abdurrahman Cerita Teladan: Panggilan kemenangan – 2007/05/04 00:28
Assalamualaikum Wr,Wb
Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah.Swt yang memberikan
Rahmat,karunia dan nikmat islam kepada hambanya dan tidak lupa
kita harus bershalawat kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad.Saw agar kita digolongkan sebagai umatnya yang
shaleh..amin
PANGGILAN KEMENANGAN
Andaikata kita sembahyang boleh dilakukan dengan bahasa
masing-masing,bukankah akan lebih mudah dikerjakan? mengapa mesti
dengan bahasa arab? Apakah Tuhan hanya mengerti bahasa timur
tengah itu? Demikian sering tanda tanya ketidakpuasan mengental
di hati sejumlah masyarakat yang gandrung kembali kepada tradisi
nenek moyang. Alkisah seorang nenek dari jawa tengah bertetangga
dengan nenek berasal dari cianjur, kedua-duanya sama-sama totok
tidak mengerti bahasa lain.Pernah mereka terlibat dalam
ketegangan meruncing akibat salah paham. Ceritanya, karena amat
baik hati, melihat nenek jawa tengah kehabisan minyak tanah, si
nenek Cianjur tanpa diminta mengantarkan sekaleng kerumah
tetangganya itu.
Dengan mempergunakan bahasa sunda nenek itu bertanya,”Ini minyak
tanah,ditaruh dimana?”
Meskipun samar-samar,nenek jawa itu tahu maksudnya sebab ada kata
dimana, jadi ia menjawab,”Dituang saja,”dalam bahasa jawa.
Tentu saja nenek cianjur itu marah,lantaran “dituang” artinya
dimakan,menurut bahasa sunda. nenek jawa itu disangka menghina
dan mempermainkan pertolongan orang lain. Untung akhirnya masalah
itu dapat diselesaikan oleh pamong desa setempat.
itu kejadian diluar masjid, tetapi,begitu mereka bersama-sama
hendak bershalat jama^ah didalam masjid, persoalan bahasa tidak
menjadi penghalang lagi karena, baik yang sunda maupun jawa
bersembahyang menggunakan bahasa yang sama, bahasa Al-Qur^an.
Bayangkan, apabila imam dan makmum-makmumnya memakai bahasa
masing-masing, bukankan waktu membaca “Amin” saja suasana shalat
bisa gaduh? Orang arab menjawab “Amin”, Orang jakarta mengatakan
“Kabulkanlah”,Orang inggris menyahut “May God Bless Us”, Orang
jawa tengah berseru “Lah Mbok dingahisih”,Orang solo menggumam
“Mugi-Mugidipun sembadani”.
Dan umpamanya dibikin masjid untuk tiap bahasa sendiri-sendiri,
alangkah banyaknya masjid harus dididirikan di negeri kita, serta
tak dapat dibayangkan bertapa ributnya tiap kali adzan di
kumandangkan . Ada yang bang “Allah Nan Gadang”, ada yang “Allah
Sing Gede Nemen”, Ada yang Adzan “Allah Nun Agung Pisan” . Ada
pula yang “Allah Ingkang Ageng Sanget”. Wah, Kacau-balau.
Oleh sebab itu,Rasullullah Muhammad saw yang amat sangat kita
cintai. Sangat bijaksana ketika menentukan bagaimana Adzan
memanggil Umat untuk Bersembahyang harus dilafalkan, Mula-Mula
ada yang mengusulkan agar seruan berjama^ah dilakukan dengan
mengibarkan bendera dera isyarat. Sahabat lain menganjurkan
supaya dengan meniup terompet. Ada lagi yang punya saran untuk
membunyikan lonceng atau genta. Semuanya tidak disetujui oleh
Rasulullah, Beliau menyepakati lafal As-shalaat seperti diusulkan
Umar bin khattab, Dan lafal itulah yang untuk beberapa masa
didengungkan oleh bilal dari puncak Ka^bah. Cuma beberapa waktu
kemudian disempurnakan menjadi as-shalaatu
jaami^ah oleh bilal.
Namun, Pada suatu malam seorang sahabat bernama Abdullah Bin Zaid
dalam tidurnya bermimpi. Ia melihat seorang lelaki berjubah serba
hijau mondar-mandir di depannya sambil membawa genta. Abdullah
menegurnya dan berkata ingin membeli genta itu.
“Untuk Apa?” Tanya lelaki berjubah serba hijau itu keheranan.
“Untuk menyerukan umat supaya bersembahyang jama^ah”,jawab
Abdullah bin Zaid mengemukakan keinginannya.
Lelaki itu tersenyum seraya menggeleng,”Tidak layak memanggil
orang menyembah tuhan maha besar dengan membunyikan genta.
Dengarkanlah seruan lebih tepat”.
Lantas lelaki berjubah itu menerangkan lafal adzan seperti yang
kita kenal sekarang. Hikmahnya, Ucapan Allahu Akbar Adalah guna
mengingatkan manusia bahwa yang besar hanya Allah.Swt. Manusia
dan kehidupannya di dunia sungguh kecil. Yang Maha Besar Hanya
Allah.Swt, dan kehidupan di hadirat-Nya. Disusul dengan lafal
syahadatain, mengandung makna bahwa manusia tidak cukup hanya
bertuhan saja, melainkan harus mengikuti agama untuk mencapai
ibadah yang benar. dan karena Muhammad.Saw adalah Rasul terakhir.
baru setelah itu diserukan untuk mengerjakan Shalat dengan lafal
“Hayya^ alas-shalaat. sebab shalat baru diterima bila mengikuti
cara-cara yang dicontohkan oleh Rasulullah.Saw.Bila sudah
Shalat,berarti kemenangan pun mudah diperoleh,lantaran shalat
adalah permulaan dari kemenangan mengatasi goda^an hawa nafsu,
Dan perjuangan mengalahkan hawa nafsu adalah permula^an dari
kemenangan diatas perjuangan menaklukkan musuh dimanapun. setelah
kemenangan itu direbut, tidak ada yang patut dipekikkan kecuali
menyerukan kembali kebesaran Allah.Swt, karena tiada daya dan
kekuatan melainkan dengan pertolonganNya. Allah yang mana yang
harus kita agungkan? Tidak lain Adalah Allah yang tiada Tuhan
kecuali dia.
Pada waktu rekaman mimpi ini diberitahukan kepada Rasulullah.Saw
, Beliau dengan bergembira menyetujuinya sebagai lafal Adzan
semenjak saat itu, Oleh Bilal, Tiap kali bang subuh ditambahkan
kalimat As-shalaatu khairun minan-naum,Shalat itu lebih utama
dari pada tidur, setelah kalimat hayya ^alal-falah.
Cerita Ini saya ambil dari buku 30 kisah teladan “Oleh K.H
Abdurrahman Arroisi”.
Semoga bermanfaat bagi kita semua
Wassalam.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
nonlady Re:nasihat – 2007/05/06 01:30 Gadis Itu Tewas dalam Posisi Menari
Written by Ummu Raihanah
Selasa, 12 Desember 2006
Sebagai pemandi mayat selama 13 tahun di Saudi Arabia ia belum
pernah melihat pemandangan seperti ini. Ketika ia membuka selimut
yang menutupi mayat tersebut ia seketika pingsan. Beberapa wanita
datang berusaha menyadarkannya, setelah ia sadar Fulanah segera
menemui ibu si mayat tersebut dan bertanya, wahai ukhti seumur
hidupku aku belum pernah melihat kondisi jasad yang demikian, aku
melihat jasad putrimu dalam keadaan menari (berjoget) apa yang
dilakukan putrimu di masa hidupnya??
Sang ibu dengan terisak menceritakan, bahwa putrinya semasa
hidupnya menggandrungi musik dan nyanyian. Ia terobsesi dengan
musik, terlebih usianya yang baru menginjak remaja (ABG) sulit
bagi sang ibu untuk menasehatinya. Ia senang menonton lagu-lagu
favorit yang sedang hit dalam video klips, menyukai
penyanyi-penyanyi tersebut dengan penuh cinta. Hidupnya hanya di
isi dengan nyanyian dan musik.
Suatu hari gadis belasan tahun itu datang dalam sebuah pesta,
karena memang ia diundang oleh kawannya. Dalam sebuah pesta tentu
saja didalamnya ada nyannyian dan musik. Maka ketika lagu
kesayangannya dinyanyikan ia tidak dapat menahan dirinya.Mulailah
ia menari (berjoget) dan bernyanyi dengan riangnya. Dalam keadaan
yang sangat bersemangat itu tiba-tiba ia terjatuh dan tubuhnya
membentur meja di depannya. Ia tak sadarkan diri, orang-orang di
sekitarnya berusaha menolongnya dan mereka mendapati gadis itu
telah tiada. Dan, tubuhnya kaku (benar-benar kaku dan keras)tidak
dapat digerakkan. Dengan posisi tangan meliuk di atas kepala
(sebagaimana layaknya orang berjoget).
Setelah mendengar penjelasan sang ibu, Fulanah berusaha memandikan
mayat gadis malang itu ia pun berusaha memposisikan jasad sang
gadis sebagaimana layaknya mayat yang akan dikafankan. Tapi,
subhanallah jasad itu benar-benar kaku seperti batu, ia tidak
dapat menekukkan tangan sang mayat, akhirnya ia pasrah membungkus
mayat dalam keadaan sebagaimana adanya.
Jika akhir hidup manusia yang menggemari para penyanyi seperti
diatas mendapatkan hukuman seperti itu, bisakah kita membayangkan
bagaimana keadaan para penyanyi (artis) itu sendiri bila mereka
tidak segera bertaubat kepada Allah ?
Tidakkah kita mengambil ibrah ini wahai hamba Allah?? Tidak
menjadi jaminan usia yang muda tidak akan diburu ajal? Tidakkah
kita takut ketika kita melakukan maksiat tiba-tiba Allah mencabut
nyawa kita dengan mendadak? Berapa banyak generasi salaf takut
akan kondisi diatas, mati dalam keadaan suul khatimah (akhir yang
buruk).Ada diantara mereka yang senantiasa berdoa agar Allah
mewafatkan mereka ketika mereka sedang sujud sehingga Allah pun
mengabulkan doanya. Semoga Allah menjadikan kita senatiasa
istiqamah dalam ketaatan dan mengakhiri hidup kita dengan husnul
khatimah.amin.
Sumber: Daurah Syar iyah Muslimah Mahad Darul Hidayah, Rabwa,
Riyadh
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=3928