BudhiSuci hadiah untuk muntazar dan syiah – 2007/09/23 11:55 Apakah syiah
itu ?
Syiah adalah aliran sempalan dalam Islam dan Syiah merupakan salah
satu dari sekian banyak aliran-aliran sempalan dalam Islam.
Sedangkan yang dimaksud dengan aliran sempalan dalam Islam adalah
aliran yang ajaran-ajarannya menyempal atau menyimpang dari ajaran
Islam yang sebenarnya yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW,
atau dalam bahasa agamanya disebut Ahli Bid ah.
Selanjutnya oleh karena aliran-aliran Syiah itu bermacam-macam,
ada aliran Syiah Zaidiyah ada aliran Syiah Imamiyah Itsna Asyariah
ada aliran Syiah Ismailiyah dll, maka saat ini apabila kita
menyebut kata Syiah, maka yang dimaksud adalah aliran Syiah
Imamiyah Itsna Asyariah yang sedang berkembang di negara kita dan
berpusat di Iran atau yang sering disebut dengan Syiah
Khumainiyah.
Hal mana karena Syiah inilah yang sekarang menjadi penyebab adanya
keresahan dan permusuhan serta perpecahan didalam masyarakat,
sehingga mengganggu dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa
kita.
Tokoh-tokoh Syiah inilah yang sekarang sedang giat-giatnya
menyesatkan umat Islam dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Apa arti kata Syiah menurut bahasa ?
Kata Syiah berasal dari bahasa Arab yang artinya pengikut, juga
mengandung makna pendukung dan pecinta, juga dapat diartikan
kelompok.
Sebagai contoh : Syiah Muhammad artinya pengikut Muhammad atau
pecinta Muhammad atau kelompok Muhammad.
Oleh karena itu dalam arti bahasa, Muslimin bisa disebut sebagai
Syiahnya Muhammad bin Abdillah SAW dan pengikut Isa bisa disebut
sebagai Syiahnya Isa alaihis salam.
Kemudian perlu diketahui bahwa di zaman Rasulullah SAW Syiah-syiah
atau kelompok-kelompok yang ada sebelum Islam, semuanya
dihilangkan oleh Rasulullah SAW, sehingga saat itu tidak ada lagi
Syiah itu dan tidak ada Syiah ini.
Hal mana karena Rasulullah SAW diutus untuk mempersatukan umat dan
tidak diutus untuk membuat kelompok-kelompok atau syiah ini syiah
itu.
Allah berfirman :
واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا ( العمران:١۰٣)
Dan berpegang teguhlah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah
dan janganlah kalian bercerai berai (berkelompok-kelompok).
Tapi setelah Rasulullah SAW wafat, benih-benih perpecahan mulai
ada, sehingga saat itu ada kelompok-kelompok atau syiah-syiah yang
mendukung seseorang, tapi sifatnya politik.
Misalnya sebelum Sayyidina Abu Bakar di baiat sebagai Khalifah,
pada waktu itu ada satu kelompok dari orang-orang Ansor yang
berusaha ingin mengangkat Saad bin Ubadah sebagai Khalifah. Tapi
dengan disepakatinya Sayyidina Abu Bakar menjadi Khalifah, maka
bubarlah kelompok tersebut.
Begitu pula saat itu ada kelompok kecil yang berpendapat bahwa
Sayyidina Ali lebih berhak menjadi Khalifah dengan alasan karena
dekatnya hubungan kekeluargaan dengan Rasulullah SAW. Tapi dengan
baiatnya Sayyidina Ali kepada Khalifah Abu Bakar, maka selesailah
masalah tersebut.
Oleh karena dasarnya politik dan bukan aqidah, maka hal-hal yang
demikian itu selalu terjadi, sebentar timbul dan sebentar hilang
atau bubar.
Begitu pula setelah Sayyidina Ali dibaiat sebagai Khalifah, dimana
saat itu Muawiyah memberontak dari kepemimpinan Kholifah Ali, maka
hal yang semacam itu timbul lagi, sehingga waktu itu ada kelompok
Ali atau Syiah Ali dan ada kelompok Muawiyah atau syiah Muawiyah.
Jadi istilah syiah pada saat itu tidak hanya dipakai untuk
pengikut atau kelompok Imam Ali saja, tapi pengikut atau kelompok
Muawiyah juga disebut Syiah.
Argumentasi tersebut diperkuat dengan apa yang tertera dalam surat
perjanjian atau Sohifah At-tahkim antara Imam Ali dengan Muawiyah,
dimana dalam perjanjian tersebut disebutkan:
هذا ما تقاضى عليه على بن ابى طالب ومعاوية بن ابى سفيان وشيعتهما
( اصول مذهب الشيعة )
Ini adalah apa yang telah disepakati oleh Ali bin Abi Talib dan
Muawiyah bin Abi Sufyan dan kedua Syiah mereka.
(Ushul Mazhab Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah)
Dengan demikian penyebutan kata syiah pada saat itu memang sudah
ada, tetapi hanya dalam arti bahasa dan dasarnya hanya bersifat
politik dan bukan landasan aqidah atau mazhab.
Adapun aqidah para sahabat saat itu, baik Imam Ali dan kelompoknya
maupun Muawiyah dan kelompoknya, mereka sama-sama mengikuti
apa-apa yang dikerjakan dan diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Hal ini dikuatkan oleh keterangan Imam Ali, dimana dalam suratnya
kepada Ahli Amsor, beliau menceritakan mengenai apa yang terjadi
antara beliau (Imam Ali) dengan Ahli Syam (Muawiyah) dalam perang
Siffin sbb:
كان بدء امرنا انا التقينا والقوم من اهل الشام، والظاهر ان ربنا
واحد، ونبينا واحد، ودعوتنا فى الاسلام واحد، ولا نستزيدهم فى
الاسلام بالله والتصديق برسوله، ولا يستزيدوننا، الامر واحد الا ما
اختلفنا فيه من دم عثمان، ونحن منه براء
( نهج البلاغة- ٤٤٨ )
Adapun mas alah kita, yaitu telah terjadi pertempuran antara kami
dengan ahli syam (Muawiyah dan Syiahnya).
Yang jelas Tuhan kita sama, Nabi kita juga sama dan da wah kita
dalam Islam juga sama. Begitu pula Iman kami pada Allah serta
keyakinan kami kepada Rasulullah, tidak melebihi iman mereka, dan
iman mereka juga tidak melebihi iman kami.
Masalahnya hanya satu, yaitu perselisihan kita dalam peristiwa
terbunuhnya (Kholifah) Usman, sedang kami dalam peristiwa
tersebut, tidak terlibat.
(Nahjul Balaghoh 448)
Selanjutnya, oleh karena permasalahannya hanya dalam masalah
politik yang dikarenakan terbunuhnya Khalifah usman RA dan bukan
dalam masalah aqidah, maka ketika Imam Ali mendengar ada dari
pengikutnya yang mencaci maki Muawiyah dan kelompoknya, beliau
marah dan melarang, seraya berkata:
انى اكره لكم ان تكونوا سبابين ، لكنكم لو وصفتم اعمالهم، وذكرتم
حالهم، كان اصوب فى القول وابلغ فى العذر، وقلتم مكان سبكم اياهم،
اللهم احقن دماءنا ودماءهم، واصلح
ذات بيننا وبينهم ( نهج البلاغة -٣٢٣)
Aku tidak suka kalian menjadi pengumpat (pencaci-maki), tapi
andaikata kalian tunjukkan perbuatan mereka dan kalian sebutkan
keadaan mereka, maka hal yang demikian itu akan lebih diterima
sebagai alasan. Selanjutnya kalian ganti cacian kalian kepada
mereka dengan :
Yaa Allah selamatkanlah darah kami dan darah mereka, serta
damaikanlah kami dengan mereka
(Nahjul Balaghoh 323)
Demikian pengarahan Imam Ali kepada pengikutnya dan pecintanya.
Jika mencaci maki Muawiyah dan pengikutnya saja dilarang oleh Imam
Ali, lalu bagaimana dengan orang-orang Syiah sekarang yang mencaci
maki bahkan mengkafirkan Muawiyah dan pengikut-pengikutnya,
layakkah mereka disebut sebagai pengikut Imam Ali
Kembali kepada pengertian Syiah dalam bahasa yang dalam bahasa
Arabnya disebut Syiah Lughotan, sebagaimana yang kami terangkan
diatas, maka sekarang ini ada orang-orang Sunni yang beranggapan
bahwa dirinya otomatis Syiah. Hal mana tidak lain dikarenakan
kurangnya pengetahuan mereka akan hal tersebut. Sehingga mereka
tidak tahu bahwa yang sedang kita hadapi sekarang ini adalah
Madzhab Syiah atau aliran syiah atau lengkapnya adalah aliran
Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja fariyyah).
Oleh karena itu, istilah Syiah Lughotan tersebut tidak digunakan
oleh orang-orang tua kita (Salafunassholeh), mereka takut
masyarakat awam tidak dapat membedakan antara kata syiah dengan
arti kelompok atau pengikut dengan aliran syiah atau Madzhab
Syiah. Hal mana karena adanya aliran-aliran syiah yang
bermacam-macam, yang kesemuanya telah ditolak dan dianggap sesat
oleh Salafunassholeh.
Selanjutnya salafunassholeh menggunakan istilah Muhibbin bagi
pengikut dan pecinta Imam Ali dan keturunannya dan istilah
tersebut digunakan sampai sekarang.
Ada satu catatan yang perlu diperhatikan, oleh karena
salafunassholeh tidak mau menggunakan kata Syiah dalam menyebut
kata kelompok atau kata pengikut dikarenakan adanya aliran-aliran
Syiah yang bermacam-macam, maka kata syiah akhirnya hanya
digunakan dalam menyebut kelompok Rofidhah, yaitu orang-orang
Syiah yang dikenal suka mencaci maki Sayyidina Abu Bakar dan
Sayyidina Umar.
Sehingga sekarang kalau ada yang menyebut kata Syiah, maka
yang dimaksud adalah aliran atau madzhab Syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah.
Memang dengan tidak adanya penerangan yang jelas mengenai Syiah
Lughotan dan Syiah Madhhaban, maka mudah bagi orang-orang Syiah
untuk mengaburkan masalah, sehingga merupakan kesempatan yang baik
bagi mereka dalam usaha mereka mensyiahkan masyarakat Indonesia
yang dikenal sejak dahulu sebagai pecinta keluarga Rasulullah SAW.
Apa yang dimaksud dengan aliran (madzhab)Syiah Imamiyah Itsna
Asyariyah itu ?
Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah adalah salah satu aliran Syiah dari
sekian banyak aliran-aliran Syiah yang satu sama lain berebut
menamakan aliran Syiahnya sebagai madzhab Ahlul Bait. Dan
penganutnya mengklaim hanya dirinya saja atau golongannya yang
mengikuti dan mencintai Ahlul Bait. Aliran Syiah inilah yang
dianut atau diikuti oleh mayoritas (65 %) rakyat IRAN. Begitu pula
sebagai aliran Syiah yang diikuti oleh orang-orang di Indonesia
yang gandrung kepada Khumaini dan Syiahnya.
Apabila dibanding dengan aliran-aliran Syiah yang lain, maka
aliran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ini merupakan aliran Syiah
yang paling sesat (GHULAH) dan paling berbahaya bagi agama, bangsa
dan negara pada saat ini.
Dengan menggunakan strategi yang licik yang mereka namakan TAGIYAH
(berdusta) yang berakibat dapat menghalalkan segala cara, aliran
ini dikembangkan.
Akibatnya banyak orang-orang yang beraqidah Ahlus Sunnah Wal Jama
ah tertipu dan termakan oleh propaganda mereka, sehingga keluar
dari agama nenek moyangnya (Islam) dan masuk Syiah.
Karena didasari oleh Ashobiyah atau kefanatikan yang mendalam,
maka aliran ini cepat menjalar dan berkembang, terutama dikalangan
awam Alawiyyin (keturunan nabi Muhammad) dan Muhibbin (pecinta
mereka). Sehingga bagaikan penyakit kanker yang ganas sedang
berkembang didalam tubuh yang sehat, yang ratusan tahun dikenal
beraqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Sebenarnya bagi orang-orang yang berpendidikan agama, wabah ini
tidak sampai menggoyahkan iman mereka, tapi bagi orang-orang yang
kurang pengetahuan Islamnya, mudah sekali terjangkit penyakit ini.
Dalam situasi yang memprihatinkan ini, bangkitlah orang-orang yang
merasa terpanggil untuk melawan dan memerangi aliran tersebut.
Berbagai cara telah mereka tempuh, ada yang dengan jalan
berceramah, ada yang dengan menulis, bahkan ada yang dengan jalan
berdiskusi dan Alhamdulillah mendapat sambutan yang positif dari
masyarakat dan dari pemerintah.
Berbeda dengan aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang penuh dengan
saling hormat menghormati dan penuh dengan cinta mencintai serta
penuh dengan maaf memaafkan karena berdasarkan Al Ahlaqul Karimah
dan Al Afwa Indal Magdiroh (pemberian maaf disaat ia dapat
membalas) serta Husnudhdhon (baik sangka), maka ajaran Syiah
Imamiyah Itsna Asyariyah ini penuh dengan caci maki dan penuh
dengan fitnahan-fitnahan serta penuh dengan laknat-melaknat,
karena dilandasi dengan Suudhdhon (buruk sangka) dan dendam
kesumat serta kefanatikan yang tidak berdasar.
Dapat kita lihat bagaimana mereka tanpa sopan berani dan
terang-terangan mencaci maki para sahabat, memfitnah istri-istri
Rasulullah SAW, khususnya Siti Aisyah, bahkan Rasulullah sendiri
tidak luput dari tuduhan mereka.
Ajaran-ajaran Syiah yang meresahkan dan membangkitkan amarah umat
Islam ini, membuat para ulama di seluruh dunia sepakat untuk
memberikan penerangan kepada masyarakat. Ratusan judul kitab
diterbitkan, berjuta kitab dicetak dengan maksud agar masyarakat
mengetahui kesesatan Syiah dan waspada terhadap gerakan Syiah.
Dalam menulis kitab-kitab tersebut para ulama kita itu mengambil
sumber dan sandaran dari kitab-kitab Syiah (kitab-kitab rujukan
Syiah), sehingga sukar sekali bagi orang-orang Syiah untuk
menyanggahnya.
Selanjutnya dengan banyaknya beredar kitab-kitab yang memuat dan
memaparkan kesesatan ajaran Syiah, maka banyak orang-orang yang
dahulunya terpengaruh kepada Syiah, menjadi sadar dan kembali
kepada aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Hal ini tentu tidak lepas
hidayah dan inayah serta taufiq dari Allah SWT. Terkecuali
orang-orang yang memang bernasib buruk, yaitu orang-orang yang
sudah ditakdirkan oleh Allah sebagai orang Syagi (celaka dan
sengsara).
Semoga kita dan keluarga kita digolongkan sebagai orang-orang yang
Suada atau orang-orang yang beruntung yang diselamatkan oleh
Allah dari aliran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah yang sesat dan
menyesatkan.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:hadiah untuk muntazar dan syiah – 2007/09/25 05:11 saudara Budi
suci,
sudah lama tidak muncul, bagaimana dengan rencana website yg anda
buat?, bagaimana dg David Servetus?, juga satria satria dari
wilayah bangka lainnya?, lalu Haidar basyarudin di depok?, masing
masing sibuk dg perjuangan Insya Allah,
salam rindu.
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
NURYADIN Re:hadiah untuk muntazar dan syiah – 2007/09/26 13:22
Alhamdulillah, ana bi khoir.
Semoga Habib juga sehat selalu dan terus dilindungi dari segala
makar.
Kalo soal Syiah, Budhi Suci emang jagonya. Semoga Allah terus
menjaga Anda, akhi Budhi Suci, di dalam aqidah Ahlus Sunnah wal
Jama^ah.
Budhi Suci bikin web site juga? Nama web sitenya apa tuh? Boleh
dong minta artikelnya? Hehehe…
IRMAPAM, insya Allah, akan aktif lagi ba^da Idul Fitri.
Sebenarnya mau ngundang Habib dan MR waktu tanggal 2 September
kemarin. Tapi berhubung jadwal Habib dah padet, yo wis, ndak jadi.
Insya Allah bulan Oktober deh.
Di Bangka, orang PKS udah ga maulidan lagi. Abis… kandidatnya
kalah sih. Hehehe…
Salam rindu dan ta^zhim juga untuk Tuanku Habib Munzir. 🙂
Wassalam
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:hadiah untuk muntazar dan syiah – 2007/09/26 16:06 wah..,
pendekar muda kita datang lagi Nih.. Saudaraku Aziz Nuryadin..,
Bintang kebanggaan diantara pemuda yg bersemangat Nabawiy.., Kita
bersatu Insya Allah untuk meluaskan sayap Ahlussunnah waljamaah di
seluruh wilayahnya yg telah direbut wahabi.
ada kabar gembira lagi, Presiden PKS Bpk Tiffatul Sembiring
mendukung penuh gerakan MR di depok dan seluruh wilayah, jika ada
keluhan / hambatan dari PKS cabang thd MR cabang misalnya, boleh
merujuk dan mengadukan langsung pada beliau, atau ke pusat,
demikian diucapkan beliau pada Kordinator MR cabang Depok rabu
kemarin.
semoga Allah menyatukan seluruh organisasi muslimin dan non
organisasi untuk bangkit dalam semangat Badr Al Kubra membersihkan
akidah yg tercemar dg kesucian Ahlussunnah waljamaah, amiin..
wallahu a^lam
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
NURYADIN Re:hadiah untuk muntazar dan syiah – 2007/09/26 23:35 Adanya
semacam lembah yang memisahkan antara sikap petinggi organisasi
dengan sikap partisipan memang sudah umum. Contohnya ya di P*S.
P*S menerapkan pengkaderan berlevel, dimana ketika ilmu itu turun
dari satu level ke level di bawahnya, tentu terjadi distorsi. Dan
mereka jarang mengadakan pertemuan secara massal seperti tabligh
yang biasa diadakan MR. Padahal tabligh-tabligh seperti ini dapat
memantapkan ilmu yang sudah diterima dari masing-masing murobbi.
Dengan adanya tabligh, ilmu yang terdistorsi dapat kembali
dilengkapi. Distorsi itu sendiri bisa terjadi karena tidak
disengaja, dan bisa juga karena disengaja. Distorsi ilmu yang
disengaja bisa disebabkan murobbi merasa bahwa binaannya belum
siap sehingga belum perlu menyampaikannya secara lengkap, atau
mungkin juga karena murobbi memiliki fikroh (pemikiran) yang
berbeda dengan naqib di atasnya. Ketika seorang murobbi memiliki
pemikiran berbeda inilah yang kemudian menyebabkan suatu
organisasi menjadi ^tercemar^ dari fikroh aslinya. Ditambah lagi
tabligh dari pembawa fikroh asli jarang diadakan, sehingga
^pembersihan^ atas ^pencemaran^ fikroh bisa dibilang tidak ada.
Akhirnya pencemaran fikroh pun meluas dan menjadi fikroh
organisasi yang lebih populer ketimbang fikroh aslinya, terutama
jika dilihat dari luar. P*S sering dianggap wahhabi karena fikroh
wahhabi telah mencemari P*S dan diterima oleh, mungkin, sebagian
besar anggota P*S. Sehingga paham wahhabi ini lebih melekat pada
P*S ketimbang paham aslinya.
Alhamdulillah jika petinggi P*S telah menyatakan demikian. Dan
sebenarnya P*S bisa saja menyebarkan informasi atas sikap
pimpinannya ini ke seluruh anggotanya, kecuali jika lagi-lagi
terjadi ^penyembunyian informasi^ dari naqib/murobbi yang
berkepentingan atas berkembangnya pemikiran wahhabi di tubuh P*S.
Alhamdulillah, MR sering mengadakan tabligh dan tidak melakukan
pengkaderan berlevel. Sehingga ilmu yang diterima jama^ah adalah
langsung dari sumber yang mempunyai sanad bersambung kepada
Rasulullah SAW.
Wallahu a^lam
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:hadiah untuk muntazar dan syiah – 2007/09/27 12:04 duh.. seger
rasanya kalau ada tulisan antum disini..
wa ba^d,
Yah.. kalau saya pribadi, sebenarnya saya sudah berjanji setia
untuk meneruskan sanad guru mulia, tidak berpolitik,
seandainya saya berpolitik maka saya akan masuk kesana turut
membantu menyapu sampah akidah yg bersarang disana.
cuma saya tak akan melepaskan Tali agung dari sanad ini, saya
tetap tidak berpolitik,
maka kemampuan saya cuma bisa berteriak dari luar, menyeru yg
didalam sana untuk bertaubat, dan berusaha menyeru mereka yg
ahlussunnah waljamaah untuk membantu mengobati saudaranya yg sakit
akidahnya dirumah mereka.
salam rindu tuk saudaraku yg mulia, Aziz Nuryadin.
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=7579