Asraqal Dalam Maulid –

0

AbuKarina Asraqal Dalam Maulid – 2007/09/26 22:07 Assalamu^alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Bib, salah satu hobby saya adalah mengunjungi majlis-majlis maulid
yang sering diadakan disekitar bulan Rabiulawwal, seperti di Al
Hawi, Kwitang, Bukit Duri dll.
Pada setiap akhir pembacaan riwayat maulid, saat asraqal (?)
serentak jama^ah berdiri sambil mengumandangkan shalawat. MENGAPA
JAMA^AH HARUS BERDIRI ? bukankah duduk juga bisa ? Pertanyaan ini
sering saya lontarkan kepada teman-teman saya, namun jawaban yang
didapatkan kurang dapat menenangkan diri saya.
Untuk itu, dengan tidak mengurangi takzim saya, mohon Habib
memberi pencerahan pada diri saya mengenai hal tersebut, mengingat
pertanyaan serupa sering juga dilontarkan oleh pengusung Gerakan
Anti Maulid. Kemudian buku atau kitab apa saja yang dapat saya
jadikan hujjah atas hal ini.
Demikian terimakasih
Jazakumullah khairan katsira

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:Asraqal Dalam Maulid – 2007/09/27 15:38 Alaikumsalam
warahmatullah wabarakatuh,

Cahaya Rahmat Nya swt semoga selalu menerangi hari hari anda
dengan kebahagiaan,

Saudaraku yg kumuliakan,
Mengenai berdiri saat maulid ini, merupakan Qiyas dari gembira
menyambut kedatangan syariah yg dibawa oleh Rasul saw dan
kerinduan pada Rasul saw, dan menunjukkan semangat atas kedatangan
sang pembawa risalah pada kehidupan kita, hal ini lumrah saja,
sebagaimana penghormatan yg dianjurkan oleh Rasul saw adalah
berdiri, sebagaimana diriwayatkan ketika sa ad bin Mu adz ra
datang maka Rasul saw berkata kepada kaum anshar : Berdirilah
untuk tuan kalian (shahih Bukhari hadits no.2878, Shahih Muslim
hadits no.1768), demikian pula berdirinya Thalhah ra untuk Ka b
bin Malik ra.
Memang mengenai berdiri penghormatan ini ada ikhtilaf ulama,
sebagaimana yg dijelaskan bahwa berkata Imam Alkhattabiy bahwa
berdirinya bawahan untuk majikannya, juga berdirinya murid untuk
kedatangan gurunya, dan berdiri untuk kedatangan Imam yg adil dan
yg semacamnya merupakan hal yg baik, dan berkata Imam Bukhari
bahwa yg dilarang adalah berdiri untuk pemimpin yg duduk, dan Imam
Nawawi yg berpendapat bila berdiri untuk penghargaan maka taka
apa, sebagaimana Nabi saw berdiri untuk kedatangan putrinya
Fathimah ra saat ia datang, namun adapula pendapat lain yg
melarang berdiri untuk penghormatan.(Rujuk Fathul Baari Almasyhur
Juz 11 dan Syarh Imam Nawawi ala shahih muslim juz 12 hal 93)

Namun sehebat apapun pendapat para Imam yg melarang berdiri untuk
menghormati orang lain, bisa dipastikan mereka akan berdiri bila
Rasulullah saw datang pada mereka, mustahil seorang muslim beriman
bila sedang duduk lalu tiba tiba Rasulullah saw datang padanya dan
ia tetap duduk dg santai..

Namun dari semua pendapat itu, tentulah berdiri saat mahal qiyam
dalam membaca maulid itu tak ada hubungan apa apa dengan semua
perselisihan itu, karena Rasul saw tidak dhohir dalam pembacaan
maulid itu, lepas dari anggapan ruh Rasul saw hadir saat pembacaan
maulid, itu bukan pembahasan kita, masalah seperti itu adalah
masalah ghaib yg tak bisa disyarahkan dengan hukum dhohir,
semua ucapan diatas adalah perbedaan pendapat mengenai berdiri
penghormatan yg Rasul saw pernah melarang agar sahabat tak berdiri
untuk memuliakan beliau saw.

Jauh berbeda bila kita yg berdiri penghormatan mengingat jasa
beliau saw, tak terikat dengan beliau hadir atau tidak, bahwa
berdiri kita adalah bentuk kerinduan kita pada nabi saw,
sebagaimana kita bersalam pada Nabi saw setiap kita shalat pun
kita tak melihat beliau saw.

Sebagaimana kita mengucap salam selepas shalat dengan menghadap
kekiri dan ke kanan, padahal bisa saja kiri dan kanan kita itu tak
ada orang,

Diriwayatkan bahwa Imam Al hafidh Taqiyuddin Assubkiy
rahimahullah, seorang Imam Besar dan terkemuka dizamannya bahwa ia
berkumpul bersama para Muhaddits dan Imam Imam besar dizamannya
dalam perkumpulan yg padanya dibacakan puji pujian untuk nabi saw,
lalu diantara syair syair itu merekapun seraya berdiri termasuk
Imam Assubkiy dan seluruh Imam imam yg hadir bersamanya, dan
didapatkan kesejukan yg luhur, dan cukuplah perbuatan mereka itu
sebagai panutan,
dan berkata Imam Ibn Hajar Alhaitsamiy rahimahullah bahwa Bid ah
hasanah sudah menjadi kesepakatan para imam bahwa itu merupakan
hal yg sunnah, (berlandaskan hadist shahih muslim no.1017 yg
terncantum pd Bab Bid ah) yaitu bila dilakukan mendapat pahala dan
bila ditinggalkan tidak mendapat dosa, dan mengadakan maulid itu
adalah salah satu Bid ah hasanah,

Dan berkata pula Imam Assakhawiy rahimahullah bahwa mulai abad
ketiga hijriyah mulailah hal ini dirayakan dengan banyak sedekah
dan perayaan agung ini diseluruh dunia dan membawa keberkahan bagi
mereka yg mengadakannya. (Sirah Al Halabiyah Juz 1 hal 137)

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=7787

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments