kalau Bid’ah tak boleh dilakukan maka mereka telah mempunyai syariah lain selain syariah Nabi Muhammad saw, karena beliau saw memperbolehkan kita membuat Bid’ah hasanah,

0
Shodaqallaul'adim – 2006/08/25 19:58Assalamu'alaikum Warahmatullah
Habib Munzir yang ana muliakan dan semoga Allah pun memuliakan Habib dan segenap dzuriyaturrosul. Afwan bib sebelumnya kalau tulisan ini tidak berkenan, mohon dimaafkan dan mohon malum atas kefakiran ilmu ana. Bib, temen ana menyatakan bahwa mengucapkan shodaqakallahul'adim ba'da membaca Al Qur'an adalah bid'ah. Ana memang tidak tahu mengenai nash qur'an atau hadistnya. Ana cuma berpegang kalau pun itu tidak ada dlm qur'an atau hadist, ana menggolongkannya kedalam dzikrullah karena memuji Allah dengan shadaqallahul'adim. afwan bib jika ana salah. Temen ana mengambil keterangan seperti di bawah ini, yang ana ketahui ini seperti biasa dari kaum wahabi. Ini bib yang diutarakannya :

 

Pertama 

Dalam shahih Bukhori no. 4582 dan shahih Muslim no. 800, dari hadits Abdullah bin Mas?ud berkata, ?Berkata Nabi kepadaku, ?Bacakanlah padaku.? Aku berkata, ?Wahai Rasulullah, apakah aku bacakan kepadamu sedangkan kepadamu telah diturunkan?? beliau menjawab, ?ya?. Maka aku membaca surat An Nisa hingga ayat ?Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).? (QS An Nisa : 41) beliau berkata, ?cukup?. Lalu aku (Ibnu Masud) menengok kepadanya ternyata kedua mata beliau berkaca-kaca.?

Sahabat Ibnu Mas?ud dalam hadits ini tidak menyatakan ?sodaqollahul adzim? setelah membaca surat An Nisa tadi. Dan tidak pula Nabi memerintahkannya untuk menyatakan ?sodaqollahul adzim?, beliau hanya mengatakan kepada Ibnu Mas?ud ?cukup?.

Kedua

Diriwayatkan oleh Bukhori dalam shahihnya no. 6 dan Muslim no. 2308 dari sahabat Ibnu Abbas beliau berkata, ?Adalah Rasulullah orang yang paling giat dan beliau lebih giat lagi di bulan ramadhan, sampai saat Jibril menemuinya ?Jibril selalu menemuinya tiap malam di Bulan Ramadhan- bertadarus Al Quran bersamanya?.

Tidak dinukil satu kata pun bahawa Jibril atau Nabi Muhammad ketika selesai qiroatul Quran mengucapkan ?sodaqollahul adzim?.

Ketiga

Diriwayatkan oleh Bukhori dalam shahihnya no. 3809 dan Muslim no. 799 dari hadits Anas bin Malik ?radiyallahu anhuma-, ?Nabi berkata kepada Ubay, ?Sesungguhnya Allah menyuruhku untuk membacakan kepadamu ?lam yakunil ladzina kafaru min ahlil kitab? (?Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya)??) (QS Al Bayyinah : 1). Ubay berkata , ?menyebutku ?? Nabi menjawab, ?ya?, maka Ubay pun menangis?.

Nabi tidak mengucapkan ?sodaqollahul adzim? setelah membaca ayat itu.

Keempat

Diriwayatkan oleh Bukhori dalam shahihnya no. 4474 dari hadits Raafi? bin Al Ma?la ?radiyallahu anhuma- bahwa Nabi bersabda, ?Maukah engkau kuajari surat yang paling agung dalam Al Quran sebelum aku pergi ke masjid ?? Kemudian beliau (Nabi) pergi ke masjid, lalu aku mengingatkannya dan beliau berkata, ?Alhamdulillah, ia (surat yang agung itu) adalah As Sab?ul Matsaani dan Al Quranul Adzim yang telah diberikan kepadaku.?

Beliau tidak mengatakan ?sodaqollahul adzim?.

Kelima

Terdapat dalam Sunan Abi Daud no. 1400 dan Sunan At Tirmidzi no. 2893 dari hadits Abi Hurairah dari Nabi, beliau bersabda, ?Ada satu surat dari Al Quran banyaknya 30 ayat akan memberikan syafaat bagi pemiliknya ?yang membacanya/ mengahafalnya- hingga ia akan diampuni, ?tabaarokalladzii biyadihil mulk? (?Maha Suci Allah yang ditanganNyalah segala kerajaan??) (QS Al Mulk : 1).

Nabi tidak mengucapkan ?sodaqollahul adzim? setelah membacanya. 

Keenam

Dalam Shahih Bukhori no. 4952 dan Muslim no. 494 dari hadits Baro? bin ?Ajib berkata, ?Aku mendengar Rasulullah membaca di waktu Isya dengan ?attiini waz zaituun? , aku tidak pernah mendengar seorangpun yang lebih indah suaranya darinya?.

Dan beliau tidak mengatakan setelahnya ?sodaqollahul adzim?.

Ketujuh

Diriwatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya no. 873 dari hadits Ibnat Haritsah bin An Nu?man berkata, ?Aku tidak mengetahui/hafal ?qaaf wal qur?aanil majiid? kecuali dari lisan rasulullah, beliau berkhutbah dengannya pada setiap Jumat?.

Tidak dinukil beliau mengucapkan setelahnya ?sodaqollahul adzim? dan tidak dinukil pula ia (Ibnat Haritsah) saat membaca surat ?qaaf? mengucapkan ?sodaqollahul adzim?.

Jika kita mau menghitung surat dan ayat-ayat yang dibaca oleh Rasulullah dan para sahabatnya serta para tabiin dari generasi terbaik umat ini, dan nukilan bahwa tak ada satu orangpun dari mereka yang mengucapkan ?sodaqollahul adzim? setelah membacanya maka akan sangat banyak dan panjang. Namun cukuplah apa yang kami nukilkan dari mereka yang menunjukkan bahwa mengucapkan ?sodaqollahul adzim? setelah membaca Al Quran atau satu ayat darinya adalah bid?ah ?perkara yang baru- yang tidak pernah ada dan di dahului oleh genersi pertama.

Kaum muslimin ?rahimakumullah-, satu hal lagi yang perlu dan penting untuk diperhatikan bahwa meskipun ucapan ?sodaqollahul adzim? setelah qiroatul Quran adalah bid?ah, namun kita wajib meyakini dalam hati perihal maknanya bahwa Allah maha benar dengan seluruh firmannya, Allah berfirman, ?Dan siapa lagi yang lebih baik perkataanya daripada Allah?, dan Allah berfirman, ?Dan siapa lagi yang lebih baik perkataanya dari pada Allah?. Barang siapa yang mendustakanya ?firman Allah- maka ia kafir atau munafiq.

Semoga Allah senantiasa mengokohkan kita diatas Al Kitab dan Sunnah dan Istiqomah diatasnya. Wal ilmu indallah.

  | | Silahkan login terlebih dahulu untuk bertanya

Re:Shodaqallaul'adim – 2006/08/27 14:59Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,

 

Limpahan Rahmat Nya semoga selalu menerangi hari hari anda,

wahai saudaraku yg kumuliakan, mereka itu sangat bodoh sekali dan perlu dikasihani dan dibimbing dalam kebenaran,

mereka tak memahami apa itu Bid'ah dan bagaimana penjelasannya, dan bagaimana para sahabat berlaku dalam menjalankan masalah Bid'ah, mereka hanya meraba raba dalam kebutaan dan kedangkalan ilmu, bagaikan keledai yg membawa puluhan kitab, percuma saja, karena keledai tak dapat membedakan mana kayu bakar dan mana kitab yg penuh dengan ilmu yg berharga,

kalau Bid'ah tak boleh dilakukan maka mereka telah mempunyai syariah lain selain syariah Nabi Muhammad saw, karena beliau saw memperbolehkan kita membuat Bid'ah hasanah, sebagaimana sabda beliau saw :"Barangsiapa yg membuat buat hal yg baru didalam islam berupa hal yg baik maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengamalkannya, dan Barangsiapa yg membuat buat hal yg baru didalam islam berupa hal yg buruk maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengamalkannya" (Shahih Muslim hadits no.1017)
para sahabat banyak yg melakukan bid'ah, sebagaimana penjilidan Alqur'an yg dikumpulkan dalam satu kitab Alqur'an, itu adalah bid'ah karena tak pernah ada dalilnya dari Alqur'an dan hadits yg memerintahkan Alqur'an dibukukan dalam satu Buku, itu baru muncul di zaman Utsman bin Affan ra, yg beliau mengumpulkan para Huffadh shahabat untuk sama sama menulis Alqur'an dalam satu kitab, itulah Alqur'an yg kita kenal hingga kini Mushaf utsmaniy, dan semua catatan catatan Alqur'an yg lainnya dimusnahkan, seperti Mushaf Ali dan lainnya, karena Sayyidina Ali kw sendiri turut menyetujui Mushaf Utsmaniy.

nah.. teman anda itu mungkin punya ajaran sendiri hingga tak mau mengikuti Rasul saw dan para sahabat Radhiyallahu'anhum.

Shahih Bukhari pun Bid'ah, demikian pula shahih Muslim, dan semua buku hadits, karena Rasul saw tak pernha memerintahkan untuk membukukan hadits haditsnya, apalagi membuat suatu ilmu untuk mengklasifikasikan derajat hadits dengan shahih, hasan, dhaif, maudhu' dlsb, darimana datangnya ilmu itu?, Rasul saw tak pernah mengajarkannya.. itupun Bid'ah..

kesemuanya ini adalah Bid'ah hasanah,. yaitu hal hal baru yg membawa kebaikan dalam islam dan tak melanggar syariah islamiyah

nah.. saudaraku, kasihani teman anda itu, ia sudah terjebak dalam pemahaman syaitan hingga mengucapkan kalimat SHADAQALLAHUL 'ADHIM yg artinya MAHA BENAR ALLAH YG MAHA AGUNG, ia masih syak dan merasa ragu akan kebenarannya, bahkan mencari dalil dalil pula untuk supaya orang tak mengucapkannya,

anda dapat berfikir dengan akal suci, ajaran mana yg meragukan orang mengucapkan MAHA BENAR ALLAH YG MAHA AGUNG…?, adakah seorang Muslim meragukan kebenaran ucapan bahwa Allah Maha Benar?

wallahu a'lam

sumber

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments