zaenal Jawaban Kaum Wahabi thd tulisan habib – 2008/01/16 02:20
Assalamu^alaikum wr
Semoga Alloh dan Rasul Nya memuliakan habib dengan sebaik-baiknya
kemuliaan. aamiin
afwan bib sebelumnya, temen ana seorang wahabi tulen. ketika ana
kasih tulisan habib tentang bid^ah hasanah dan maulid, dia
memberikan jawaban menurut versi mereka. Barangkali habib ada
waktu untuk mengoreksinya, afwan
Bismillahirrohmanirrohim,
Sebenarnya yg menjadi permasalahan adalah adanya bid^ah hasanah
atau tidak tetapi batasan-batasan yg dipakai/persamaan persepsi
tentang bid^ah itu sendiri.
masalah ini telah jelas bagi kami dan bukan merupakan hal yg perlu
dipertanyakan lagi, kami mempunyai sanad,
Kami ahlussunnah waljamaah memahami siapa imam imam kami dan
bagaimana fatwa mereka, kami bicara bukan dengan menggunting
kalimat dan menukil, kami bicara dg sanad,
Saya bicara fatwa Imam Syafii dan saya memiliki sanad kepada Imam
Syafii, saya bicara hadits Bukhari dan saya mempunyai sanad kepada
Imam Bukhari, saya bicara fatwa Imam Nawawi saya mempunyai sanad
pada Imam Nawawi, saya bicara fatwa Imam Assuyuthi saya mempunyai
sanad kepada Imam Assuyuthiy.
kebenaran bahwa Bid^ah hasanah itu adalah hal yg baik, ok, saya
ulas lagi sebagian dari artikel saya, pendapat yg datang bukan
dari tukang ketoprak, tapi dari para Imam dan muhaddits, silahkan
periksa sendiri dalam kitab aslinya, saya bukan mengambil dari
terjemahan.
Demikian juga dengan kami, mencari ilmu memang thd mereka para
Ulama, para Imam, dan para Muhaddits. Ditambah lagi dengan
pemahanan yg benar tentunya bukan hanya mengambil sepotong demi
sepotong. Ketika Imam AsySyafi^i mengatakan bid^ah hasanah
kemudian dg menuruti hawa nafsu mereka menjadikan pedoman umum,
tdklah mereka melihat amalan Imam AsySyafi^i, apakah beliau
rahimahullah melazimkan bid^ah?
Pendapat para Imam dan Muhadditsin mengenai Bid^ah
1. Al Hafidh Al Muhaddits Al Imam Muhammad bin Idris Assyafii
rahimahullah (Imam Syafii)
Berkata Imam Syafii bahwa bid^ah terbagi dua, yaitu bid^ah
mahmudah (terpuji) dan bid^ah madzmumah (tercela), maka yg sejalan
dg sunnah maka ia terpuji, dan yg tidak selaras dengan sunnah
adalah tercela, beliau berdalil dg ucapan Umar bin Khattab ra
mengenai shalat tarawih : “inilah sebaik baik bid^ah”. (Tafsir
Imam Qurtubiy juz 2 hal 86-87)
Permasalahan ini sangat mudah dijelaskan jika kita jeli. Bukankah
tarawih pernah dilakukan oleh Rasulullah scr berjamaah kemudian
dihidupkan lagi oleh Sahabat ^Umar, maka bisa disimpulkan bahwa
bid^ah yg dimaukan oleh Sahabat ^Umar adalah bid^ah dlm artian
umum (bid^ah: mengadakan suatu yg baru)
2. Al Imam Al Hafidh Muhammad bin Ahmad Al Qurtubiy rahimahullah
“Menanggapi ucapan ini (ucapan Imam Syafii), maka kukatakan (Imam
Qurtubi berkata) bahwa makna hadits Nabi saw yg berbunyi :
“seburuk buruk permasalahan adalah hal yg baru, dan semua Bid^ah
adalah dhalalah” (wa syarrul umuuri muhdatsaatuha wa kullu
bid^atin dhalaalah), yg dimaksud adalah hal hal yg tidak sejalan
dg Alqur^an dan Sunnah Rasul saw, atau perbuatan Sahabat
radhiyallahu ^anhum, sungguh telah diperjelas mengenai hal ini
oleh hadits lainnya : “Barangsiapa membuat buat hal baru yg baik
dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg
mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan
barangsiapa membuat buat hal baru yg buruk dalam islam, maka
baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya” (Shahih Muslim
hadits no.1017) dan hadits ini merupakan inti penjelasan mengenai
bid^ah yg baik dan bid^ah yg sesat”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2
hal 87)
Coba cek matan hadits-nya dlm bahasa Arab, kita juga bisa artikan
:
Barang siapa yg menghidupkan sunnah dlm islam, bukan barang siapa
yg berbuat bid^ah yg hasanah
3. Al Muhaddits Al Hafidh Al Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf
Annawawiy rahimahullah (Imam Nawawi)
“Penjelasan mengenai hadits : “Barangsiapa membuat buat hal baru
yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg
mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan
barangsiapa membuat buat hal baru yg dosanya”, hadits ini
merupakan anjuran untuk membuat kebiasaan kebiasaan yg baik, dan
ancaman untuk membuat kebiasaan yg buruk, dan pada hadits ini
terdapat pengecualian dari sabda beliau saw : “semua yg baru
adalah Bid^ah, dan semua yg Bid^ah adalah sesat”, sungguh yg
dimaksudkan adalah hal baru yg buruk dan Bid^ah yg tercela”.
(Syarh Annawawi ^ala Shahih Muslim juz 7 hal 104-105)
Dan berkata pula Imam Nawawi bahwa Ulama membagi bid^ah menjadi 5,
yaitu Bid^ah yg wajib, Bid^ah yg mandub, bid^ah yg mubah, bid^ah
yg makruh dan bid^ah yg haram.
Bid^ah yg wajib contohnya adalah mencantumkan dalil dalil pada
ucapan ucapan yg menentang kemungkaran, contoh bid^ah yg mandub
(mendapat pahala bila dilakukan dan tak mendapat dosa bila
ditinggalkan) adalah membuat buku buku ilmu syariah, membangun
majelis taklim dan pesantren, dan Bid;ah yg Mubah adalah bermacam
macam dari jenis makanan, dan Bid^ah makruh dan haram sudah jelas
diketahui, demikianlah makna pengecualian dan kekhususan dari
makna yg umum, sebagaimana ucapan Umar ra atas jamaah tarawih
bahwa inilah sebaik2 bid^ah”. (Syarh Imam Nawawi ala shahih Muslim
Juz 6 hal 154-155)
Al Hafidh AL Muhaddits Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy
rahimahullah
Mengenai hadits “Bid^ah Dhalalah” ini bermakna “Aammun makhsush”,
(sesuatu yg umum yg ada pengecualiannya), seperti firman Allah : ”
yg Menghancurkan segala sesuatu” (QS Al Ahqaf 25) dan
kenyataannya tidak segalanya hancur, (*atau pula ayat : “Sungguh
telah kupastikan ketentuanku untuk memenuhi jahannam dengan jin
dan manusia keseluruhannya” QS Assajdah-13), dan pada kenyataannya
bukan semua manusia masuk neraka, tapi ayat itu bukan bermakna
keseluruhan tapi bermakna seluruh musyrikin dan orang dhalim.pen)
atau hadits : “aku dan hari kiamat bagaikan kedua jari ini” (dan
kenyataannya kiamat masih ribuan tahun setelah wafatnya Rasul saw)
(Syarh Assuyuthiy Juz 3 hal 189).
Hal inipun tergantung bagaimana kita menafsirkan, jika contoh yg
diberikan seperti membuat buku2 syariah maka menurut kami ini
adalah hal yg baik dan bukan mrp bid^ah, ya ini hanya sekedar
perbedaan penafsiran dg maksud yg sama. Adapun bagi mereka yg
menganggap bid^ah hasanah itu ada mereka menafsiri secara luas
sehingga mereka membuat amalan2 yg tdk pernah dilakukan oleh para
Imam2 mereka.
Maka bila muncul pemahaman di akhir zaman yg bertentangan dengan
pemahaman para Muhaddits maka mestilah kita berhati hati
darimanakah ilmu mereka?, berdasarkan apa pemahaman mereka?, atau
seorang yg disebut imam padahal ia tak mencapai derajat hafidh
atau muhaddits?, atau hanya ucapan orang yg tak punya sanad, hanya
menukil menukil hadits dan mentakwilkan semaunya tanpa
memperdulikan fatwa fatwa para Imam?
Sungguh pendapat ini juga diambil dari pendapat mereka para Imam
dan tdk pada sekedar sepotong-potong ayat tapi pada amalan global
para Imam tsb, sikap mereka thd ahlul bid^ah.
Sedikit tambahan atsar dari Ibnu Mas^ud radliallahu ^anhu:
Setelah wafatnya Rasulullah sebagian orang membuat halaqoh/majelis
dzikir berjamaah dimana didalamnya mereka menggunakan batu-batuan
utk menentukan giliran. Kemudian ditegur oleh Ibnu Mas^ud: Belum
kering makam Rasulullah dan kalian sudah membuat sesuatu yg tdk
pernah dicontohkan Rasulullah.
Jika mau jujur lihat sejarah hidup para Imam, ahlul hadits,
ataupun para Sahabat apakah mereka melakukan bid^ah hasanah
menurut yg kalian maksud.
Tentang maulid Nabi, tahukah kalian siapa yg mempelopori? apakah
dia seorang Imam, ahlul hadits, atau ulama?
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
BudhiSuci Re:Jawaban Kaum Wahabi thd tulisan habib – 2008/01/16 04:55 Afwan
habibana saya nimbrung..
saudara zaenal, penjelasan habib sudah jelas dan gamblang, mereka
itu tak punya hujjah apa apa atas sangkalannya, cuma berpendapat,
keledai juga bisa kalau cuma berpendapat, namun pendapat siapa yg
mesti diikuti..?
mengenai tanggapan mereka :
Bismillahirrohmanirrohim,
Sebenarnya yg menjadi permasalahan adalah adanya bid^ah hasanah
atau tidak tetapi batasan-batasan yg dipakai/persamaan persepsi
tentang bid^ah itu sendiri.
hal ini telah dijawab dg gamblang oleh para Muhaddits kita,
permasalahannya sudah selesai, tidak perlu dikorek lagi di akhir
zaman ini oleh orang orang yg tidak secuilpun bisa disejajarkan dg
para Muhaddits dan Imam imam.
Permasalahan ini sangat mudah dijelaskan jika kita jeli. Bukankah
tarawih pernah dilakukan oleh Rasulullah scr berjamaah kemudian
dihidupkan lagi oleh Sahabat ^Umar, maka bisa disimpulkan bahwa
bid^ah yg dimaukan oleh Sahabat ^Umar adalah bid^ah dlm artian
umum (bid^ah: mengadakan suatu yg baru)
Rasul saw melakukannya dan kemudian menghentikannya, jika hal itu
sunnah maka para sahabat akan melanjutkannya dimasa hidupnya Rasul
saw, dan dengan fatwa ini berarti anda telah menuduh Khalifah
Abubakar shiddiq ra menghapus hal yg sunnah, karena dimasa
Khalifah beliau hal ini tak ada, dan semua sahabat pun bodoh
karena tak tahu bahwa tarawih itu sunnah, ini menurut anda, dan
Umar bin Khattab ra yg mengembalikan hal yg sunnah dan mengakuinya
sebagai Bid^ah pula?
bodoh sekali.
tentunya kita lebih berpegang pada fatwa Imam Syafii daripada
pendapat anda yg rancu tanpa didasari ilmu yg jelas.
Coba cek matan hadits-nya dlm bahasa Arab, kita juga bisa artikan
:
Barang siapa yg menghidupkan sunnah dlm islam, bukan barang siapa
yg berbuat bid^ah yg hasanah
coba anda belajar lagi bahasa arab yg betul, karena ini
penyampaian pendapat para Imam, apakah mereka harus belajar bahasa
arab pada anda pula dan para wahabi akhir zaman yg tak hafal
berapa rukun shalat?
Hal inipun tergantung bagaimana kita menafsirkan, jika contoh yg
diberikan seperti membuat buku2 syariah maka menurut kami ini
adalah hal yg baik dan bukan mrp bid^ah, ya ini hanya sekedar
perbedaan penafsiran dg maksud yg sama. Adapun bagi mereka yg
menganggap bid^ah hasanah itu ada mereka menafsiri secara luas
sehingga mereka membuat amalan2 yg tdk pernah dilakukan oleh para
Imam2 mereka.
tentunya jauh berbeda penafsiran para Imam dan Muhaddits dengan
penafsiran para keledai.
Sungguh pendapat ini juga diambil dari pendapat mereka para Imam
dan tdk pada sekedar sepotong-potong ayat tapi pada amalan global
para Imam tsb, sikap mereka thd ahlul bid^ah.
Sedikit tambahan atsar dari Ibnu Mas^ud radliallahu ^anhu:
Setelah wafatnya Rasulullah sebagian orang membuat halaqoh/majelis
dzikir berjamaah dimana didalamnya mereka menggunakan batu-batuan
utk menentukan giliran. Kemudian ditegur oleh Ibnu Mas^ud: Belum
kering makam Rasulullah dan kalian sudah membuat sesuatu yg tdk
pernah dicontohkan Rasulullah.
Jika mau jujur lihat sejarah hidup para Imam, ahlul hadits,
ataupun para Sahabat apakah mereka melakukan bid^ah hasanah
menurut yg kalian maksud.
Tentang maulid Nabi, tahukah kalian siapa yg mempelopori? apakah
dia seorang Imam, ahlul hadits, atau ulama?
pendapat siapa mas..?, ibn mas;ud yg mana?, Ibn Mas;ud ra melarang
orang orang terus terusan beribadah dan meninggalkan jihad dan
nafkah, sahabat mana yg melarang orang dzikir..?, hanya setan saja
yg alergi thd orang dzikir
inilah wahabi, gunting tambal lalu berfatwa.
mengenai maulid habib kita sudah menjelaskan dg gamblang, para
Imam dan Muhaddits termasuk murid Ibn Taimiyyah yaitu Imam Ibn
Katsir pun membuat maulid nabi saw, dengan namanya yg termasyhur,
Maulid Ibn Katsir.
berikut para Imam dan Muhaddits yg membuat riwayat maulid :
1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :
Telah jelas dan kuat riwayat yg sampai padaku dari shahihain bahwa
Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yg berpuasa
hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka
berkata : hari ini hari ditenggelamkannya Fir aun dan Allah
menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada
Allah swt, maka bersabda Rasul saw : kita lebih berhak atas Musa
as dari kalian , maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas
anugerah yg diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya,
dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dg pelbagai cara, seperti
sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur an, maka nikmat
apalagi yg melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah
swt SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG ORANG
MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA (QS Al Imran
164)
2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :
Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul
saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi
(Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dg sanad shahih dan Sunan Imam
Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300), dan telah diriwayatkan bahwa telah
ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7
tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah
bahwa akikah beliau saw yg kedua atas dirinya adalah sebagai tanda
syukur beliau saw kepada Allah swt yg telah membangkitkan beliau
saw sebagai Rahmatan lil aalamiin dan membawa Syariah utk
ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan
tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman
teman dan saudara saudara, menjamu dg makanan makanan dan yg
serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan.
bahkan Imam Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai
perayaan maulid dengan nama : Husnulmaqshad fii amalilmaulid .
3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam
Nawawi) :
Merupakan Bid ah hasanah yg mulia dizaman kita ini adalah
perbuatan yg diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw
dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara,
seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan
rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dg
kelahiran Nabi saw.
4. Pendapat Imamul Qurra Alhafidh Syamsuddin Aljazriy
rahimahullah dalam kitabnya Urif bitta rif Maulidissyariif :
Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan ditanya
apa keadaanmu?, ia menjawab : di neraka, tapi aku mendapat
keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan
budakku Tsuwaibah demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) dan
karena Tsuwaibah menyusuinya (saw) (shahih Bukhari). maka apabila
Abu Lahab Kafir yg Alqur an turun mengatakannya di neraka mendapat
keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran Nabi saw, maka
bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yg gembira atas kelahiran
Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari Tuhan Yang Maha
Pemurah sungguh sungguh ia akan dimasukkan ke sorga kenikmatan Nya
dengan sebab anugerah Nya.
5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy
dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy :
Serupa dg ucapan Imamul Qurra Alhafidh Syamsuddin Aljuzri, yaitu
menukil hadits Abu Lahab
6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al
Halabiyah
berkata tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga,
tapi dilaksanakan setelahnya, dan tetap melaksanakannya umat islam
di seluruh pelosok dunia dan bersedekah pd malamnya dg berbagai
macam sedekah dan memperhatikan pembacaan maulid, dan berlimpah
terhadap mereka keberkahan yg sangat besar .
7. Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah
dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : ketahuilah salah satu
bid ah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran nabi
saw
8. Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah
dengan karangan maulidnya yg terkenal al aruus juga beliau
berkata tentang pembacaan maulid, Sesungguhnya membawa
keselamatan tahun itu, dan berita gembira dg tercapai semua maksud
dan keinginan bagi siapa yg membacanya serta merayakannya .
9. Imam Al Hafidh Al Qasthalaniy rahimahullah
dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyyah juz 1 hal 148 cetakan al
maktab al islami berkata: Maka Allah akan menurukan rahmat Nya
kpd orang yg menjadikan hari kelahiran Nabi saw sebagai hari besar
.
10. Imam Al hafidh Al Muhaddis Abulkhattab Umar bin Ali bin
Muhammad yg terkenal dg Ibn Dihyah alkalbi
dg karangan maulidnya yg bernama Attanwir fi maulid basyir an
nadzir
11. Imam Al Hafidh Al Muhaddits Syamsuddin Muhammad bin Abdullah
Aljuzri
dg maulidnya urfu at ta rif bi maulid assyarif
12. Imam al Hafidh Ibn Katsir
yg karangan kitab maulidnya dikenal dg nama : maulid ibn katsir
13. Imam Al Hafidh Al Iraqy
dg maulidnya maurid al hana fi maulid assana
14. Imam Al Hafidh Nasruddin Addimasyqiy
telah mengarang beberapa maulid : Jaami al astar fi maulid nabi
al mukhtar 3 jilid, Al lafad arra iq fi maulid khair al khalaiq,
Maurud asshadi fi maulid al hadi.
15. Imam assyakhawiy
dg maulidnya al fajr al ulwi fi maulid an nabawi
16. Al allamah al faqih Ali zainal Abidin As syamhudi
dg maulidnya al mawarid al haniah fi maulid khairil bariyyah
17. Al Imam Hafidz Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad As
syaibaniy yg terkenal dg ibn diba
dg maulidnya addiba i
18. Imam ibn hajar al haitsami
dg maulidnya itmam anni mah alal alam bi maulid syayidi waladu
adam
19. Imam Ibrahim Baajuri
mengarang hasiah atas maulid ibn hajar dg nama tuhfa al basyar ala
maulid ibn hajar
20. Al Allamah Ali Al Qari
21. Al Allamah al Muhaddits Ja far bin Hasan Al barzanji
dg maulidnya yg terkenal maulid barzanji
23. Al Imam Al Muhaddis Muhammad bin Jakfar al Kattani
dg maulid Al yaman wal is ad bi maulid khair al ibad
24. Al Allamah Syeikh Yusuf bin ismail An Nabhaniy
dg maulid jawahir an nadmu al badi fi maulid as syafi
25. Imam Ibrahim Assyaibaniy
dg maulid al maulid mustofa adnaani
26. Imam Abdulghaniy Annanablisiy
dg maulid Al Alam Al Ahmadi fi maulid muhammadi
27. Syihabuddin Al Halwani
dg maulid fath al latif fi syarah maulid assyarif
28. Imam Ahmad bin Muhammad Addimyati
dg maulid Al Kaukab al azhar alal iqdu al jauhar fi maulid nadi
al azhar
29. Asyeikh Ali Attanthowiy
dg maulid nur as shofa fi maulid al mustofa
30. As syeikh Muhammad Al maghribi
dg maulid at tajaliat al khifiah fi maulid khoir al bariah.
Tiada satupun para Muhadditsin dan para Imam yg menentang dan
melarang hal ini, mengenai beberapa pernyataan pada Imam dan
Muhadditsin yg menentang maulid sebagaimana disampaikan oleh
kalangan anti maulid, maka mereka ternyata hanya menggunting dan
memotong ucapan para Imam itu, dengan kelicikan yg jelas jelas
meniru kelicikan para misionaris dalam menghancurkan Islam.
afwan habibana ana nimbrung..
mas zaenal, anda di web mana dg percakapan ini?, tidak usah
menampilkan debat wahabi pada habibana, beliau sangat sibuk dan
sedang kurang sehat, kalau urusan wahabi serahkan pada saya saja,
saya satroni di web manapun..
BUDHIZUTCHI PEMBASMI WAHABI.
salam bib, cepat sembuh..
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Jawaban Kaum Wahabi thd tulisan habib – 2008/01/16 05:05
saudara budhi, terimakasih atas perhatiannya, jaga akhlak..
saudara zaenal, penjelasan saya tentang bid^ah telah jelas jika
ditelaah oleh parang yg memahami ilmu, namun tentunya jika dg hawa
nafsu dan kedangkalan ilmu maka pendapat sejelas apapun akan
ditentang.
semoga Hidayah memenuhi jiwa jiwa kita dan teman teman kita dan
muslimin dari kesalahan faham dan kealpaan, amiin.
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
Anis67 Re:Jawaban Kaum Wahabi thd tulisan habib – 2009/10/13 18:31
Assalamu^alaikum wr
Semoga Habib selalu dalam lindungan Allah SWT dan dimuliakan
setinggi tingginya oleh Allah SWT dan baginda Nabi SAW. Amin…
Sebelumnya saya mohon maaf karena saya baru bergabung dalam milis
ini, Alhamdulillah saya mendapati milis ini semoga dapat
memperkuat keimanan dan menambah ilmu saya. Dan semoga Habib
dimuliakan dgn sebaik-baiknya oleh Allah SWT dan baginda Nabi SAW
atas adanya forum ini.
Ya Habib, Saya mohon bantuan Habib untuk menambah keyakinan saya.
Di masjid kami sekarang para anggota DKM yg baru memahami bahwa
Dzikir selepas sholat fardhu tidak perlu didhahirkan krn
mengganggu orang lain. Dan mereka memberikan saya dalil2 dari
Alquran bahwa dzikir tdk perlu di dhahirkan. Mereka dapat dari
ustadz2 yg mereka undang untuk mengajar di masjid kami.Saya
beritahu bahwa para ulama kita tidak melarang orang berdzikir dgn
dizhahirkan, mereka jawab itu pendapat2 yg tidak berdasarkan
Alquran. Juga menurut pendapat mereka berdoa gak perlu bersama
sama dan dikeraskan.
Ya Habib, saya tidak berdzikir keras, hanya sebatas saya lisankan
saja. Apakah saya salah bila saya teruskan atau saya hentikan
dzikirnya. Hati saya menolak pendapat mereka dan sekarang saya
sholat berjemaah dgn anak2 saya yg sudah baligh dan beberapa kawan
di masjid setelah sholat berjemaah yg awal selesai dgn berdzikir
dan berdoa seperti biasa. Apakah ini dibenarkan atau apa yg harus
saya perbuat. Mohon penjelasan Habib semoga Allah dan RasulNYA
selalu menambahkan kemuliaanNYA kepada Habib.
asslakum wr wb…
Anis.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Jawaban Kaum Wahabi thd tulisan habib – 2009/10/15 12:11
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari
hari anda,
Saudaraku yg kumuliakan,
berikut penjelasan mengenai riwayat Ibn mas;ud ra yg mereka
jadikan dalil sebagai larangan dzikir berjamaah :
al-Albani dalam Silsilah al-Ahadith al-Shahihah, jld. 5, m.s. 11.
Yaitu :
Daripada Amr bin Salamah katanya: Satu ketika kami duduk di
pintu Abd Allah bin Mas ud sebelum solat subuh. Apabila dia
keluar, kami akan berjalan bersamanya ke masjid. Tiba-tiba datang
kepada kami Abu Musa al-Asy ari, lalu bertanya: Apakah Abu Abd
al-Rahman telah keluar kepada kamu? Kami jawab: Tidak! . Maka
dia duduk bersama kami sehingga Abd Allah bin Mas ud keluar.
Apabila dia keluar, kami semua bangun kepadanya.
Lalu Abu Musa al-Asy ari berkata kepadanya: Wahai Abu Abd
al-Rahman, aku telah melihat di masjid tadi satu perkara yang aku
tidak bersetuju, tetapi aku tidak lihat alhamdulilah melainkan
ianya baik . Dia bertanya: Apakah ia? . Kata Abu Musa: Jika umur
kamu panjang engkau akan melihatnya. Aku melihat satu puak, mereka
duduk dalam lingkungan (halaqah) menunggu solat. Bagi setiap
lingkungan (halaqah) ada seorang lelaki (ketua kumpulan),
sementara di tangan mereka yang lain ada anak-anak batu. Apabila
lelaki itu berkata : Takbir seratus kali, mereka pun bertakbir
seratus kali. Apabila dia berkata: Tahlil seratus kali, mereka pun
bertahlil seratus kali. Apabila dia berkata: Tasbih seratus kali,
mereka pun bertasbih seratus kali. Tanya Abd Allah bin Mas ud:
Apa yang telah kau katakan kepada mereka? . Jawabnya: Aku tidak
kata kepada mereka apa-apa kerana menanti pandangan dan perintahmu
.
Berkata Abd Allah bin Mas ud: Mengapa engkau tidak menyuruh
mereka mengira dosa mereka dan engkau jaminkan bahawa pahala
mereka tidak akan hilang sedikit pun . Lalu dia berjalan, kami pun
berjalan bersamanya. Sehinggalah dia tiba kepada salah satu
daripada lingkungan berkenaan. Dia berdiri lantas berkata: Apa
yang aku lihat kamu sedang lakukan ini? Jawab mereka: Wahai Abu
Abd al-Rahman! Batu yang dengannya kami menghitung takbir, tahlil
dan tasbih . Jawabnya: Hitunglah dosa-dosa kamu, aku jamin
pahala-pahala kamu tidak hilang sedikit pun. Celaka kamu wahai
umat Muhammad! Alangkah cepat kemusnahan kamu. Para sahabat Nabi
masih lagi ramai, baju baginda belum lagi buruk dan bekas makanan
dan minuman baginda pun belum lagi pecah. Demi yang jiwaku berada
di tangan-Nya , apakah kamu berada di atas agama yang lebih
mendapat petunjuk daripada agama Muhammad, atau sebenarnya kamu
semua pembuka pintu kesesatan?
Jawab mereka : Demi Allah wahai Abu Abd al-Rahman, kami hanya
bertujuan baik. Jawabnya : Betapa ramai yang bertujuan baik,
tetapi tidak menepatinya. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu
^alaihi wasallam telah menceritakan kepada kami satu kaum yang
membaca al-Quran namun tidak lebih dari kerongkong mereka Demi
Allah aku tidak tahu, barangkali kebanyakan mereka dari kalangan
kamu. Kemudian beliau pergi.
Berkata Amr bin Salamah: Kami melihat kebanyakan puak tersebut
bersama Khawarij memerangi kami pada hari Nahrawan.
—
jawaban :
Hujjah yang dikemukakan ini, adalah atsar (perbuatan) Abdullah bin
Mas`ud r.a.. Atsar ini diriwayatkan oleh Imam ad-Daarimi dalam
sunannya, jilid 1 halaman 68, dengan sanad dari al-Hakam bin
al-Mubarak dari ^Amr bin Yahya dari ayahnya dari datuknya (Amr bin
Salamah).
Menurut sebagian muhadditsin, kecacatan atsar ini adalah pada
rawinya (rawi : periwayat) yang bernama ^Amr bin Yahya (yakni cucu
Amr bin Salamah). Imam Yahya bin Ma`in memandang “riwayat
daripadanya tidak mempunyai nilai”. Imam adz-Dzahabi
menerangkannya dalam kalangan rawi yang lemah dan tidak diterima
riwayatnya, dan Imam al-Haithami menyatakan bahwa dia adalah rawi
yang dhoif.
Dalam Atsar tersebut dapat dipahami bahwa yang ditegur oleh
Sayyidina Ibnu Mas`ud adalah golongan KHAWARIJ. Maka atsar
Sayyidina Ibnu Mas`ud lebih kepada kritikan beliau kepada para
pelaku yang tergolong dalam firqah Khawarij. Di mana golongan
Khawarij memang terkenal dengan kuat beribadah, kuat sholat, kuat
berpuasa, kuat membaca al-Quran, banyak berzikir sehingga mereka
merasakan diri mereka lebih baik daripada para sahabat Junjungan
s.a.w. Maka kritikan Sayyidina Ibnu Mas`ud ini ditujukan kepada
kelompok Khawarij yang mereka itu mengabaikan bahkan mengkafirkan
para sahabat karena beranggapan ibadah mereka lebih hebat dari
para sahabat.
Sehingga janganlah digunakan atsar yang ditujukan kepada kaum
Khawarij ini digunakan terhadap saudara muslim lain yang sangat
memuliakan para sahabat Junjungan Nabi s.a.w.
Jangan dikira para ulama Aswaja tidak tahu mengenai atsar
Sayyidina Ibnu Mas`ud ini.
Imam as-Sayuthi rhm. pada “Natiijatul Fikri fil Jahri fidz Dzikri”
dalam “al-Hawi lil Fatawi” juz 1. Di situ Imam asy-Sayuthi
menguraikan 25 hadits dan atsar yang diriwayatkan oleh
asy-Syaikhan hingga yang diriwayatkan oleh al-Mirwazi berkaitan
dengan zikir secara jahar dan majlis zikir berjamaah.
Sedangkan terhadap atsar Ibnu Mas`ud tersebut, Imam asy-Sayuthi
pada halaman 394 menyatakan, antara lain:
(Jika engkau berkata) Telah dinukilkan yang Sayyidina Ibnu Mas`ud
telah melihat satu kaum bertahlil dengan mengangkat suara dalam
masjid, lalu beliau berkata: “Tidak aku melihat kamu melainkan
(sebagai) pembuat bid`ah”, sehingga dikeluarkannya mereka dari
masjid tersebut. (Kataku – yakni jawaban Imam as-Sayuthi) Atsar
daripada Sayyidina Ibnu Mas`ud r.a. ini memerlukan penjelasan
lanjut berhubung sanadnya dan siapa yang telah mengeluarkannya
dari kalangan para hafidz dalam kitab-kitab mereka.
Jika seandainya dikatakan ianya memang tsabit (kuat riwayatnya),
maka atsar ini bertentangan dengan hadits-hadits yang banyak lagi
tsabit yang telah dikemukakan yang semestinya didahulukan (sebagai
pegangan) dibanding atsar Ibnu Mas`ud apabila terjadi pertentangan
(apalagi atsar itu dhoif sebagaimana dijelaskan bahwa rawinya
dhoif) . Kemudian, aku lihat apa yang dianggap sebagai keingkaran
Sayyidina Ibnu Mas`ud itu (yakni keingkarannya terhadap
majlis-majlis zikir bersama-sama tadi) yakni penjelasan Imam Ahmad
bin Hanbal dalam kitab “az-Zuhd” yang menyatakan:- Telah
memberitahu kami Husain bin Muhammad daripada al-Mas`udi daripada
^Aamir bin Syaqiiq daripada Abu Waail berkata:- “Mereka-mereka
mendakwa ^Abdullah (yakni Ibnu Mas`ud) mencegah daripada berzikir
(dalam majlis-majlis zikir), padahal ^Abdullah tidak duduk dalam
sesuatu majlis melainkan dia berzikirullah dalam majlis tersebut.”
Dalam kitab yang sama, Imam Ahmad juga meriwayatkan bahwa Tsabit
al-Bunani berkata:- “Bahwasanya ahli dzikrullah yang duduk mereka
itu dalam sesuatu majlis untuk berdzikrullah, jika ada bagi mereka
dosa-dosa semisal gunung, niscaya mereka bangkit dari (majlis)
dzikrullah tersebut dalam keadaan tidak tersisa sesuatupun dosa
tadi pada mereka”, (yakni setelah berzikir, mereka memperolehi
keampunan Allah ta`ala).
melarang dzikir dg suara keras di masjid hukumnya kufur, karena
menentang Alqur^an, Allah swt berfirman : Dirumah rumah Allah
(masjid) telah Allah izinkan untuk mengangkat suara sebutan dzikir
Nama Nya, dan bertasbih pada Nya di pagi hari dan sore (QS Annur
36).
Allah swt berfirman : Mereka yg ringan timbangan pahalanya maka
mereka adalah orang yg merugikan dirinya sendiri dan mereka
selamanya di neraka, wajah mereka hangus terbakar dan kedua
bibirnya menjulur (kesakitan dan kepanasan), bukanlah sudah
dibacakan pada kalian ayat ayat Ku dan kalian mendustakannya?,
maka mereka berkata : Wahai Tuhan kami, kami telah tertundukkan
oleh kejahatan kami dan kami telah tergolong kaum yg sesat, Wahai
Tuhan Kami keluarkan kami dari neraka dan jika kami kembali
berbuat jahat maka kami mengakui kami orang yg dhalim, (maka Allah
menjawab) : Diamlah kalian didalam neraka dan jangan kalian
berbicara lagi, dahulu ada sekelompok hamba hamba Ku yg berdoa :
Wahai Tuhan Kami kami beriman, maka ampuni dosa dosa kami, dan
kasihanilah kami dan Sunguh Engkau Maha Berkasih sayang dari semua
yg berkasih sayang, namun kalian mengejek mereka sampai kalian
melupakan dzikir pada Ku dan kalian menertawakan mereka, Sungguh
Aku membalas kebaikan mereka saat ini dan merekalah orang yg
beruntung (QS Al Mukminun 103 – 111)
lihatlah ayat diatas sdrku, Allah swt murka pada mereka yg
mengecoh dan mengejek dan menertawakan orang yg berdzikir bersama,
lihat ucapan doa para ahlu dzikir itu, Allah menjelaskan mereka
berkata : Wahai Tuhan kami, kami beriman maka ampunilah kami…
dst.
ucapan KAMI menunjukkan mereka berdoa bersama, bukan sendiri
sendiri.
Allah menjelaskan merekalah yg beruntung, dan yg mengejek mereka
akan dihinakan Allah swt.
Kita Ahlussunnah waljamaah berdoa, berdzikir, dengan sirran wa
jahran, di dalam hati, dalam kesendirian, dan bersama sama.
Sebagaimana Hadist Qudsiy Allah swt berfirman : BILA IA (HAMBAKU)
MENYEBUT NAMAKU DALAM DIRINYA, MAKA AKU MENGINGATNYA DALAM DIRIKU,
BILA MEREKA MENYEBUT NAMAKU DALAM KELOMPOK BESAR, MAKA AKUPUN
MENYEBUT (membanggakan) NAMA MEREKA DALAM KELOMPOK YG LEBIH BESAR
DAN LEBIH MULIA . (Shahihain Bukhari dan Muslim).
Allah berfirman :
“DAN SABARKAN DIRIMU UNTUK TETAP BERSAMA ORANG ORANG YG BERDZIKIR
DAN BERDOA KEPADA TUHAN MEREKA DI PAGI HARI DAN SORE SEMATA MATA
HANYA MENGINGINKAN RIDHA ALLAH, DAN JANGAN KAU PALINGKAN WAJAHMU
DARI MEREKA KARENA MENGHENDAKI KEDUNIAWIAN, DAN JANGAN TAATI ORANG
ORANG YG KAMI BUAT MEREKA LUPA DARI MENGINGAT KAMI . (QSAl
Kahfi 28)
Berkata Imam Attabari : Tenangkan dirimu wahai Muhammad bersama
sahabat sahabatmu yg duduk berdzikir dan berdoa kepada Allah di
pagi hari dan sore hari, mereka dengan bertasbih, tahmid, tahlil,
doa doa dan amal amal shalih dengan shalat wajib dan lainnya, yg
mereka itu hanya menginginkan ridho Allah swt bukan menginginkan
keduniawian (Tafsir Imam Attabari Juz 15 hal 234)
Tentunya ucapan diatas menyangkal pendapat yg mengatakan bahwa yg
dimaksud ayat itu adalah orang yg shalat, karena mustahil pula
Allah mengatakan pada nabi saw untuk sabar duduk dg orang yg
shalat berjamaah, karena shalat adalah fardhu, namun perintah
duduk bersabar disini tentunya adalah dalam hal hal yg mungkin
dianggap remeh oleh sebagian orang.
Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun sedang Nabi saw
sedang di salah satu rumahnya, maka beliau saw keluar dan
menemukan sebuah kelompok yg sedang berdzikir kepada Allah swt
dari kaum dhuafa, maka beliau saw duduk bersama berkata seraya
berkata : Alhamdulillah yg telah menjadikan pada ummatku yg aku
diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama mereka riwayat
Imam Tabrani dan periwayatnya shahih (Majmu zawaid Juz 7 hal 21)
Sabda Rasulullah saw : akan tahu nanti dihari kiamat siapakah
ahlulkaram (orang orang mulia) , maka para sahabat bertanya :
siapakah mereka wahai rasulullah?, Rasul saw menjawab : : majelis
majelis dzikir di masjid masjid (Shahih Ibn Hibban hadits no.816)
Rasulullah saw bila selesai dari shalatnya berucap Astaghfirullah
3X lalu berdoa Allahumma antassalam, wa minkassalaam .dst (Shahih
muslim hadits no.591,592)
Kudengar Rasulullah saw bila selesai shalat membaca : Laa ilaaha
illallahu wahdahu Laa syariikalah, lahulmulku wa lahulhamdu dst
dan membaca Allahumma Laa Maani a limaa a thaiyt, wala mu thiy dst
(shahih Muslim hadits no.593)
Hadits semakna pada Shahih Bukhari hadits no.808, dan masih banyak
puluhan hadits shahih yg menjelaskan bahwa Rasul saw berdzikir
selepas shalat dengan suara keras, sahabat mendengarnya dan
mengikutinya, hal ini sudah dijalankan oleh para sahabat
radhiyallahu anhum, lalu tabi in dan para Imam dan Muhadditsin
tak ada yg menentangnya.
Sabda Rasulullah saw : sungguh Allah memiliki malaikat yg beredar
dimuka bumi mengikuti dan menghadiri majelis majelis dzikir, bila
mereka menemukannya maka mereka berkumpul dan berdesakan hingga
memenuhi antara hadirin hingga langit dunia, bila majelis selesai
maka para malaikat itu berpencar dan kembali ke langit, dan Allah
bertanya pada mereka dan Allah Maha Tahu : darimana kalian?
mereka menjawab : kami datang dari hamba hamba Mu, mereka berdoa
padamu, bertasbih padaMu, bertahlil padaMu, bertahmid pada Mu,
bertakbir pada Mu, dan meminta kepada Mu,
Maka Allah bertanya : Apa yg mereka minta? ,
Malaikat berkata : mereka meminta sorga,
Allah berkata : apakah mereka telah melihat sorgaku?,
Malaikat menjawab : tidak,
Allah berkata : Bagaimana bila mereka melihatnya .
Malaikat berkata : pastilah mereka akan lebih memintanya,
Allah bertanya lagi : Apa yg mereka minta?
Malaikat berkata : mereka meminta perlindungan Mu,
Allah berkata : mereka meminta perlindungan dari apa? ,
Malaikat berkata : dari Api neraka ,
Allah berkata : apakah mereka telah melihat nerakaku? ,
Malaikat menjawab tidak,
Allah berkata : Bagaimana kalau mereka melihat neraka Ku.
Malaikat berkata :: Pasti mereka akan lebih ketakutan.
Allah swt berfirman : Apa yg mereka lakukan?
Malaikat berkata : mereka beristighfar pada Mu,
Allah berkata : sudah kuampuni mereka, sudah kuberi permintaan
mereka, dan sudah kulindungi mereka dari apa apa yg mereka minta
perlindungan darinya, Malaikat berkata : wahai Allah, diantara
mereka ada si fulan hamba pendosa, ia hanya lewat lalu ikut duduk
bersama mereka,
Allah berkata : baginya pengampunanku, dan mereka (ahlu dzikir)
adalah kaum yg tidak ada yg dihinakan siapa siapa yg duduk bersama
mereka (shahih Muslim hadits no.2689),
perhatikan ucapan Allah yg diakhir hadits qudsiy diatas : dan
mereka (ahlu dzikir) adalah kaum yg tak dihinakan siapa siapa yg
duduk bersama mereka , lalu hadits semakna pada Shahih Bukhari
hadits no.6045.
kasihanilah mereka itu sdrku, mereka tak faham alqur^an dan hadits
dengan benar, namun berfatwa semaunya, semoga Allah swt
melimpahkan hidayah
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,
Wallahu a^lam
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=24323