NURYADIN Doa – 2006/08/01 23:27 Doa
Dari Jabir bin Abdullah ra berkata: ?Tidaklah pernah Rasul saaw
dimintai sesuatu lalu berkata: Tidak.? [HR. Muslim]
Salah satu akhlaq Rasulullah saaw adalah apabila beliau dimintai
sesuatu, beliau tidak pernah menolak. Begitulah beliau saaw,
sebaik-baik makhluq yang pernah menghuni bumi. Lalu berfikirlah
kita tentang Pencipta Yang Menciptakan makhluq mulya ini (saaw).
Jika makhluq-Nya saja Dia Ciptakan sebagai seorang yang tidak
menolak permintaan, apalagi Dia Yang Menciptakan. Tentu Allah
tidak akan menolak doa hamba-Nya yang berdoa memohon kepada-Nya.
Sebagaimana Firman-Nya yang bermakna:
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku
akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina . [QS. Al-Mu
`min: 60]
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku. [QS. Al-Baqarah: 186]
Dan dalam suatu hadits dikatakan bahwa doa itu adalah inti ibadah.
Maka ketika Allah memerintahkan kepada kita untuk beribadah, untuk
shalat, untuk berzakat, sesungguhnya Allah sedang memerintah kita
untuk berdoa kepadanya dengan cara mendirikan shalat, menunaikan
zakat dan sebagainya. Seakan Allah berfirman: ?Mintalah kepada-Ku,
berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.? Misalnya
dalam salah satu ayat Allah berfirman:
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. [QS. Al-Baqarah: 45]
Dalam ayat itu Allah memerintahkan kita untuk berdoa dengan cara
mendirikan shalat dan dengan cara bershabar. Jadi segala ibadah
yang kita laksanakan sesungguhnya untuk kebaikan kita sendiri, di
dunia dan di akhirat. Sebagaimana disabdakan oleh baginda Rasul
saaw, ?Jika kalian shalat, maka baguskanlah shalat kalian, karena
shalat itu untuk kebaikan diri kalian sendiri.?
Maka, sesuai dengan perintah Allah dan apa yang diajarkan oleh
Rasulullah saaw, marilah kita berdoa kepada Allah dengan penuh
keyakinan dan dengan cara-cara yang telah diajarkan oleh
Rasulullah saaw. Allah tidak menyalahi janji-Nya. Berbeda dengan
syaithan, baik dari kalangan jin maupun manusia, yang mereka
selalu memberikan janji-janji kosong. Tetapi sayang seribu kali
sayang, ada juga manusia yang lebih percaya kepada janji-janji
syaithan dari pada janji-janji Allah.
Semoga Allah membimbing kita di atas jalan lurus yang telah telah
ditapaki oleh para nabi, awliya, syuhada, dan sholihin. Semoga
Allah menjauhkan kita dari jalan orang-orang yang sesat dan
dimurkai Allah. Aamiin.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=969