Keutamaan Shalawat Nariyyah arsip 2007

0
                                           pencarian diatas.


   siliwangi  Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2007/07/25 20:38 Assalammu'alaikum
              wr.wb.
    
              Semoga dengan keberkahan Ilmu dapat meninggikan derajat Habib di akhirat
              nanti,Amin.

              Habib saya mau tanya lagi suatu masalah yang ana sendiri bukan ahlinya mengenai
              perkara ini, insya Allah mungkin Habib lah orangnya yang sudah bukan asing lagi
              mengenai perkara ini.
              Saya kutip dari teman saya yang bermanhaj-kan Salafus sholeh, yaitu al Akhi Abu
              Al Jauzaa.

              Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah)
              Tanya : Mohon dijelaskan apa keutamaan membaca shalawat nariyyah. Terima kasih.

              Jawab : Tidak diragukan lagi bahwa membaca shalawat mempunyai keutamaan yang
              sangat besar di sisi Allah. Allah telah berfirman :

              إِنّ اللّهَ وَمَلاَئِكَـتَهُ يُصَلّونَ عَلَى النّبِيّ يَأَيّهَا الّذِينَ آمَنُواْ صَلّواْ عَلَيْهِ وَسَلّمُواْ تَسْلِيماً

               Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai
              orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam
              penghormatan kepadanya   (QS. Al-Ahzab : 56).

              Ibnu Katsir rahimahullah dalam menjelaskan maksud ayat di atas berkata bahwa
              Allah ta ala mengabarkan kepada para hambanya tentang kedudukan hamba dan
              nabi-Nya di sisi makhluk-Nya yang tinggi. Dimana Allah ta ala memujinya di
              hadapan para malaikat yang dekat, dan para malaikat pun bershalawat kepadanya.
              Kemudian (Allah ta ala) memerintahkan penduduk jagad raya bagian bawah
              (penduduk bumi) agar bershalawat dan mengucapkan salam atasnya, sehingga
              berkumpul segala pujian atasnya dari dua penghuni alam jagad raya yang di atas
              dan yang di bawah (Tafsir Ibnu Katsir 3/508).

              Selain itu, Rasulullah shallallaahu  alaihi wasallam melalui lisannya yang
              mulia juga telah menjelaskan :

              مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً وَاحدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ صَلَوَات وَحطَُّتْ عَنْهُ عَشْرَ خَطِيْئَات وَرُفِعَتْ لَهُ
              عَشْرَ دَرَجَات

               Barangsiapa yang bershalawat kepadaku dengan satu shalawat hatinya, maka Allah
              bershalawat kepadanya sepuluh kali dengan shalawat yang diucapkannya itu,
              menghapus darinya sepuluh kejelekan, dan mengangkat derajatnya sepuluh
              tingkatan  (HR. Nasa i no. 1297 dalam Ash-Shughra dari Anas bin Malik
              radliyallaahu  anhu; shahih).

              لا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قُبُورًا وَلا تَجْعَلُوا قَبْريْ عيْدًا وَصَلُّوا عَلَىَّ فَإنَّ صَلاتَكُمْ تَبْلُغُني حَيْثُ
              كُنْتُمْ

               Jangan kalian menjadikan kuburanku sebagai (tempat) hari raya dan jangan
              kalian jadikan rumah kalian sebagai kuburan. Dan bershalawatlah kepadaku
              dimanapun kalian berada karena sesungguhnya shalawat kalian (itu) sampai
              kepadaku   (HR Abu Dawud no. 2042; shahih).

              Karena shalawat merupakan ibadah, maka segala sesuatunya harus berdasarkan
              contoh dari Rasulullah shallallaahu  alaihi wasallam.

              Adapun shalawat nariyyah yang Saudara tanyakan, lafadhnya kurang lebih adalah
              sebagai berikut :

              اللَّهُمَّ صَلِّي صَلاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ الَّذِيْ تَنْحَلُ بِهِ اْلعُقََدُ وَتَنْفَرِجُ
              بِهِ اْلكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ اْلحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ اْلرَّغَائِبُ وَحُسْنُ اْلخَوَاتِيْمِ وَيَسْتَسْقَى اْلغَمَامُ بِوَجْهِهِ
              اْلكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ كلِّ مُعْلُوْمٍ لَكَ

               Ya Allah, limpahkanlah keberkahan dengan keberkahan yang sempurna, dan
              limpahkanlah keselamatan dengan keselamatan yang sempurna untuk penghulu kami
              Muhammad, yang dengan beliau terurai segala ikatan, hilang segala kesedihan,
              dipenuhi segala kebutuhan, dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik,
              serta diminta hujan dengan wajahnya yang mulia, dan semoga pula dilimpahkan
              untuk segenap keluarga, dan shahabatnya sebanyak hitungan setiap yang Engkau
              ketahui  .

              Disebutkan oleh beberapa orang bahwa dengan membaca shalawat ini sebanyak 4444
              kali, maka segala kesusahan akan dihilangkan dan segala hajat akan dikabulkan.
              Ada dua sisi yang perlu dikomentari mengenai shalawat nariyyah ini.

              Pertama; Perlu Saudara ketahui bahwa shalawat ini bukanlah berasal dari
              Rasulullah shallallaahu  alaihi wasallam. Shalawat ini adalah buatan manusia
              yang sama sekali tidak ditunjang dengan dalil. Atas dasar ini, maka shalawat
              ini adalah shalawat bid ah yang sudah selayaknya untuk ditinggalkan. Otomatis,
              segala keutamaan yang dinisbatkan kepada shalawat ini adalah tidak benar.

              Kedua; Kandungan shalawat nariyyah ini mengandung kesyirikan. Aqidah tauhid
              yang kepadanya Al-Qur an menyeru, dan yang dengannya Rasulullah shallallaahu  
              alaihi wasallam mengajarkan kita, menegaskan kepada setiap muslim agar meyakini
              bahwa hanya Allah ta ala semata yang kuasa mengurai segala ikatan. Yang
              menghilangkan segala kesedihan. Yang memenuhi segala kebutuhan dan memberi apa
              yang diminta manusia ketika berdoa. Setiap muslim tidak boleh berdoa dan
              memohon kepada selain Allah ta ala untuk menghilangkan kesedihan atau
              menyembuhkan penyakitnya, bahkan meski yang dimintanya adalah seorang malaikat
              yang diutus atau nabi yang dekat (kepada Allah ta ala). Al-Qur an mengingkari
              berdoa kepada selain Allah ta ala, baik kepada rasul atau wali. Allah ta ala
              berfirman :

              قُلِ ادْعُواْ الّذِينَ زَعَمْتُم مّن دُونِهِ فَلاَ يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضّرّ عَنْكُمْ وَلاَ تَحْوِيلاً * أُولَـَئِكَ الّذِينَ
              يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىَ رَبّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنّ عَذَابَ رَبّكَ
              كَانَ مَحْذُوراً

               Katakanlah, Panggilah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka
              mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan
              tidak pula memindahkannya. Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri
              mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa diantara mereka yang lebih dekat
              (kepada Allah) dan mengharap rahmat-Nya dan takut akan siksa-Nya; sesungguhnya
              siksa Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti . (QS. Al-Israa  : 56-57).

              Para ahli tafsir mengatakan, ayat di atas turun sehubungan dengan sekelompok
              orang yang berdoa dan meminta kepada Isa Al-Masih, malaikat, dan hamba-hamba
              Allah yang shalih dari jenis makhluk jin.

              Bagaimana mungkin Rasulullah shallallaahu  alaihi wasallam akan rela, jika
              dikatakan bahwa beliau dikatakan kuasa menguraikan segala ikatan dan
              menghilangkan segala kesedihan. Padahal Al-Qur an turun menyeru kepada beliau
              shallallaahu  alaihi wasallam untuk memaklumkan :

              قُل لاّ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعاً وَلاَ ضَرّاً إِلاّ مَا شَآءَ اللّهُ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ
              الْخَيْرِ وَمَا مَسّنِيَ السّوَءُ إِنْ أَنَاْ إِلاّ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

               Katakanlah :  Aku tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula)
              menolak kemudlaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku
              mengetahui yang ghaib, niscaya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku
              tidak akan ditimpa kemudlaratan. Aku tidak lain hanya pemberi peringatan dan
              pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman   (QS. Al-A raf : 188).

              أَنَّ رَجُلا أَتَى النَّبيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمَهُ في بَعْضِ اْلأَمْرِ فَقَالَ مَا شَاءَ اللهُ وَشِئْتَ
              فَقَالَ النَّبيُّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَجَعَلْتَنِي للهِ عَدْلا قلْ مَا شَاءَ اللهُ وَحْدَهُ

              Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallaahu  alaihi wasallam, lalu
              ia berkata kepada beliau, Atas kehendak Allah dan kehendakmu . Maka Rasulullah
              shallallaahu  alaihi wasallam bersabda, Apakah engkau menjadikan aku sebagai
              sekutu (tandingan) bagi Allah? Katakanlah : Hanya atas kehendak Allah semata  
              (HR. Nasa i dalam Al-Kubraa no. 1085; dengan sanad hasan).

              Apabila hal ini dimaksudkan sebagai tawassul terhadap diri Rasulullah
              shallallaahu  alaihi wasallam, dimana beliau telah wafat, maka tawasul seperti
              ini tidak dapat dibenarkan 1. Tidak pernah diriwayatkan satu atsar shahih pun
              dari para shahabat yang melakukan demikian setelah beliau wafat. Juga Imam
              Syafi i, Imam Ahmad, dan lain-lain dari kalangan para imam kaum muslimin yang
              terpercaya. Adapun yang dianggap dalil oleh sebagian orang sebagai dasar
              perbuatan mereka bertawasul terhadap diri Rasulullah shallallaahu  alaihi
              wasallam, maka hal ini tidak terlepas dari dua kemungkinan :

              a. hadits tersebut adalah dla if, maudlu , atau bahkan tanpa asal;
              b. salah ber-istidlal dan ber-istimbat terhadap suatu dalil shahih.

              Apabila seorang muslim ingin bershalawat, hendaklah ia bershalawat dengan
              apa-apa yang telah tsabit (tetap) dalam Al-Qur an dan Sunnah yang shahih.
              Diantaranya ia bisa mengucapkan :

              اللهم صل على محمد، وعلى آل محمد؛ كما صليت على [إبراهيم وعلى] آل إبراهيم، إنك
              حميد مجيد، اللهم بارك على محمد، وعلى آل محمد؛ كما باركت على [إبراهيم، وعلى] آل
              إبراهيم، إنك حميد مجيد

               Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad, sebagaimana Engkau telah
              memberikan kebahagiaan kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahiim.
              Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berikanlah barakah
              kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah
              memberikan barakah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahiim. Sesunggunya
              Engkau Mah Perpuji lagi Maha Mulia  (Muttafaqun  alaihi). Dan yang semisal
              dengannya yang bersumber dari kitab-kitab hadits.

              Kesimpulan : Shalawat nariyyah adalah shalawat yang tidak ada asalnya dari
              nash-nash (Al-Qur an dan As-Sunnah Ash-Shahiihah). Segala keutamaan yang
              dinisbatkan kepada pengucapan shalawat tersebut juga tidak benar. Sikap yang
              patut dilakukan oleh seorang muslim dalam hal ini adalah ia hanya bershalawat
              dengan apa-apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam yang
              dengan itu ia akan dibalas dengan sebaik-baik balasan oleh Allah ta ala.
              Wallaahu a lam. [Abu Al-Jauzaa' 1428]

              --------
              Catatan kaki :

              1. Tawassul yang disyari atkan berdasarkan dalil-dalil yang shahih adalah :
              Pertama, Tawassul dengan Al-Asmaaul-Husana atau dengan salah satu sifat-Nya
              yang mulia; Kedua, Tawassul dengan amal shalih yang dilakukan oleh yang berdoa
              itu sendiri; dan Ketiga, Tawassul dengan doa orang yang shalih.

              -------------------------------------------------------------------------------------------------

                          | | ==========

   Moethoy    Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2007/07/26 19:23 
              Assalamu'alaikum warahmatullahi wabrakatuh.
    
              Untuk saudara muslimku siliwangi.

              Saya membaca shalawat nariyah ini rutin sejak th 1983.
              Alhamdulillah, banyak keutamaan yg sy peroleh. Misalnya setiap kali
              disebut Nabi kita shallallahu'alaihi wa alihi wasallam hati ini
              semakin rindu dan hikmat kepada junjungan kita tsb. Tentunya scr
              otomatis sholat 5 waktu sy jd semakin getol dan hati ini lebih
              konsen ketika sholat. itulah manfaatnya bacaan shalawat yg kita baca
              scr rutin.

