alhabbun Jangan membentak – 2008/07/09 00:11 Assalammu^alaykum,
Berikut cerita menarik dari milis tetangga.
Mungkin tanpa sadar atau tak sengaja diantara kita pernah
melakukannya.
Mudah-mudahan bisa memberi pencerahan bagi perbaikan fikir dan
laku,
dalam berinteraksi sosial dengan keluarga pun sesama.
*Maaf, bagi yang sudah pernah menerima email serupa..:)*
Wassalam,
-vieNna-
Pohon Yang Kehilangan Ruhnya
Cerita ini tentang salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk
yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di
Pasifik Selatan. Nah, penduduk primitif yang tinggal di sana punya
sebuah kebiasaan yang menarik yakni meneriaki pohon.
Untuk apa ? Kebiasaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat
pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong
dengan kapak.
Inilah yang mereka lalukan, dengan tujuan supaya pohon itu mati.
Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan
memanjat hingga ke atas pohon itu.
Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang
ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada
pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih
empat puluh hari. Dan apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon
yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya akan mulai mengering.
Setelah itu dahan-dahannya juga mulai akan rontok dan
perlahan-lahan pohon itu akan mati dan dengan demikian, mudahlah
ditumbangkan.
Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif
ini sungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka.
Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan
terhadap mahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan
benda tersebut kehilangan rohnya.
Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati. Nah,
sekarang apakah yang bisa kita pelajari dari kebiasaan penduduk
primitif di kepulauan Solomon ini? O, sangat berharga sekali! Yang
jelas, ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak kepada
mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.
Pernahkah kita berteriak pada anak kita? Ayo cepat! Dasar leletan!
Bego banget sih.. Hitungan mudah begitu aja nggak bisa
dikerjakan.. . Ayo, jangan main-main disini. Berisik! Bising!
Atau, pernahkah kita berteriak kepada orang tua kita karena merasa
mereka membuat kita jengkel? Kenapa sih makan aja berceceran?
Kenapa sih sakit sedikit aja mengeluh begitu? Kenapa sih jarak
dekat aja minta diantar?
Mama, tolong nggak usah cerewet, boleh nggak? Atau, mungkin
kitapun berteriak balik kepada pasangan hidup kita karena kita
merasa sakit hati? Cuih! Saya nyesal kawin dengan orang seperti
kamu, tahu nggak?! Bodoh banget jadi laki nggak bisa apa-apa!
Aduh.. Perempuan kampungan banget sih?!
Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya. Eh tolol,
soal mudah begitu aja nggak bisa. Kapan kamu mulai akan jadi
pinter?
Ingatlah, setiap kali kita berteriak pada seseorang karena merasa
jengkel, marah, terhina, terluka ingatlah dengan apa yang
diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari
kita bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan
roh pada orang yang kita cintai. Kita juga mematikan roh yang
mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan, yang kita
keluarkan karena emosi-emosi kita perlahan-lahan, pada akhirnya
akan membunuh roh yang telah melekatkan hubungan kita.
Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicara baik-baik,
cobalah untuk mendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan. Coba
kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Teriakan, hanya
kita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya,
bukan?! Nah, tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional,
mengunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa
belas centimeter. Mudah menjelaskannya. Pada realitanya,
meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati mereka
begituuuu jauhnya. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak.
Selain itu, dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai
berusaha melukai serta mematikan roh pada orang yang dimarahi
kerena perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang
dimiliki. Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin
membalas.
Jadi mulai sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh
pada orang yang kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak
mati, janganlah menggunakan teriakan-teriakan. Tapi, sebaliknya
apabila Anda ingin segera membunuh roh pada orang lain ataupun roh
pada hubungan Anda, selalulah berteriak.
Hanya ada 2 kemungkinan balasan yang Anda akan terima. Anda akan
semakin dijauhi. Ataupun Anda akan mendapatkan teriakan balik
sebagai balasannya.
Saatnya sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai tanpa
harus berteriak-teriak untuk mencapai tujuan kita.
********
“Fashbir Shobron Jamiila” — Qs. 70 :5
[ Maka bersabarlah engkau dengan sabar yang cantik ]
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=16302