pencarian diatas.
banyuurip Keagungan Nabi saw. dalam Al Qur-an – 2006/03/23 10:33 Keterangan dan isyarat
Al Qur-an terhadap keagungan Nabi saw.
“Tak ada satu ayat pun dalam Qur’an Suci melainkan pasti ia berisi penghormatan
(ta^zim) dan penghargaan yang tinggi (tawqir) atas Nabi sallAllahu ^alayhi
wasallam. Sebagai contoh, ketika kita membaca, “Wa man ahsanu qawlan mimman
da’aa ila-Allahi wa ‘amila saalihan wa qaala innanii mina l-muslimiin”
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata:”Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri” (QS 41:33). Ayat ini mengacu pada Nabi (s),
karena ialah (yang memiliki) pembicaraan terbaik dan petunjuk terbaik, dan ia
pulalah Muslim pertama yang diciptakan (Allah) menurut sekelompok Ahl ul-Haqaiq
(Shiddiqin). Sebagai tambahan, Allah Ta’ala berfirman pula: “Inna akramakum
‘inda-Laahi atqaakum” “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu” (QS. 49:13) dan
telah dimafhumi pula bahwa Nabi (s) –lah Yang Paling Bertaqwa sebagaimana
beliau (s) sendiri telah menjelaskan secara eksplisit dalam hadits beliau (s).
Jadi, dari ini semua kita bisa pahami bahwa beliau-lah ciptaan terbaik di
Hadirat Allah SWT. Ketika dalam hadits qudsi dinyatakan: “Wahai Anak-anak Adam,
ketahuilah seandainya seluruh manusia di antara kalian dan seluruh jinn, dan
seluruh malaikat berkumpul menjadi satu dengan qalbu dari manusia terbaik di
antara kalian…”, qalbu itu adalah qalbu Nabi Muhammad (s).”
“Artinya, sesuai dengan hal tersebut, maka setiap jama’ah atau majelis yang
berkumpul untuk melantunkan salawat dan salam atas Nabi (s) adalah pula suatu
majelis Qur’aniy, karena mereka mendedikasikan majelisnya bagi dia yang dipuji
dalam ayat demi ayat dalam Quran Suci.”
“Maqam Ihsan adalah maqam kedekatan kepada Nabi (s) menurut huruf dalam ayat
Qur’an. Karena Allah Ta’ala telah berfirman: “Inna rahmat Allahi qaribun min
al-muhsinin”- “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.” (QS. 7:56) tanpa meletakkan qaribun dalam bentuk femininnya
(qariibatun) sekalipun rahmah adalah bentuk feminin (mu’annats), karena dalam
hakikatnya rahmah yang disebut itu adalah Nabi (s), sebagaimana secara
eksplisit disebut dalam ayat: “wa ma arsalnaka illa rahmatan lill`alamin”- “Dan
tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad) melainkan sebagai rahmah bagi seluruh
alam.” (QS. 21:107)
http://muslimdelft.nl/titian_ilmu/tentang_nabi/
setiap_ayat_quran_adalah_penghormatan_dan_pengagungan_atas_nabi_sallallahu_alayhi_wasallam.php
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=513