benisantoso Amalan – 2012/02/10 00:26 Assalamualaikum .wr.wb
wahai guruku .beribu ribu maaf hamba yg byk slah pada guru
semogah Allah segera mengkbulkan setiap hajat2 guru.amin
1. Wahai guru teman ana bernama Agus ingin sekali mendpt ijazah
sanad keguruan dri guru
2.ajarkan pada ana yg fakir ini tentang sifat2 Allah?
3.trimaksih atas ijasa yg guru brikan kpad ana yaitu sholawat ruh
imam hasan assadzili mudah2 ana bisa istiqomah mengamalkan dan
mhon doanya.dmikian dri ana wassalamualaikum
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
munzir Re:Amalan – 2012/02/10 01:24 Assalamualaikum .wr.wb
wahai guruku .beribu ribu maaf hamba yg byk slah pada guru semogah
Allah segera mengkbulkan setiap hajat2 guru.amin
Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,
kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari
hari anda,
Saudaraku yg kumuliakan,
terimakasih atas doanya, sungguh tiada hadiah lebih agung dari
doa, Rasul saw bersabda: Tiadalah seorang muslim berdoa untuk
saudara muslimnya kecuali malaikat berkata : amin dan bagimu
seperti doamu pada saudaramu (Shahih Muslim)
1. saya ijazahkan pada beliau juga, dan seluruh shalawat para wali
dan shalihin
2. admin V akan membantu anda saudaraku
3. semoga Allah memuliakan anda pada kelompok yg sangat dekat dg
Rasul saw duni a dan akhirat, amiin
dan jangan Lupa membaca Aqur^an, jangan lewatkan seharipun tanpa
membaca Alqur^an jadikan bacaan yg paling anda senangi, berkata
Imam Ahmad bin Hanbal, Cinta Allah besar pada pecinta Alqur^an,
dengan memahamainya atau tidak dg memahaminya.
Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu,
semoga sukses dg segala cita cita,
Wallahu a^lam
Forum silahturahmi jama^ah Majelis Rasulullah, klik disini http://
groups.yahoo.com/group/majelisrasulullah
Peduli Perjuangan Majelis Rasulullah saw
No rekening Majelis Rasulullah saw:
Bank Syariah Mandiri
Atas nama : MUNZIR ALMUSAWA
No rek : 061-7121-494
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
adminV Re:Amalan – 2012/02/10 04:10 وُجُودٌ Wujud (ada). Mustahil adam
(tiada).
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ
Allah Yang Menciptakan langit dan bumi serta yang berada diantara
keduanya [QS. As Sajdah (32) : 4]
Tuhan haruslah Ada, mustahil Tuhan itu bersifat tidak ada. Sesuatu
bisa disebut Ada, kalau ia ada dengan sendirinya. Sebab Ada
adalah kata aktif, bukan pasif. Jadi segala sesuatu yang diadakan
maka dia bukanlah Tuhan, sebab sifatnya diadakan , bukan Ada .
Umpamanya ada orang lumpuh, dia dibantu dan digerakkan atau
diposisikan sehingga ia berada pada posisi duduk. Maka sebenarnya
ia tidak duduk akan tetapi didudukkan. Ketika ia ditopang oleh
orang lain sehingga berada pada posisi berdiri, sebenarnya ia
tidak berdiri, melainkan didirikan. Tuhan tidak diadakan. Tuhan
itu Ada tanpa diadakan.
Tidak pantas jika kita menyembah sesuatu yang diciptakan. Tidak
pantas jika manusia menyembah Isa as., Uzair as, patung, Fir aun,
pohon, dewa-dewa, jin, malaikat, dsb. Sebab mereka semua
diciptakan. Sesuatu yang diciptakan bukanlah Tuhan. Justeru Tuhan
itulah yang mencipta segala yang ada. Allah berfirman dalam Al Qur
`an surah Al-Anbiya` ayat 30 yang artinya:
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman? [Al-Anbiya`: 30]
Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan kabut.
Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia
mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. [Fushshilat: 11-12]
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan
sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. [Adz-Dzariyat: 47]
قِدَمٌ Qidam (Terdahulu). Mustahil huduts (baru) atau didahului oleh
ketiadaan.
هُوَ الأوَّلُ وَالآخِرُ
Dia Yang Awal dan Yang Akhir. [Al Hadid (57) : 3]
Tuhan haruslah yang terdahulu. Tuhan tidak didahului oleh
ketiadaan. Sesuatu yang diawali dengan ketiadaan berarti sifat
aslinya adalah tiada. Sedangkan kita sudah sepakat bahwa Tuhan itu
sifat aslinya adalah Ada . Dia Ada karena Dia memang Ada, jika
diawali ketiadaan, kemudian menjadi Ada, lalu siapa yang membuat
dia menjadi Ada ? Maka yang membuat menjadi ada itulah Tuhan,
dan Tuhan tidak mungkin diadakan. Tuhan haruslah Terdahhulu
بَقَاءٌ Baqa` (Kekal). Mustahil binasa (fana) atau dihubungi/
mengalami ketiadaan.
وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ
Dan kekal Dzat AllahYang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan. [Ar
Rahman (55) : 27]
Tuhan haruslah kekal, tidak mungkin Tuhan itu sementara. Allah
Ada, Allah adalah Yang Akhir, ketika semua makhluq telah binasa,
Allah tetap Ada. Allah tidak mengalami sakit, tidak mengantuk,
tidak tidur, tidak lelah, apalagi binasa.
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang
Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di
bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa
izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu
Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi
langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya,
dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. [QS. Al-Baqarah (2): 255]
مُخَالَفَةُ لِلْحَوَادِثِ Mukhalafatu lil hawadits (Berbeda dengan yang
baru). Mustahil Allahitu sama dengan yang baru.
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ
Tiada yang serupa dengan Dia sesuatu pun. [Asy Syura (42) : 11]
Tuhan haruslah berbeda dengan alam semesta. Tidak mungkin Tuhan
itu sama dengan ciptaan-Nya. Allah Mahakuasa, sedang makhluk
adalah lemah, namun Allah yang memberi mereka kekuasaan.
Tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. [QS. Al-Ikhlash
(112): 4]
Tiada yang serupa dengan Dia sesuatu pun. [QS. Asy-Syura (42): 11]
قِيَامُهُ تَعَالَى بِنَفْسِهِ Qiyamuhu Ta ala bi Nafsihi (Berdiri AllahTa ala
dengan DiriNya Sendiri). Mustahil Allahtidak berdiri dengan
SendiriNya.
إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Sesungguhnya AllahTa ala Yang kaya dari pada alam semesta. [Al
Ankabut (29) : 6]
Tuhan tidak butuh kepada yang lain. Tuhan tidak butuh makan, tidak
lapar, tidak haus, tidak butuh air, tidak butuh udara, tidak butuh
alam semesta. Ketakwaan dan kejahatan kita tidak berpengaruh
kepada Kekuasaan dan Kerajaan Allah.
Sesungguhnya Allah Yang Kaya tidak butuh kepada alam semesta. [QS.
Al-Ankabut (29): 6]
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. [QS.
Al-Ikhlash (112) : 2]
وَحْدَانِيَة Wahdaniyah (Esa DzatNya dan Esa SifatNya dan Esa
PerbuatanNya). Mustahil berbilang DzatNya atau SifatNya atau
PerbuatanNya.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
(Katakanlah wahai Muhammad) : Allahitu Esa. [Al Ikhlash (112) : 1]
Tuhan itu esa, tunggal. Tidak mungkin Tuhan itu berbilang atau
terpisah-pisah. Tidak mungkin sebagian dari Tuhan ada di sorga dan
sebagian lagi ada di bumi
قُدْرَة Qudrah (Mahakuasa) Mustahil Allah lemah.
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. [QS. Al-Baqarah
(2): 20]
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala
sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan. [QS. Ya Sin (36):
83]
Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada
mereka): Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa
sesuatu tanda (mu`jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk
kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia
menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan
orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit
sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan
aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan
di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda
(kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.
[Q.S. Ali ^Imran: 49]
إِرَادَة Iradah (Mahaberkehendak). Mustahil Allah tidak memiliki
kehendak.
فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
Allah berbuat seperti apa yang Dia Kehendaki. [Al Buruj (85) : 16]
عِلْمٌ Ilmun (Tahu) Mustahil Allah jahil (bodoh).
وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيم
Dan Allah dengan tiap sesuatu adalah Maha Mengetahui. [Al Hujurat
(49) : 16]
Lihat pula 2:29,231,282; 6:115; 9:115; 57:3.
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang saat itu
(hari akhir), kapankah terjadinya? Siapakah kamu (sehingga) dapat
menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan
kesudahannya (ketentuan waktunya). Kamu hanyalah pemberi
peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (kepada saat itu, hari
berbangkit). Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka
merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar
saja) di waktu sore atau pagi hari. [QS. An-Nazi^at (79): 42-46]
حَيَاةٌ Hayah (Hidup) Mustahil Allah mati.
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لا يَمُوتُ
Dan serahkan dirimu (tawakkal) kepada Yang Hidup Dzat Yang tidak
mati. [Al Furqan (25) : 58]
Lihat juga 2:255;3:2
Tuhan itu Hidup. Hidup Tuhan tidak berasal dari siapa pun,
melainkan Tuhan Hidup dengan Sendiri-Nya. Dan mustahil Tuhan itu
mati. Sedangkan kehidupan makhluq berasal dari Allah.
سَمْعٌ Sama (Mendengar). Mustahil Allah tuli.
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Dan Allah Ta ala Mahamendengar lagi Mahamengetahui. [Al Baqarah
(2) : 256]
Allah Mahamendengar. Dia mendengar dan mengabulkan doa yang
ditujukan kepadaNya. Adapun mengenai pengabulan doa, adakalanya
Allah kabulkan seperti apa yang kita kehendaki, adakalanya Allah
kabulkan seperti apa yang Allah kehendaki, dan itu baik bagi si
pendoa, dan adakalanya Allah tangguhkan doanya itu dan diganti
dengan yang lebih baik di akhirat kelak. Jadi doa itu bukanlah
untuk meminta apa yang kita kehendaki. Tetapi untuk menyampaikan
keinginan kita. Dan Allah menyukai hamba-Nya yang berdoa
kepada-Nya. Dengan kesukaan-Nya itu, maka Allah berikan yang
terbaik bagi si hamba. Jika apa yang dikehendaki si hamba itu
memang baik, maka Allah kabulkanlah seperti yang dikehendaki. Jika
yang dikehendaki si hamba itu berakibat buruk, atau kurang baik,
maka Allah berikan yang lebih baik dari apa yang dikehendaki si
hamba. Dan jika dikabulkan di dunia ini seperti yang diinginkan si
hamba itu buruk, maka Allah menangguhkannya dan menggantinya
dengan yang lebih baik, yaitu dengan ampunan dan kasih-sayang-Nya
di akhirat kelak. Tetapi ada kalanya, seseorang itu berdoa, dan
itu dapat berakibat buruk baginya, lalu Allah mengabulkannya
sehingga ia semakin jauh dari Allah. Maka yang demikian itu adalah
istidraj. Allah membiarkan dia terlena dalam keni matan, sehingga
di hari kiamat, Allah dapat menyiksanya dengan siksa yang pedih
diakibatkan kekufurannya.
Dan Allah Mahamendengar lagi Mahamengetahui [QS. Al-Baqarah (2):
256]
بَصَرٌ Bashar (Melihat). Mustahil Allah buta.
وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Dan Allah Ta ala Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat. [Al
Hujurat (49) : 18]
Maka patut bagi mu`min mu taqad bahwa ia tiada membuat ma siat,
sebab Allah Ta ala Maha Melihat segala perbuatan.
كَلامٌ Kalam (Berkata/Berfirman). Mustahil Allah bersifat kelu
(bisu).
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا
Dan berkata Allah Ta ala kepada Musa dengan sempurna/
sebenar-benarnya Berkata. [An Nisa` (4) : 164]
Segala sesuatu dijadikan oleh Allah dengan kalam-Nya, Kun
(jadilah), maka jadilah segala sesuatu. Dengan Asma-Nya segala
sesuatu itu terjadi, dengan Asma-Nya segala sesuatu bermula, dan
kepada-Nya segala sesuatu kembali.
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia
menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya: Jadilah ,
maka jadilah ia. [QS. Al-Mu`min (40): 68]
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah
berkata kepadanya: Jadilah! maka terjadilah ia. [QS. Ya Sin
(36): 82]
قَادِرٌ Qadiran (Yang Menguasai) Mustahil ﷲﭐDzat yang lemah.
Dalilnya yaitu dalil sifat Qudrah.
Rasulullah sholallohu alaihi wa aalihi wa sallam bersabda yang
artinya, Demi Dzat Yang tiada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya
salah seorang (diantara) kamu telah melakukan amalan penghuni
surga. Namun ketika perjalanannya tinggal sehasta lagi, karena
ketentuan taqdir bisa jadi dia berbalik melakukan amalan penghuni
neraka (su`ul khatimah). Sebaliknya salah seorang (diantara) kamu
telah melakukan amalan penghuni neraka. Namun ketika perjalanannya
tinggal sehasta lagi, karena ketentuan taqdir bisa jadi dia
berbalik melakukan amalan penghuni surga (husnul khatimah),
sehingga ia bisa masuk ke dalamnya.
Rasulullah SAAW juga bersabda yang artinya, Setiap orang dari
kalian, atau setiap jiwa yang bernafas, oleh Allah telah
ditentukan tempatnya di surga atau di neraka. Bahkan oleh Allah
juga sudah ditentukan apakah dia sebagai orang yang celaka atau
orang yang bahagia. Seorang laki-laki berkata, Wahai Rasulullah,
kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita menunggu ketentuan tqdir
kita, dan tidak usah beramal? Rasulullah SAAW bersabda, Siapa
yang termasuk golongan bahagia, dia pasti akan mengarah pada
amalnya orang-orang golongan bahagia. Dan Siapa yang termasuk
golongan celaka, dia juga pasti akan mengarah pada amalnya
orang-orang golongan celaka. Beramallah! Setiap kamu dipermudah.
Orang-orang golongan bahagia, mereka akan dipermudah untuk
melakukan amalnya orang-orang golongan bahagia. Adapun orang-orang
golongan celaka, mereka juga akan dipermudah untuk melakukan
amalnya orang-orang golongan celaka.
Lalu beliau membaca surat Al Lail ayat 5-10
Adapun orang-orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan
bertaqwa, dan membenarkan adanya balasan yang terbaik, maka Kami
kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun
orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup (kaya/tidak faqir
/tidak membutuhkan Allah atau siapapun), serta mendustakan pahala
yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang
sukar.
Maka patut bagi mu`min mu taqad untuk banyak takut kepada ﷲﭐTa ala
Yang Maha Kuasa.Yang Telah Memberi banyak kebajikan.
مُرِيْدٌ Muridan (Yang Berkehendak/Yang Menentukan).
Mustahil ﷲﭐtidak Menentukan apalagi diatur/ditentukan.
Dalilnya yaitu dalil sifat Iradah.
Bersumber dari Abdullah bin Mas ud, dia berkata:
Ummu Habibah pernah berdo a, Ya Allah, panjangkanlah usia suamiku
Rasulullah SAW, juga ayahku Abu Sufyan, dan saudaraku Mu awiyah.
Rasulullah SAW lalu bersabda kepada isterinya itu, Itu artinya
kamu memohon kepada Allah ajal-ajal yang sudah dibuat,
sejarah-sejarah yang sudah ditentukan, dan rizki-rizki yang sudah
dibagi. Sedikitpun daripadanya tidak akan dimajukan atau
ditangguhkan dari waktunya. Sekiranya kamu memohon kepada Allah
agar Dia berkenan melindungimu dari siksa neraka dan siksa kubur,
niscaya hal itu lebih baik bagimu. (HR. Muslim)
Maka patut bagi mu`min mu taqad untuk berdoa kepada ﷲﭐTa ala atas
kebajikan dunia dan akhirat, serta memohon agar dihindari dari
keburukan di dunia dan di akhirat..
عَالِمٌ Alimun (Yang Mengetahui) Mustahil ﷲﭐDzat Yang jahil (bodoh)
Dalilnya yaitu dalil sifat Ilmu.
Maka patut bagi mu`min mu taqad untuk senantiasa minta pertolongan
kepada ﷲﭐTa ala di dalam setiap hal dan minta agar dipelihara dari
setiap kejahatan dunia dan akhirat.
حَيٌّ Hayyun (Yang Hidup) Mustahil ﷲﭐDzat Yang mati.
Dalilnya yaitu dalil sifat Hayah. Maka patut bagi mu`min mu taqad
untuk banyak bertawakkal (berserah diri dalam segala hal) kepada
ﷲﭐTa ala.
سَمِيْعٌ Sami un (Yang Mendengar). Mustahil ﷲﭐtuli, tidak
mendengarkan..
Dalilnya yaitu dalil sifat Sama .
Sesungguhnya Aku (berbuat) seperti yang disangka oleh hambaKu.
Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu di dalam
hatinya, maka Aku akan Mengingatnya di dalam HatiKu. Jika ia
mengingatKu di suatu kumpulan orang, maka Aku akan Mengingatnya di
dalam jama ah yang lebih baik (Allah menceritakan/membanggakan
manusia yang berdzikir dan berdo a di hadapan malaikat). Jika ia
mendekati Aku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Jika
ia mendekati Aku sehasta, maka akau akan mendekat padanya sedepa.
Jika ia mendekat padaKu sambil berjalan. Maka Aku Mendekat
kepadanya dengan bergegas. Sesungguhnya hisabKu sangat cepat.
(Hadits Qudsi)
Maka patut bagi mu`min mu taqad untuk senantiasa memberi pujian
kepada ﷲﭐTa ala dan banyak berdo a kepadaNya. (Dan berprasangka
baik)
بَصِيْرٌ Bashiran (Yang Melihat). Mustahil ﷲﭐYang buta (Yang tidak
melihat).
Dalilnya yaitu dalil sifat Bashar. Maka patut bagi mu`min mu taqad
untuk senantiasa banyak malunya kepada ﷲﭐTa ala Yang Melihatnya
ketika ia berbuat dosa atau meninggalkan yang fardhu..
مُتَكَلِّمٌ Mutakalliman (Yang Berkata/Berfirman). Mustahil ﷲﭐDzat Yang
tidak berkata/bisu.
Dalilnya yaitu dalil sifat Kalam.
Sebagaiman telah dikatakan, bahwa Al Qur`an itu adalah Kalamullah.
Kalamullah adalah Qadim. Sewaktu kita membaca Al Qur`an berarti
kita sedang mengucapkan apa yang dikatakan Allah. Maka siapa yang
mendengar Al Qur`an hendaknya ia mengucapkan, Allah ; agar ia
ingat bahwa Al Qur`an adalah Kalam Allah, Rabbul alamin.
Rasulullah SAAW bersabda, Barangsiapa ingin berdialog dengan
Allah, maka bacalah Al Qur`an.
Maka patut bagi mu`min mu taqad untuk senantiasa banyak membaca
Qur`an dengan khusyu , hormat dan penuh ta zhim dengan tajwid
(tartil) dan bukan dengan adu baca qira`ah.
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=27631