Apakah kita wajib Hukumnya

0

Forum Majelis Rasulullah

asqo Apakah kita wajib Hukumnya memilih dalam pemilu ? – 2009/06/02
01:01 Apakah kita sebagai umat islam wajib hukumnya berpartisipasi
dalam demokrasi yang demokrasi itu sendiri adalah konsep yang
diusulkan, dibawa dan dianjurkan untuk diasimilasi oleh pihak yang
nyata-nyata menentang islam (dalam hal ini suatu negara yang
menyerang negara islam, serta ikut mendukung dengan keras
penyiksaan dan pembunuhan anak-anak, wanita serta orang tua di
Palestina), sedangkan pada zaman Rasulullah (salam bagi beliau)
sendiri beliau tidak menggunakan konsep Demokrasi sebagai tonggak
utama dalam membangun pemerintahan.

Memang kita diperintahkan dalam islam bahwa kita harus mengikuti
Ulil Amri, namun hal ini bukanlah prioritas, karena pada ulil amri
sendiri menempati posisi dibawah perintah dari Allah dan Rasul dan
dari Para Ulama Islam, dan dilihat dari ajaran Allah dan Rasul
(salam bagi beliau) demokrasi bukanlah hukum yang wajib. Walaupun
demokrasi tersebut telah dipakai pada zaman Yunani (Abad Ke-7)
sebelum lahirnya Rasulullah, namun beliau tidak menggunakan sistem
tersebut. Dipandang dari sudut pandang lain, dari berbagai analisa
yang pernah saya baca, Demokrasi yang merupakan kepanjangan tangan
dari Azas Imperalisme dan Kapitalisme berbasis Liberal dimana
dalam ideologi tersebut Demokrasi dianggap sebagai sistem yang
Free Market, (maksudnya siapa yang memiliki Modal / Kapital yang
lebih besar maka, dia berkesempatan dapat meraih suara terbanyak
dengan berbagai teknik yang dia lakukan untuk mendokrak votenya
melalui dengan strategi propaganda media maupun strategi lain shg
“menjadikannya” sebagai pemimpin yang terbaik, kharismatik, dan
paling tepat). Yang pada akhirnya bukanlah pemimpin yang berilmu
dan berakhlak terbaiklah yang terpilih.

Dengan menerapkan demokrasi juga kita secara tidak langsung telah
menjadi sekutu dari negara yang “menganjurkan” demokrasi itu
sendiri, hal ini dilihat dari akses Indonesia dalam berutang
semakin mudah kepada berbagai lembaga negara tersebut (seperti
Bank Dunia, IMF, maupun lembaga lain), daripada sebelum Indonesia
dicap sebagai negara yang demokratis spt sekarang ini, yang pada
akhirnya rakyat kecil yang menanggung sebagian besar dari utang
tersebut (BLBI, Koruptor).

Demokrasi yang selama ini juga saya lihat menimbulkan “efek
samping” yang negatif dalam hal kompetisi karena seringkali para
calon pemimpin dengan berbagai cara meraih keinginannnya menjadi
kursi yang dikehendakinya, selain dengan cara saling menjatuhkan,
mereka juga (kadang) tidak segan membuka aib saudaranya sendiri
walaupun sesama Umat Islam.

Dalam hal efisiensi Demokrasi juga memboroskan uang rakyat karena
menghabiskan dana lebih dari 12 Triliun untuk satu kali putaran
pemilihan, padahal Umat islam Korban Lapindo (yang saat ini tidak
diperdulikan padahal salah satu menteri yang memiliki perusahaan
tsb dipilih oleh rakyat), Umat Islam yang setiap tahun kebanjiran
di Kalimantan, Sumatera, bahkan di Ibukota, Anak-anak islam yang
tidak dapat ikut pendidikan karena keterbatasan dana dari
keluarganya, menjadi korban hanya atas nama perwujudan demokrasi.

Pemerintah hasil dari “Produk” demokrasi dari zaman orde baru
sampai sekarang bahkan tidak dapat berbuat apa2 saat emas
Indonesia di Jajah oleh Perusahaan Asing – FreePort, dijualnya
BUMN negara, Batubara Indonesia, Gas Indonesia, telah diangkut
oleh para perusahaan asing ke negara mereka untuk mensejahterakan
kaum mereka sendiri (Kaum Kafir) namun disini kita hanya
“menikmati” dampak dari aktivitas tersebut yaitu Rutinitas banjir
di Kalimantan, Kualitas kesejahteraan di sekitar PT. Freeport yang
cenderung memprihatinkan, Batubara yang tidak mencukupi untuk
menerangi umat islam seluruh Indonesia, serta sistem pendidikan
warisan dari penjajahan yang digunakan (bukan pendidikan islam-
kecuali pesantren). Dan disini dari pemimpin Produk Tersebut tidak
dapat berbuat apa2 dan tunduk pada aturan2 yang dibuat oleh negara
penggagas demokrasi.

Maaf kepada Habib (Mudahan selalu dimuliakan oleh Allah SWT)
apabila pertanyaan saya terlalu panjang, (atau mungkin tidak
beretika kepada Habib) karena menurut saya, saya harus menjelaskan
secara detail tentang hal ini……sehingga permasalahannya menjadi
lebih jelas, jadi apakah benar kita “diharamkan” jika tidak
memilih dalam demokrasi, karena ada jalan yang lebih baik yaitu
dengan berdoa Kepada Allah SWT dan Rasullah dan berusaha dengan
dimulai dari sendiri saja….Mudahan Kita selalu diberikan Rahmat
oleh Allah SWT dan Rasulullah.

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

munzir Re:Apakah kita wajib Hukumnya memilih dalam pemilu ? – 2009/06/02
05:31 Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari
hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
tidak ada dalam islam istilah pemilihan umum, para
Khulafa^urrasyidin tidak dipilih dg sistim pemilihan umum,
Khalifah Abubakar shiddiq ra dipilih oleh Umar ra dan kemudian
sahabat lainnya menyetujui,
Khalifah Umar ra dipilih atas isyarat Khalifah Abubakar shiddiq
ra, lalu diikuti sahabat lainnya,
Khalifah Utsman ra dipilih atas isyarat dari Khalifah Umar ra, dan
disetujuii sahabat lainnya, demikian pula khalifah Ali kw, dipilih
dg isyarat dari Khalifah Utsman ra dan disetujui sahabat lainnya.

tidak satupun khilafah islamiyah berdiri dg pemilu.

namun perlu diketahu bahwa Rasul saw tidak merubuhkan/menjatuhkan
kekuasaan para penguasa, beliau saw tetap membiarkan Abdullah bin
Ubay bin Salul sebagai pimpinan Madinah, padahal ia munafik besar.

Rasul saw juga membiarkan Abu Sufyan bin Harb menjadi pemimpin
Makkah dan ka^bah sebelum ia masuk islam.

maka jelas sudah antara kita dengan umaro tidak ada masalah, kita
tidak usah ikut ikut berebutan kekuasaan, kita tetap bersama
aktifitas kita menjalankan syariah semampunya,

mengenai Umaro yg bertentangan dg syariah, ini sudah pernah
terjadi dimasa para sahabat masih ada, sebagaimana riwayat shahih
Bukhari bahwa para Tabiin mengadukan kepada sahabat yaitu Anas bin
Malik ra akan kejahatan Khalifah Hajjaj yg banyak membantai Ulama,
maka Anas bin Malik ra menjawab : bersabarlah, karena tiadalah
ummat ini kecuali akan makin buruk kepemimpinannya, kudengar ini
dari Nabi Kalian saw. (Shahih Bukhari).

jelas sudah kita tidak boleh memerangi Umaro walau dholim selama
mereka muslim.

Rasul saw ketika beberapa hari sebelum wafat, dalam ceramah
terakhirnya beliau saw keluar dg memakai ikat kepala karena pusing
yg sangat parah dan demam, seraya bersabda : akan kalian lihat
setelah aku wafat hal hal yg tidak kalian sukai, maka jika ada
pemimpin yg naik diantara kalian (muslimin, non yahudi dan nasrani
atau musyrikin), ia membuat manfaat pada ummat dan membuat
mudharrat pada ummat pula, maka terimalah yg baiknya dan
maafkanlah kesalahannya. (Shahih Bukhari).

dan Rasul saw juga bersabda : Taatlah pada pemimpin kalian,
kecuali jika memerintahkan pada maksiat maka tidak ada taat.
(Shahih Bukhari).

maka selama mereka tidak melarang kita ibadah, tidak melarang kita
shalat, tidak melarang kita puasa, tidak melarang kita ibadah
fardhu lainnya, maka kita tidak boleh menentangnya.

bukan pula harus menjadi budaknya.

saudaraku, saya melihat Indonesia adalah salah satu negara yg
paling terbuka pada kemajuan islam, saya lihat di beberapa negara
lainnya sangat sulit perkembangan islam,

saya masuk S^pore pertama kali, mereka habis2an mempersulit dan
menginterogasi saya, dan saya diikuti intelijen mereka saat
ceramah di masjid masjid, sampai mereka tahu betul bahwa saya aman
dan tdk mengajarkan anarki, maka mereka terbuka utk saya, tiap
kali saya ke s^pore mereka sudah maklum, foto saya sudah ada di
setiap pintu imigrasi mereka, paspor saya sudah tercatat sebagai
da^i yg aman, demikian istilah mereka.

saya masuk malaysia pun dipersulit, masuk di pebatasan malaysia
(s^pore – malaysia) saya dihujani pertanyaan macam2 dan
diinterogasi, dan saya sempat dilarang ceramah di wilayah perlis
karena masuk malaysia tanpa ada konformasi utk izin ceramah.

saya belum lama ini pulang dari Yaman, saya naik pesawat
Qatariyyah dari Yaman, demi mengejar ketibaan jumat sore, karena
majelis jumat malam dan sabtu malam berusaha tidak saya
tinggalkan, jika saya naik dg pesawat yemenia air maka jadwal
penerbangannya sabtu, maka saya baru tiba minggu siang, maka akan
terlewatkanlah dua majelis tsb.

singkat kata saya naik qatariyah, sebagaimana kita tahu bahwa
Qatar adalah salah satu negara arab yg islami (konon), saya kaget,
karena saya duduk di First class dan ditawari minuman, saya
memilih air putih, namun ia menjelaskan bahwa itu adalah arak
putih.. Astaghfirullah..,

saya ajak ia bicara (pramugara/pramugari) dg bahasa arab ia jawab
: No speak arabic, we speak english..!

aduh.. ini kan penerbangan dari negeri islami (konon).

arak terus ditawarkan dan dituangkan pada penumpang didepan muka
saya, ingin rasanya saya berdiri dan melabrak mereka, kalian ini
muslimin, negara arab, koq begini kelewatan..??, tapi saya menahan
diri, dan mereka juga tampak segan dan malu malu, namun tetap
menjalankan tugasnya

lalu penerbangan itu transit di Dauha (ibukota Qatar), saya lebih
kaget lagi, tidak ada satupun orang mau berbicara bahasa arab..,
saya hanya ingin bertanya tetap semua orang menolak berbahasa
arab.., gila, ini kalau saya ke Jakarta lalu di Bandara orang
menolak berbahasa Indonesia kan mustahil..??, bagaimana di negeri
arab orang menolak berbahasa arab..?

lalu penerbangan diteruskan ke Jakarta, penumpang kelas economy
kebanyakan TKI dan TKW yg pulang ke indonesia, maka para pramugari
/pramugara tau betul bahwa kita akan subuh diudara, dan mereka
tahu orang orang indonesia ini pasti akan shalat, akan wudhu
beramai2 dan mengotori toilet, maka mereka padamkan petunjuk arah
kiblat, padahal arah kiblat selalu ada disemua penerbangan yg
menuju ke wilayah timur tengah,

tidak ada arah kiblat, tv monitor hanya menayangkan film dan film,
lalu sesekali ditayangkan kecepatan pesawat, suhu didalam dan
diluar, namun arah kiblat tetap tidak ditampilkan..

waktu mulai fajar saya ke toilet dan mereka sudah maklum, saya
wudhu dan sengaja didepan mereka saya minta izin sholat (tempat
kosong untuk duduk para pramugari dekat pintu, merekapun
menyilahkan saya dan cepat cepat menutup tirai agar jamaah
muslimin di kelas ekonomi tidak melihat saya shalat.

selepas saya sholat saya kembali ke kursi, saya lihat ada seorang
pramugara berwajah arab yg terlihat bekas wudhu dan baru shalat
juga, dia saya tatap dg tajam, dia menunduk malu dan terus pergi..

inilah keadaan mereka dan pemerintahan mereka..

saya lalu transit di singapura, jumpa dg seorang teman yg baru
pulang dari Turki, ia cerita bahwa disana tdk berani orang muslim
memakai asesoris islam, karena akan dipanggil dan di interogasi,
mereka hanya berani pakai peci putih atau sorban di masjid saja,
diluar mereka tidak berani mengenakannya, karena kerasnya
pemerintahan melarang perkembangan islam, masya Allah.. turki
adalah wilayah islam.., banyak makam para sahabat Nabi saw,
subhanallah..

lalu juga ketika saya kunjung ke Amman, ibukota Jordan, saya
tinggal sebulan disana, naudzubillah.., kota itu sepi dari adzan,
semua masjid tdk boleh adzan dg speaker luar, hanya speaker dalam
saja, tidak seperti di indonesia orang bebas berkoar koar di
speaker sebelum subuh dan kapanpun..

majelis taklim pun tidak ada yg ramai, saya diundang hadir haul
Ahlu Badr, katanya acara besar tahunan dan banyak yg hadir, namun
ketika saya hadir tenyata yg datang sekitar dua puluh orang saja,
saya hanya membatin.. duh.. ini acara besar??, yg hadir cuma
puluhan seperti ini..??.

padahal Jordan pemimpin negaranya adalah habaib, berbangsa syarif
dari keturunan sayyidna Hasan bin Ali kw.

nah saudaraku, contoh contoh diatas saya kemukakan betapa
bobroknya negara islam didunia ini, sungguh pemerintah indonesia
sangat longgar utk islam, masjid bebas adzan bahkan seluruh
tahlil, doa dlsb panjang panjang mulai jam 3 subuh pun tidak
dilarang, majelis bebas dihadiri ribuan orang malah polisi turun
untuk mengamankan, 12 rabiul awal dijadikan hari tanggal merah,

presiden ikut maulidan, ikut majelis taklim, wapres bolak balik
hadir majelis dzikir, tv ikut2 menayangkan dan merelay majelis2,
sungguh pemerintah indonesia sangat terbuka dan bebas..

mengenai kerusakan yg terjadi pada para umaro, tugas kitalah
membenahinya, mendekatinya, menasihatinya, tanpa mengambil bantuan
moril dari mereka karena itu sangat berbahaya, itu bisa
menjatuhkan kehormatan ulama dihadapan umaro,

ulama harus dihormati sebagai guru dan penuntun ummat, bukan antek
umaro dan budak

ulama menasehati semampunya, membenahi semampunya, sisanya
pasrahkan pada Allah swt..

sebenarnya pembenahan ini mudah, sebagaimana stasion2 tv yg selalu
menayangkan acara yg merusak mental ummat, saya pernah menegur
mereka langsung, kalian terlibat akan dosa ummat indonesia ini,
kenapa terus menayangkan tayangan2 yg merusak..??

jawaban mereka pada saya singkat aja : kami hanya mengikuti maunya
masyarakat bib, jika masyarakat maunya acara islami, seperti saat
ramadhan, maka kami tayangkan acara islami, tidak ada pornografi,
semua artis wanita sopan dan berjilbab, tapi karena masyarakat
maunya diselain ramadhan acara fulgar, maka kami ikuti saja, kami
hanya ikuti selera masyarakat..

jelas sudah kunci pembenahan adalah pada masyarakat itu sendiri

mengenai fatwa yg mengharamkan golput, adalah kerisauan ulama akan
berkuasanya faham liberal dan kekuatan musuh islam dibawah
kepemimpinan pemimpin muslim yg pro kpd musuh islam, maka wajib
setiap muslim memilih, agar mereka membantu menghambat terpilihnya
pemimpin yg buruk dan merusak islam pula.

demikian maksud mereka yg mengharamkan itu, namun secara nash dari
syariah tdk ada kewajiban harus nyoblos, maka kembali pada pribadi
muslim masing2.

Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,

Wallahu a^lam

Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah

Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494

↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓

sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=22024

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments