Ipoenk Hayatu Muhammad – 2007/10/02 03:58 Assalamualaikum.. Ya habibiy.
Semoga antum selalu diberikan kesehatan oleh Allah untuk terus
menegakkan panji Rasul Pilihan, Muhammad SAW. Bib, ana ingin tanya
tentang kitab ^hayatu Muhammad^ karya Muhammad Husain Haikal. Ana
punya bukunya yang terjemahan Ali Audah, menurut antum karangan
beliau itu sesuai dengan ahlussunnah? Ana baru baca mukaddimahnya,
jadi ana ingin tanya dulu ke antum. Syukran yaa habibiy
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Hayatu Muhammad – 2007/10/02 11:23 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,
Cahaya Keberkahan Lailatul Qadr semoga selalu menerangi hari hari
anda dengan kebahagiaan,
Saudaraku yg kumuliakan,
saya pernah dengar akan buku itu, namun saya belum pernah
menelaahnya dengan seksama, maka saya belum berani memastikan
kebenaran atau kesalahannya, barangkali teman teman kita ada yg
bisa membantu?
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
Wallahu a^lam
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
isni Re:Hayatu Muhammad – 2007/10/03 20:51 sptnya hrs tau dulu siapa
penerjemahnya… (ribetnya belajar dari buku, bisa banyak diskon
alias sensor klo penerjemahnya wahabi he he.. memang jauh lebih
mudah belajar dari Guru :D)
berikut secuplik referensi tentang Ali Audah sang penerjemah
Arsip majalah Berita Buku, Januari 1996).
Oleh Budiman S. Hartoyo
……Cut to save bandwith….
Ia adalah Ali Audah, yang 15 Juli lalu (1995) genap berusia 71
tahun. Niscaya tak seorang pun peminat sastra Indonesia modern
yang tak mengenal namanya, baik sebagai sastrawan, maupun
penerjemah. Karya terjemahan unggulannya yang belum lama ini
terbit ialah Abu Bakar as-Siddiq, Sebuah Biografi dan Studi
Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi
alihbahasa dari karya wartawan dan sastrawan Mesir terkenal, Dr.
Muhammad Husain Haekal (Litera AntarNusa, Bogor-Jakarta, 1995, 391
halaman).
Sebelumnya, ia meluncurkan buku Qur an, Terjemahan dan Tafsirnya
karya mufasir terkenal, Abdullah Yusuf Ali, dua jilid (Pustaka
Firdaus, Jakarta, 1993, masing-masing 750 halaman) hasil
terjemahannya. Salah satu karya masterpiece-nya ialah Konkordansi
Qur an, Panduan Kata dalam Mencari Ayat Qur an (Litera AntarNusa,
Bogor-Jakarta, 1991, 861 halaman). …. cut
Dari tangannya juga telah lahir karya terjemahan yang mendapat
pujian banyak kalangan, dan juga laku di pasaran buku, yaitu
Sejarah Hidup Muhammad, juga karya Muhammad Husain Haikal (Litera
AntarNusa, Bogor-Jakarta, 1992, 697 halaman). Pertama kali terbit
pada 1992, buku itu sudah dicetak ulang sampai 15 kali. Pada 1995
ini mungkin sudah dicetak ulang lagi beberapa kali.
…….
Berikut wawancara Berita Buku dengan Ali Audah di rumahnya
Bagaimana sesungguhnya terjemahan yang bagus?
Terjemahan yang bagus ialah yang tidak verbatim atau harfiah, tapi
juga tidak parafrase atau terlalu bebas. Tengah-tengahlah,
sehingga kita tahu bahwa ini terjemahan, dan tanpa mengurangi gaya
asli pengarang. Malah gaya asli si pengarang bisa kita ambil.
Orang yang tidak tahu mengira, bahwa “gaya” ini harfiah. Tidak.
Jadi, terjemahan yang baik itu begitu. Terjemahan yang verbatim
atau harfiah, jelas tidak bagus. Kita sering baca terjemahan
seperti itu, tapi nggak ngerti apa maksudnya. Sedang terjemahan
yang parafrase, kadang-kadang dilakukan karena si penerjemah tidak
bisa menangkap pikiran si pengarang, tidak bisa menangkap
bahasanya, kemudian dia tulis pikiran dia sendiri.
Kalau terjemahan itu kita cocokkan dengan aslinya, tidak bisa
dilacak. Penerjemah itu bikin kalimat sendiri, paragraf sendiri,
dan seterusnya. Ini sangat berbahaya, karena konsep, pikiran dan
gaya bahkan nuansa pikiran pengarang tidak bisa ditangkap dan
diungkapkan. Dalam terjemahan seperti ini, mungkin si penerjemah
tidak bisa menangkap bahasa atau pikiran si pengarang. Kalau
penerjemah mengalami kesulitan dan tidak bisa mengatasi, ia harus
menyertakan catatan kaki, misalnya begini, “Kalimat atau alinea
yang ini sulit diterjemahkan, dan inilah terjemahan yang paling
mendekati.”
Seorang penerjemah tidak bisa menerjemahkan karya ilmiah atau
agama hanya dengan mengandalkan ensiklopaedi atau kamus. Ia juga
harus menggunakan buku-buku referensi. Kalau tidak, saya khawatir
terjemahan itu meleset. Untuk menerjemahkan buku sejarah, dia
harus membaca pula buku sejarah karya pengarang lain. Kalau
menerjemahkan buku biografi, ia harus membaca biografi lain. Dia
tidak bisa ingin cepat-cepat selesai menerjemahkan hingga
terburu-buru. Sedang untuk menerjemahkan novel, harus dilihat pula
latar belakang budayanya.
Bagaimana komentar Anda mengenai terjemahan buku-buku agama yang
kebanyakan terlalu harfiah?
Sekarang ini sudah mulai banyak terjemahan buku-buku agama dari
Bahasa Arab yang lebih maju. Sudah umayan bagus dibanding
terjemahan di tahun-tahun 1940 atau 1950-an dulu. Dulu, mungkin
para penerjemah sangat berhati-hati karena masalah agama
dianggapnya sangat sakral, sehingga terjemahannya harfiah sekali.
Mereka mengikuti saja gaya atau ungkapan Bahasa Arab. Kalimat
Bahasa Arab itu kan mula-mula dinafikan atau negatif, baru
kemudian anak kalimatnya positif. Nah, penerjemah mengikuti saja
hingga terjemahannya terasa aneh.
Sekarang sudah banyak terjemahan yang agak baik. Cuma masih ada
yang saya sesalkan, misalnya, masih ada penerjemah yang melompati
kalimat atau alinea tertentu. Entah sengaja atau tidak, tapi
kadang-kadang kalau ada kalimat yang sukar lalu dilompati atau
ditinggalkan begitu saja. Saya tidak ingat buku apa, tapi ada.
Saya tidak tahu apa sebabnya. Kalau ada kesulitan seperti ini,
mestinya penerjemah memberi pengantar atau catatan kaki. Ini bukan
kritik, hanya sekedar perbandingan saja.
….Cut.
Bagaimana kegiatan terjemahan di Indonesia dibanding negeri lain?
Di negeri maju terjemahan itu sangat penting. Itu sebabnya
Almarhum Soetan Takdir Alisjahbana tak jemu-jemunya menganjurkan
“pengambil-alihan” ilmu pengetahuan melalui terjemahan berbagai
buku ilmu pengetahuan. Menurut majalah Pasific Friends, Jepang
merupakan “kerajaan terjemahan”, traslation empire. Hampir semua
buku yang terbit di dunia, bahkan belum beredar, sudah
diterjemahkan di Jepang. Yang mereka terjemahkan buku-buku
mengenai berbagai ilmu pengetahuan, dalam disiplin ilmu apa saja.
Pentingnya terjemahan bahkan sudah terbukti ketika peradaban Islam
menjadi jembatan bagi masyarakat Barat untuk mengenal peradaban
Yunani melalui terjemahan buku-buku filsafat, sastra dan
kedokteran. Itu terjadi kira-kira di abad ke-11 atau 12 Masehi,
atau abad ke-5 atau ke-6 Hijri. Bagaimana dengan Indonesia?
Menurut laporan Unesco (1970), Indonesia menempati peringkat kedua
dari bawah, di atas Kamboja atau Vietnam. Nomor satu adalah
Jerman, yang di tahun 1970 dalam setahun menerbitkan 5.000 buku,
sementara Indonesia cuma 200-an. Untuk Asia, Jepang berada di
peringkat paling atas.
Bagaimana agar peringkat Indonesia naik?
Bagaimana bisa menaikkan peringkat, kalau honorarium untuk karya
terjemahan masih terlalu kecil? Karena ya itu tadi, ada anggapan
bahwa karya terjemahan itu “kelas dua” setelah karya asli.
Kadang-kadang naskah dibeli begitu saja, misalnya Rp 3.000 per
halaman. Sebaiknya jangan dibayar dengan cara seperti itu, tapi
dengan membayar royalti seperti halnya membayar pengarang yang
menulis karya asli. Kalau pun dibayar dengan royalti, di sini juga
masih dibedakan antara karya asli dan terjemahan. Jumlahnya pun
kurang dari separo dari karya asli. Karena itu semangat
menerjemahkan sangat rendah. Itu pertama.
Kedua, penguasaan bahasa asing di kalangan para pengarang kita
juga sangat kurang. Mungkin mereka lancar ketika berbicara, tapi
begitu menerjemahkan mereka kurang mampu. Padahal mereka itu
rata-rata para sarjana yang boleh dibilang berbobot. Apalagi kalau
terjemahan itu harus memenuhi persyaratan seperti yang saya
uraikan tadi. Sebaiknya terjemahan itu dari tangan pertama, dari
bahasa aslinya. Menerjemahkan tidak cukup hanya dengan kamus,
bahkan tidak cukup hanya dengan satu kamus. Sebenarnya siapa pun
bisa menerjemahkan. Saya tidak setuju dengan pendapat bahwa untuk
menerjemahkan diperlukan bakat. Tidak. Menerjemahkan bisa
dilakukan dengan latihan.
Buku-buku berbahasa Arab sebenarnya masih banyak yang sangat perlu
diterjemahkan. Ada berpuluh-puluh. Tapi, saya sudah tidak mampu
menanganinya, sementara untuk mencari penerjemah yang baik sangat
susah. Selama ini ada penerjemah, tapi hanya melayani selera
penerbit, atau menerjemahkan buku-buku agama saja. …
….
Suka duka dalam menerjemahkan tentu ada. Kadang-kadang untuk
menerjemahkan satu kata atau satu kalimat supaya tepat dan pas
betul bisa makan waktu sapai satu-dua jam. Saya harus mencari,
mencocokkan dan membandingkannya di berbagai kamus, ensiklopedi,
atau buku-buku referensi lain. Kalau masih buntu juga, biasanya
saya tinggalkan dulu, lalu saya membaca buku lain. Hal ini bisa
kita maklumi, sebab para pengarang Arab modern tidak mau
menggunakan bahasa asing. Mereka tetap menggunakan Bahasa Arab,
biarpun untuk istilah-istilah teknologi.
….
lengkap: http://budimanshartoyo.blogspot.com/2007/01/
ali-audah-sastrawan-yang-tidak-makan.html
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
khunthai Re:Hayatu Muhammad – 2007/10/04 03:52 Assalamu^alaikum wrwb.
Buku ini tebal, tapi enak dibaca. Sekali kita membaca tak terasa
akan terus menerus membacanya.
Sangat realistis, tidak percaya pada hal-hal yang bersifat ghaib/
mukjizat. Misalnya, Isra^ mi^raj dikatakan hanya ruh saja.
Penyampaian wahyu pertama di gua hira berupa mimpi (kalau tak
salah ingat). Pembelahan dada Nabi saw di waktu kecil, diceritakan
dalam bentuk lain, dll.
Sebagai cerita maulid berbasis sejarah.. buku ini enak dibaca,
dengan mengingat (kelemahan) hal2 di atas. Kejadian2 sebelum
kelahiran Nabi saw, peristiwa kelahiran, masa kecil, dst, masa
perang2.. sampai wafatnya, diceritakan secara runtut dan
realistis. Mengabaikan peristiwa2 ajaib/ghaib dan mukjizat2 Nabi
di masa hidupnya (selain al Qur^an). Mungkin ini karena
pengarangnya yang sarjana jebolan Perancis.
Dan dengan cara yang sama (logis realistis), penulis membantah
tuduhan2 jahil para missionaris nasrani di dalam cerita Nabi saw
tersebut.
Ada kok di web, edisi lengkapnya: http://media.isnet.org/islam/
Haekal/Haekal.html
Mohon maaf kalau ada kesalahan.
Moga manfaat.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
NURYADIN Re:Hayatu Muhammad – 2007/10/04 17:22 Saya melihat bahwa Hayyatu
Muhammad karya M. Husain Haikal ini agak kurang cocok dengan Ahlus
Sunnah wal Jam^ah. Ya diantaranya seperti yang sudah disebutkan,
bahwa Isra` Mi^raj hanya dengan ruh saja, dan banyak juga hal-hal
lain yang kurang cocok, tapi ga 100%.
Kalau Anda memang ingin membaca siroh nabawiyah, saya sarankan
Anda untuk membaca Sirah Nabawiyah karangan Dr. Muhammad Sa^id
Ramadhan Al-Buthy, diterjemahkan oleh Aunur Rafiq Shaleh Tamhid,
Lc, terbitan Robbani Press. Kayaknya itu lebih aman. Disitu juga
dijelaskan mengenai perang antara Sayyidina Ali dan Muawiyyah,
bahwa kedua belah pihak berperang berdaasrkan ijtihad, jadi
keduanya berada pada kebenaran. Jadi, adalah salah jika ada yang
berkata bahwa Muawiyyah adalah pemberontak. Dan kalau tidak salah
ingat, dalam buku tersebut tidak ada dikatakan bahwa Abu Thalib
itu masuk neraka sebagaimana yang sering dikatakan oleh
orang-orang yang menyebut kelompok mereka sebagai Salafi. Dan
menariknya lagi, dalam buku itu dijelaskan mengenai pelajaran,
ibroh, atau pun hikmah yang bisa kita ambil dari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Rasulullah dan Khulafaur
Rasyidin..
Atau kunjungi saja hotarticle.org pada kategori Sejarah. Atau
mungkin ada saran yang lain?
Wassalam
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
harun Re:Hayatu Muhammad – 2007/10/08 03:25 Ass..Wr.Wb
Semoga keberkahan selalu tercurah kpd guru kita Hb.Munzir dan
seluruh jamaah majelis Rasulullah SAW
menurut ana untuk saudara Ipoenk….
sebelum antum membaca buku2 tentang agama Islam yang terjemahan
Indonesia lebih baik baca dulu buku “KENALILAH AQIDAHMU”, buku
yang di tulis langsung oleh guru kita Al-Habib Munzir Al-Musawa.
Hal ini ana sarankan krn banyak buku agama Islam yang telah
diperjualbelikan di pasaran tetapi disalah tafsirkan kandungan
maknanya oleh orang2 yang memang ingin merusak aqidah ummat islam
baik dengan sengaja maupun tidak sengaja.
namun apabila kita sudah faham betul dengan aqidah kita,aqidah
yang di ajarkan oleh orang2 sholeh, aqidah orang2 yang selalu
menjunjung tinggi ajaran2 sunah Nabi SAW,aqidah yang bersambung
langsung kepada Rasulullah SAW, maka dengan sendirinya di dalam
diri kita akan terdapat benteng untuk melindungi kita dari
pemahaman aqidah yang dangkal.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
khunthai Re:Hayatu Muhammad – 2007/10/08 06:16 Assalamu^alaikum wrwb.
Pertama kali baca buku ini (Hayatu Muhammad), kagok juga. Karena
tidak ada bacaan sholawat untuk baginda Nabi saw. Tidak ada
kata-kata shalallahu ^alaihi wassalam, atau saw, dll. Demikian
juga untuk keluarga dan para sahabat beliau. Hanya disebut
nama-nya saja. Benar2 seperti membaca novel sejarah hidup seorang
manusia bernama Muhammad, yg diberi wahyu.
Jika kita sdh mempunyai dasar ttg kisah hidup baginda Nabi saw
sesuai aqidah ahlus sunnah wal jamaah, mungkin tidak ada masalah.
Tetapi kl buku ini dijadikan satu2nya pegangan .. saya kira tidak
tepat.
Namun demikian.. jawaban2 thd tuduhan2 para missionaris merupakan
nilai plus tersendiri. Karena para missionaris juga gak bakalan
mau kalau jawaban tidak realistis/rasional.
Semoga manfaat.
Wallahu a^lam.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
MuhammadSulton Re:Hayatu Muhammad – 2007/10/08 19:36 Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakaatuh
Afwan nih saya cuman mau kasih tau kalo untuk buku riwayat
NABI SAW saya rekomendasikan kitab karangan HABIB H.M.H Al
Hamid Al Husaini dengan JUDUL “RIWAYAT KEHIDUPAN NABI BESAR
MUHAMMAD SAW”. Ini buku BEST SELLER looh dan harganya lebih
murah dari karangan HAEKAL.
Saya jamin buku ini menarik dan sesuai dengan aqidah
AHLUSUNNAH WAL JAMAAH.
Banyak di jual di toko buku terutama toko buku WALI SONGO di
Kwitang Senen.
Wallahu^alam
Muhamamd Sulton
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=8066