berusaha mencari jalan keluar dengan saran, nasehat dan
belaian kasih sayang. Begitupula suami ketika merasa resah dan
gelisah bukankah istri menjadi tempat curahan? Tak jarang para
istri membantu suami meringankan dan memberi jalan keluar terhadap
masalah yang sedang dihadapinya. Penulis lihat sendiri betapa
mahalnya bayaran seorang psikolog di Australia ada diantara mereka
yang harus membayar $100 perjam dan tentu saja tidak ada jaminan
mereka bisa membantu menyelesaikan masalah yang sedang anda
hadapi.

Bukankan seorang istri/ibu dituntut untuk pandai memasak?
Pernahkah anda membayangkan wahai para suami, anda memiliki juru
masak dirumah yang selalu siap anda perintah kapan saja anda mau.
Anda memiliki juru masak pribadi dirumah, ketika anda pulang ke
rumah maka hidangan lezat tersedia bagimu dan juga untuk
anak-anakmu. Pernahkah anda membayangkan berapa juta uang yang
harus anda keluarkan untuk mengundang juru masak pribadi datang
kerumah anda?

Masih banyak sisi lain yang tidak mungkin penulis sebutkan satu
persatu. Anda tentu pernah membaca syair Arab yang sangat terkenal
yang berbunyi : Al-Ummu madrasatun idza a dadtaha adadta sya ban
tayyibul araq maknanya “seorang ibu adalah sebuah sekolah. Jika
engkau persiapkan dia dengan baik maka sungguh engkau telah
mempersiapkan sebuah generasi yang unggul”. Ditangan ibulah masa
depan generasi sebuah bangsa.Karena itulah islam sangat
menghormati dan menghargai profesi ini. Kenyataan yang tidak bisa
di pungkiri bahwa kedudukan ibu tiga kali lebih tinggi
dibandingkan sang ayah.** Karena Islam melihat tanggung jawab yang
berat yang di emban seorang ibu, itu menandakan bahwa menjadi
seorang ibu rumah tangga adalah profesi yang mulia dan sangat
terhormat. Lalu mengapa kita masih malu ya ukhti?? Ayo,..angkatlah
wajahmu dan katakan dengan bangga bahwa aku adalah seorang ibu
rumah tangga!! sebuah profesi yang sangat berat dan tentu saja
pahala yang sangat besar Allah sediakan untukmu. Al-jaza u min
jinsil amal artinya balasan tergantung dari amal/perbuatan yang ia
lakukan.Semakin berat atau sulit sebuah amal dilakukan seorang
hamba maka pahala yang akan didapatinya pun semakin besar. Wallahu
a lam bisshawwab.
Footnote:

*Tak jarang para orang tua ada yang harus menunggu selama 1 tahun
karena penuh dan banyaknya antrian (waiting list) dari tahun
sebelumnya.

**Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia menceritakan, ada
seorang yang datang kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Salam
seraya bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling
berhak saya pergauli dengan baik? Rasulullah menjawab: Ibumu!
Orang itu bertanya lagi: Lalu siapa? Ibumu! Jawab beliau. Lalu
siapa lagi? Tanya orang itu, Beliaupun menjawab: Ibumu!,
Selanjutnya bertanya: Lalu siapa? Beliau menjawab: Ayahmu
(Mutaffaqun Alaih).

Imam Nawawi mengatakan; Hadits tersebut memerintahkan agar
senantiasa berbuat baik kepada kaum kerabat dan yang paling berhak
mendapatkannya diantara mereka adalah ibu, lalu ayah dan
selanjutnya orang-orang terdekat.

Didahulukannya ibu dari mereka itu karena banyaknya pengorbanan,
pengabdian, kasih sayang yang telah diberikannya. Dan, karena
seorang ibu telah mengandung, menyusui, mendidik, dan tugas
lainnya tutur para ulama (lihat Al-Jami Fi fiqh Nisa bab birru
walidain Syaikh Kamil Uwaidah)

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=4238

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments