Azimat – 2010/01/13 18:17

0

mauzalatif Azimat – 2010/01/13 18:17 Assalamu^alaikum

Ya Habib yang saya hormati…mohon perkenan jawaban nya
1. Dalam usaha perdagangan, biasanya ada yang mencari pelarisan
(misal dari seorang
kyai), ada yang berbentuk doa, berbentuk minyak, garam,, air,
dll…bagaimana ya Bib
hukum nya…
2. Jika kita sowan kyai, minta doa dan keberkahan dari beliau,
bagaimana hukumnya?
3. Bib, seseorang dikatakan dukun, sehingga kita dilarang bertanya
kepadanya…itu ciri-ciri
nya bagaimana?
karena ada juga orang islam yang mengamalkan syariat, bisa
menjelaskan hal-hal yang
gaib…
4. Gimana ya bib, membedakan hal syirik dengan enggak,?

Terimakasih
Wassalamu^alaikum

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:Azimat – 2010/01/15 08:09 Alaikumsalam warahmatullah
wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari
hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
1. jika benda / air yg didoakan, maka boleh, Rasul saw
melakukannya, dan seluruh madzhab membolehkannya, yg dilarang
adalah memperbudak jin atau mempertuannya, jika dibantu oleh jin
maka boleh selama tak memperbudak dan mempertuannya.

2. minta doa pada orang shalih diperbolehkan dan sunnah, demikian
teriwayatkan pada riwayat shahih

3. beda antara dukun dan shalihin, dukun adalah yg memperbudak jin
atau mempertuan jin, ia mestilah dirumahnya dan wajahnya kelam
menakutkan, tidak sejuk dan dama sebagaimana orang yg shalih dan
banyak bersujud.
bertanya pada orang shalih boleh, karena Rasul saw bersabda : hati
hatilah pada firasat orang beriman, sungguh mereka melihat dg
cahaya Allah.

4. menyembah selain Allah hukumnya syirik, namun memperbudak jin
adalah dosa besar dan bukan syirik, mempertuannya pun bisa
terjeblos dalam kemusyrikan jika memuliakannya lebih dari Allah
swt.

berikut saya tampilkan dalil dalil tabarruk (mengambil berkah)

TABARRUK
(mengambil keberkahan dari bekas atau tubuh shalihin)

Banyak orang yang keliru memahami makna hakikat tabarruk dengan
Nabi Muhammad saw, peninggalan-peninggalannya saw, ahlulbaitnya
saw dan para pewarisnya yakni para ulama, para kyai dan para wali.
Karena hakekat yang belum mereka pahami, mereka berani menilai
kafir (sesat) atau musyrik terhadap mereka yang bertabarruk pada
Nabi saw atau ulama.
Sebagaimana firman Allah swt : Berkatalah Nabi mereka pada
mereka, bahwa bukti bahwa ia diberi kekuasaan adalah peti yg
didalamnya terdapat ketenangan dari tuhan kalian, dan bekas bekas
peninggalan keluarga Musa (as) dan Keluarga Harun (as) yang
dibawakan oleh Malaikat, sungguh pada hal itu terdapat tanda tanda
jika kalian benar benar beriman (QS Al Baqarah 248).
Maka azimat (Ruqyyat) dengan huruf arab merupakan hal yang
diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Allah swt. Sebagaimana
dijelaskan bahwa azimat dengan tulisan ayat atau doa disebutkan
pada kitab Faidhulqadir Juz 3 hal 192, dan Tafsir Imam Qurtubi Juz
10 hal.316/317, dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin
mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu semata mata
adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari ayat ayat Alqur an.

Mengenai azimat (Ruqyyat) dg huruf arab merupakan hal yg
diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Allah swt. Sebagaimana
dijelaskan bahwa azimat dg tulisan ayat atau doa disebutkan pd
kitab Faidhulqadir Juz 3 hal 192, dan Tafsir Imam Qurtubi Juz 10
hal.316/317, dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin
mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu semata mata
adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari ayat ayat Alqur an.

Mengenai benda-benda keramat, maka ini perlu penjelasan yg sejelas
jelasnya, bahwa benda benda keramat itu tak bisa membawa manfaat
atau mudharrat, namun mungkin saja digunakan Tabarrukan (mengambil
berkah) dari pemiliknya dahulu, misalnya ia seorang yg shalih,
maka sebagaimana diriwayatkan :
Para sahabat seakan akan hampir saling bunuh saat berdesakan
berebutan air bekas wudhunya Rasulullah saw (Shahih Bukhari Hadits
no. 186),

Allah swt menjelaskan bahwa ketika Ya qub as dalam keadaan buta,
lalu dilemparkanlah ke wajahnya pakaian Yusuf as, maka iapun
melihat, sebagaimana Allah menceritakannya dalam firman Nya SWT :
(berkata Yusuf as pada kakak kakaknya) PERGILAH KALIAN DENGAN
BAJUKU INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH
DARI BUTANYA (QS Yusuf 93), dan pula ayat : MAKA KETIKA DATANG
PADANYA KABAR GEMBIRA ITU, DAN DILEMPARKAN PADA WAJAHNYA (pakaian
Yusuf as) MAKA IA (Ya qub as) SEMBUH DARI KEBUTAANNYA (QS Yusuf
96). Ini merupakan dalil Alqur an, bahwa benda/pakaian orang orang
shalih dapat menjadi perantara kesembuhan dengan izin Allah
tentunya, kita bertanya mengapa Allah sebutkan ayat sedemikian
jelasnya?, apa perlunya menyebutkan sorban yusuf dg ucapannya :
PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU,
MAKA IA AKAN SEMBUH DARI BUTANYA . untuk apa disebutkan masalah
baju yg dilemparkan kewajah ayahnya?, agar kita memahami bahwa
Allah SWT memuliakan benda benda yg pernah bersentuhan dengan
tubuh hamba hamba Nya yg shalih. kita akan lihat dalil dalil
lainnya.

Setelah Rasul saw wafat maka Asma binti Abubakar shiddiq ra
menjadikan baju beliau saw sebagai pengobatan, bila ada yg sakit
maka ia mencelupkan baju Rasul saw itu di air lalu air itu
diminumkan pada yg sakit (shahih Muslim hadits no.2069).

Rasul saw sendiri menjadikan air liur orang mukmin sebagai
berkah untuk pengobatan, sebagaimana sabda beliau : Dengan Nama
Allah atas tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami,
sembuhlah yg sakit pada kami, dg izin tuhan kami (shahih Bukhari
hadits no.5413), ucapan beliau saw : demi air liur sebagian dari
kami menunjukkan bahwa air liur orang mukmin dapat menyembuhkan
penyakit, dg izin Allah swt tentunya, sebagaimana dokter pun dapat
menyembuhkan, namun dg izin Allah pula tentunya, hadits ini
menjelaskan bahwa rasul saw bertabarruk dg air liur mukminin
bahkan tanah bumi, menunjukkan bahwa pd hakikatnya seluruh ala
mini membawa keberkahan dari Allah swt.

seorang sahabat meminta Rasul saw shalat dirumahnya agar
kemudian ia akan menjadikan bekas tempat shalat beliau saw itu
mushollah dirumahnya, maka Rasul saw datang kerumah orang itu dan
bertanya : dimana tempat yg kau inginkan aku shalat? . Demikian
para sahabat bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya Rasul saw
hingga dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits no.1130)

Nabi Musa as ketika akan wafat ia meminta didekatkan ke wilayah
suci di palestina, menunjukkan bahwa Musa as ingin dimakamkan dg
mengambil berkah pada tempat suci (shahih Bukhari hadits no.1274).

Allah memuji Nabi saw dan Umar bin Khattab ra yg menjadikan
Maqam Ibrahim as (bukan makamnya, tetapi tempat ibrahim as berdiri
dan berdoa di depan ka bah yg dinamakan Maqam Ibrahim as) sebagai
tempat shalat (musholla), sebagaimana firman Nya : Dan mereka
menjadikan tempat berdoanya Ibrahim sebagai tempat shalat (QS Al
Imran 97), maka jelaslah bahwa Allah swt memuliakan tempat hamba
hamba Nya berdoa, bahkan Rasul saw pun bertabarruk dengan tempat
berdoanya Ibrahim as, dan Allah memuji perbuatan itu.

Diriwayatkan ketika Rasul saw barusaja mendapat hadiah selendang
pakaian bagus dari seorang wanita tua, lalu datang pula orang lain
yang segera memintanya selagi pakaian itu dipakai oleh Rasul saw,
maka riuhlah para sahabat lainnya menegur si peminta, maka sahabat
itu berkata : aku memintanya karena mengharapkan keberkahannya
ketika dipakai oleh Nabi saw dan kuinginkan untuk kafanku nanti
(Shahih Bukhari hadits no.5689), demikian cintanya para sahabat
pada Nabinya saw, sampai kain kafanpun mereka ingin yang bekas
sentuhan tubuh Nabi Muhammad saw.

Sayyidina Umar bin Khattab ra ketika ia telah dihadapan
sakratulmaut, Yaitu sebuah serangan pedang yg merobek perutnya
dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai
tersengal sengal beliau berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar
ra), “Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku berkirim
salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan
disebelah Makam Rasul saw dan Abubakar ra”, maka ketika
Ummulmukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar ra :
“Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di
pembaringan itu (dimakamkan disamping makam Rasul saw (Shahih
Bukhari hadits no.1328). Dihadapan Umar bin Khattab ra Kuburan
Nabi saw mempunyai arti yg sangat Agung, hingga kuburannya pun
ingin disebelah kuburan Nabi saw, bahkan ia berkata : “Tidak ada
yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan
itu

Demikian pula Abubakar shiddiq ra, yang saat Rasul saw wafat
maka ia membuka kain penutup wajah Nabi saw lalu memeluknya dengan
derai tangis seraya menciumi tubuh beliau saw dan berkata : Demi
ayahku, dan engkau dan ibuku wahai Rasulullah.., Tiada akan Allah
jadikan dua kematian atasmu, maka kematian yang telah dituliskan
Allah untukmu kini telah kau lewati . (Shahih Bukhari hadits
no.1184, 4187).

Salim bin Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah
jalan, maka ketika ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah
ditempat ini, dan berkata ayahku bahwa Rasulullah saw shalat di
tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar ra pun melakukannya.
(Shahih Bukhari hadits no.469). Demikianlah keadaan para sahabat
Rasul saw, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh
Tubuh Muhammad saw tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki,
mereka mencari keberkahan dengan shalat pula ditempat itu,
demikian pengagungan mereka terhadap sang Nabi saw.

Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu
Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?,
maka Abu Muslim ra berkata : Kulihat Rasul saw shalat ditempat ini
(Shahih Bukhari hadits no.480).

Sebagaimana riwayat Sa ib ra, : “aku diajak oleh bibiku kepada
Rasul saw, seraya berkata : Wahai Rasulullah.., keponakanku
sakit.., maka Rasul saw mengusap kepalaku dan mendoakan keberkahan
padaku, lalu beliau berwudhu, lalu aku meminum air dari bekas
wudhu beliau saw, lalu aku berdiri dibelakang beliau dan kulihat
Tanda Kenabian beliau saw” (Shahih Muslim hadits no.2345).

Riwayat lain ketika dikatakan pada Ubaidah ra bahwa kami
memiliki rambut Rasul saw, maka ia berkata: Kalau aku memiliki
sehelai rambut beliau saw, maka itu lebih berharga bagiku dari
dunia dan segala isinya (Shahih Bukhari hadits no.168).
demikianlah mulianya sehelai rambut Nabi saw dimata sahabat, lebih
agung dari dunia dan segala isinya.

Diriwayatkan oleh Abi Jahiifah dari ayahnya, bahwa para sahabat
berebutan air bekas wudhu Rasul saw dan mengusap2kannya ke wajah
dan kedua tangan mereka, dan mereka yang tak mendapatkannya maka
mereka mengusap dari basahan tubuh sahabat lainnya yang sudah
terkena bekas air wudhu Rasul saw lalu mengusapkan ke wajah dan
tangan mereka (Shahih Bukhari hadits no.369, demikian juga pada
Shahih Bukhari hadits no.5521, dan pada Shahih Muslim hadits
no.503 dengan riwayat yang banyak).

Diriwayatkan ketika Anas bin malik ra dalam detik detik
sakratulmaut ia yg memang telah menyimpan sebuah botol berisi
keringat Rasul saw dan beberapa helai rambut Rasul saw, maka
ketika ia hampir wafat ia berwasiat agar botol itu disertakan
bersamanya dalam kafan dan hanut nya (shahih Bukhari hadits
no.5925)
Tampaknya kalau mereka ini hidup di zaman sekarang, tentulah para
sahabat ini sudah dikatakan musyrik, tentu Abubakar sudah
dikatakan musyrik karena menangisi dan memeluk tubuh Rasul saw dan
berbicara pada jenazah beliau saw
Tentunya umar bin khattab sudah dikatakan musyrik karena
disakratulmaut bukan ingat Allah malah ingat kuburan Nabi saw
Tentunya para sahabat sudah dikatakan musyrik dan halal darahnya,
karena mengkultuskan Nabi Muhammad saw dan menganggapnya tuhan
sembahan hingga berebutan air bekas wudhunya, mirip dengan kaum
nasrani yg berebutan air pastor!
Nah.. kita boleh menimbang diri kita, apakah kita sejalan dengan
sahabat atau kita sejalan dg generasi sempalan.
Wahai saudaraku, jangan alergi dengan kalimat syirik, syirik itu
adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah,
atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang
sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik.
Sebagimana sabda Nabi saw : Kebekahan adalah pada urang orang tua
dan ulama kalian (Shahih Ibn Hibban hadits no.559)
Dikatakan oleh Al hafidh Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy
menanggapi hadits yg diriwayatkan dalam shahih muslim bahw Rasul
saw membaca mu awwidzatain lalu meniupkannya ke kedua telapak
tangannya, lalu mengusapkannya ke sekujur tubuh yg dapat
disentuhnya, hal itu adalah tabarruk dg nafas dan air liur yg
telah dilewati bacaan Alqur an, sebagaimana tulisan dzikir dzikir
yg ditulis dibejana (untuk obat). (Al Jami usshaghiir Imam
Assuyuthiy Juz 1 hal 84 hadits no.104)

Telah dibuktikan pula secara ilmiah oleh salah seorang Profesor
Jepang, bahwa air itu berubah wujud bentuknya dg hanya diucapkan
padanya kalimat kalimat tertentu, bila ucapan itu berupa cinta,
terimakasih dan ucapan ucapan indah lainnya maka air itu berubah
wujudnya menjadi semakin indah, bila diperdengarkan ucapan cacian
dan buruk maka air itu berubah menjadi buruk wujud bentuknya, dan
bila dituliskan padanya tulisan mulia dan indah seperti
terimakasih, syair cinta dan tulisan indah lainnya maka ia menjadi
semakin indah wujudnya, bila dituliskan padanya ucapan caci maki
dan ucapan buruk lainnya maka ia berubah buruk wujudnya,
kesimpulannya bahwa air itu berubah dengan perubahan emosi orang
yg didekatnya, apakah berupa tulisan dan perkataan.

Keajaiban alamiah yg baru diketahui masa kini, sedangkan Rasul saw
dan para sahabat telah memahaminya, mereka bertabarruk dg air yg
menyentuh tubuh Rasul saw, mereka bertabarruk dg air doa yg
didoakan oleh Rasul saw, maka hanya mereka mereka kaum muslimin yg
rendah pemahamannya dalam syariah inilah yg masih terus
menentangnya padahal telah dibuktikan secara ilmiah, menunjukkan
pemahaman mereka itulah yg jumud dan terbelakang.

Walillahittaufiq

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=24909