strwberry Kesesatan Agama Yahudi & Nasrani Menurut Islam – 2007/03/07 01:38
Islam sebagai agama yang sempurna telah membimbing umatnya agar
pandai-pandai memposisikan sikap lemah lembut dan tegas sesuai
dengan tempat dan keadaannya.
Sebuah prinsip yang sebenarnya terkait
erat dengan kadar keimaman, ilmu dan keadilan seorang muslim.
Sikap lemah-lembut tanpa ketegasan adalah kelemahan iman.
Sebaliknya ketegasan tanpa kelemah-lembutan merupakan sebuah
kebodohan. Demikian pula, bila salah dalam menempatkan salah satu
dari kedua sikap tersebut maka ini tak lain adalah kezaliman.
Ternyata Al Qur an dan As Sunnah sebagai landasan pijak agama ini
menjadi saksi abadi atas bimbingan tersebut. Tak mengherankan,
karena keduanya tidak lain adalah wahyu dari Dzat yang Maha
Mengetahui segala apa yang ada di alam semesta ini.
Terlebih bimbingan Islam terhadap penganutnya dalam menghadapi
musuh bebuyutan mereka, Yahudi dan Nashrani, yang selalu berpegang
teguh dengan kebatilan dan makar yang keji. Oleh karena itu, sudah
saatnya umat ini mengetahui prinsip apakah yang harus diyakini
didalam menyikapi mereka sehingga terselamatkan dari segala
kehinaan dan keterpurukan?
Prinsip Islam Terhadap Yahudi Dan Nashrani
1. Islam dengan tegas menyatakan bahwa Yahudi dan Nashrani adalah
orang-orang kafir. Allah Ta^ala berfirman :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
(yang artinya): Sungguh telah kafirlah orang-orang yang berkata:
Sesungguhnya Allah itu adalah Al Masih bin Maryam . (Al Maidah: 17
dan 72).
Di ayat lainnya, Allah juga berfirman :
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاَثَةٍ
(yang artinya): Sungguh telah kafirlah orang-orang yang
menyatakan: Sesungguhnya Allah adalah salah satu dari tuhan yang
tiga (keyakinan trinitas) . (Al Maidah: 73).
Tentang Yahudi, Allah menyatakan kekafiran mereka dengan
firman-Nya :
وَقَالُوا قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ لَعَنَهُمُ اللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَقَلِيلاً مَا يُؤْمِنُونَ ﴿۸۸﴾ وَلَمَّا
جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى
الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ
(yang artinya): Dan mereka (orang-orang Yahudi) mengatakan: Hati
kami telah tertutup sampai pada ucapan Allah Dan bagi
orang-orang kafir itu adzab yang menghinakan . ( Al Baqarah:
88-90).
2. Yahudi dan Nashrani adalah kaum yang telah dilaknat Allah
Ta^ala.
Hal ini ditandaskan sendiri oleh Allah Ta^ala dalam firman-Nya :
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ
بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
(artinya): Telah dilaknat Allah orang-orang kafir dari Bani
Israil (Yahudi dan Nashrani) melalui lisan Nabi Daud dan Isa bin
Maryam . (Al Maidah: 78).
Rasulullah Shallallahu ^alaihi wassalam bersabda:
لَعْنَةُ اللهِ عَلَى اليَهُوْدِ وَالنَّصَارَى
Laknat Allah kepada Yahudi dan Nashrani . (Muttafaqun alaihi).
3. Yahudi adalah orang-orang yang dimurkai, dan Nashrani adalah
orang-orang yang disesatkan Allah Ta^ala.
Rasulullah Shallallahu ^alaihi wassalam bersabda:
فَإِنَّ اليَهُوْدَ مَغْضُوْبٌ عَلَيْهِمْ وَإِنَّ النَّصَارَى ضَلاَلٌ
Sesungguhnya Yahudi itu adalah kaum yang dimurkai Allah sedangkan
Nashrani adalah kaum yang tersesat . (H.R Tirmidzi dengan sanad
shahih).
4. Yahudi dan Nashrani telah mengubah-ubah keaslian kitab suci
mereka (Taurat dan Injil) dalam rangka mengikuti hawa nafsu
mereka. Allah Ta^ala berfirman :
فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا
بِهِ ثَمَنًا قَلِيلاً
(yang artinya): Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang
menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri (karangan mereka)
lalu berkata: Ini datang dari Allah dengan maksud untuk
memperoleh keuntungan (dunia) yang sedikit . (Al Baqarah: 79).
Kalaupun seandainya mereka tidak melakukan perbuatan jahat ini,
mereka tetap diperintah untuk mengikuti Al Qur an atau Nabi
Shalllahu ^alaihi wassalam.
Allah berfirman :
قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَوَاتِ
وَالأَرْضِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ
الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
(artinya): Katakanlah: Hai manusia, sesungguhnya aku adalah
utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan
langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada
Allah dan Rasul-Nya, dan kepada kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk
. (Al A raaf: 158).
5. Yahudi dan Nashrani selalu memendam kedengkian terhadap kaum
muslimin. Allah beritakan isi hati mereka ini di dalam firman-Nya
:
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ
أَنْفُسِهِمْ
(yang artinya): Sebagian besar Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani)
menginginkan agar mereka dapat memurtadkan kalian (kaum muslimin)
setelah kalian beriman. Hal itu disebabkan kedengkian yang ada
pada diri mereka . (Al Baqarah: 109).
6. Kedengkian mereka akan timbul dan menyala-nyala tatkala kaum
muslimin mendapatkan kebaikan dari Allah. Allah berfirman :
مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلاَ الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ
مِنْ رَبِّكُمْ وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
(artinya): Orang-orang kafir dari kalangan Ahli Kitab (Yahudi dan
Nashrani) dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkan
suatu kebaikan kepada kalian (kaum muslimin) dari Tuhan kalian .
(Al Baqarah: 105).
7. Maka tak aneh kalau Yahudi dan Nashrani tidak akan ridha sampai
kaum muslimin mengikuti agama kufur mereka. Allah mengingatkan
hamba-hamba-Nya yang beriman tatkala berfirman (yang artinya):
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Dan selama-lamanya Yahudi dan Nashrani tidak akan ridha kepadamu
sampai engkau mau mengikuti agama mereka . (Al Baqarah: 120).
8. Puncak upaya Yahudi dan Nashrani agar kaum muslimin murtad dari
agamanya adalah dengan perang. Segala puji bagi Allah yang telah
membongkar makar jahat mereka seiring dengan firman-Nya :
وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
(artinya): Mereka (Yahudi dan Nashrani) tidak henti-hentinya
memerangi kalian (kaum muslimin) sampai mereka mampu memurtadkan
kalian seandainya mereka sanggup . (Al Baqarah: 217).
9. Untuk menghadapi para serigala yang masih berbulu domba
tersebut maka Allah ajarkan sebuah prinsip yaitu Al Bara
(ketegasan atau berlepas diri) kepada mereka. Allah berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ
بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
(yang artinya): Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian
menjadikan Yahudi dan Nashrani sebagai teman dekat/pemimpin karena
sebagian mereka itu adalah teman dekat bagi sebagian yang lainnya.
Maka barangsiapa diantara kalian berloyalitas kepada mereka maka
dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim . (Al Maidah: 51).
Bahkan larangan tersebut berlaku juga bagi kerabat terdekat
sekalipun. Allah berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا ءَابَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا
الْكُفْرَ عَلَى الإِيمَانِ
(yang artinya): Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian
menjadikan bapak-bapak dan saudara-saudara kalian sebagai teman
dekat apabila mereka lebih mencintai kekufuran daripada keimanan .
(At Taubah: 23).
10. Islam mendidik umatnya untuk memerangi para serigala jahat itu
apabila telah melepas bulu-bulu dombanya kemudian menampakkan
gigi-gigi taring dan kuku-kuku tajamnya.
Allah Ta^ala berfirman (yang artinya):
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلاَ تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ
الْمُعْتَدِينَ
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang telah memerangi
kalian namun janganlah kalian (kaum muslimin) melewati batas
(dalam peperangan tersebut) . (Al Baqarah 190).
Peperangan Melawan Yahudi Dan Nashrani Sangat Bertumpu Kepada
Tingkat Kekuatan Kaum Muslimin
Tahapan disyariatkannya peperangan (jihad) Rasulullah Shalallahu
^alaihi wassalam menghadapi orang-orang kafir sebenarnya memiliki
makna yang sangat berharga bagi setiap muslim yang memiliki
kecintaan kepada perjuangan beliau. Tatkala Rasulullah Shalallahu
^alaihi wassalam bersama para shahabat beliau yang dikenal sangat
pemberani, dalam keadaan lemah dan tak berdaya di kota Makkah maka
Allah mengajari mereka agar sabar terhadap penindasan orang-orang
musyrikin dan tetap menjalankan ketakwaannya. Allah berfirman :
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
(artinya): Berilah maaf dan teruslah mengajak orang berbuat
kebaikan (dakwah) serta berpalinglah dari orang-orang bodoh
(kafir) itu . (Al A raaf: 199).
Ketika kondisi mereka sampai pada titik selemah-lemahnya, Allah
Ta^ala belum mengijinkan untuk mereka menuntut hak-hak asasi,
lebih-lebih mengangkat senjata menghadapi tirani musyrikin ketika
itu. Justru Allah memerintahkan mereka untuk berhijrah dari negeri
yang paling mulia di muka bumi ini melebihi Masjidil Aqsha
sekalipun!!
Sampai pada akhirnya Allah membalas kesabaran dan ketakwaan yang
senantiasa mereka jalankan dengan kekuatan yang kokoh untuk
kemudian berjihad melawan segenap kekuatan orang-orang kafir baik
dari kalangan musyrikin, Yahudi, Nashrani, Majusi, Romawi dan
Persia.
Tentu saja tinjauan kemampuan dan kekuatan kaum muslimin melawan
kekuatan besar Yahudi dan Nashrani hendaknya berdasarkan bimbingan
para ulama yang sangat memahami maslahat dan mafsadah bagi kaum
muslimin secara keseluruhan. Allah Ta^ala berfirman :
وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ
وَإِلَى أُولِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللَّهِ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاَتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
(artinya): Dan jika datang kepada mereka (kaum muslimin) sebuah
berita berupa keamanan atau kerusuhan maka ternyata mereka
(tergesa-gesa) menyebarluaskan berita itu (kepada masyarakat
awam). Kalau seandainya saja mereka mengembalikan berita itu
kepada Rasul dan ulil amri (umara dan ulama) diantara mereka, maka
pastilah orang-orang yang dalam ilmunya (para ulama) itu akan
mampu memberikan jalan keluarnya . (An Nisaa : 83).
Prinsip Islam Terhadap Yahudi Dan Nashrani Tegak Diantara Sikap
Tafrith Dan Ifrath
Prinsip-prinsip ini semakin membuktikan keadilan agama ini
diantara dua sikap yang saling bertolak belakang yaitu tafrith
(meremehkan prinsip permusuhan terhadap Yahudi dan Nashrani) dan
ifrath (berlebih-lebihan dalam memusuhi mereka). Bagaimana tidak,
akibat meninggalkan prinsip-prinsip ini banyak kaum muslimim
terjerumus kedalam dua golongan:
– Golongan yang terjerumus ke dalam jeratan tafrith sehingga rela
mengorbankan agamanya hanya untuk mencari keridhaan, secuil dunia
dan pujian orang-orang Yahudi dan Nashrani.
– Golongan yang terjerembab kedalam tipuan ifrath sehingga
mendatangkan mafsadat yang jauh lebih besar dan mengerikan bagi
kelangsungan hidup agama kaum muslimin secara menyeluruh, daripada
maslahatnya.
Kedua macam golongan ini walaupun meniti jalan yang berbeda namun
pada hakekatnya sampai pada tujuan yang sama yaitu hancurnya agama
ini baik cepat maupun lambat. Wallahu a lam.
Mutiara Hadits Shahih
Dari Abu Hurairah Radiyallahu ^anhu, Rasulullah bersabda:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ ! لاَ يَسْمَعُ بِيْ أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ
ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ ، إلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Demi Dzat Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Tidaklah
seorang pun dari Yahudi dan Nasrani yang mendengar akan diutusnya
aku, kemudian mati dalam keadaan tidak beriman dengan apa yang aku
diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni an naar.
(Muttafaqun alaihi)
(Dikutip dari Buletin Islam Al Ilmu Edisi 40/IV/II/1425.
Diterbitkan Yayasan As Salafy Jember. )
↓ =ARSIP-nickname=topick=date→importby:carauntuk.com→for-educational-purpose= ↓
sumber
http://arsip.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=34&func=view&id=2844