Wa'alaikumsalam Warohmatullohi Wabarokaatuh Maaf sebelumnya Akhi, izinkan saya berbagi yang saya tahu mengenai pertanyaan akhi, Insya Alloh nanti habib akan membenarkan apabila apa yang saya tuliskan ini ada kesalahan dan akan menjelaskan lebih luas mengenai pertanyaan akhi
Air musta`mal dalam pengertian madzhab syafii adalah air sedikit yang telah
digunakan untuk mengangkat hadats dalam fardhu taharah dari hadats. Air
itu menjadi musta`mal apabila jumlahnya sedikit yang diciduk dengan niat
untuk wudhu` atau mandi meski untuk untuk mencuci tangan yang merupakan
bagian dari sunnah wudhu`.
Namun bila niatnya hanya untuk menciduknya yang tidak berkaitan dengan
wudhu`, maka belum lagi dianggap musta`mal. Termasuk dalam air musta`mal
adalah air mandi baik mandinya orang yang masuk Islam atau mandinya
mayit atau mandinya orang yang sembuh dari gila. Dan air itu baru
dikatakan musta`mal kalau sudah lepas/ menetes dari tubuh.
Air musta`mal dalam mazhab ini hukumnya tidak bisa digunakan untuk
berwudhu` atau untuk mandi atau untuk mencuci najis. Karena statusnya
suci tapi tidak mensucikan. Silahkan lihat pada kitab Mughni Al-Muhtaj
1/20 dan Al-Muhazzab jilid 5.
Air mutanajjis adalah air mutlak yang bersentuhan dengan benda-benda najis seperti, kotoran, kencing, darah dan lain-lain sehingga tidak suci dan menyucikan. Air mutlak yang sedikit ketika bersentuhan dengan benda najis, maka berubah menjadi mutanajjis, sekalipun tidak berubah salah satu sifatnya, yakni warna, bau dan rasanya. Sedangkan air mutlak yang banyak akan berubah menjadi mutanajjis jika bersentuhan dengan benda najis dan berubah salah satu sifatnya (baunya, rasanya, atau warnanya).
Demikian pula air mutlak lainnya (air yang mengalir, sumber air, air sumur dan air hujan) akan menjadi mutanajjis jika bersentuhan dengan benda najis dan berubah salah satu sifatnya.
Air diam yang bersambung dengan air yang mengalir (Luber) dihukumi sama dengan air yang mengalir dalam arti air itu tidak menjadi mutanajjis jika bersentuhan dengan benda najis kecuali jika berubah salah satu sifatnya
Wa'llohu a'lam
Wassalam
Hartono – Mangga Besar XIII