Lafadz Allah dan Kisah

0

surya515 Lafadz Allah dan Kisah Tobatnya Seseorang – 2010/03/30 06:48
Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Ya Habib yang sangat alfaqir dambakan ilmu dan petuahnya :
1. Mengenai lafadz Allah ketika tahun 2008 di Monas , kaum
sempalan wahhabi mengatakan itu adalah peringatan dari Allah,bahwa
Perayaan Maulid nabi saw adalah bid`ah sesat. Kaum Sempalan
wahhabi mengqiyaskan lafadz Allah ketika musibah Tsunami di Aceh
dan itu merupakan peringatan dari Allah,juga mengenai bayi asal
rusia yang kulitnya ada kalimat Allah dan itu merupakan peringatan
bahwa negara tersebut muslim antar muslim berperang.

Salah satu stasiun radio yang mengaku ahlusunnah waljamaah lokasi
cieulengsi bogor mengatakan ketika ada seorang bertanya mengenai
lafadz Allah di monas, berkata itu adalah ISTIDRAJ ..La Haula
Wala Quwwata illa billah.

Bagaimana ini ya habib kaum sempalan yang sangat dengki ini?
2. Mengenai Kisah Insyaf nya Syeikh Abdurrahman bin Nashir bin Sa
`di seorang yang tadinya berfaham Wahhabi , alfaqir cuplikan ya
habib :
Syaikh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin ulama Wahhabi kontemporer
yang sangat populer-, mempunyai seorang guru yang sangat alim dan
kharismatik di kalangan kaum Wahhabi , yaitu Syaikh Abdurrahman
bin Nashir al-Sa di, yang dikenal dengan julukan Syaikh Ibnu Sa
di.

Ia memiliki banyak karangan, di antaranya yang paling populer
adalah karyanya yang berjudul, Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir
Kalam al-Mannan, kitab tafsir setebal 5 jilid, yang mengikuti
manhaj pemikiran Wahhabi. Meskipun Syaikh Ibnu Sa di, termasuk
ulama Wahhabi yang ekstrim, ia juga seorang ulama yang mudah
insyaf dan mau mengikuti kebenaran, dari manapun kebenaran itu
datangnya.
Suatu ketika, al-Imam al-Sayyid Alwi bin Abbas al-Maliki
al-Hasani (ayahanda Abuya al-Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki)
sedang duduk-duduk di serambi Masjid al-Haram bersama halqah
pengajiannya. Sementara di bagian lain serambi Masjidil Haram
tersebut, Syaikh Ibnu Sa di juga duduk-duduk. Sementara
orang-orang di Masjidil Haram larut dalam ibadah shalat dan thawaf
yang mereka lakukan.

Pada saat itu, langit di atas Masjidil Haram penuh dengan mendung
yang menggelantung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan yang
sangat lebat. Tiba-tiba air hujan itu pun turun dengan lebatnya.
Akibatnya, saluran air di atas Ka bah mengalirkan airnya dengan
derasnya. Melihat air begitu deras dari saluran air di atas kiblat
kaum Muslimin yang berbentuk kubus itu, orang-orang Hijaz seperti
kebiasaan mereka, segera berhamburan menuju saluran itu dan
mengambil air tersebut, dan kemudian mereka tuangkan ke baju dan
tubuh mereka, dengan harapan mendapatkan berkah dari air itu.

Melihat kejadian tersebut, para polisi pamong praja Kerajaan Saudi
Arabia, yang sebagian besar berasal dari orang Baduwi daerah Najd
itu, menjadi terkejut dan mengira bahwa orang-orang Hijaz tersebut
telah terjerumus dalam lumpur kesyirikan dan menyembah selain
Allah SWT.

Akhirnya para polisi pamong praja itu berkata kepada orang-orang
Hijaz yang sedang mengambil berkah air hujan yang mengalir dari
saluran air Ka bah itu, Jangan kalian lakukan wahai orang-orang
musyrik. Itu perbuatan syirik. Itu perbuatan syirik.
Mendengar teguran para polisi pamong praja itu, orang-orang Hijaz
itu pun segera berhamburan menuju halqah al-Imam al-Sayyid Alwi
al-Maliki al-Hasani dan menanyakan prihal hukum mengambil berkah
dari air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka bah itu.
Ternyata Sayyid Alwi membolehkan dan bahkan mendorong mereka
untuk melakukannya.

Akhirnya untuk yang kedua kalinya, orang-orang Hijaz itu pun
berhamburan lagi menuju saluran air di Ka bah itu, dengan tujuan
mengambil berkah air hujan yang jatuh darinya, tanpa mengindahkan
teguran para polisi baduwi tersebut. Bahkan mereka berkata kepada
para polisi baduwi itu, Kami tidak akan memperhatikan teguran
Anda, setelah Sayyid Alwi berfatwa kepada kami tentang kebolehan
mengambil berkah dari air ini.
Akhirnya, melihat orang-orang Hijaz itu tidak mengindahkan
teguran, para polisi baduwi itu pun segera mendatangi halqah
Syaikh Ibnu Sa di, guru mereka. Mereka mengadukan perihal fatwa
Sayyid Alwi yang menganggap bahwa air hujan itu ada berkahnya.
Akhirnya, setelah mendengar laporan para polisi baduwi, yang
merupakan anak buahnya itu, Syaikh Ibnu Sa di segera mengambil
selendangnya dan bangkit menghampiri halqah Sayyid Alwi dan duduk
di sebelahnya.

Sementara orang-orang dari berbagai golongan, berkumpul
mengelilingi kedua ulama besar itu. Dengan penuh sopan dan
tatakrama layaknya seorang ulama,

Syaikh Ibnu Sa di bertanya kepada Sayyid Alwi: Wahai Sayyid,
benarkah Anda berkata kepada orang-orang itu bahwa air hujan yang
turun dari saluran air di Ka bah itu ada berkahnya?
Sayyid Alwi menjawab: Benar. Bahkan air tersebut memiliki dua
berkah.
Syaikh Ibnu Sa di berkata: Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Sayyid Alwi menjawab: Karena Allah SWT berfirman dalam Kitab-Nya
tentang air hujan:
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَارَكًا
Dan Kami turunkan dari langit air yang mengandung berkah. (QS.
50:9).
Allah SWT juga berfirman mengenai Ka bah:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبَارَكًا
Sesungguhnya rumah yang pertama kali diletakkan bagi umat manusia
adalah rumah yang ada di Bekkah (Makkah), yang diberkahi (oleh
Allah). (QS. 3:96).
Dengan demikian air hujan yang turun dari saluran air di atas Ka
bah itu memiliki dua berkah, yaitu berkah yang turun dari langit
dan berkah yang terdapat pada Baitullah ini.
Mendengar jawaban tersebut, Syaikh Ibnu Sa di merasa heran dan
kagum kepada Sayyid Alwi. Kemudian dengan penuh kesadaran, mulut
Syaikh Ibnu Sa di itu melontarkan perkataan yang sangat mulia,
sebagai pengakuannya akan kebenaran ucapan Sayyid Alwi:
Subhanallah (Maha Suci Allah), bagaimana kami bisa lalai dari
kedua ayat ini.

Kemudian Syaikh Ibnu Sa di mengucapkan terima kasih kepada Sayyid
Alwi dan meminta izin untuk meninggalkan halqah tersebut. Namun
Sayyid Alwi berkata kepada Syaikh Ibnu Sa di: Tenang dulu wahai
Syaikh Ibnu Sa di. Aku melihat para polisi baduwi itu mengira
bahwa apa yang dilakukan oleh kaum Muslimin dengan mengambil
berkah air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka bah itu
sebagai perbuatan syirik.

Mereka tidak akan berhenti mengkafirkan orang dan mensyirikkan
orang dalam masalah ini sebelum mereka melihat orang yang seperti
Anda melarang mereka. Oleh karena itu, sekarang bangkitlah Anda
menuju saluran air di Ka bah itu, lalu ambillah air di situ di
depan para polisi baduwi itu, sehingga mereka akan berhenti
mensyirikkan orang lain.

Akhirnya mendengar saran Sayyidn Alwi tersebut, Syaikh Ibnu Sa di
segera bangkit menuju saluran air di Ka bah. Ia basahi pakaiannya
dengan air itu, dan ia pun mengambil air itu untuk diminumnya
dengan tujuan mengambil berkahnya. Melihat tingkah laku Syaikh
Ibnu Sa di ini, para polisi baduwi itu pun pergi meninggalkan
Masjidil Haram dengan perasaan malu. Semoga Allah SWT merahmati
Sayyidina al-Imam Alwi bin Abbas al-Maliki al-Hasani. Amin.
Kisah ini disebutkan oleh Syaikh Abdul Fattah Rawwah, dalam kitab
Tsabat (kumpulan sanad-sanad keilmuannya). Beliau termasuk salah
seorang saksi mata kejadian itu.

Bagaimana kisah tersebut ya habib yang sangat kudambakan ilmu dan
petuahnya.
3. Adakah hadits yang menerangkan bahwa keturunan Rasulullah saw
tidak putus? Maaf ya habib, dari wahhabi tidak percaya sebab surat
Al kautsar terputus dimaknai terputus dari rahmat Nya
Demikianlah semoga habib di berikan umur yang panjang,limpahan
anugerah dan kasih sayang Nya beserta seluruh jamaah majelis
rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam.

Wassalam

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:Lafadz Allah dan Kisah Tobatnya Seseorang – 2010/03/30 12:13
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari
hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
Lafadz Allah swt bukan tanda musibah, tapi tanda keluhuran Allah
swt, kita hanya bisa tertawa dan mendoakan mereka, bagaimana bisa
lafadz Nama teragung di dunia di klaim sebagai lafadz pembawa
musibah?, lalu bagaimana kita mengagungkan nama pembawa musibah?,
saya jadi ingat Dewa siwa, dewa penyembah berhala yg selalu
membawa musibah.

mengenai istidraj, mereka tak tahu istidraj itu apa, istidraj
adalah kemurkaan Allah swt pada hamba Nya hingga diberi kemudahan
dan kelebihan agar semakin jauh dari Allah swt karena kejahatan
dan maksiat mereka.

lalu apakah hal itu dimaksudkan untuk orang yg berdzikir menyebut
nama Nya swt?, sejahat itulah Allah swt hingga menjerumuskan
ratusan ribu orang yg berdoa pada Nya semata agar mereka jadi
sesat?

Allah swt berfirman dalam hadits Qudsiy : Allah swt menurunkan
malaikat malaikat yg beredar dimuka bumi mencari kelompok2 dzikir,
lalu mereka hadir hingga mencapai langit, lalu Allah firmankan
pada malaikat : kujadikan kalian saksi wahai malaikatku bahwa aku
sudah mengampuni mereka!, maka malaikat berkata : wahai Allah ada
diantara mereka yg tidak niat untuk hadir dzikir, tapi sekedar
duduk saja, maka Allah menjawab : mereka yg duduk dg orang orang
yg berdzikir tak akan kuhinakan (SHahih Bukhari, Shahih Muslim dan
lainnya).

inikah yg mereka maksudkan istidraj?, semoga Allah swt melimpahkan
hidayah..
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,

2. kisah itu sangat merupakan dalil penjelas bagi kita, juga
banyak kejadian lainnya seperti saat tsunami, air tak menyentuh
makam dan masjid tua, apakah ini istidraj pula?, lalu bagaimana dg
riwayat2 tabarruk dibawah ini, saya nukilkan dari buku saya yg
baru saja terbit beberapa minggu lalu mulai beredar yaitu
kenalilah akidahmu edisi 2.

TABARRUK
(mengambil keberkahan dari bekas atau tubuh shalihin)

Banyak orang yang keliru memahami makna hakikat tabarruk dengan
Nabi Muhammad saw, peninggalan-peninggalannya saw, ahlulbaitnya
saw dan para pewarisnya yakni para ulama, para kyai dan para wali.
Karena hakekat yang belum mereka pahami, mereka berani menilai
kafir (sesat) atau musyrik terhadap mereka yang bertabarruk pada
Nabi saw atau ulama.
Sebagaimana firman Allah swt : Berkatalah Nabi mereka pada
mereka, bahwa bukti bahwa ia diberi kekuasaan adalah peti yg
didalamnya terdapat ketenangan dari tuhan kalian, dan bekas bekas
peninggalan keluarga Musa (as) dan Keluarga Harun (as) yang
dibawakan oleh Malaikat, sungguh pada hal itu terdapat tanda tanda
jika kalian benar benar beriman (QS Al Baqarah 248).
Maka azimat (Ruqyyat) dengan huruf arab merupakan hal yang
diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Allah swt. Sebagaimana
dijelaskan bahwa azimat dengan tulisan ayat atau doa disebutkan
pada kitab Faidhulqadir Juz 3 hal 192, dan Tafsir Imam Qurtubi Juz
10 hal.316/317, dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin
mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu semata mata
adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari ayat ayat Alqur an.

Mengenai azimat (Ruqyyat) dg huruf arab merupakan hal yg
diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Allah swt. Sebagaimana
dijelaskan bahwa azimat dg tulisan ayat atau doa disebutkan pd
kitab Faidhulqadir Juz 3 hal 192, dan Tafsir Imam Qurtubi Juz 10
hal.316/317, dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin
mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu semata mata
adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari ayat ayat Alqur an.

Mengenai benda-benda keramat, maka ini perlu penjelasan yg sejelas
jelasnya, bahwa benda benda keramat itu tak bisa membawa manfaat
atau mudharrat, namun mungkin saja digunakan Tabarrukan (mengambil
berkah) dari pemiliknya dahulu, misalnya ia seorang yg shalih,
maka sebagaimana diriwayatkan :
Para sahabat seakan akan hampir saling bunuh saat berdesakan
berebutan air bekas wudhunya Rasulullah saw (Shahih Bukhari Hadits
no. 186),

Allah swt menjelaskan bahwa ketika Ya qub as dalam keadaan buta,
lalu dilemparkanlah ke wajahnya pakaian Yusuf as, maka iapun
melihat, sebagaimana Allah menceritakannya dalam firman Nya SWT :
(berkata Yusuf as pada kakak kakaknya) PERGILAH KALIAN DENGAN
BAJUKU INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH
DARI BUTANYA (QS Yusuf 93), dan pula ayat : MAKA KETIKA DATANG
PADANYA KABAR GEMBIRA ITU, DAN DILEMPARKAN PADA WAJAHNYA (pakaian
Yusuf as) MAKA IA (Ya qub as) SEMBUH DARI KEBUTAANNYA (QS Yusuf
96). Ini merupakan dalil Alqur an, bahwa benda/pakaian orang orang
shalih dapat menjadi perantara kesembuhan dengan izin Allah
tentunya, kita bertanya mengapa Allah sebutkan ayat sedemikian
jelasnya?, apa perlunya menyebutkan sorban yusuf dg ucapannya :
PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU,
MAKA IA AKAN SEMBUH DARI BUTANYA . untuk apa disebutkan masalah
baju yg dilemparkan kewajah ayahnya?, agar kita memahami bahwa
Allah SWT memuliakan benda benda yg pernah bersentuhan dengan
tubuh hamba hamba Nya yg shalih. kita akan lihat dalil dalil
lainnya.

Setelah Rasul saw wafat maka Asma binti Abubakar shiddiq ra
menjadikan baju beliau saw sebagai pengobatan, bila ada yg sakit
maka ia mencelupkan baju Rasul saw itu di air lalu air itu
diminumkan pada yg sakit (shahih Muslim hadits no.2069).

Rasul saw sendiri menjadikan air liur orang mukmin sebagai
berkah untuk pengobatan, sebagaimana sabda beliau : Dengan Nama
Allah atas tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami,
sembuhlah yg sakit pada kami, dg izin tuhan kami (shahih Bukhari
hadits no.5413), ucapan beliau saw : demi air liur sebagian dari
kami menunjukkan bahwa air liur orang mukmin dapat menyembuhkan
penyakit, dg izin Allah swt tentunya, sebagaimana dokter pun dapat
menyembuhkan, namun dg izin Allah pula tentunya, hadits ini
menjelaskan bahwa rasul saw bertabarruk dg air liur mukminin
bahkan tanah bumi, menunjukkan bahwa pd hakikatnya seluruh ala
mini membawa keberkahan dari Allah swt.

seorang sahabat meminta Rasul saw shalat dirumahnya agar
kemudian ia akan menjadikan bekas tempat shalat beliau saw itu
mushollah dirumahnya, maka Rasul saw datang kerumah orang itu dan
bertanya : dimana tempat yg kau inginkan aku shalat? . Demikian
para sahabat bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya Rasul saw
hingga dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits no.1130)

Nabi Musa as ketika akan wafat ia meminta didekatkan ke wilayah
suci di palestina, menunjukkan bahwa Musa as ingin dimakamkan dg
mengambil berkah pada tempat suci (shahih Bukhari hadits no.1274).

Allah memuji Nabi saw dan Umar bin Khattab ra yg menjadikan
Maqam Ibrahim as (bukan makamnya, tetapi tempat ibrahim as berdiri
dan berdoa di depan ka bah yg dinamakan Maqam Ibrahim as) sebagai
tempat shalat (musholla), sebagaimana firman Nya : Dan mereka
menjadikan tempat berdoanya Ibrahim sebagai tempat shalat (QS Al
Imran 97), maka jelaslah bahwa Allah swt memuliakan tempat hamba
hamba Nya berdoa, bahkan Rasul saw pun bertabarruk dengan tempat
berdoanya Ibrahim as, dan Allah memuji perbuatan itu.

Diriwayatkan ketika Rasul saw barusaja mendapat hadiah selendang
pakaian bagus dari seorang wanita tua, lalu datang pula orang lain
yang segera memintanya selagi pakaian itu dipakai oleh Rasul saw,
maka riuhlah para sahabat lainnya menegur si peminta, maka sahabat
itu berkata : aku memintanya karena mengharapkan keberkahannya
ketika dipakai oleh Nabi saw dan kuinginkan untuk kafanku nanti
(Shahih Bukhari hadits no.5689), demikian cintanya para sahabat
pada Nabinya saw, sampai kain kafanpun mereka ingin yang bekas
sentuhan tubuh Nabi Muhammad saw.

Sayyidina Umar bin Khattab ra ketika ia telah dihadapan
sakratulmaut, Yaitu sebuah serangan pedang yg merobek perutnya
dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai
tersengal sengal beliau berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar
ra), “Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku berkirim
salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan
disebelah Makam Rasul saw dan Abubakar ra”, maka ketika
Ummulmukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar ra :
“Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di
pembaringan itu (dimakamkan disamping makam Rasul saw (Shahih
Bukhari hadits no.1328). Dihadapan Umar bin Khattab ra Kuburan
Nabi saw mempunyai arti yg sangat Agung, hingga kuburannya pun
ingin disebelah kuburan Nabi saw, bahkan ia berkata : “Tidak ada
yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan
itu

Demikian pula Abubakar shiddiq ra, yang saat Rasul saw wafat
maka ia membuka kain penutup wajah Nabi saw lalu memeluknya dengan
derai tangis seraya menciumi tubuh beliau saw dan berkata : Demi
ayahku, dan engkau dan ibuku wahai Rasulullah.., Tiada akan Allah
jadikan dua kematian atasmu, maka kematian yang telah dituliskan
Allah untukmu kini telah kau lewati . (Shahih Bukhari hadits
no.1184, 4187).

Salim bin Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah
jalan, maka ketika ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah
ditempat ini, dan berkata ayahku bahwa Rasulullah saw shalat di
tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar ra pun melakukannya.
(Shahih Bukhari hadits no.469). Demikianlah keadaan para sahabat
Rasul saw, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh
Tubuh Muhammad saw tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki,
mereka mencari keberkahan dengan shalat pula ditempat itu,
demikian pengagungan mereka terhadap sang Nabi saw.

Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu
Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?,
maka Abu Muslim ra berkata : Kulihat Rasul saw shalat ditempat ini
(Shahih Bukhari hadits no.480).

Sebagaimana riwayat Sa ib ra, : “aku diajak oleh bibiku kepada
Rasul saw, seraya berkata : Wahai Rasulullah.., keponakanku
sakit.., maka Rasul saw mengusap kepalaku dan mendoakan keberkahan
padaku, lalu beliau berwudhu, lalu aku meminum air dari bekas
wudhu beliau saw, lalu aku berdiri dibelakang beliau dan kulihat
Tanda Kenabian beliau saw” (Shahih Muslim hadits no.2345).

Riwayat lain ketika dikatakan pada Ubaidah ra bahwa kami
memiliki rambut Rasul saw, maka ia berkata: Kalau aku memiliki
sehelai rambut beliau saw, maka itu lebih berharga bagiku dari
dunia dan segala isinya (Shahih Bukhari hadits no.168).
demikianlah mulianya sehelai rambut Nabi saw dimata sahabat, lebih
agung dari dunia dan segala isinya.

Diriwayatkan oleh Abi Jahiifah dari ayahnya, bahwa para sahabat
berebutan air bekas wudhu Rasul saw dan mengusap2kannya ke wajah
dan kedua tangan mereka, dan mereka yang tak mendapatkannya maka
mereka mengusap dari basahan tubuh sahabat lainnya yang sudah
terkena bekas air wudhu Rasul saw lalu mengusapkan ke wajah dan
tangan mereka (Shahih Bukhari hadits no.369, demikian juga pada
Shahih Bukhari hadits no.5521, dan pada Shahih Muslim hadits
no.503 dengan riwayat yang banyak).

Diriwayatkan ketika Anas bin malik ra dalam detik detik
sakratulmaut ia yg memang telah menyimpan sebuah botol berisi
keringat Rasul saw dan beberapa helai rambut Rasul saw, maka
ketika ia hampir wafat ia berwasiat agar botol itu disertakan
bersamanya dalam kafan dan hanut nya (shahih Bukhari hadits
no.5925)
Tampaknya kalau mereka ini hidup di zaman sekarang, tentulah para
sahabat ini sudah dikatakan musyrik, tentu Abubakar sudah
dikatakan musyrik karena menangisi dan memeluk tubuh Rasul saw dan
berbicara pada jenazah beliau saw
Tentunya umar bin khattab sudah dikatakan musyrik karena
disakratulmaut bukan ingat Allah malah ingat kuburan Nabi saw
Tentunya para sahabat sudah dikatakan musyrik dan halal darahnya,
karena mengkultuskan Nabi Muhammad saw dan menganggapnya tuhan
sembahan hingga berebutan air bekas wudhunya, mirip dengan kaum
nasrani yg berebutan air pastor!
Nah.. kita boleh menimbang diri kita, apakah kita sejalan dengan
sahabat atau kita sejalan dg generasi sempalan.
Wahai saudaraku, jangan alergi dengan kalimat syirik, syirik itu
adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah,
atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang
sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik.
Sebagimana sabda Nabi saw : Kebekahan adalah pada urang orang tua
dan ulama kalian (Shahih Ibn Hibban hadits no.559)
Dikatakan oleh Al hafidh Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy
menanggapi hadits yg diriwayatkan dalam shahih muslim bahw Rasul
saw membaca mu awwidzatain lalu meniupkannya ke kedua telapak
tangannya, lalu mengusapkannya ke sekujur tubuh yg dapat
disentuhnya, hal itu adalah tabarruk dg nafas dan air liur yg
telah dilewati bacaan Alqur an, sebagaimana tulisan dzikir dzikir
yg ditulis dibejana (untuk obat). (Al Jami usshaghiir Imam
Assuyuthiy Juz 1 hal 84 hadits no.104)

Telah dibuktikan pula secara ilmiah oleh salah seorang Profesor
Jepang, bahwa air itu berubah wujud bentuknya dg hanya diucapkan
padanya kalimat kalimat tertentu, bila ucapan itu berupa cinta,
terimakasih dan ucapan ucapan indah lainnya maka air itu berubah
wujudnya menjadi semakin indah, bila diperdengarkan ucapan cacian
dan buruk maka air itu berubah menjadi buruk wujud bentuknya, dan
bila dituliskan padanya tulisan mulia dan indah seperti
terimakasih, syair cinta dan tulisan indah lainnya maka ia menjadi
semakin indah wujudnya, bila dituliskan padanya ucapan caci maki
dan ucapan buruk lainnya maka ia berubah buruk wujudnya,
kesimpulannya bahwa air itu berubah dengan perubahan emosi orang
yg didekatnya, apakah berupa tulisan dan perkataan.

Keajaiban alamiah yg baru diketahui masa kini, sedangkan Rasul saw
dan para sahabat telah memahaminya, mereka bertabarruk dg air yg
menyentuh tubuh Rasul saw, mereka bertabarruk dg air doa yg
didoakan oleh Rasul saw, maka hanya mereka mereka kaum muslimin yg
rendah pemahamannya dalam syariah inilah yg masih terus
menentangnya padahal telah dibuktikan secara ilmiah, menunjukkan
pemahaman mereka itulah yg jumud dan terbelakang.

Walillahittaufiq

3. lebih dari 100 hadist dapat saya munculkan sebagai dalil bahwa
ahlul bait keturunan Rasul saw akan berlanjut hingga kebangkitan
isa bin Maryam as. dan keberlangsungan keturunan Rasul saw diakui
oleh seluruh madzhab dan tak ada yg menyangkalnya. semoga Allah
swt melimpahkan hidayah.

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=25147