              Teramat bodoh kalau ente bilang dgn sholawat itu kita jd musyrik.
              Baiknya ente perbaiki etika dulu. Hadir di pengajian atau datengin
              bait guru yg bs ente tanyain msl tsb. Menuntut ilmu agama perlu adab
              dan sopan santun kpd guru. Agama bukan untuk diperdebatkan tp
              diamalkan. Ente gak bakal menanggung dosa orang lain yg gak sepaham
              dgn ente.

              Jd percuma aja pertanyaan ente, dijawab atau gak dijawab. Adab dan
              bhs nanya ente aje, kayak gak perlu jawaban. tahshulul hasil.

              Wassalamu'alaikum wrb

                                 | | ==========

   munzir     Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2007/07/26 22:47 
              Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
    
              Rahmat dan Cahaya keridhoan Nya swt semoga selalu mengiringi hari
              hari anda,

              saudaraku yg kumuliakan,
              mengenai shalawat nariyah, tidak ada dari isinya yg bertentangan dg
              syariah, makna kalimat : yang dengan beliau terurai segala ikatan,
              hilang segala kesedihan, dipenuhi segala kebutuhan, dicapai segala
              keinginan dan kesudahan yang baik, serta , adalah kiasan, bahwa
              beliau saw pembawa Alqur an, pembawa hidayah, pembawa risalah, yg dg
              itu semualah terurai segala ikatan dosa dan sihir, hilang segala
              kesedihan yaitu dengan sakinah, khusyu dan selamat dari siksa
              neraka, dipenuhi segala kebutuhan oleh Allah swt, dicapai segala
              keinginan dan kesudahan yang baik yaitu husnul khatimah dan sorga,

              ini adalah kiasan saja dari sastra balaghah arab dari cinta,
              sebagaimana pujian Abbas bin Abdulmuttalib ra kepada Nabi saw
              dihadapan beliau saw :    dan engkau (wahai nabi saw) saat hari
              kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang,
              dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan
              cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan (Al Qur an) kami terus
              mendalaminya  (Mustadrak  ala shahihain hadits no.5417), tentunya
              bumi dan langit tidak bercahaya terang yg terlihat mata, namun
              kiasan tentang kebangkitan risalah.

              Sebagaimana ucapan Abu Hurairah ra :  Wahai Rasulullah, bila kami
              dihadapanmu maka jiwa kami khusyu  (shahih Ibn Hibban hadits
              no.7387),  Wahai Rasulullah, bila kami melihat wajahmu maka jiwa
              kami khusyu  (Musnad Ahmad hadits no.8030)

              semua orang yg mengerti bahasa arab memahami ini, Cuma kalau mereka
              tak faham bahasa maka langsung memvonis musyrik, tentunya dari
              dangkalnya pemahaman atas tauhid,

              mengenai kalimat diminta hujan dengan wajahnya yang mulia, adalah
              cermin dari bertawassul pada beliau saw para sahabat sebagaimana
              riwayat shahih Bukhari.

              --

              mengenai bacaan 4444X atau lainnya itu adalah ucapan sebagian ulama,
              tidak wajib dipercayai dan tidak ada larangan untuk mengamalkannya,
              --
              shalawat ini bukan berasal dari Rasul saw, namun siapapun boleh
              membuat shalawat atas nabi saw, sayyidina Abubakar shiddiq ra
              membuat shalawat atas nabi saw, Sayyidina Ali bin abi thalib kw
              membuat shalawat, juga para Imam dan Muhadditsin, shalawat Imam
              Nawawi, Shalawat Imam Shazili, dan banyak lagi, bahkan banyak para
              muhadditsin yg membuat maulid, bukan hanya shalawat.
              --
              syirik?, yah.. syirik tentunya bagi orang orang wahabi, mereka
              memang tak diperuntukkan untuk mendapat kemuliaan shalawat, kasihan
              juga kalau Abubakar shiddiq dibilang syirik, juga Ali bin Abi Thalib
              kw, juga para muhadditsin lainnya,

              karena mereka membuat shalawat,

              tawassul adalah diajarkan oleh nabi saw tawassul pada beliau saw dan
              pada amal shalih dan pada orang shalih, demikian riwayat shahih
              Bukhari dari Umar bin Khattab ra dan lainnya.

              Lalu bagaimana dg Abubakar shiddiq ra bicara pada jenazah Rasul saw
              setelah Rasul saw wafat (shahih Bukhari), tentunya dalam faham
              wahabi hal ini musyrik

              juga Umar bin Khattab ra wasiat minta dikuburkan dekat kubur nabi
              saw seraya berkata :  Tidak ada yg lebih kudambakan selain
              pembaringan disebelah nabi itu , (shahih Bukhari), tentunya dalam
              faham wahabi hal ini musyrik

              para sahabat pun semuanya akan divonis musyrik, karena berebutan
              potongan rambut Rasul saw, (shahih Bukhari)

              dan Asma binti Abubakar shiddiq ra pun akan difitnah musyrik karena
              bila ada yg sakit ia membasuh jubah nabi saw lalu airnya diminumkan
              pada yg sakit (shahih Muslim)

              Dan boleh tawassul pada benda, sebagaimana Rasulullah saw
              bertawassul pada tanah dan air liur sebagian muslimin untuk
              kesembuhan, sebagaimana doa beliau saw ketika ada yg sakit :  Dengan
              Nama Allah atas tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami,
              sembuhlah yg sakit pada kami, dg izin tuhan kami  (shahih Bukhari
              hadits no.5413, dan Shahih Muslim hadits no.2194)

              Hanya wahabi saja yg mengingkarinya dari dangkalnya pemahaman mereka
              pada tauhid dan ilmu hadits.

              Dan mengenai tabarruk pun merupakan sunnah Rasul saw, dan Rasul saw
              mengajari Tabarruk bahkan Istighatsah.

              Saya ringkaskan jawaban saudaraku karena saya sedang di Pulau
              Bengkalis, Riau.

              Walillahittaufiq

              Forum silahturahmi jama'ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
              groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

              Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
              No rekening Majelis Rasulullah saw:
              Bank Syariah Mandiri
              Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
              No rek : 061-7121-494
              
                                  | | ==========

   Moethoy    Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2007/07/29 18:25 
              Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    
              Mengenai shalawat Kamilah (tafrijiyah) ini, Imam Qurthubi mengatakan
              "barang siapa ingin mdp suatu yg sangat penting atau menolak
              bencana, hendaklah membaca 4.444 kali. Maka Allah akan mewujudkan
              keinginan dan harapan sesuai dg niatnya."

              Di kitab khozinah al-asror karya Syaikh Al-'arif billah Muhammad
              Haqqi an Nazili juga tdp fadhilah sholawat ini dan sholawat yg
              laennya.

              Mengenai pujian dan sholawat para ulama terdahulu, tentunya tdk
              bermaksud menuhankan Nabi SAW. Mungkin hanya kita yg belum sampe
              ilmunya ke arah itu. Hati-hatilah jgn menghujat ..... krn ilmu kita
              tdk sebanding dgn mereka rahimahullah ta'ala.
              Ingat pula QS Al-Insyiroh : "Dan Kami tinggikan bagimu sebutan
              (nama)mu." Bahkan Allah SWT memuji Nabi SAW dengan isim tafdhil yg
              biasa digunakan untuk AsmaNya. La'ala khuluqin Azhim. Atau Laqod
              jaakum rusulun ....Aziizun alaihi..... (dst).

              Wallahu yahdiy ilaa sawais sabil.
              Maafin sy kalau berkata kasar pada akhina siliwangi.
              Mudah2an Habibina cepat pulang, dan selamat tiba di Jakarta kembali.
              Mohon maaf atas kelancangan sy ini.
              Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

                                 | | ==========

   siliwangi  Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2007/07/29 19:24 
              Assalammu'alaikum wr.wb.
    
              Alhamdulillah atas jawaban Habib, menghilangkan kejumudan femahaman
              saya karena ketidak tahuannya ditengah umat Akhir zaman.

              Bagi saudara yang di forum ini yang mengeritik ana, tolong
              ngedepankan budi pekerti yang baik dan Ilmu bukan hanya hawa nafsu
              ketaklidan anda.

                                 | | ==========

   WIDAYAT    Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2007/07/30 18:27 
              Assalamu'alaikum,
    
              Semoga kesehatan Habib semakin hari semakin membaik dengan semakin
              majunya usaha dakwah yang Habib pimpin, Majelis Rasulullah, begitu
              juga Habib sekeluarga semoga selalu dalam kebahagiaan.

              Mengenai sholawat yang dibuat oleh sayyidina Abubakar shiddiq ra,
              Sayyidina Ali bin abi thalib kw, shalawat Imam Nawawi, Imam Shazili
              dan sholawat2 yang dibuat oleh para Imam dan Muhaditsin, sudilah
              kiranya Habib menuliskan pada forum ini dan mengijazahkan kepada
              kami, sehingga kami dapat mengamalkannya.

              Salam

                                 | | ==========

   siliwangi  Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2007/07/30 21:11 
              "Mengenai shalawat Kamilah (tafrijiyah) ini, Imam Qurthubi
              mengatakan "barang siapa ingin mdp suatu yg sangat penting atau
              menolak bencana, hendaklah membaca 4.444 kali. Maka Allah akan
              mewujudkan keinginan dan harapan sesuai dg niatnya.""

              Di kitab mana Imam Qurthubi mengatakan seperti itu ?

              Wallahu a'lam bish showab

                                 | | ==========

   Moethoy    Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2007/07/30 23:40 
              Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
    
              Di kitab khozinah al-asror karya Syaikh Al-'arif billah Muhammad
              Haqqi an Nazili. Halaman nye sy lupa 30 lebih. pasal sholawat.
              (mohon maklum deh).

              Wa'alaikum salam wrwb

                                 | | ==========

   Moethoy    Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2007/07/31 17:15 
              lebih tepatnye hlm-179 baris 17 . Atau lebih banyaknya ada di
              majalah alKisah edisi sholawat. (hmm, iklan gratis nih)

                                 | | ==========

   aditya     Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2007/08/22 22:54 
              Assalamu'alaikum
    
              saudara muslim saya "siliwangi "

              mamang sukar bagi saudara yang sudah terlanjur, ikut suatu faham.
              dan barang kali emang bisa dikatakan faham saudra mendekati wahabi
              yang menyirikkan sesama muslim. Barang kali obatnya hanya
              Kembalilah kepada apa yang sudah dirumuskan oleh para orang sholeh (
              terutama yang alim dan nasabnya sampai kepada baginda Nabi Besar
              Muhammad SAW ), karena pembawa risalah agama islam adalah Nabi SAW,
              orang belum bisa dikatakan alim kalau hanya bersahadad Kepada Allah
              SWT, tanpa dilanjutkan bersaksi tentang Nabi SAW kita.

              renungkan, jangan buang waktu anda untuk membandingkan suatu faham
              yang kita sendiri ambilnya hanya sekedar membaca, tanpa tau asal
              usulnya.

              Wassalam

                                 | | ==========

   sehan      Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2008/02/20 00:09 
              Ass,Wr..Wb,,.
              saya hanya ingin menambahkan sedikit,,bagi yang belum mengerti
              datangnya sholawat nariyah,,,semoga menjadi ilmu kita bertambah,,dan
              bukan bid'ah yang diada-adakan dengan seenaknya,,trimakasih,,

              Untuk pembahasan yang sangat panjang lebar tentang Riwayat hidup dan
              Shalawat yang disampaikan oleh Syekh Muhammad Al-Badiry, termasuk di
              dalamnya shalawat kamilah/nariyah, bisa anda baca di dalam kitab :  
              Abdholus-sholawat  alaa syaidish-saadatt  karangan Yusuf bin Ismail
              an-nabahaniy.
              [i]Tapi kitab ini masih versi bahasa arab dan berhuruf arab gundul
              seperti kitab kuning.[/i]

              Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada
              hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah
              menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si
              pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
              Sholawat Nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh
              Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga
              termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang
              ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam
              menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan
              akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon
              keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan
              nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah adalah salah satu
              penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.[b]

                                 | | ==========

   Aqbal      Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2008/02/20 01:24 
              Assalamu'alaikum Wr. Wb
    
              Saudara/i-ku Siliwangi yang saya muliakan

              Mengenai jawaban habib Munzir atas pertanyaan Saudara/i tersebut
              adalah benar, karena keutamaannya sudah terbukti ampuh dan banyak
              kaum Aswaja yang mengamalkannya termasuk saya sendiri (pokoknya
              T.O.P dech). Anda tidak usah ragu karena memang sekarang banyak
              terbitan buku-buku islam modern mengenai fiqih/tauhid yang sangat
              menarik bagi kaum intelektual-intelektual muda yang nota bene haus
              kebenaran. Namun sayang banyak kaum intelektual muda sekarang yang
              dasar ilmu agamanya pas-pasan sehingga dalam menelaah buku-buku
              tersebut ditelan bulat-bulat akibatnya apa? gampang sekali jawabnya
              misalnya alergi sama tahlil, tawasul, maulid, ziarah kubur dsb.
              Mempelajari Ilmu Agama berbeda dengan mempelajari ilmu pengetahuan
              pada umumnya. Belajar agama tidak bisa sendirian atau hanya baca
              saja tetapi harus ada ahlinya, kenapa bisa begitu ? jawabanya apa ?
              ya itu tadi nanti timbul sifat aneh-aneh Saudara/i-ku.

              Tanpa bermaksud menggurui anda wahai Saudara/i-ku, kita musti ekstra
              hati-hati and waspada deh .. bolehlah kita baca buku-buku agama tapi
              hendaknya judulnya yang ringan-ringan saja, kalaupun tertarik yang
              agak berat misal masalah fiqih/tauhid hendaknya segera konfirmasi
              kepada ahlinya/pakarnya Insya Allah Saudara/i-ku akan tambah mantap
              ilmunya.(untuk mengenal tuntunan Aswaja, anda bisa baca/langganan
              Majalah Alkisah). Dari semua ilmu yang kita peroleh itu Saudara/
              i-ku, yang paling terpenting adalah bagaimana diri kita bisa meniru/
              meng-aplikasikan perilaku Rasulullah, Auliya dan Shalafus Sholeh
              dalam kehidupan sehari-harinya (apabila itu terwujud Insya Allah
              dijamin T.O.P dunia akhirat)..

              Bagaimana Saudara/i-ku ?...

              Wassalamualaikum Wr.. Wb

                                 | | ==========

   LASTIONO   Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2008/02/20 22:20 
              Assalamu'alaikum Wr.Wb
              semoga cahaya Allah SWT selalu menerangi hati-hati kita....Ya
              Latiff...Ya Latiff Ya Allah lembutkan lah hati-hati kami dengan
              kelembutan Asma-Mu Ya Allahu Ya Latiff...Amin
              Maaf Ya saudaraku-saudaraku marilah janganlah maslah khilafiyah ini
              kita besar-besarkan shg antar kita saling
              mencerca,menuduh,membodohkan,menjelek2kan...shg timbul kebencian
              dalam hati meskipun sbesar biji zaroh.....kalau kita benar-banar
              mengikuti Rasul maka jauhkanlah akan jiwa kita dari
              membodohkan,mencerca,menjelek2kan,memBid'ah2kan&yang parah
              mengkafir-kafirkan...bila mana ini terjadi pada kita,.menurut
              pendapat saya kita telah melakukan perbuatan bid'ah karena
              rasulullah tidak pernah mencerca,menjelekkan,membid'ahkan bahkan
              maaf-maf sampai mengkafirkan orang pa lagi yang masih mengaku bahwa
              Allah SWT adalah tuhannya & Muhammad SAW Rasulullah.....Mana Slogan
              " Islam Bersatu Tak bisa di Kalahkan....??????..mari masih banyak
              yang perlu kita pikirkan karena mari masih banyak bahan baku yang
              belum diolah ( maksudnya masih banyak saudara-saudara kiya yang
              belum tau bgmn sholat,puasa,/belum kenal dasar2 islam)....mari kita
              sama-sama bersatu mengenalkan islam pada masyarakat islam hilangkan
              baju golongan,ego pribadi masing....
              Maaf wahai saudara-saudaraku bila mana kata-kata saya yang sedikit
              ilmu ini membuat hati para saudara-saudaraku tidak berkenan..sekali
              lagi saya mohon maaf khususan kepada habib mudzir yang shohibul bait
              forum ini... ...
              Jazakumullah Khoiron Katsiro
              Wa'afu minkum wassalamu'alaikum Wr.Wb

                                 | | ==========

   munzir     Re:Keutamaan Shalawat Nariyyah (Fiqh/Aqidah) - 2008/02/24 10:51 
              Hayyakumullah.. semoga Allah menyambut anda dengan segala anugerah
              Nya swt..

              Forum silahturahmi jama'ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
              groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

              Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
              No rekening Majelis Rasulullah saw:
              Bank Syariah Mandiri
              Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
              No rek : 061-7121-494
              
                                  | | ==========

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=11951
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments