Assalamu'alaikum ..Bib Saya ingin memberi tahu bahwa di yahoo_group ada ada milis yang beraliran ingkar sunnah. yang mereka bahas hanya Al Qur'an namun menurut penafsiran mereka. Jadi semua hal yang mereka bahas tidak ssuai dengan isi kandungan ayat Al qur'an yang sesungguhnya. salam yang mereka gunakanpun berbeda(Salamun 'alaikum) milis itu bernama [Allah-Semata]@yahoogroup.
berikut salah satu statement mereka dan saya mohon penjelasannya:
HADITS YANG SESUNGGUHNYA
Istilah "hadits" disebut pada banyak ayat di dalam al-Qur'an.
Kebanyakan penggunaan kata "hadits" diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia sebagai "perkataan/ ucapan". Beberapa diantara
kata "hadits" dimaksudkan untuk menyebut "al-Qur'an" karena al-
Qur'an pun pada dasarnya adalah perkataan, yaitu perkataan Allah.
Di bawah ini adalah beberapa kutipan ayat al-Qur'an yang memuat kata
hadits:
"Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, sesungguhnya Dia akan
mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan padanya.
Dan siapakah yang lebih benar hadits (perkataan) nya daripada
Allah?" [Q.S. 4:87]
"Dan sesungguhnya Allah telah menurunkan kepadamu di dalam al-
Qur'an, bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan
diperolok-olok, maka janganlah kamu duduk bersama mereka sampai
mereka memasuki hadits (perkataan, pembicaraan) yang lain…". [Q.S.
4:140]
"Maka hendaklah mereka mendatangkan serangkaian hadits (perkataan)
yang serupa dengannya (al-Qur'an), jika mereka adalah orang-orang
yang benar" [Q.S. 52:34]
AL-QUR'AN ADALAH HADITS TERBAIK
Hadits yang sesungguhnya harus diimani oleh umat Islam adalah hadits
terbaik yang telah Allah turunkan dalam bentuk kitab (al-Qur'an).
"Allah telah menurunkan hadits yang paling baik, sebuah Kitab (al-
Qur'an) yang serupa lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit
orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang
kulit-kulit mereka dan hati mereka kepada mengingat Allah.
Demikianlah petunjuk Allah, Dia memberi petunjuk dengannya (kitab)
kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang Allah
sesatkan, maka tak ada baginya seorang pemberi petunjuk" [Q.S.
39:23]
Menjadi jelas kini bahwa hadits yang telah diturunkan oleh Allah
untuk manusia adalah al-Qur'an. Bagaimana dengan istilah "hadits
Nabi Muhammad", apakah Beliau ada menetapkan suatu hadits untuk
manusia disamping al-Qur'an? Tidak ada keterangan di dalam al-
Qur'an yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad menetapkan suatu hadits
untuk diimani. Hal ini adalah wajar mengingat bahwa tugas Nabi
Muhammad maupun rasul-rasul yang lain hanyalah untuk menyampaikan
peringatan yang diturunkan oleh Allah (al-Qur'an).
"Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah
mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan".
[Q.S. 5:99]
"Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan pesan Tuhanku
kepadamu…" [Q.S. 7:79]
"Hai kaumku, sesungguhnya aku telah telah menyampaikan risalah
Tuhanku kepadamu…" [Q.S. 7:93]
Nabi Muhammad sebagaimana halnya rasul-rasul yang lain tidak akan
mungkin mengada-adakan suatu hadits, kalaulah Nabi sampai mengada-
adakannya maka Allah pasti telah membunuh beliau.
"Dan seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan suatu perkataan atas
(nama) Kami, niscaya Kami pegang dia dengan tangan kanan, kemudian
pasti Kami potong urat jantungnya" [Q.S. 69:44-46]
HADITS KARANGAN MANUSIA
Hadits sebagaimana yang kita kenal hari ini sesungguhnya adalah
ajaran palsu yang diada-adakan oleh para pendusta dan ajaran
tersebut tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan Nabi
Muhammad.
Lepas 200 tahun setelah Nabi wafat, ditulislah buku ajaran hadits
yang "katanya" bersumber dari Nabi Muhammad. Hadits-hadits ini
dipastikan tidak pernah mendapat konfirmasi dari Nabi karena beliau
sudah wafat jauh sebelum hadits tersebut diterbitkan.
Redaksi hadits yang diterbitkan oleh orang-orang semacam Bukhari,
Muslim, dkk selalu dibubuhi cerita kesaksian seperti: "kakek dari
paman neneknya si anu melihat rasulullah melakukan ……", "bapak dari
bapaknya bibiku pernah mendengar Nabi Muhammad berkata ……", "dari si
anu dikatakan bahwa dalam sebuah peperangan Rasulullah telah ……" dan
sebagainya.
Kesaksian-kesaksian semacam itu dimunculkan untuk meyakinkan umat
bahwa hadits itu benar-benar berasal dari Nabi Muhammad. Padahal
Nabi Muhammad sendiri menegaskan bahwa dirinya memberi peringatan
kepada manusia dengan al-Qur'an. Allah yang menjadi saksi.
"Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya? Allah menjadi saksi antara
aku dan kamu, dan al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya aku
memberi peringatan dengannya kepadamu dan kepada orang-orang yang
telah sampai, apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-
tuhan lain di samping Allah? Aku tidak mengakui! Sesungguhnya Dia
adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari
apa yang kamu persekutukan". [Q.S. 6:19]
UPAYA PEMBENARAN YANG SIA-SIA
Sebagai dasar untuk membenarkan hadits, tidak jarang orang mengutip
ayat yang mengatakan bahwa Nabi tidak berkata berdasarkan
keinginannya. Malang bagi mereka, karena ayat yang mereka maksud
sesungguhnya menceritakan al-Qur'an.
"Dan tidak juga berkata-kata dari keinginannya. Ini (al-Qur'an)
tidak lain hanyalah satu wahyu yang diwahyukan" [Q.S. 53:3-4]
Ada satu lagi kutipan yang sangat populer bagi fanatik hadits
yaitu "Apa yang rasul berikan kepada kamu ambillah, dan apa yang dia
larang kamu darinya, hentikanlah". Mengutip potongan ayat tersebut
untuk membenarkan hadits sangatlah tidak relevan karena ayat yang
mereka kutip sesungguhnya sedang berbicara tentang harta rampasan
perang. Di bawah ini ayat selengkapnya:
"Segala apa rampasan perang yang Allah berikan kepada rasul-Nya dari
penduduk kota-kota adalah kepunyaan Allah, dan rasul-Nya, dan sanak
saudara yang dekat, dan anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan
musafir, supaya ia jangan bergilir antara orang-orang kaya antara
kamu. Apa saja yang rasul berikan kepada kamu, ambillah; apa saja
yang dia larang kamu darinya, hentikanlah. Dan takutlah kepada
Allah; sesungguhnya Allah keras dalam pembalasan." [Q.S. 59:7]
Sepatutnya bila kita memang rindu kepada ucapan yang sungguh keluar
dari mulut Nabi, maka hayatilah al-Qur'an karena "Sesungguhnya ia
adalah ucapan rasul yang mulia." [Q.S. 69:40]
KOHERENSI ANTARA ALLAH DAN RASUL
"Barangsiapa yang mentaati Rasul, maka sesungguhnya ia mentaati
Allah…" [Q.S. 4:80]
Ada hubungan koherensi (kesatuan, kesamaan) antara mentaati rasul
dan mentaati Allah sebagaimana kita baca pada ayat di atas.
Hubungan koherensi ini terjadi karena terdapat kesamaan objek antara
apa yang diturunkan Allah dan apa yang disampaikan rasul, yaitu al-
Qur'an.
Teori koherensi ini dapat dijadikan salah satu alat uji yang akan
membuktikan kepalsuan ajaran hadits. Uraian di bawah ini
menunjukkannya:
Allah di dalam Q.S. 17:110 menyuruh manusia agar tidak melantangkan
ataupun mendiamkan suaranya di dalam shalat melainkan mengambil yang
pertengahan.
Hadits mengajarkan manusia agar melantangkan suaranya pada sebagian
shalat dan mendiamkan suaranya pada sebagian lagi.
Mungkinkah Nabi mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan al-
Qur'an?
Allah di dalam Q.S. 2:187 memerintahkan manusia untuk menyempurnakan
puasa sampai gelap malam.
Hadits mengajarkan manusia untuk berbuka ketika terbenam matahari
(petang).
Mungkinkah Nabi mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan al-
Qur'an?
Allah di dalam Q.S. 36:69 menyatakan bahwa al-Qur'an bukanlah syair.
Hadits mendorong manusia agar melagukan bacaan al-Qur'an dengan
indah (diperlakukan seperti syair).
Mungkinkah Nabi mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan al-
Qur'an?
Allah di dalam Q.S. 7:31-32 menyuruh manusia mengenakan perhiasan,
dan mempertanyakan siapa yang berani mengharamkan perhiasan yang
telah dikaruniakan-Nya.
Hadits mengharamkan emas dan sutera bagi laki-laki.
Mungkinkah Nabi mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan al-
Qur'an?
Allah di dalam Q.S. 2:173 mengharamkan bangkai tanpa ada
pengecualian.
Hadits menghalalkan bangkai ikan.
Mungkinkah Nabi mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan al-
Qur'an?
Allah di dalam Q.S. 2:189 dan Q.S. 9:2,5,36 menetapkan bahwa bulan
haji adalah empat bulan yang dimulai pada awal Zulhijjah.
Hadits menetapkan bahwa bulan haji adalah dua bulan sepuluh hari
yang dimulai pada Syawal.
Mungkinkah Nabi mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan al-
Qur'an?
Allah di dalam Q.S. 24:2 mengeluarkan fatwa bahwa pezina harus
dihukum cambuk 100 kali.
Hadits mengeluarkan fatwa bahwa pezina yang sudah menikah harus
dirajam sampai mati.
Mungkinkah Nabi mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan al-
Qur'an?
Dari beberapa kontradiksi di atas (sebenarnya masih banyak lagi)
dapat disimpulkan bahwa apa yang tertulis di dalam kitab-kitab
hadits PASTI BUKAN ajaran rasulullah Muhammad. Kalaulah benar rasul
telah mengajarkan demikian, maka dengan mentaati rasul berarti kita
telah mengingkari Allah.
Setelah memaklumi bahwa hadits yang sesungguhnya harus kita ikuti
adalah al-Qur'an, dan bahwa Nabi Muhammad tidak pernah mengarang
sesuatu hadits, apakah kita masih akan mempercayai hadits-hadits
karangan ulama palsu yang coba dialamatkan kepada diri Nabi?
Maka hadits apakah selain (al-Qur'an) ini yang akan mereka imani?
[Q.S. 77:50]