Keutamaan Shalawat – 2006/07/26

0

NURYADIN Keutamaan Shalawat – 2006/07/26 23:53 Fadhail Shalawat

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. [QS. Al-Ahzab: .56]

Dijelaskan dalam suatu hadits bahwa Nabi saaw bersabda: ?Allah SWT
telah menciptakan malaikat dengan memiliki sayap. Sayap yang satu
berada di belahan timur dan sayap yang satunya lagi berada di
belahan barat dunia. Kepalanya berada di bawah arasy, sementara
kedua kakinya menginjak di bumi yang ketujuh (bumi paling bawah).
Ia memiliki bulu-bulu sebanyak julah bilangan makhluq Allah SWT.
Apabila ada seorang laki-laki atau perempuan dari ummatku yang
membaca shalawat kepadaku, maka Allah SWT memerintahkan kepada
malaikat itu agar menyelam ke dalam lautan cahaya di bawah arasy.
Kemudian (setelah menyelam) ia keluar dari dalam lautan cahaya itu
sambil mengibas-ngibaskan sayapnya. Maka meneteslah
percikan-percikan air cahaya dari setiap bulunya. Allah SWT
menjadikan dari setiap percikan itu sebagai malaikat yang
beristighfar (memohonkan ampunan) baginya (orang yang membaca
shalawat tersebut) sampai hari kiamat.?

Diceritakan bahwa suatu ketika Nabi Daud as. duduk di majelisnya
dengan membaca kitab Zabur, tiba-tiba ia melihat seekor ulat merah
di tanah, lalu ia berkata di dalam hatinya, ?Apa yang Allah
kehendaki terhadap ulat ini?? (Mengapa Allah Menciptakan makhluq
seperti ini, apa maksudnya Allah Menciptakan makhluq seperti ini?)
Kemudian Allah mengizinkan kepada ulat itu untuk berbicara, ?Wahai
Nabi Allah, ketika siang, Allah mengilhamkan kepadaku untuk
membaca: Subhanallaahi walhamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu
wallahu akbar, sebanyak seribu kali. Dan ketika malam, Allah
memberikan ilham kepadaku untuk membaca: Allaahumma shalli ?alaa
Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ?alaa aalihi wa shahbihi wa sallam,
sebanyak seribu kali. Lalu bagaimana halnya dengan Anda? Apa yang
Anda ucapkan wahai Nabi Allah, agar aku dapat mengambil sesuatu
yang bermanfaat dari Anda.? Atas perkataan ulat ini, Nabi Daud as
merasa menyesal atas suara hatinya yang bernada meremehkan
terciptanya ulat tersebut. Dia menjadi takut kepada Allah SWT,
maka ia bertobat dan berserah diri kepada Allah SWT.

Dijelaskan dalam suatu hadits bahwa suatu hari Malaikat Jibril
datang kepada Nabi saaw, ia berkata, ?Ya Rasulallah, aku pernah
melihat seorang malaikat berada di atas singgasana. Di
sekelilingnya terdapat seribu malaikat yang berbaris melayaninya.
Setiap hembusan nafas dari malaikat itu Allah jadikan sebagai
malaikat. Namun sekarang aku melihat malaikat itu berada di atas
gunung Qaf sedang menangis dengan sayapnya yang patah. Ketika dia
melihat aku, dia berkata, ?Apakah Anda akan menolongku?? Aku
(Jibril) berkata, ?Apa kesalahan Anda?? Dia berkata, ?Ketika aku
berada di singgasana pada malam mi?raj, Nabi Muhammad lewat di
hadapanku, namun aku tidak berdiri untuk menghormatinya. Lalu
Allah menghukum aku dengan hukuman seperti ini dan menjadikan aku
berada di tempat ini, sebagaimana yang Anda lihat.? Maka aku
mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh tadharru` agar aku
diperkenankan untuk memberikan pertolongan kepadanya.? Allah SWT
berfirman, ?Hai Jibril, katakan kepada malaikat itu agar membaca
shalawat atas Nabi Muhammad saaw.? Lalu malaikat itu membaca
shalawat kepada Anda. Maka Allah memaafkannya dan menumbuhkan
sayapnya kembali.?

Diriwayatkan dari Muhammad bin Al-Munkadir, dia berkata:
Sesungghunya aku mendengar ayahku berkata: Sufyan Ats-Tsauri
berkata, ?Ketika aku sedang melakukan thawaf, tiba-tiba aku
melihat seorang laki-laki yang bila mengangkat dan meletakkan
telapak kakinya selalu membaca shalawat kepada Nabi saaw. Aku
berkata, ?Wahai tuan, mengapa Anda tidak membaca tasbih atau
tahlil? Anda hanya terus-menerus membaca shalawat atas Nabi
Muhammad saaw. Apakah telah terjadi sesuatu atas Anda sehingga
Anda melakukan yang demikian?? Laki-laki itu bertanya, ? Siapakah
tuan?? Aku menjawab, ?Aku Sufyan Ats-Tsauri.? Dia berkata, ?
Seandainya Anda bukan orang zuhud tentu aku tidak akan
memberitahukan mengenai keadaanku ini dan tidak pula aku akan
membuka rahasiaku ini kepada Anda.? Selanjutnya orang itu berkata,
?Aku adalah orang yang berangkat pergi hajji bersama ayahku ke
Baitullah Al-Haram. Ketika kami sampai di suatu tempat, ayahku
jatuh sakit. Aku merawatnya dengan baik, hingga akhirnya ayahku
tak tertolong dan mati. Aku melihat wajah ayahku menjadi hitam,
aku berkata, innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji?uun. Aku tutupi
wajah ayahku, tiba-tiba aku mengantuk dan tertidur dalam keadaan
bersedih hati. Dalam tidur itu, aku melihat seorang laki-laki yang
wajahnya, kesucian dan kerapian pakaiannya, keharuman aromanya
sangat luar biasa. Dia berjalan setapak demi setapak hingga
mendekati ayahku dengan tangannya yang mulya. Seketika wajah
ayahku berubah menjadi putih bersinar. Setelah itu dia kembali
pergi. Secepat kilat aku raih dan kupegang bajunya, seraya
bertanya: Wahai hamba Allah, siapakah Anda? Mahasuci Allah yang
telah memberikan anugerah kepada ayahku dengan kedatangan dan
pertolongan Anda di tempat yang asing ini. Dia menjawab: ?Tidakkah
Anda mengenali aku, aku adalah Muhammad bin Abdullah, seorang
Rasul pembawa Al-Qur`an. Ayah Anda adalah orang yang melampaui
batas (dalam berbuat zhalim) terhadap dirinya sendiri. Tetapi dia
adalah orang yang banyak bershalawat kepadaku. Sedangkan aku
adalah orang yang banyak memberikan pertolongan kepada orang yang
memperbanyak bacaan shalawat kepadaku.? Setelah itu, aku terjaga
dari tidurku, aku langsung menatap wajah ayahku yang benar-benar
telah berubah menjadi putih berseri-seri.??

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=947

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments