alfajrulislam Kenapa Koq Harus Beda ya? – 2006/10/25 22:20 Assalammu^alaikum
warahmatullah wabarakatuh
Salam ukhuwah.
Ramadhan udah pergi, tapi semoga semangatnya terus menaungi di
11 bulan yang lain! Amin.
Bicara tentang Ramadhan kemarin, koq kayanya terasa sedikit
hambar ya! (Buat saya lho!) Terutama mengenai adanya perbedaan
penetapan 1 Syawal. Sebelumnya, saya bukan bermaksud untuk
mempermasalahkan hal ini. Saya hanya sekedar ingin menyampaikan
opini atau pendapat aja, semoga Habib berkenan ya Bib. ^_^
Saya jadi ingat pesan Habib waktu tabligh Selasa,23 Oktober
2006, kemarin. Waktu itu Habib bilang kalo perbedaan 1 Syawal
jangan sampai menjadi gerbang perpecahan bagi kaum muslimin.
Subhanallah Bib, suatu pesan yang sangat menyejukkan hati tanpa
menimbulkan provokasi.
Oke deh, balik ke masalah awal mengenai opini saya tentang beda
penetapan 1 Syawal. Saya ga^ akan mengomentari masalah
bagaimana cara pengambilan keputusan untuk menetapkan 1 Syawal
atau masalah mengenai pemerintah ikut pendapat siapa dalam
menetapkan 1 Syawal. Lebih sederhana dari semua itu.
Seperti Subjek yang saya tulis “Kenapa Koq Harus Beda ya?”.
Kalimat itu timbul setelah saya membaca beberapa surat kabar
harian yang memberitakan serba serbi Lebaran di beberapa
belahan dunia. Lho, apa hubungannya?
Sekedar membandingkan aja, di India dan Cina, yang kaum
muslimin disana adalah minoritas, Lebaran dilaksanakan secara
serentak, bersamaan, ga ada yang duluan atau yang belakangan.
Sampai-sampai masjid utama di Calcutta (India) dan di Xining
(China) penuh dengan kaum muslimin yang serentak melaksanakan
Lebaran pada hari yang sama.
Di Plumstead dan Upton Park (Kota di London Timur), kota dimana
muslim disana adalah minoritas dan merupakan perpaduan dari
berbagai suku bangsa (terutama Afrika dan Asia), sampai harus
melakukan shalat Ied secara bergantian, karena umat muslim
disana ingin melaksanakan Lebaran secara serentak.
Subhanallah. Saya membayangkan betapa semarak dan meriahnya
Lebaran disana.
Di Indonesia! Negara dengan umat muslim terbanyak di dunia!
Bagaimana Lebaran disana? Sekali lagi saya ga bermaksud untuk
mempermasalahkan hal ini (beda penetapan 1 Syawal), walaupun
jujur dari hati saya, saya merasa sedih.
Kalau aja kita merayakan Lebaran secara serentak, mungkin
Lebaran di Indonesia yang tercinta ini akan menjadi Lebaran
paling semarak di dunia. Membaca takbir secara bersamaan di
malam akhir Ramadhan, sehingga lagit Indonesia akan terpenuhi
oleh lantunan yang memuji keagungan-NYA. Suara bedug juga
sahut-sahutan mulai dari menjelang berbuka di akhir Ramadhan
hingga menjelang terbitnya fajar 1 Syawal. Subhanallah. Betapa
indah. Setelah Shalat Ied lantas saling silaturahim. Ya Allah,
betapa bermaknanya Lebaran.
Tapi sekali lagi, ini Indonesia. Kebebasan berpendapat dijamin
disini. Betul ga Bib?
Dan akhirnya, ini hanyalah sebuah opini. Mungkin juga akan
menjadi suatu harapan bagi saya kelak kita juga bisa seperti
muslimin di India, China, atau London. Amin.
Mohon maaf atas kata-kata yang kurang tepat ditempatkan pada
tulisan ini.
Suatu kehormatan bagi saya jika Habib berkenan untuk memberikan
tanggapan atas opini saya ini. Tentunya saya pun juga akan
sangat senang sekali jika teman-teman dari Majelis Rasulullah
juga berkenan untuk memberikan tanggapan.
Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan shalawat serta salam
untuk Muhammad SAW Shollu ^alaih wa^ala alihi.
Wassalamu^alaikum warahmatullah wabarakatuh
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Kenapa Koq Harus Beda ya? – 2006/10/26 00:57 Alaikumsalam
warahmatullah wabarakatuh,
cahaya kesucian fitrah semoga menaungi hari hari anda,
trus terang saja pribadi saya menyayangkan hal ini, semakin tahun
perbedaan semakin mencolok, mengenai masalah ini kita coba preteli
sampai keujung awalnya, kita memahami bahwa kebatilan lah ternyata
yg memulainya, bila kita ikuti asal muasalnya siapa yg selalu
ingin memisahkan diri?,
Muhammadiyah, wahaby, mereka inilah yg selalu memicu perpecahan,
seluruh dunia shalat tarawih 20 rakaat kecuali madinah yg ada
pengecualian yaitu 39 atau 41 rakaat, tapi Muhammadiyah dan wahaby
11 rakaat, padahal masjidilharam sendiri 20 rakaat!.
hari lebaranpun mereka selalu berusaha ingin beda dari yg lain,
menunjukkankesombongan mereka atas yg lain bahwa yg lain adalah
sesat dan hanya mereka lah yg benar, yg lain semuanya tak tahu,
hanya merekalah yg tahu, semua ulama didunia ini bodoh hanya
merekalah yg punya ulama.
pemicu perpecahan hukumnya diperangi dan dibunuh, demikian
perbuatan Sayyidina Abubakar shiddiq ra di masa khilafahnya, in
dalam syariah disebut Bughah, yaitu penentang mayoritas muslimin
bahkan guru saya mengatakan : “bersabar dalam mengenyampingkan
pendapat kita demi persatuan jauh lebih mulia daripada
mengenyampingkan persatuan demi pendapat kita, maka walaupun
pendapat kita yg benar adalah lebaran hari esok misalnya, namun
mayoritas muslimin lebaran hari ini, maka kita ikut mayoritas
muslimin”,
karena 1 orang yg berbeda sudah bisa memicu perpecahan dan paling
tidak kerisauan pada muslimin,
coba anda bayangkan, dirumah anda misalnya semua puasa, cuma anda
lebaran sendiri, maka tentunya terjadi kekacauan dirumah anda, ada
yg ikut anda, ada yg bingung, ada yg memusuhi anda, ada yg kaget
melihat anda sudah pakai baju baru dan pergi takbiran, ada yg
risau apakah puasanya dia salah berarti haram puasa di hari idul
fitri!.
tentunya keluarga anda tak diam diri, ia mencari keterangan pada
tetangga, teman teman, sanak saudara, tentang mana yg benar ni
lebaran??, maka merekapun yg dihubungi jadi kaget juga, tanya
tanya lagi kesana kemari, kabarnya besok sudah lebaran, kapan kita
mudiknya, tiketnya harus dimajuin, dlsb…!,
semuanya kacau dan risau hanya karena perbuatan 1 orang saja.
ini baru 1 personil yg berbuat demikian, sudah mengacaukan serumah
berikut tetangganya dan keluarga, lalu bagaimana kalau ratusan?,
ribuan?, ratusan ribu?,
kalau kita bicara hukum syariah maka kelompok pembawa fitnah harus
ditumpas sampai ke akar2nya.
namun kembali kita merujuk pada maslahat muslimin.., kita harus
bersabar untuk menghadapi kelompok pembawa fitnah ini, sebab
mereka saudara saudara kita, bukan musuh, mereka ini bodoh dan
jahil.
apa yg harus kita perbuat bila saudara kita sakit?, kita harus
mengobatinya.. pelahan lahan dan dengan sabar dan gigih kita
berusaha mengobati mereka ini, dan tentunya dengan berusaha terus
meredam api permusuhan.
wallahu a^lam
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=1590© https://carauntuk.com/kenapa-koq-harus-beda